• Tidak ada hasil yang ditemukan

Akuntansi Utang Jangka Pendek

Dalam dokumen MODUL AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH (Halaman 47-61)

BAB V AKTIVA TETAP

AKUNTANSI HUTANG A. Pengertian

D. Akuntansi Utang Jangka Pendek

Seperti telah dibahas pada bagian di atas, utang jangka pendek tidak perlu didiskontokan ke nilai sekarang. Yang termasuk utang ini adalah utang usaha (account payable), serta berbagai utang opersional seperti utang gaji, listrik, telepon, pajak dan sebagainya.

No. Jenis Utang Perlakuan

1. Account Payable Utang ini dicatat jika hak kepemilikan barang sudah berpindah kepada perusahaan. Dilihat dari jumlahnya, yang dicatat adalah sebesar jumlah yang akan dibayar yaitu harga faktur.

2. Utang biaya Dicatat manakala jasa sudah dikonsumsi dan sebesar jumlah yang akan dibayar.

Pada prinsipnya utang akan dicantumkan sebesar nilai tunai dari utang-utang tersebut. . tetapi pada umumnya utang jangka pendek akan dicantumkan sebesar nilai nominalnya. Penyimpangan ini dilakukan dengan dasar anggapan bahwa selisih antara nilai nominal dengan nilai tunainya adalah relative kecil.

Batasan yang biasa digunakan untuk pengelompokkan utang- utang tersebut adalah jangka waktu pembayaran atau pelunasan dari aktiva tersebut. APabila utang-utang itu akan dibayar dalam jangka waktu siklus operasi perusahaan, atau dalam waktu satu tahun, maka aktiva tersebut akan digolongkan atau dikelompokkan sebagai utang jangka pendek. Karena siklus perusahaan tersebut berbesa-beda, maka batasan seperti itu kurang dapat memenuhi kaidah yang ideal, maka batasan yang lebih baik adalah: “suatu kewajiban akan dikelompokkan sebagai utang jangka pendek apabila pelunasannya akan dilakukan dengan menggunakan sumber-sumber aktiva lancer atau dengan menimbulkan utang jangka pendek yang baru .”

Dengan batasan seperti ini, maka kesulitan yang timbul dari perbedaan jangka waktu silkus usaha dapat diatasi. Berikut ini akan dibahas pengelompokkan utang jangka pendek ke dalam:

1) utang jangka pendek yang jumlahnya dapat diketahui

2) utang jangka pendek yang jumlahnya belum dapat dotetapkan 3) utang-utang bersyarat

Ad1) Utang Jangka Pendek yang Sudah Pasti:

Utang jangka pendek dikatakan sudah pasti bila memnuhi syarat:

1) kewajiban untuk membayar sudah pasti, artinya sudah terjadi transaksi yang menimbulkan kewajiban membayar.

2) Jumlah yang harus dibayar sudah pasti.

Utang-utang yang memenuhi dua syarat di atas, terdiri dari berbagai jenis utang, antara lain:

- utang dagang dan utang wesel

- utang jangka panjang yang jatuh tempo pada periode bersangkutan - utang dividen

- uang muka dan jaminan yang dapat diminta kembali - Dana yang dikumpulkan untuk pihak ketiga

- Utang Biaya (Biaya yang masih harus dibayar) - Pendapatan diterima di muka

Berikut ini diuraikan masing-masing jenis utang jangka pendek tersebut:

Utang Dagang dan Utang Wesel

Utang dagang dan utang wesel biasanya timbul dari pembelian barang-barang atau jasa-jasa dan dari pinjaman jangka pendek.Dalam menentukan jumlah utang jangka pendek, perlu diperhitungkan utang atas barang-barang yang dibeli yang masih dalam perjalanan. Pencatatan utang atas pembelian barang yang maih dalam perjalanan harus memperhitungkan syarat pengirimannya.

Ilustrasi:

PT Menang menerbitkan sebuah utang wesel (notes payable) untuk PT Maju dengan syarat 90 hari, 12

%, nominal Rp. 1.000 , yang diterbtikan pada 1 Desember 2007 atas penggantian utang dagang senilai yang sama yang telah jatuh tempo. Maka jurnal yang dibutuhkan mencatat transaksi tersebut:

Jurnal di Buku PT Menang

1 Desember (D) Utang Dagang – PT Maju 1.000 (K) Utang Wesel

(untuk penerbitan utang wesel 90 hari, 12 %)

Pada 31 Desember 2007 (pada kahir peroode akuntansi), sebuah ayat jurnal penyesuaian (AJP) harus disiapkan untuk mencatat pendapatan bunga akrual (yang masih harus diterima) dari tanggal 1 Desember 2007 – 31 Desember 2007 sejumlah 30 hari . Maka perhitungan bunga adalah:

Rp. 1.000x12%x30/360 =Rp.10

Maka AJP yang dicatat oleh PT Menang adalah 31 Desember (D) Beban Bunga 10

(K) Utang Bunga *Bunga YMH Dibayar) 10

Utang bunga tersebut dilaporkan di neraca pada 31 Desember 2007 sebagai Utang Lancar / Utang jangka pendek (Current Liabilities). Kemudian akun beban bunga harus ditutup pada 31 Desember 2007 dan jumlah tersebut dilaporkan pada kelopmpok Beban Lain-lain di laporan Laba-rugi untuk periode waktu yang berakhir pada 31 Desember 2007.

Ada metode yang menerapkan bahwa ayat jurnal pembalik (reversing entries) , bila jumlah yang jatuh tempo pada tahun 2008 maka bagian bunga yang akan dibayar akan berkurang karena timbulnya utang bunga pada 31 Desember 2007 (perhatikan AJP di atas). Tetapi untuk menghindari kemungkinan lupa/hilangya data pengakuan utang bunga ini, atau untuk menghindari ketidaktetapatan analisa pembayaran bunga pada tahun 2008, maka perlu dipertimbangkan membuat ayat jurnal pembalik setelah

seluruh perkiraan ditutup. (Dibuat pada awal periode akuntansi tahun buku berikutnya). Jurnlanya adalah dengan mendebet akun Utang bunga dan mengkredit Beban Bunga sejumlah bunga yang telah diakui sebagai beban pada periode 2007.

1 Januari 2008 Reversing entry

(D) Utang Bunga (bunga YMH Dibayar) 10

(K) Beban Bunga 10

Pada saat wesel tersebut jatuh tempo dan pembayaran dilaksanakan , begitu pula beban bunga didebet dengan ilustrasi sebagai berikut :

1 Maret 2008 (D) Utang Wesel 1.000 (D) Beban Bunga 30

(K) Kas / Bank 1.030

Perhitungan bunga: 1.000 x 12 % x 90/360

Bisa pula terjadi, wesel (notes) diterbitkan pada saat meminjam dana / uang ke bank. Meskipun terdapat sejumlah jenis dan variasi dalam tingkat bunga dan periode pembayarannya, tetapi yang paling lazim adalah peminjam menerbitkan wesel berbunga (interest bearing notes) untuk sejumlah pinjaman yang diperoleh dari bank.

Ilustrasi:

Diasumsikan pada Bulan 19 September 2001 sebuah firma meminjam dana Rp. 4.000.000 dari Bank Diamond. Perusahaan menerbitkan wesel berbunga 90 hari, 15 %. Maka pengaruh dari transasksi ini adalah :

19 Sept 2001 : (D) Kas 4.000.000

(K) Utang Wesel 4.000.000

Pada saat wesel jatuh tempo, yaitu 90 hari kemudian, maka peminjama melunasi pokok wesel 4.000.000 dan ditambah bunga Rp. 150.000. Maka perkiraan yang akan berpengaruh dalam jurnal tersebut adalah:

18 Desember 2001 : (D) Utang Wesel 4.000.000 (D) Beban Bunga 150.000

(K) Kas / Bank 4.150.000 E. Akuntansi Utang Jangka Panjang

Utang jangka panjang merupakan utang yang jatuh tempo melebihi satu tahun sejak tanggal neraca. Utang jangka panjang dapat didukung dengan menerbitkan sertifikat yang lazim disebut surat Obligasi. Mempertimbangkan relevansinya dengan transaksi utang pada kementerian negara/lembaga, bab ini tidak membahas secara rinci mengenai akuntansi utang jangka panjang.

1. Utang Jangka Panjang

Utang jangka panjang adalah utang-utang yang pelunasannya akan dilakukan dalam waktu lebih dari satu tahun atau akan dilunasi dari sumber- sumber yang bukan dari kelompok aktiva lancar.

Jenis utang jangka panjang diantaranya adalah utang obligasi, utang wesel jangka panjang, utang hipotik, uang muka dari perusahaan afiliasi, utang kredit bank jangka panjang dan Iain- lain. Utang jangka panjang timbul karena adanya kebutuhan dana untuk pembelian tambahan aktiva tetap, menaikkan jumlah modal kerja permanen, membeli perusahaan lain atau dimungkinkan untuk

2. Utang Obligasi

Apabila perusahaan membutuhkan tambahan modal kerja tetapi tidak dapat melakukan emisi saham baru, dapat dipenuhi dengan cara mencari utang jangka panjang. Dalam hal sulit mencari utang yang jumlahnya besar dari satu sumber, perusahaan dapat mengeluarkan surat obligasi. Surat obligasi ini akan dapat dijual bila reputasi perusahaan cukup baik dan dipandang akan dapat tetap berdiri selama jangka waktu beredarnya obligasi tersebut. Harga jual obligasi tergantung pada tarif bunga obligasi. Semakin besar bunganya, harga jual obligasi tersebut akan semakin tinggi dan sebaliknya semakin rendah tingkat bunga obligasi harga jualnya akan semakin rendah. Pengeluaran obligasi dari suatu perusahaan dapat dilakukan dengan cara penjualan langsung atau melalui lembaga-tembaga keuangan.

Obligasi yang dikeluarkan dicatat dalam rekeningnya sebesar nilai nominal. Dalam hal harga jual obligasi tidak sama dengan nominal, selisihnya dicatat tersendiri yaitu bila dijual di atas nominal selisihnya dicatat dalam rekening agio obligasi, jika harga jualnya di bawah nilai nominal, selisihnya dicatat dalam rekening disagio obligasi.

Biaya penjualan obligasi diperhitungkan sebagai pengurang harga jual dan tidak dicatat dalam rekening tersendiri. Apabila obligasi itu dikeluarkan untuk menukar aktiva tetap, pencatatannya dilakukan dengan jumlah sebesar harga jual obligasi. Harga jual ini dicatat sebagai harga perolehan aktiva tetap.

Jika harga jual obligasi tidak dapat diketahui, pencatatan dapat menggunakan jumlah harga pasar (harga penilaian) aktiva tetap. Kalau harga jual obligasi atau harga pasar aktiva tetap yang dijadikan dasar pencatatan utang obligasi itu tidak sama dengan nilai nominal obligasi, selisihnya dicatat dalam rekening agio atau disagio obligasi.

Pengeluaran obligasi dapat dicatat dengan dua cara yaitu:

a)

Pencatatan hanya pada obligasi yang terjual

b)

Obligasi yang terjual dan yang belum terjual dicatat.

Untuk menjelaskan kedua metode tersebut, berikut disajikan contoh sebagai berikut:

Pada tanggal 1 Januari 2005 Riza Fadila merencanakan pengeluaran obligasi sebesar Rp l.000.000,- dengan bunga 10% per tahun. Obligasi akan dijual pada waktu yang berbeda-beda tergantung pada kebutuhan uang. Misalnya transaksi penjualan yang terjadi seperti di bawah, jurnal yang dibuat sebagai berikut:

Transaksi Jurnal

1 Januari 2005

Tidak ada Jurnal merencanakan

pengeluaran obligasi 10%,

Rp1.000.000,-

1 April 2005 Kas Rp735.000,-

Obligasi

Rp 700.000,- nominal

Rp700.000,- Utang obligasi dijual dengan kurs

105 Agio obligasi 35.000,-

18 Juli 2005 Obligasi

Kas Rp99.000,-

Rpl00.000,- nominal Rp

100.000,- Disagio obligas 1.000,- dijual dengan kurs

99% Utang obligasi

b) Obligasi yang terjual ataupun belum terjual dicatat 1 Januari 2005 Obligasi yang

Rp1.000.000,- merencanakan belum terjual

Rp1.000.000,- pengeluaran

obligasi Otorisasi utang

10%, obligasi

Rp1.000.000,-

1 April 2005 Kas Rp735.000,-

Obligasi nominal Utang obligasi Rp 700.000,- Rp700.000,- dijual Agio obligasi 35.000,- dengan kurs 105

18 Juli 2005 Kas Rp99.000,-

Obligasi nominal

Rp Disagio obligas 1.000,-

100.000,- dijual Utang obligasi Rpl00.000,- dengan kurs 99%

Jika pencatatan obligasi dilakukan dengan cara kedua yaitu jumlah yang diotorisasi dicatat dalam buku, jumlah obligasi yang beredar dapat diketahui dari rekening otorisasi utang obligasi dikurangi saldo rekening obligasi yang belum terjual.

Kadang-kadang penjualan obligasi dilakukan dengan cara pesanan lebih dahulu. Dalam cara ini pembeli membayar uang muka dan akan melunasi pada tanggal tertentu. Dalam penjualan obligasi melalui pesanan, surat obligasi baru diserahkan pada pembeli bila harga obligasi sudah dilunasi. Jumlah yang belum dilunasi oleh perusahaan dicatat sebagai piutang dan jumlah obligasi yang dipesan dikreditkan ke rekening utang obligasi dipesan. Pencatatan agio atau disagio obligasi dilakukan pada waktu pesanan diterima. Jurnal yang dibuat bila terjadi pesanan obligasi dapat dilihat dari contoh berikut ini:

a)

Hanya obligasi yang terjual yang dicatat.

Diterima pesanan 200 Piutang pesanan

obligasi 121.200,-

lembar obligasi dengan Utang obligasi

dipesan Rp200.000,-

kurs 101. Pembayaran Agio obligasi 2.000,-

pertama sebesar 40%.

1 Juli 2005

Diterima uang sisa pe- Kas Rp40.450,-

Rp40.450,- sanan 60% dari obligasi Piutang pesanan

sebanyak 75 lembar = obligasi 60% x 75 x Rpl.010,- =

Rp40.450,-

1 Juli 2005 Ulang obligasi

dipesan Rp75.000,-

Rp75.000,- 75 lembar obligasi dise- Ulang obligasi

rahkan kepada pemesan

a)

Obligasi yang terjual ataupun yang belum terjual dicatat.

1 Januari 2005 Obligasi yang belum

Rp1.000.000,-

Rp1.000.000,- Merencanakan terjadi

pengeluaran obligasi Otorisasi utang 10%, Rp1.000.000,- obligasi (nominal @Rp1.000,-)

1 Mei 2005 Kas Rp80.800,-

Diterima pesanan 200 Piutang pesanan

obligasi 121.200,-

lembar obligasi dengan Utang obligasi dipesan

sanan 60% dari obligasi Piutang pesanan

sebanyak 75 lembar = obligasi 60% x 75 x Rpl.010,- =

Rp40.450,-

1 Juli 2005 Ulang obligasi

dipesan Rp75.000,-

Rp75.000,- 75 lembar obligasi dise- Ulang yang

belum rahkan kepada terjual

pemesan

Apabila pada tanggal penyusunan neraca masih ada pesanan obligasi yang belum dilunasi maka saldo rekening utang obligasi dipesan dilaporkan di dalam neraca menambah utang obligasi, sedang rekening piutang pesanan obligasi dilaporkan dalam kelompok aktiva lancar jika akan dilunasi dalam waktu satu tahun. Apabila pelunasan-nya lebih dari satu tahun dilaporkan dalam kelompok aktiva Iain-lain. Rekening agio obligasi dilaporkan menambah utang obligasi dalam neraca dan disagio obligasi dilaporkan mengurangi utang obligasi.

Prosedur Amortisasi Agio Dan Disagio Obligasi

Penjualan obligasi dengan harga yang lebih besar atau lebih kecil dari nilai nominalnya menimbulkan agio atau disagio obligasi. Agio atau disagio merupakan penyesuaian terhadap tarif bunga nominal karena tarif bunga obligasi tidak sama dengan tingkat bunga di pasar. Dengan kata lain, agio atau disagio obligasi merupakan kapitalisasi dari perbedaan tarif bunga obligasi dengan tingkat bunga umum selama umur obligasi. Apabila dalam penjualan obligasi timbul disagio, maka disagio ini akan ditambahkan pada biaya bunga obligasi yang dibayarkan selama umur obligasi dan dikreditkan ke rekening disagio obligasi.

Apabila penjualan obligasi menimbulkan agio, maka agio ini merupakan pengurangan terhadap biaya bunga obligasi yang dibayar selama umur obligasi dan dikreditkan ke rekening biaya bunga obligasi. Amortisasi agio atau disagio obligasi dapat dilakukan dengan cara garis lurus ataupun bunga efektif.

Berikut disajikan contoh untuk menghitung amortisasi agio atau disagio obligasi dengan cara garis lurus, PT Riza Fadila mengeluarkan obligasi nominal Rp l.000.000,- umur 5 tahun, bunga 10% per tahun

dibayarkan tiap setengah tahun. Obligasi tersebut dijual dengan harga Rp l.050.000,-.

Tabel perhitungan amortisasi agio metode garis lurus : Tahu n Pembay Bunga yang Amortisasi

aran Dibayar

Agio l/I0x

Bunga Agio Nilai Buku

Ke Bunga (5% x

Rp50.000,-

Efektif Obligasi Obligasi

Ke nominal)

Rp50.000,- Rp1.050.000,- 1 1 Rp50.000,- Rp5.000,- Rp45.000,- 45.000,- 1.045.000,-

2 50.000,- 5.000,- 45.000,- 40.000,- 1.040.000.00 dibayar dikurangi dengan amortisasi agio untuk periode yang bersangkutan. jumlah ini selalu sama untuk setiap periode. Nilai buku obligasi bisa dihitung dari nilai nominal ditambah dengan jumlah agio obligasi yang belum diamortisasi.

Bila obligasi dijual dengan harga di bawah nilai nominal sehingga timbul disagio maka perhitungan beban bunga periodik dan nilai buku obligasi dilakukan dengan cara sebagai berikut:

Biaya bunga

= Bunga yang dibayarkan ditambah amortisasi disagio.

Nilai buku obligasi

= Nilai nominal dikurangi disagio yang belum diamortisasi.

Selanjutnya disajikan contoh perhitungan amortisasi disagio,

PT Millenia Makmur mengeluarkan obligasi sebesar nominal Rpl.000.000,-. Umur 5 tahun, bunga 10% dibayarkan tiap setengah tahun. Obligasi tersebut dijual dengan harga Rp925.000,-.

Tabel perhitungan amortisasi disagio metode garis lurus Tahun

Disagio Obligasi Nilai Buku Obligasi

Rp75.000.00 Rp 925.000,-

1 1 Rp50.000.00 Rp7.500,- Rp57.500,- 67.500,- 932.500,-

Selain menggunakan metode garis lurus untuk amortisasi agio atau disagio, perusahaan dapat menggunakan metode bunga efektif. Metode bunga efektif memberikan hasil perhitungan yang lebih baik jikai dibandingkan dengan metode garis lurus. Bila digunakan metode bunga efektif, maka biaya bunga efektif tiap periode tidak sama besarnya. Biaya bunga setiap periode dihitung dengan mengalikan tarif bunga efektif dengan nilai buku obligasi. Nilai buku obligasi adalah nominal obligasi ditambah agio atau dikurangi disagio obligasi yang belum diamortisasi. Selanjutnya disajikan contoh perhitungan amortisasi agio dengan metode tarif efektif, misalnya PT Hasta Millenia mengeluarkan obligasi nominal Rpl.000.000,-, umur 5 tahun, bunga 10% per tahun dibayarkan tiap setengah tahun. Obligasi itu dijual pada awal periode dengan harga Rpl.081.105,-. Pembeli mengharapkan bunga efektif (seperti yang berlaku di pasar) sebesar 8%. Harga jual obligasi sebesar Rpl.081.105,-dapat dihitung sebagai berikut:

Nilai jatuh tempo obligasi Rpl.000.000,- Nilai tunai Rpl.000.000,-, bunga 8%,

5

tahun = Rp675.560,-

Nilai tunai bunga Rp50.000,-, sepuluh

kali tiap setengah tahun, dengan tarif

8% = 405.545,2-)

Harga jual obligasi 1.081.105,-

Agio obligasi Rp 81.105,-

Agio obligasi sebesar Rp81.105,- yang diamortisasi selama umur obligasi dengan metode bunga efektif yaitu sebagai berikut :

Tabel perh1tungan amortisas1 agio metode bunga efektif obligasi berbunga 10%

dengan yield (hasil) diharapkan 8%

Tahun

1) Rpl.081.105,- x 8% x 6/12 = Rp43.244,20 2) Rpl000.000,- x 10% x 6/12 = Rp50.000,- 3) Rp50.000,- - Rp43.244,20 = Rp6.755,80 4) Rpl.081.105,- - Rp6.755.80 = Rpl.074.349,20

*) Hasil pembulatan

Bila obligasi dijual dengan disagio, perhitungan amortisasinya dilakukan dengan cara yang sama seperti dalam tabel di atas. Perbedaan yang ada adalah sebagai berikut:

Debit biaya

bunga =

Bunga obligasi yang dibayar ditambah amortisasi

disagio.

Nilai buku obligasi =

Nilai buku periode sebelumnya ditambah amortisasi

disagio.

Pencatatan Utang Obligasi

Apabila obligasi dijual tidak tepat pada tanggal pembayaran bunga, pembeli obligasi di samping membayar harga obligasi juga harus membayar bunga berjalan sejak tanggal bunga terakhir sampai dengan tanggal penjualan obligasi tersebut. Bunga berjalan yang dibayar oleh pembeli dicatat perusahaan dengan mengkredit rekening biaya bunga atau rekening utang bunga obligasi. Sedangkan bila bunga berjalan dikreditkan ke rekening utang bunga obligasi maka pembayaran bunga obligasi berikutnya dicatat dengan mendebit utang bunga obligasi sebesar bunga berjalan dan sisanya didebitkan ke rekening biaya bunga. Jika bunga berjalan dikreditkan ke rekening biaya bunga maka pembayaran bunga obligasi berikutnya dicatat dengan mendebit rekening biaya bunga obligasi sebesar bunga yang dibayar.

Amortisasi agio atau disagio dapat dicatat setiap bulan, setiap tanggal pembayaran bunga atau setiap akhir periode bersama dengan jurnal penyesuaian yang lain. Berikut disajikan contoh pencatatan utang obligasi, PT Millenia Megah pada tanggal 31 Desember 2005 memutuskan untuk mengeluarkan obligasi pada tanggal 1 Mei 2006 sebesar Rpl.000.000,-, bunga 10% per tahun dan jatuh tempo pada tanggal 1 Mei 2011. Bunga obligasi dibayarkan setiap tanggal 1 Mei dan 1 November. Seluruh obligasi dapat dijual pada tanggal 1 Juli 2006 dengan harga Rpl.029.000,- (yaitu harga jual Rpl.030.000,- dikurangi biaya penjualan Rp. l.000,-) ditambah bunga berjalan untuk jangka waktu 1 Mei 2006 sampai dengan 1 Juli 2006. Tahun buku PT Millenia Megah adalah tahun kalender, amortisasi agio dicatat setiap akhir periode. Umur obligasi dihitung sebagai berikut:

2006 = 6 bulan (1 Juli sampai dengan 31 Desember)

Dalam perhitungan umur obligasi, yang diperhitungkan adalah lamanya obligasi itu beredar, yaitu sejak tanggal dijual sampai saat jatuh tempo. Agio obligasi sebesar Rp29.000,- (Rpl.029.000,- dikurangi Rpl.000.000,-) akan diamortisasikan selama umur obligasi yaitu 58 bulan, sehingga amortisasi agio setiap bulannya sebesar Rp29.000,- : 58 = Rp500,-. Transaksi penjualan, pembayaran bunga dan amortisasi agio selama umur obligasi dicatat dalam pembukuan PT Millenia Megah adalah sebagai berikut:

Transaksi Jurnal

1 Juli 2006 Penjualan obligasi

Harga jual: Rpl.030 000.00 Kas Rpl.045

666.67 Biaya-biaya

penjualan 1.000.0

0 Utang obligasi Rpl.000 000.00

Bunga berjalan (I Mei - I Juli) = 2/12 x 10%

x Rpl.000 000,- Uang yang diterima

Rpl.029 000,- Agio obligasi 29.000.00 Biaya bunga

obligasi*) 16.666.67

16666,67 Rpl 045.666,67

*) bunga berjalan dikreditkan ke rekening biaya bunga obligasi.

Pada tanggal 1 November 2006 PT Millenia Megah akan membayar, bunga obligasi untuk setengah tahun dicatat sebagai berikut:

I November 2006

Biaya bunga

obligasi Rp50.000,- Pembayara

n bunga Kas

Rp50.00 0,- obligasi

6/12 x I0%

x Rp1.000 000.00

Pada tanggal 31 Desember dibuat jurnal untuk menyesuaikan pembukuan.

Jurnal penyesuaian yang berhubungan dengan utang obligasi ada 2 yaitu :

1)

Mencatat bunga berjalan.

2)

Mencatat amortisasi agio.

Bunga berjalan dan amortisasi agio untuk tahun 2006 dicatat sebagai berikut:

(I). Bunga berjalan (I

November- Biaya bunga obligasi Rpl6.666,67

31 Desember) = 2/12 x

10% x Utang bunga Rpl6.666,67

Rp 1.000.000.00 =

Rpl6.666.67 obligasi

(2). Amortisasi agio (I Juli -

31 Agio obligasi Rp2.000,-

Des) 6 bulan x Rp500.00 = Biaya bunga Rp2 000,-

Rp3.000.00 obligasi

Pada tanggal 1 Januari 2007 dibuat jurnal pembalikan (reversing entry) untuk utang bunga obligasi, agar nanti pembayaran bunga pada tanggal

1 Mei 2007 dapat dicatat dengan cara biasa. Jurnal pembalikan itu sebagai berikut:

I Januari 2007 Utang bunga obligasi Rp 16 666.67 Jurnal pembalikan Biaya bunga

Rp 16 666.67 obligasi

Pembayaran bunga obligasi dalam tahun 2007 dicatat sebagai berikut:

Rp50.000.00 Kas Rp50.000,-

1 November 2007

Pada tanggal 31 Desember 2007 dibuat jurnal penyesuaian untuk:

1. Mencatat bunga berjalan

Biaya bunga 2. Mencatat amortisasi agio

Agio

Untuk tahun-tahun berikutnya (sampai dengan tahun 2001) dibuat jurnal yang sama seperti dalam tahun 2007. Pada tanggal 1 Mei 2011 yaitu pada saat obligasi jatuh tempo dibuat jurnal sebagai berikut:

I. Mencatat bunga obligasi dan 2 Mencatat amortisasi agio 4 bulan

- 4 x Rp500.00 = Rp2.000,-

Utang

obligasi Rp 1.000.000,-

Biaya bunga 50.000,-

obligasi Rp 1.050.000,-

Kas

Agio obligasi Rp2.000,-

Biaya bunga Rp2 000,-

obligasi

Jika agio atau disagio obligasi diamortisasi selama umur obligasi, maka pada saat jatuh temponya, pelunasan obligasi akan dicatat dengan mendebit rekening uang obligasi dan mengkredit rekening kas seperti dalam jurnal di atas. Tetapi apabila pada tanggal jatuh temponya tidak dilakukan pelunasan, maka rekening utang obligasi harus ditutup dan dipindahkan ke rekening obligasi yang sudah jatuh tempo. Rekening ini termasuk dalam kelompok utang lancar. Tetapi jika pelunasannya akan dilakukan dari dana pelunasan obligasi maka tidak dilaporkan dalam utang lancar, tetapi dalam kelompok utang-utang lain.

Pelunasan Obligasi Sebelum Jatuh Tempo

Obligasi bisa ditarik untuk dibayar kembali sebelum saat jatuh temponya. Selisih antara jumlah pelunasan dengan jumlah nilai buku obligasi dicatat sebagai laba atau rugi karena penarikan obligasi.

Nilai buku obligasi adalah nilai nominal ditambah dengan agio yang belum diamortisasi atau dikurangi dengan disagio yang belum diamortisasi. Apabila terdapat biaya penjualan obligasi, maka biaya penjualan yang belum diamortisasi juga dikurangkan pada nilai nominal obligasi. Laba atau rugi yang timbul dari pelunasan obligasi, dimasukkan dalam elemen- elemen luar biasa (extra ordinary).

Obligasi yang ditarik dari peredaran dapat dipisahkan menjadi 2 yaitu:

a)

Obligasi yang ditarik dan tidak akan dijual kembali. Dalam keadaan seperti ini, rekening utang obligasi didebit sebesar jumlah nominal obligasi yang ditarik.

b)

Obligasi yang ditarik nantinya akan dijual kembali. Dalam keadaan seperti ini, pada waktu penarikan obligasi yang didebit adalah rekening treasury bonds. Rekening treasury bonds ini bukannya rekening aktiva, tetapi merupakan pengurang terhadap rekening utang obligasi.

Treasury bonds ini didebit dengan jumlah nilai nominal, jika obligasi dijual lagi, maka rekening ini juga dikredit dengan jumlah nilai nominal. Selisih antara nominal dengan jumlah uang yang diterima dalam penjualan treasury bonds dicatat sebagai agio atau disagio.

Berikut disajikan contoh penarikan obligasi sebelum saat jatuh tempo, obligasi PT Millenia Megah seperti dalam contoh sebelumnya, pada tanggal 1 Juli 2008 ditarik sebesar Rp200.000,- dengan kurs 102. Jurnal yang dibuat untuk mencatat penarikan obligasi pada tahun 2008 sebagai berikut:

1.000 2008

Rp200.000

1.000 2.400,

-

3.400

Nilai buku obligasi Rp203.400

Jumlah pelunasan 204.000

Dalam dokumen MODUL AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH (Halaman 47-61)

Dokumen terkait