• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pengurangan Diameter Cetakan pada Hasil Uji Kompaksi Standar Proctor.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Pengurangan Diameter Cetakan pada Hasil Uji Kompaksi Standar Proctor."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGURANGAN DIAMETER

CETAKAN PADA HASIL UJI KOMPAKSI STANDAR

PROCTOR

Ronald Stevy Tuilan NRP : 0521045

Pembimbing : Ir. Herianto Wibowo, M.T.

ABSTRAK

Kompaksi adalah salah satu pengujian yang penting dalam pembangunan jalan raya. Dalam Tugas Akhir ini dilakukan penelitian tentang uji kompaksi Standar Proctor di laboratorium Universitas Kristen Maranatha. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pengurangan diameter cetakan pada nilai berat isi kering maksimum dan kadar air optimum, hasil uji kompaksi tersebut.

Contoh uji yang diambil dari tanah di antara gedung Fakultas Teknik dan gedung Fakultas Seni Rupa dan Desain. Pengujian awal untuk mengetahui jenis tanah yang dilakukan adalah uji Berat Jenis Butir (Gs), uji Batas-batas Atterberg, dan pengujian Indeks Properti (IP). Dari hasil uji awal, diketahui contoh uji tanah A adalah Lanau MH anorganik dan contoh uji tanah B termasuk Lempung CH anorganik.

Pengujian kompaksi dilakukan dengan menggunakan tiga jenis cetakan, yaitu cetakan standar berdiameter 10,16 cm, dan dua cetakan modifikasi yang diameternya masing-masing, 8 cm dan 5 cm. Hasil uji pada cetakan standar untuk

tanah A adalah γ dry max = 1,219 gr/cm3 dan ω opt = 37,48 %. Hasil uji pada

cetakan diameter 8 cm untuk tanah A adalah γ dry max = 1,214 gr/cm3dan ω opt

= 38,85 % dan pada cetakan ukuran 5 cm untuk tanah A adalah γ dry max = 1,113

gr/cm3dan ω opt = 43,79 %. Hasil uji pada cetakan standar untuk tanah B adalah

γ dry max = 1,247 gr/cm3dan ω opt = 39,

39 %. Hasil uji pada cetakan diameter 8

cm untuk tanah B adalah γ dry max = 1,205 gr/cm3 dan ω opt = 39,85 % dan pada

cetakan ukuran 5 cm untuk tanah B adalah γ dry max = 1,155 gr/cm3 dan ω opt =

44,13 %.

Hasil uji pada kedua cetakan (berdiameter 8 cm dan 5 cm), dimana untuk cetakan diameter 8 cm nilai rata-rata berat isi kering maksimum dan kadar air optimum sekitar 3 % dari cetakan standar, sementara diameter 5 cm nilai rata-ratanya lebih dari 3 %, dari presentasi diatas dapat disimpulkan bahwa hanya cetakan berdiameter 8 cm yang bisa dipakai.

Pemakaian tanah pada uji kompaksi, untuk cetakan berdiameter 8 cm dapat menghemat berat tanah sekitar 33 % dari total tanah pada cetakan Proctor standar (10,16 cm). Hal ini berarti akan menghemat waktu, tenaga dalam persiapan dan pelaksanaan uji lebih cepat serta biaya transportasi tanah uji lebih murah.

(2)

EFFECT REDUCTION IN DIAMETER MOLD ON

TEST RESULT STANDARD PROCTOR

COMPACTION

Ronald Stevy Tuilan NRP : 0521045

Instructor : Ir. Herianto Wibowo, M.T.

ABSTRACT

Compaction is one of the important tests in the construction of highways. In ths final project conducted research on the Standard proctor compaction test in the laboratory Maranatha Christian University. The purpose of this study was to determine the effect of a reduction in the diameter of the mold on the value of the maximum dry density and optimum water content, the compaction test results. Test sample taken from the soil between the Engineering Faculty building and the Art and Design Faculty building. Initial testing to determine the type of soil that is done is Specific Gravity test (Gs), Atterberg Limits test, and Index Property (IP) testing. From the results of early test, be known a sample of soil A from the test it was the inorganic silt MH and sample for soil B it was inorganic clays, CH.

Test results on both the mold (diameter 8 cm and 5 cm), when the diameter mold of 8 cm the maximum dry density and optimum water content average value was around of 3 % of standard mold, while the diameter mold of 5 cm the average value is more than 3 %, from the presentation can be concluded that the diameter mold of 8 cm only can be used.

The used of soil compaction on the test, for 8 cm diameter mold can save about 33 % weight of solis from total sample on a standard mold Proctor (10.16 cm). This means it will save time, effort in the preparation and execution of test faster and cost of soil testing transport will be cheaper.

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN TUGAS AKHIR ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... iv

SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR ... v

SURAT KETERANGAN SELESAI TUGAS AKHIR ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

2.6.2 Pengujian Rubber-Balloon ... 16

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

(4)

4.2 Analisis Data Pengujian Batas-batas Atterberg ... 57

4.8.1 Nilai kadar air optimum terhadap diameter cetakan pada tanah A ... 80

4.8.2 Nilai kadar air optimum terhadap diameter cetakan pada tanah B ... 81

4.9 Analisis data perbandingan berat masing-masing sampel ... 81

4.9.1 Perbandingan berat tanah A masing-masing cetakan ... 81

4.9.2 Perbandingan berat tanah B masing-masing cetakan ... 82

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 83

5.2 Saran ... 84

DAFTAR PUSTAKA ... 85

(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kurva hubungan kadar air terhadap berat isi kering ... 6

Gambar 2.2 Three Wheel Rollers (penggilas roda tiga) ... 7

Gambar 2.3 Tandem Roller (penggilas tandem) ... 7

Gambar 2.4 Pneumatic tired Roller (penggilas roda ban angin) ... 8

Gambar 2.5 Sheep Foot type roller (penggilas kaki kambing) ... 8

Gambar 2.5 Vibratory Roller (penggilas getar) ... 9

Gambar 2.7 Cetakan / Mold dan Palu / Rammer ... 10

Gambar 2.8 Urutan penumbukan per lapisan ... 11

Gambar 2.9 Kurva kompaksi berdasarkan IP ... 12

Gambar 2.10 Kurva kompaksi berdasarkan energinya ... 13

Gambar 3.1 Diagram alir pengujian ... 18

Gambar 3.2 Grafik Indeks Plastisitas dengan Batas Cair ... 23

Gambar 3.3 Cumulative Particle-Size plot ... 24

Gambar 3.4 Tampak samping/denah tempat pengambilan tanah ... 27

Gambar 3.5 Lokasi pengambilan tanah ... 28

Gambar 3.6 Quartering tanah sampel A ... 28

Gambar 3.7 Quartering tanah sampel B ... 29

Gambar 3.8 1 set alat Proctor standar ... 48

Gambar 3.9 1 set alat cetakan diameter 8 cm ... 49

Gambar 3.10 1 set alat cetakan diameter 5 cm... 49

Gambar 3.11 Timbangan manual dan elektronik ... 49

Gambar 3.12 Gelas ukur ... 50

Gambar 3.13 Botol semprot ... 50

Gambar 3.14 Oven ... 50

Gambar 3.15 Kontainer ... 51

Gambar 3.16 Desikator ... 51

Gambar 3.17 Spatula ... 51

Gambar 3.18 Gergaji kawat ... 51

Gambar 3.19 Palu karet ... 51

Gambar 3.20 Saringan no. 4 ... 52

Gambar 3.21 Extruder ... 52

Gambar 4.1 Kurva alir tanah A ... 57

Gambar 4.2 Bagan plastisitas tanah A ... 58

Gambar 4.3 Kurva alir tanah B ... 59

Gambar 4.4 Bagan plastisitas tanah B ... 60

Gambar 4.5 Kurva distribusi ukuran butir tanah A ... 62

Gambar 4.6 Kurva distribusi ukuran butir tanah B ... 63

Gambar 4.7 Kurva kompaksi 1, diameter 10,16 cm ... 65

Gambar 4.8 Kurva kompaksi 2, diameter 10,16 cm ... 66

Gambar 4.9 Kurva kompaksi 3, diameter 10,16 cm ... 66

Gambar 4.10 Kurva kompaksi 1, diameter 8 cm ... 67

Gambar 4.11 Kurva kompaksi 2, diameter 8 cm ... 67

Gambar 4.12 Kurva kompaksi 3, diameter 8 cm ... 68

(6)

Gambar 4.14 Kurva kompaksi 2, diameter 5 cm ... 69

Gambar 4.15 Kurva kompaksi 3, diameter 5 cm ... 69

Gambar 4.16 Kurva kompaksi 1, diameter 10,16 cm ... 70

Gambar 4.17 Kurva kompaksi 2, diameter 10,16 cm ... 70

Gambar 4.18 Kurva kompaksi 3, diameter 10,16 cm ... 71

Gambar 4.19 Kurva kompaksi 1, diameter 8 cm ... 71

Gambar 4.20 Kurva kompaksi 2, diameter 8 cm ... 72

Gambar 4.21 Kurva kompaksi 3, diameter 8 cm ... 72

Gambar 4.22 Kurva kompaksi 1, diameter 5 cm ... 73

Gambar 4.23 Kurva kompaksi 2, diameter 5 cm ... 73

Gambar 4.24 Kurva kompaksi 3, diameter 5 cm ... 74

Gambar 4.25 Kurva kompaksi diameter 10,16 cm ... 76

Gambar 4.26 Kurva kompaksi diameter 8 cm ... 77

Gambar 4.27 Kurva kompaksi diameter 5 cm ... 77

Gambar 4.28 Kurva kompaksi diameter 10,16 cm ... 78

Gambar 4.29 Kurva kompaksi diameter 8 cm ... 78

Gambar 4.30 Kurva kompaksi diameter 5 cm ... 79

Gambar 4.31 Kurva diameter mold vs γ dry max pada tanah A ... 79

Gambar 4.32 Kurva diameter mold vs γ dry max pada tanah B ... 80

Gambar 4.33 Kurva diameter mold vs ω optimum pada tanah A ... 80

Gambar 4.34 Kurva diameter mold vs ω optimum pada tanah B ... 81 Gambar 4.35 Perbandingan berat tanah A masing-masing cetakan .. 81

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Berat jenis air ... 33

Tabel 3.2 Penggolongan tanah berdasarkan Gs ... 33

Tabel 3.3 Berat sampel berdasar diameter maksimum ... 39

Tabel 3.4 Nilai K pada perhitungan analisa hidrometer ... 43

Tabel 3.5 Nilai kedalaman efektif, L ... 44

Tabel 3.6 Penggolongan tanah berdasarkan uji IP ... 47

Tabel 4.1 Batas plastis tanah A ... 57

Tabel 4.2 Batas plastis tanah B ... 59

Tabel 4.3 Perhitungan analisa saringan tanah A ... 61

Tabel 4.4 Perhitungan analisa saringan tanah B ... 62

Tabel 4.5 Perhitungan Analisa hidrometer tanah A ... 63

Tabel 4.6 Perhitungan Analisa hidrometer tanah B ... 64

(8)

DAFTAR NOTASI

Cc Coefficient of Curvature

Cu Coefficient of Uniformity

Gs Berat Jenis Butir

GT Baret Jenis Air

IP Index Properties

L Kedalaman efektif (Effective Depth)

LI Indeks Kecairan (Liquidity Index)

LL Batas cair (Liquid Limit)

Pc Bagian butir kasar (Coarse Fraction)

PF Bagian Butir Halus(Finer Fraction)

PI Indeks Plastisitas (Plasticity Index)

PL Batas Plastis (Plastic Limit)

Ra Read Actual

Rc Read Correction

Sr derajat Kejenuhan (Degree of Saturation)

V Volume

w Kadar air

Wn Kadar air alami

Ws Berat Tanah

Ww Berat Air

γ Berat jenis tanah

γ’ Berat jenis tanah efektif

γdry Berat tanah kering

γsat Berat jenis tanah jenuh air

γwet Berat tanah basah

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Data Pengujian Berat jenis Butir Tanah (Gs) ... 84

Lampiran 2 Data Pengujian Batas-batas Atterberg ... 84

Lampiran 3 Data Pengujian Analisa Ukuran Butir ... 85

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pada masa sekarang teknologi dan ilmu-ilmu yang ada semakin

berkembang dan bervariasi, namun tetap mempunyai tujuan yang sama.

Perkembangan ini membuat suatu aktivitas atau proses menjadi lebih mudah dan

cepat, sehingga waktu yang dibutuhkan lebih singkat dan ini sangat membantu

manusia dalam kesehariannya.

Dalam penyusunan tugas akhir di bidang geoteknik ini, khususnya dalam

hal pemadatan tanah atau kompaksi, akan dilakukan penelitian tentang hal

memperkecil diameter cetakan kompaksi, sehingga jumlah/berat contoh uji

menjadi lebih sedikit dan proses uji kompaksi lebih cepat dan lebih ringan

(sedikit).

Pemadatan atau kompaksi adalah suatu proses pengeluaran pori-pori udara

dari dalam tanah dengan cara mekanis (digilas/ditumbuk). Pada pembuatan

timbunan untuk lantai gudang, jalan atau jalan raya, dan pekerjaan teknik sipil

lainnya (misal: dam/bendungan), tanah dasar atau timbunan haruslah dipadatkan

untuk meningkatkan derajat kepadatannya, kekerasannya serta mengurangi nilai

permeabilitasnya. Pemadatan tersebut berfungsi juga untuk meningkatkan

kekuatan tanah, sehingga dengan demikian meningkatkan daya dukung struktur

diatasnya.

Pengujian kompaksi di laboratorium dilakukan dengan 2 cara yaitu

Standard Proctor dan Modified Proctor, dan hasilnya digunakan untuk standar

bagi pelaksanaan pemadatan di lapangan. Pada penelitian ini digunakan cetakan

(mold) ukuran standar.

Untuk membuat satu grafik lengkung/kurva kompaksi dimana pada

prosesnya minimal 5x uji dengan kadar air yang berbeda, digunakan juga cukup

banyak tanah, kira-kira sebanyak 5 x 942,07 cm3 = 4710,35 cm3, berarti seberat

(11)

memerlukan 3 kurva untuk memperoleh kepastian harga berat isi kering

maksimum (γdry max) dan kadar air optimum (ω opt), itu berarti memerlukan

volume tanah uji sebesar 3 x 4710,35 cm3 =14.131 cm3 dan beratnya 8 x 3 = 24

Kg.

Untuk keperluan bahan timbunan suatu proyek, umumnya dilakukan

pemeriksaan atas beberapa atau sebanyak mungkin jenis contoh uji, itu membuat

volume contoh uji menjadi sangat besar dan sangat berat.

Jumlah tanah uji yang sangat besar dan berat itu, akan membuat biaya

transportasi contoh tanah dari lokasi sumber tanah ke laboratorium menjadi

mahal, dan ini menjadi salah satu permasalahan pengujian kompaksi di

laboratorium.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut diteliti penggunaan cetakan

(mold) yang lebih kecil, sehingga volume/berat contoh uji berkurang. Selanjutnya

dalam penelitian ini diperiksa pengaruh pengurangan diameter cetakan pada hasil

uji kompaksi Standar Proctor [berat isi kering (γ dry) dan kadar air (ω)].

1.2 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah melakukan pengujian pemadatan tanah

atau kompaksi dengan menggunakan diameter cetakan (mold) yang diperkecil,

lebih kecil dari cetakan Proctor standar (Standard Proctor).

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pengurangan

diameter cetakan pada hasil uji kompaksi alat uji baru terhadap hasil uji kompaksi

Proctor standar.

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan

Ruang lingkup dari pembahasan dalam penelitian ini dibatasi sebagai

berikut:

a) Jenis tanah yang diuji ada 2 jenis.

b) Uji kompaksi yang digunakan adalah uji kompaksi Proctor standar.

c) Digunakan 3 ukuran diameter cetakan yaitu :

a. Diameter standar (10,16 cm)

(12)

c. Diamater modifikasi II (5 cm)

d) Energi per volume sama besarnya (6,725 Kg/cm2) pada seluruh pengujian

kompaksi.

e) Tinggi 3 macam cetakan dimana cetakan standar yang ada di Laboratorium

Mekanika Tanah FT Jurusan Sipil Universitas Kristen Maranatha tingginya

adalah 11,62 cm dan 2 cetakan modifikasi lainnya dibuat setinggi 12,9 cm.

f) Ukuran diamater palu dibuat setengah diameter cetakan.

g) Tinggi jatuh palu dibuat sama = 32 cm.

h) Jumlah tumbukan per lapis tiap cetakan yaitu :

a. Cetakan standar 10,16 cm = 25 tumbukan (standar)

b. Cetakan diameter 8 cm = 27 tumbukan

c. Cetakan diameter 5 cm = 26 tumbukan

i) Untuk mendapatkan kepastian harga berat isi kering maksimum (γ dry max)

dan kadar air optimum (ω opt) pada hasil uji 1 cetakan (mold) per jenis tanah

memakai 3 grafik lengkung/kurva.

j) Penelitian dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah FT Jurusan Sipil

Universitas Kristen Maranatha.

1.4 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dari laporan tugas akhir ini terdiri dari 5 (lima) bab,

dengan ruang lingkup pembahasan sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan

Membahas mengenai latar belakang penelitian, maksud dan tujuan

penelitian, serta ruang lingkup pembahasan dan sistematika penulisan.

BAB II Tinjauan Pustaka

Membahas tentang landasan teori dan penjelasan tentang pengujian

(13)

BAB III Metodologi Penelitian

Membahas tentang proses desain dan pembuatan alat uji yang di

modifikasi, khususnya pada berat palu dan langkah-langkah dalam melakukan

pengujian awal dan pengujian kompaksi.

BAB IVAnalisis Data Hasil Pengujian

Berisikan data hasil uji kompaksi berupa grafik hubungan antara berat isi

kering maksimum (γdry max) dengan kadar air optimum (ω optimum) dan juga

perbandingannya terhadap diameter cetakan serta perbandingan berat contoh

tanah uji dari masing-masing cetakan.

BAB V Kesimpulan dan Saran

Berisi penutup dari penulisan Tugas Akhir yang berupa kesimpulan dan

(14)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Dari tabel 4.8 perbedaan nilai berat isi kering maksimum tanah A pada

cetakan diameter 8 cm terhadap cetakan standar, kurang dari 3 %. Dan

untuk cetakan diameter 5 cm, perbedaannya sekitar 8 %.

2. Dari tabel 4.9 perbedaan nilai berat isi kering maksimum tanah B pada

cetakan diameter 8 cm terhadap cetakan standar, sekitar 3 %. Dan

untuk cetakan diameter 5 cm, perbedaannya sekitar 7 %.

3. Dari tabel 4.8 perbedaan nilai kadar air optimum tanah A pada cetakan

diameter 8 cm terhadap cetakan standar, sekitar 3 %. Dan untuk

cetakan diameter 5 cm, perbedaannya sekitar 16 %.

4. Dari tabel 4.9 perbedaan nilai kadar air optimum tanah B pada cetakan

diameter 8 cm terhadap cetakan standar, kurang dari 3 %. Dan untuk

cetakan diameter 5 cm, perbedaannya 12 %.

5. Perbedaan nilai berat isi kering maksimum/maximum dry density

(MDD) atau pun nilai kadar air optimum/optimum water content

(OMC) dari cetakan modifikasi terhadap cetakan standar, secara

umum tidak melebihi 10 %, nilai yang melebihi 10 % hanya terdapat

pada nilai kadar air optimum cetakan diameter 5 cm saja. Perbedaan

diatas dikarenakan tanah yang diuji, termasuk jenis tanah dalam kurva

no. 7 pada gambar 2.9, dan termasuk tanah yang kurang cocok untuk

dikompaksi sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut pada

tanah yang cocok untuk dikompaksi.

6. Dari hasil uji kompaksi, nilai rata-rata berat isi kering maksimum

(γdry max) dan kadar air optimum (ω opt) cetakan berdiameter 8 cm,

sekitar 3 % dan kurang dari 10 % dari cetakan standar, maka cetakan

(15)

7. Dari total pemakaian tanah pada pengujian kompaksi, dapat

disimpulkan untuk cetakan berdiameter 8 cm dapat menghemat tanah

sekitar 33 % dari total tanah pada cetakan Proctor standar (10,16 cm).

Pengurangan berat contoh uji, berarti uji dapat dilakukan lebih cepat

dan adanya pengurangan biaya transportasi.

5.2 Saran

1. Pengujian perlu dilakukan pada jenis tanah lain.

2. Perlu dilakukan studi lanjut terhadap pengaruh energi kompaksi, pada

diameter 8 cm dan 5 cm.

3. Perlu dilakukan studi lanjut terhadap pengaruh diameter palu, selain

(16)

DAFTAR PUSTAKA

1. Das, Braja M., 1994, Mekanika Tanah (Prinsip-Prinsip Rekayasa Geoteknis)

Jilid 1 & 2, Penerbit Erlangga, Jakarta.

2. Das, Braja M., 1998, Principles of Geotechnical Engineering 4th Edition,

PWS Publishing Company, Boston.

3. Holtz, Robert D. & Kovacs, William D., 1981, An Introduction to

Geotechnical Engineering, Prentice-Hall, Inc., Englewood Cliffs, New

Jersey.

4. Laboratorium Mekanika Tanah, Prosedur Praktikum Laboratorium Mekanika

Tanah, Universitas Kristen Maranatha, Bandung.

5. Wesley, D. L., 2012, Mekanika Tanah untuk Tanah Endapan & Residu,

Referensi

Dokumen terkait

įrašyta ir Statuto I skyriaus 9 straipsnyje: „visais laikais turi būti išsaugota, kad visi mūsų valdiniai, tiek vargšai, tiek turtingi, kokios bebūtų padėties ar luomo,

Apakah harga yang ditawarkan Sambel Layah cabang Kendal sesuai dengan produk dan pelayanan yang Anda dapatkan.. Jawaban : Ya

Berdasarkan Center for Occupational Research and Development (CORD) penerapan pembelajaran kontekstual digambarkan sebagai berikut: 7 1. Relating , belajar dikaitkan dengan

Langkah berikutnya adalah menentukan keluaran fuzzy dengan membandingkan rule strength dari seluruh rule yang dispesifikasikan oleh label qonsequent yang sama ( contohnya,

Aspek nilai, bahwa situs Kali Raja merupakan situs yang memiliki arti penting bagi sejarah terbentuknya Raja Ampat; aspek idiologi, bahwa situs ini sebagai gambaran jati diri

Jika terjadi keterlambatan, maka Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi atau Perseroan yang menyebabkan terjadinya keterlambatan tersebut wajib membayar kepada para pemesan untuk

Alasan burung ini sangat disukai masyarakat saat ini karena selain banyak berbagai jenis, burung kicau ini juga memiliki suara yang merdu.. Masing-masing burung kicau ini

Pada penelitian Washlina Marisha Sarah (2012) yang berjudul “Sistem Informasi Berbasis Web pada Car rental Prabu Transport Yogyakarta” dengan latar belakang