• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.6 Metode Validasi

4.1.6.1 Akurasi (Kecermatan)

Tabel 4.9 merupakan hasil dari analisis dengan kadar analit pada lemak babi yang telah dimaserasi dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.9 Data Analisis Akurasi (kecermatan) No Kadar total sampel berulang untuk sampel dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.10 Data analisis Presisi (Keseksamaan)

No konsentrasi ( - ̅) ( - ̅)2

4.1.6.3 Linearitas

Tabel 4.11 merupakan hasil analisis linearitas yang dimana diperoleh nilai Y=

0.00037x + 0.02053 dan r2 = 0.98 sebagai berikut:

Tabel 4.11 Data Linearitas Lemak Babi (lard) standard

No Konsentrasi (%) Absorbansi

1 5 0.021

2 10 0.026

3 20 0.028

4 25 0.030

5 30 0.032

6 40 0.034

7 50 0.040

8 60 0.041

9 65 0.043

10 70 0.049

4.1.6.3 Batas Deteksi (LOD) dan Batas Kuantitas (LOQ).

Analisis LOD dan LOQ menghasil kan data sebagai berikut:

Batas Deteksi (LOD) = 34.04 % Kuantitas (LOQ) = 113,49 %

Berdasarkan data LOD dan LOQ ini, maka dapat diketahui kemampuan alat instrument spektroskopi Ultra Violet yang telah digunakan dan limit konsentrasi sampel yang dapat dideteksi.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Preparasi Sampel

Bakso babi dipreparasi terlebih dahulu untuk memperoleh lemak babi yang akan dianalisis di laboratorium. Pada penelitian ini, berat bakso babi yang disiapkan sebanyak 1000 gram, dihaluskan sampel bakso dikeringkan selama 2 jam untuk mengurangi kadar air pada bakso. Pengambilan sampel dilakukan dikawasan padang bulan, medan. Jumlah sampel 1000 gram disesuaikan dengan kebutuhan analisis, dimana sampel dibagi kedalam 5 beaker glass sebanyak 200 gram per beaker glass.

Bakso babi yang dipreparasi dapat dilihat pada Gambar 4.3, dengan berat sampel 1000 gram.

Gambar 4.3 Bakso babi hasil preparasi 4.2.2 Ekstraksi

Proses ekstraksi dilakukan pada sampel bakso dengan menggunkan ekstraksi maserasi coupling elektrosintesis, dimana dalam elektosistesis variabel yang diperhatikan yaitu pencampuran pelarut n-heksana dan waktu ekstraksi yang digunakan 30, 60, 90, 120, 150 menit. Proses elektrosintesis mempunyai variasi tambahan yaitu kuat arus yang digunakan 2.4 volt, dan menggunakan batang aluminium. Didalam elektrolisis terjadinya reaksi kimia dengan perpindahan elektron larutan menuju elektroda (proses oksidasi), sedangkan pada katoda akan terjadi aliran elektron dari katoda menuju larutan (proses reduksi).

Taufik (2019) telah melakukan ekstraksi lemak babi (lard) dengan waktu ekstraksi selama 12 jam, waktu ini terlalu lama mengingat sampel lemak babi mudah

teroksidasi. Dalam hal ini diperlukan metode khusus yaitu maserasi yang di coupling dengan dielektrosintesisdengan variasi waktu 30, 60, 90, 120, dan 150 menit

Teknik elektrosintesis maupun metode sintesis secara konvensional, mempunyai variabel-variabel yang sama seperti suhu, pelarut, pH, konsentrasi reaktan, metode pencampuran dan waktu. Akan tetapi perbedaannya, jika di elektrosintesis mempunyai variabel tambahan yakni variabel listrik dan fisik seperti elektroda (Buchari, 2003).

4.2.3 Analisis Sifat Fisika-Kimia 4.2.3.1 Indeks Bias

Penelitian ini indeks bias diukur menggunakan alat refraktometer Atago Master-geo. Pengukuran indeks bias lemak sering dilakukan karena pengukurannya cepat dan akurat, pengukuran ini untuk mengetahui kemurnian lemak. Pengukuran biasanya dilakukan pada suhu 25 0C. Penurunan indeks bias sebanding dengan kenaikan suhu. Kenaikan indeks bias sebanding dengan pertambahan panjang rantai atom karbon dan peningkatan ketidak jenuhan (Sugiono,2009). Lemak babi hasil analisa indeks Bias dapat dilihat pada Gambar 4.4.

Gambar 4.4 Data indeks bias pada lemak babi

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa indeks bias pada lemak babi semakin lama indeks bias semakin naik. Indeks bias lemak babi standard yang diperoleh 1.36384 dimana memiliki nilai yang sama pada lemak babi hasil ekstraksi dengan waktu maserasi 120 dan 150 menit.

1.361

4.2.3.2 Titik Leleh

Titik leleh, merupakan temperatur yang terjadi tetesan pertama pada minyak atau lemak. Faktor-faktor yang mempengaruhi titik leleh yaitu: cara penyebaran asam-asam lemak dalam lemak, panjang pendek rantai karbon dalam lemak, dan banyak ikatan rangkap. Kenaikan titik leleh sebanding dengan pertambahan panjang rantai karbon dalam asam lemak. Penurunan titik leleh sebanding dengan pertambahan banyak ikatan rangkap atau peningkatan ketidak jenuhan asam lemak, karena ikatan antar molekul asam lemak tidak jenuh kurang kuat (Sugiono,2009).

Hasil Pengukuran titik leleh pada ekstrak lemak babi (lard) yang dilakukan diperoleh titik leleh tertinngi 41 0C, titik leleh pada lemak tidak tetap dikarenakan adanya kandungan campuran trigliserida. Konsentrasi lemak babi dapat mempengaruhi titik leleh , dimana berdasarkan Tabel 4.9 konsentrasi lemak babi pada variasi waktu 150 menit memiliki nilai tertinggi dan berdasarkan hasil pengukuran titik leleh pada waktu 150 menit diperoleh titik leleh 410C. Hasil pengukuran titik leleh lemak babi dapat dilihat pada gambar 4.5 berikut:

Gambar 4.5 Grafik Titik leleh Lemak Babi (lard)

Grafik Titik leleh Lemak Babi (lard)

4.1.3.3 Bilangan Penyabunan

Taufik (2019) telah melaporkan bilangan penyabunan dipengaruhi oleh berat molekul. Semakin tinggi berat molekul maka bilangan penyabunan akan semakin rendah. Jika semakin rendah bilangan penyabunan makan kualitas lemak semakin baik. Angka penyabunan yang besar maka minyak tersebut tersusun oleh asam-asam lemak dengan rantai yang pendek

Jumlah KOH yang direaksikan dari molekul-molekul trigliserida yang ada dalam setiap 1 gram ekstrak lemak babi akan lebih banyak dibanding trigliserida yang mengandung asam lemak rantai panjang. Akibatnya lemak yang lebih banyak mengandung trigliserida dari asam lemak rantai pendek mempunyai angka penyabunan lebih tinggi yaitu pada waktu maserasi 150 menit, karena memerlukan KOH lebih banyak untuk menetralkan semua trigliseridanya.

Berdasarkan angka penyabunan ini menunjukkan bahwa sabun yang terbentuk pada proses saponifikasi mengandung asam-asam lemak rantai panjang dengan berat molekul yang besar (Fachry,2007)

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa semakin lama waktu maserasi maka semakin tinggi bilangan penyabunan pada lemak babi. Bilangan penyabunan pada lemak babi standard diperoleh 224.4 % dimana nilai bilangan penyabunan lemak standard antara nilai penyabunan pada waktu maserasi 30 dan 60 menit.

4.2.4 Analisis Kualitatif 4.2.4.1 Uji Noda

Uji Sampel yang berupa Lemak babi (lard), dilarutkan dalam campuran alkohol-eter (2:1). Hasil dari pencampuran tersebut berwama bening. Hasil pengamatan diperoleh bahwa terdapat noda-noda karena adanya lemak yang terkandung dalam larutan, tidak ada noda (transparan) dikertas saring maupun kertas tulis. Hal ini dapat disebabkan minyak yang terdapat pada sampel tersebut sedikit

Uji noda dilkukan untuk mengetahui ada atau tidaknya noda dalam sampel lemak digunakan. Biasanya sampel atau produk dengan kejenuhan yang tinggi akan meninggalkan suatu noda pada kertas yang digunakan didalam analisis.

Prosedur kerjanya yaitu diteteskan larutan dengan pipet tetes pada larutan percobaan pada pengujian kelarutan diatas dengan menggunakan kertas saring dan kertas tulis . Diamkan sampai larutan mengering, dan lihat ada atau tidaknya noda pada kertas saring yang diteteskan lipid tersebut (Seftiono, 2014). Gambar 4.7 merupakan hasil dari uji noda yang dilakukan pada lemak babi (lard) sebagai berikut:

(a) (b)

Gambar 4.7 Bercak lemak babi yang tertinggal pada media (a) kertas Saring dan (b) kertas tulis

4.2.4.2 Uji Kelarutan

Uji sampel yang berupa lemak babi (lard) dilakukan campuran ekstrak lemak babi dengan aquadest. Hasil dari campuran tersebut lemak tidak larut dalam aquadest.

Hal ini disebabkan lemak yang berada dalam aquadest membentuk emulsi yang tidak stabil setelah dilakukan pengocokkan, kedua larutan tersebut memisah menjadi 2 lapisan karena air merupakan senyawa yang bersifat polar sedangkan lemak bersifat nonpolar.

Lemak adalah sekelompok molekul yang beragam semua tidak dapat larut dalam air, namun dapat larut dalam pelarut non polar (Slone,2003). Gambar 4.8 Merupakan hasil dari ujikelarutan yang dilakukan pada lemak babi (lard) sebagai berikut;

Gambar 4.8 Lemak babi dalam aquadest 4.2.5 Analisis Kuantitatif

Spektroskopi Ultra Violet digunakan untuk pengukuran serapan cahaya didaerah ultraviolet (200-400 nm) dan sinar tampak (400-800) oleh suatu senyawa. Serapan cahaya UV atau cahaya tampak bergantung pada mudahnya promosi elektron.

Molekul-molekul yang memerlukan lebih banyak energi untuk promosi elektron, akan menyerap pada panajang gelombang yang lebih pendek. Molekul yang memerlukan energi lebih sedikit akan menyerap pada panjang gelombang yang lebih panjang.

Senyawa yang menyerap cahaya dalam daerah tampak (senyawa berwarna) mempunyai elektron yang lebih mudah dipromosikan dari pada senyawa yang

menyerap pada panjang gelombang lebih pendek. Pada penelitian ini penggunaan spektroskopi Ultra violet karena kemampuannya dalam menganalisa senyawa yang berikatan rangkap pada lemak babi, serta kepraktikannya dalam hal preparasi sampel jika dibandingkan dengan metode analisa yang lain (Herliani, 2018).

Metode spektroskopi ini memungkinkan untuk mengetahui konsentasi lemak babi secara pasti. Panjang gelombang optimum yang diperoleh 270 nm sedangkan (M.

Nikhil,2016) telah melaporkan panjang gelombang lemak sapi antara 238 nm dan 297 nm . Molekul-molekul yang memiliki gugus kromofor akan mengalami perubahan pada panjang gelombang tertentu, pada mulanya kromofor digunakan untuk sistem yang menyebabkan teerjadinya warna pada suatu senyawa, kemudian diperluas menjadi mengadsorbsi radiasi elektromagnetik, termaksud yang tidak berwarna Konsentrasi larutan standard divariasikan pada 5, 10, 20, 25, 30, 40, 50, 60, 65, 70 %.

Kurva λ maksimum dapat dilihat gambar 4.1. kurva persamaan garis lurus larutan seri standartd. Gambar 4.9 merupakan λ maksimum dari lemak babi (lard) sebagai berikut:

Grafik λ maksimum dari lemak babi (lard) dapat dilihat pada gambar 4.9 berikut:

Gambar 4.9 Grafik λ maksimum spektroskopi Ultra Violet pada lemak babi (lard)

Molekul-molekul yang memiliki gugus kromofor akan mengalami perubahan pada panjang gelombang tertentu. Metode spektroskopi ini memungkinkan untuk mengetahui konsentasi lemak babi secara pasti. Panjang gelombang optimum yang diperoleh 270 nm. Konsentrasi larutan standart divariasikan pada 5, 10, 20, 25, 30, 40, 50, 60, 65, 70 %.

Berdasarkan pengukuran konsentrasi lemak babi pada bakso dimana semakin lamanya waktu maserasi maka semakin tingginya konsentrasi lemak babi, dapat dilihat pada gambar 4.10. Dimana maserasi sampel menggunakan n-heksan, sehingga dapat disimpulkan yaitu n-heksana berbanding lurus dengan konsentrsi lemak babi yang diperoleh dari sampel bakso yang dihasilkan.

Gambar 4.10 Konsentrasi Lemak Babi (lard) dari bakso

4.2.6. Validasi

Parameter validasi yang diuji adalah akurasi (kecermatan), presisi (keseksamaan) Linearitas, batas deteksi (Limit of detection), dan batas kuantitas (Limit of quantification).

4.2.6.1 Akurasi (Kecermatan)

Pada penelitian ini, uji perolehan kembali atau % recovery dilakukan dengan metode adisi. Metode ini dilakukan dengan cara menambahkan sejumlah larutan standard lemak babi dengan konsentrasi 5 % kedalam sampel ekstrak lemak babi.

Hasil penentuan akurasi dapat dilihat pada Tabel 4.10 dengan nilai % recovary 106, 106, 104, 104, 106 dengan % rata-rata recovery 105.2%. Nilai tersebut memenuhi kriteria penerimaan % recovary yaitu 70-120%.

4.2.6.2 Presisi (keseksamaan)

Pada penelitian ini uji presisi dilakukan terhadap larutan standard 5% dengan perulangan sebanyak 6 (enam) kali. Diperoleh simpangan baku (standard of deviation) dan Relative standard deviation (RSD) seperti pada Tabel 4.11. dengan nilai 5%. Nilai tersebut memenuhi persyaratan validasi untuk presisi yaitu RSD <

20% (Philstrom, 2009).

4.2.6.3 Lineritas

Lineritas ditentukan berdasarkan respon konsentrasi dengan absorbansi pada larutan standard. Larutan standard lemak babi (lard) ditentukan konsentrasinya 5%, 10%, %, 25%, 30%, 40%,5 0%, 60%, 65%, 70% . Hasil dapat dilihat pada Tabel 4.12 harga r yang diperoleh untuk masing-masing senyawa yaitu: 0,985. Berdasarkan data tersebut bahwa hubungan antara konsentrasi ekstrak lemak babi terhadap absorbansi respon terbukti linier.

Gambar 4.11 Grafik Linearitas

Persamaan garis regresi untuk penentuan konsentrasi lemak babi (lard) standard sebagai berikut pada tabel 4.12:

Tabel 4.12. Penurunan persamaan garis regresi untuk pengukuran absornansi lemak babi (lard) Standard

Penurunan Peresamaan garis regresi diketahui kemampuan alat instrument spektroskopi Ultra Violet yang telah digunakan dan limit konsentrasi sampel yang dapat dideteksi yaitu Batas Deteksi dan Kuantitas.

LOD ditentukan dengan rumus sebagai berikut:

Dik: SD= 0.233

Rumus untuk menentukan LOQ:

Dik: SD= 0.233 b= 0.02053 Penyelesaian:

LOQ

=

= 113,49 %

LOQ = SD b

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Lemak babi (lard) dapat diekstraksi dengan maserasi coupling elektrosintesis menggunakan pelarut n-heksana. Preparasi dilakukan dengan cara mengumpulkan, menimbang, membersihkan, menghaluskan, dan dikeringkan selama 2 jam menghasilkan 1000 gram bakso halus.

2. Analisis fisika-kimia, kualitatif, kuantitatif, dan metode validasi. Analisis Fisika-kimia dengan menentukan indeks bias lemak babi optimum 1.36384, titik leleh dengan nilai optimum 41 0C, Bilangan penyabunanyang optimum 196%,.

Analisis kualitatif dilakukan dengan uji noda pada kertas saring dan kertas tulis dimana terdapat noda pada kedua kertas dan uji kelarutan dimana lemak babi tidak dapat larut dalam aquadest. Analisis kuantitatif dengan menentukan λ maksimum pada lemak babi adalah 270 nm. Metode validasi spektroskopi Ultra Violet untuk ekstrak lemak babi menunjukan nilai akurasi (kecermatan) dengan persen rata-rata perolehan kembali %recovary 105.2%, Nilai presisi (keseksamaan) 5%, uji linearitas diperoleh nilai r2 = 0.96, Nilai LOD yang diperoleh 34,04% and LOQ:

113,49%.

5.2 Saran

Pada proses ekstraksi sebaiknya dilakukan pada variasi waktu yang lebih lama sehingga kemungkinan nilai optimum masih dapat diperoleh.

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, G., 2007. Teknologi Bahan Alam. Bandung : ITB Press.

Ansel, H. C., 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi IV. Jakarta : UI Press.

Ardilla, D, Taufik, M, Tarigan, D M, Thamrin, M, Razali, M and Siregar, H S. 2018.

Analisis Lemak Babi Pada Produk Pangan Olahan Menggunakan Spektroskopi UV – Vis, Jurnal Agryntech. 1 (2): 111–16.

Armandhanu, Denny dan Z Darmawan. 2013. Bagaimana Isu Minyak Babi Menghantam Restoran Solaria. viva.co.id/news/ read/436708-bagaimana-isu-minyak-babi-menghantam-restoran-solaria. Diakses pada tanggal 01Oktober 2017

Buchori., 2003. Elektrokimia dalam Bahan Makanan dan Obat-obatan Prosiding Seminar Nasional Elektrokimia. P3IB BATAN. Jakarta.

Burlian, P. 2013. Reformulasi Yuridis Pengaturan Produk Pangan Halal. Ahkam XIV (November): 43–52.

Citrasari, Dewi. 2015. Penentuan Adulterasi Daging Babi Pada Pada Nugget Ayam Menggunakan NIR dan Kemometrik. [Skripsi]. Fakultasi Farmasi. Universitas Jember

Dewan Standardisasi Nasional. 1995. SNI 01-3818, Bakso Daging. Dewan Standarisasi Nasional, Jakarta.

Day,R.A.and Underwood,A.L., 1983. Analisa Kimia Kuantitatif. (terjemahan). Edisi keempat. Jakarta: Erlangga.

Faridah, J, and Musa, N. 2014. Administration and Enforcement of Halal Certification in Malaysia – a Possibility towards Cooperative Federalism. MIHREC, September 2015.

Forcier, G. A., Mushinsky, R.F., and Wagner, R. L., 1971, Spectrophotometric Determination of Pyrantel Pamoate Bulk Samples and Pharmaceutical Formulation. Journal of Pharm. Sci. 111-113.

Gaffar, R. 1998. Sifat Fisik dan Palatabilitas Bakso Daging Ayam dengan Bahan Pengisi Tepung sagu dan Tepung Tapioka. Skripsi. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Gustiani, Erni. 2009. Pengendalian Cemaran Mikroba Pada Bahan Pangan Asal Ternak (Daging Dan Susu) Mulai Dari Peternakan Sampal Dihidangkan. Jurnal Litbang Pertanian 28 (80): 96–100.

Hermanto, Sandra, Anna Muawanah, dan Rizkina Harahap. Profil dan Karakteristik Lemak Hewani (Ayam,Sapi, dan Babi) Hasil Analisa FTIR dan GCMS.

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulah Jakarta.

Harmita., 2004. Petunjuk Pelaksanaan Validasi Metode dan Cara Perhitungannya.

Departemen Farmasi FMIPA-UI.

Hidayat, A S and Siradj, M. 2015. Sertifikasi Halal Dan Sertifikasi Non Halal Pada Produk Pangan Industri. Ahkam XV (2): 1–12.

Hilda, L, 2014. Analisis Kandungan Lemak Babi Dalam Produk Pangan Di Padangsidimpuan Secara Kualitatif Dengan Menggunakan Gas Kromatografi (GC). Tazkir 9 (Juli-Desember): 1–15.

Kurnia, 2010. Ekstraksi dengan Pelarut. Jakarta.

Khopkar, S. M. (1990). Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta:Universitas Indonesia Press.

Lehninger, A. L., 1982, Dasar-dasar Biokimia, Jlilid 1, Alih bahasa, Maggi Thenawijaya, Erlangga, Jakarta

Lenski, Wolfgang. 2010. Information : A Conceptual Investigation. Information 1 (1):

74–118.

Maulidia, R. 2013. Urgensi Regulasi dan Edukasi Produk Halal bagi Konsumen, Justitia Islamica, Vol. 10. No. 2.359-390.

Murray, R.K., Granner, D.K.and Victor, R.W.2009. Biokimia Harper.EGCPenerbit BukuKedokteran. Jakarta.

M. Nikhil Jirankalgikar. 2014. Detection of tallow adulteration in cow ghee by derivative spectrophotometry. India.

Nees, C, Blume, Wardatun, S, Rustiani, E, Alfiani, N, and Rissani, D. 2017. Study Effect Type of Extraction Method And Type of Solvent To Cinnamaldehyde and Trans-Cinnamic Acid Dry Extract Cinnamon. J Young Pharm 9 (1):49–51.

Nina, N, Marikkar, J.M.N, Mirghani, M.E.S, Nurrulhidayah, A.F and Yanty, N.A.M..

2017. Differentiation of Fractionated Components of Lard from Other Animal Fats Using Different Analytical Techniques. Sains Malaysiana 46 (2): 209–16.

O’Brie, 2009. Fats and Oils Third Edition. USA: CRC Press Taylor & Francis Group.

Poedjiadi,anna. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: universitas Indonesia (UI Press).

Prabowo, S, and Azmawani A R. 2017. Sertifikasi Halal Industri Pengolahan Hasil Pertanian Halal. Forum Penelitian Agro Ekonomi 34 (1): 57–70.

Ramadhani, Citra Suci. 2016. Lipid I. Sukabumi: Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Muhammadiyah Suka Bumi.

Ratnasari, D., Riesta Primaharinaastiti, Noor Erma Nasution S., 2012. Validasi Metode Kromatografi Gas Spektrometri Massa untuk Analisis Residu Pestisida Triadmefon dalam Kubis. Project Grand Fakultas Farmasi. Universitas Airlangga.

Razali, M, 2017. Pengaruh Konsentrasi Dan Waktu Ekstraksi Terhadap Total Mikroba Pada Esktraksi Belimbing Wuluh Sebagai Pengawet Ikan Kembung (Rastrelliger Kanagurta). Jurnal Stikna  : Jurnal Sains, Teknologi, Farmasi &

Kesehatan. 1 (1). 54 – 60.

Razali, Mariany, Revi Trisna Siregar, Nurmala Sari, and Maya Handayani Sinaga. 2018.

“Analisis Mikrobiologi Forensik Total Mikroba Sosis Sapi Yang Bercampur Lemak Babi Dalam Rangka Kehalalan Produk.” AGRINTECH – Jurnal Teknologi Pangan & Hasil Pertanian 2 (1): 33–39.

Rendle, D F. 2005. Advances in Chemistry Applied to Forensic Science. Chemical Society Review 34 (May): 1021–30.

Rohman, A., Triyana, K., Ismindari, Erwanto, Y. 2012. Differentiation of Lard and Other Animal Fats Based on Triacylglycerols Composition and Principal Component Analysis. International Food Research Journal 19(2): 19 (2): 475 Saddam S, Muh. 2013. Pengaruh Pemberian Asap Cair dengan Lama Penyimpanan

Berbeda Terhadap Jumlah Bakteri dan Organoleptik Daging Sapi. SKRIPSI.

Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin Makasar.

Salehudin, I. 2014. Halal Literacy : A Concept Exploration and Measurement Validation.” SSRN Electronic Journal 1 (June 2010): 1–21.

Satriavi K, W Y, Subagyo YBP, Indreswari R, Sunarto, Prastowo S,Widyas N. 2013.

Estimasi parameter genetik induk babi landrace berdasarkan sifat litter size dan bobot lahir keturunannya. J Trop Anim Husbandry, 2(1): 28-33.

Sisco, Edward, Marcela Najarro, and Amber Burns. 2018. A Snapshot of Drug Background Levels on Surfaces in a Forensic Laboratory. Forensic Chemistry 11 (July): 47–57.

Srobel, H. A., 1973. Chemical Instumentation. Second edition. England : Addison and Wesley Publishing Co.

Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatifdan R&D, Bandung : Alfabeta.

Suhartono, M. T. 1989. Enzim dan Bioteknologi. Bogor: PAU IPB.

Sujadi dan Rohman, Abdul. 2018. Analisa Derivat Babi. Yogyakarta: Gadjah Mada Universitas Press.

Susanto dan Wardoyo, 2014. Pengaruh Susbtitusi Daging babi terhadap Karakteristik Asam Lemak Sosis. Jurnal Ternak, Vol.02, No.0.

Taufik, M, Ardila, D, Razali, M. and Alfian. 2019. Investigation of Lard on Nuggets Using UV Spectrophotometry. Indian Journal of Science and Technology 12 (January): 10–13.

Taufik, M, Ardilla, D, Tarigan, D M, Thamrin, M, Razali, M., and Afritario, M I. 2018.

Studi Awal : Analisis Sifat Fisika Lemak Babi Hasil Ekstraksi Pada Produk Pangan Olahan, Agrintech – Jurnal Teknologi Pangan & Hasil Pertanian Jurnal Teknologi Pangan Dan Hasil Pertanian 1 (2): 79–85.

Taufik, M, Wanto, R, Cibro S R, Ardilla, D, Razali, M, and Tarigan, D M, 2017. Studi Pendahuluan Maserasi Coupling Elektrosintesis dalam Mengekstraksi Nikotin Yang Terkandung Dalam Puntung Rokok. In Seminar Nasional Kimia Unmul 2017.

Thayyarah,Nadia. 2013. Buku Pintar Sains Dalam Al-Quran.

Voigt R., 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Edisi ke-5. Diterjemahkan oleh: Dr.

Soendani Noerono. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Watson, G. 2007. Analisis Farmasi. Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran: Jakarta.

Winarno, Fardiaz D dan Fardiaz S.,1973. Ekstraksi, Kromatografi Dan Elektrosintesis.

Departemen Teknologi Hasil Pertanian Institut Pertnian Bogor, Bogor.

Wood D, . Enser M, Fisher AV, Nute GR, Sheard PR, Richardson RI, Hughes SI, Whittington FM. 2008. Fat deposition, fatty acid composition and meat quality:

A review. Meat Science 78 (2008) 343–358

Yanty, N A M, J M N Marikkar, Y B Che Man, and K Long. 2018. Composition and Cytochrome B Gene, Agritech 32 (4): 370–77

LAMPIRAN

Lampiran 1. Contoh Perhitungan Asam Klorida 0.01 N

KOH 0.1 N Rumus:

N =

x

Diketahui: N :0.1 N; Mr :40 gr/ml ; V :250 ml Penyelesaian:

0.1 N

=

x

4 = 4 massa

massa = 1 gram

KOH 0.5 N Alkoholik Rumus:

N

=

x

Diketahui: N :0,5 N Mr :56 gr/mol V :250 ml Penyelesaian:

0.5 N =

x 28 = 4 massa massa = 7 gram Indikator Phenolptalein

Indikator Phenolptalein 100% 100 ml massa = 1: 100 x 100 ml

massa = 1 gram

Perhitungan Analisis Fisika-Kimia Perhitungan Bilangan Penyabunan.

Contoh Rumus:

Diketahui : VHCl Lemak Standart : 20 ml VHCl Blanko : 19.15 ml NHCl : 0.01 N

Penyelesaian:

Data Analisis Kuantitatif

Data panjang gelombang lemak babi

Panjang gelombang (nm)

Absorbansi (A)

260 0.935

265 0.941

270 0.943

275 0.925

280 0.921

Pengenceran lemak babi standard

Perhitungan Metode Validasi Akurasi (kecermatan)

Persen perolehan kembali (%recovary) dapat dihitung dengan rumus dibawah ini:

Contoh Rumus:

% Recovery =

Keterangan:

CF: Konsentrasi analit yang diperoleh dari pengukuran setelah penambahan bahan baku (Standard)

CA: Konsentrasi analit sebelum penambahan bahan baku (standard)

C*A: Konsentrasi bahan baku (standard) yang ditambahkan (Harmita,2004) Nilai Perolehan Kembali (%Recovery) untuk waktu 30 menit

Dik: CF : 26.0 CA : 20.7 C*A: 5

% Recovery =

=

=

106%

Nilai Perolehan Kembali (%Recovery) untuk waktu 60 menit Dik: CF : 28.6

CA : 23.3 C*A: 5

% Recovery =

=

=

106%

Nilai Perolehan Kembali (%Recovery) untuk waktu 90 menit Dik: CF : 31.2

CA : 26.0 C*A: 5

% Recovery =

=

=

104%

Nilai Perolehan Kembali (%Recovery) untuk waktu 120 menit Dik: CF : 33.8

CA : 20.6 C*A: 5

% Recovery =

=

=

104%

Nilai Perolehan Kembali (%Recovery) untuk waktu 150 menit

Presisi (keseksamaan) ditentukan berdasarkan data Standart Deviasi Relatif (SDR).

SDR ditentukan berdasarkan data Standard Deviasi (SD) Rumus menentukan SD adalah :

Rumus untuk menentukan RSD adalah : Dik: SD= 0.233

Lampiran 3 . Data Analisis Spektoskopi Ultra Violet

Data Analisis Kadar total sampel setelah penambahan baku

Data Analisis Kadar total sampel sebelum penambahan baku

Data Analisis Kadar Larutan Standard 5%

Data Analisis Konsentrasi Sampel

Lampiran 3. Gambar Hasil Penelitian

Gambar L.3.1 Preparasi Sampel Bakso

Gambar L.3.2 Proses Maserasi Coupling Elektrosintesis

Gambar L.3.3 Hasil Ekstraksi

Analisis Kualitatif

Gambar L.3.4 Analisis titik leleh Indeks Bias

Gambar L.3.5 Refraktometer Atago

Gambar L.3.6 Skala Refraktometer Atago

Gambar L.3.7 Analisis Indeks Bias Bilangan Penyabunan

Gambar L.3.8 Analisis Bilangan Penyabunan

Gambar L.3.9 Hasil Analisis bilangan penyabunan Lemak Babi

Analisis Kualitatif Uji Noda

Gambar L.3.10 Uji noda pada (a) kertas tulis dan (b) kertas saring

Uji Kelarutan

Gambar L.3.11 Analisis Uji Kelarutam

a

b

Analisis Kuantitatif

Gambar L.3.12 Pengenceran Larutan Standard

Gambar L.3.13 Analisis Ekstrak Bakso Babi menggunakan Spektrokopi Ultra Violet

Lampiran 4. Asam Lemak Asam Lemak Jenuh

Asam Lemak Tak Jenuh

Lampiran 5. konversi 0Brix terhadap indeks bias

Dokumen terkait