• Tidak ada hasil yang ditemukan

Al-Haq itu adalah Al-Hayat, dan bukan Al-Hayyun

Dalam dokumen Kitab (Halaman 44-48)

Al-Hayat itu adalah Hidup,

hidup yang tidak akan pernah mati, itulah diri yang se-zat-I-Nya diri.

Keterangan :

Sesuatu yang mati, apabila padanya masuk/ dimasukan Al-Hayat, maka yang mati itu akan menjadi hidup dan mempunyai kehidupan, hukum-hukum kehidupanpun akan berlaku atasnya, Ia akan dapat melihat, dapat mendengar, dapat berkata-kata, kuasa, berkehendak, hidup dan dapat merasa, namun suatu masa sesuai ketentuannya, apabila Al-Hayat itu pergi meninggalkannya (keluar dari padanya), maka Ia akan kembali kepada asalnya, yaitu Mati....!!!.

Ia tidak akan dapat berbuat apa-apa lagi, tidak dapat melihat meskipun matanya ada dan masih lengkap, tidak dapat mendengar meskipun telinganya ada dan masih lengkap, tidak dapat berkata-kata meskipun mulutnya ada dan masih lengkap, tidak lagi ia dapat berkuasa, tidak lagi Ia dapat berkehendak sekalipun sarana dan prasarana semuanya masih ada padanya, tidak lagi Ia dikatakan Hidup sekalipun jasadnya masih lengkap, semua akan kembali keasalnya, Ia akan rusak, busuk dan berbau hingga pada akhirnya ia akan hancur berkeping-keping laksana daun kering yang usang tertiup angin, terbang kesana kemari tanpa tentu arah dan tujuan. Itulah Haqnya Manusia, yaitu Hidup.

Maksudnya : Seluruh anggota dirinya hanya semata-mata mengikuti

kehendak dan kemauan si Haq semata, tanpa ada perbantahan apapun.

Ketika Al-Haq itu mau melihat, terpaksa atau tidak, maka mata harus melihat, ketika Al-Haq itu mau mendengar, terpaksa atau tidak maka

41

telinga harus mendengar, ketika Al-Haq itu mau berkata-kata, terpaksa atau tidak maka bibir atau mulut ini harus berkata-kata, begitu seterusnya. Begitu pula dengan seluruh aktivitas dan pergerakan kita didalam kesehariannya, baik yang nyata, tampak oleh kita maupun sesuatu yang tersembunyi jauh didasar lubuk hati kita yang paling dalam, yang orang lain tidak mengetahuinya, keseluruhan itu tidak lain dan tidak bukan oleh sebab ada Al-Hayat atas diri kita, dengan demikian maka tidak akan

diragukan lagi bahwa diri yang sebenar-benarnya diri itu tidak lain adalah Al-Hayat atau Al-Haq.

Siapa Al-Hayat (Al-Haq) itu sesungguhnya ....?

Allah Swt, berfirman didalam Hadits Qudsy :

” Kenalilah dirimu Niscaya kamu akan kenal dengan Tuhanmu, Kenal dengan Tuhanmu, maka binasalah jasadmu ” ”Sesuatu yang ada disisimu akan lenyap, dan apa saja yang ada disisi Allah adalah kekal”

(QS, An- nahl :96)

Bermula yang benarnya diri itu adalah Ruh, yang sebenar-benarnya Ruh itu adalah Nyawa, yang sebenar-sebenar-benarnya Nyawa itu

adalah Sifat, yang sebenar-benarnya Sifat itu adalah Nur Muhammad,

dan yang sebenar-benarnya Nur Muhammad itu adalah Zat Hayat

(Al-Hayat) bukan Zat Hayyun (Al-Hayyun), itulah yang sebenarnya diri.

Tatkala Ruh itu masuk pada tubuh, Nyawa nama-nya,

Tatkala Ia keluar masuk, Nafas nama-nya,

Tatkala Ia berkehendak pada sesuatu, Ikhtiar nama-nya,

Tatkala Ia ingin sesuatu Nafsu nama-nya,

Tatkala Ia ingat, Arif/Kenal nama-nya,

Tatkala Ia percaya, Iman Nama-nya,

Tatkala Ia dapat mengesakan, Tauhid nama-nya

Tatkala Ia dapat berbuat sesutu, Akal nama-nya

Pohon Akal itu Ilmu, itulah diri yang sebenar-benarnya diri dan kepada diri itulah jahir Tuhan-ku.

Allah Swt berfirman :

”Aku disisi sangka hamba-Ku, dengan dia Aku”

42

Maksudnya :

Sekiranya hamba itu tidak menyangka Aku, berarti Aku tidak akan pernah ada, akan tetapi, oleh sebab hamba itu berkata ”Itu Allah” (Allah itu ada), maka nyatalah Aku ada.

Jika Allah itu ada, maka hamba tidak akan pernah ada, demikian pula sebaliknya jika hamba itu ada, maka Allah tidak akan pernah ada.

Sebab jika kita hamba, mana Allah atau kebalikannya jika kita Allah mana hamba....?.

Selanjutnya

Zat maujud kepada huruf Alif

Sifat maujud kepada huruf Lam Awal

Asma maujud kepada huruf Lam Akhir

Af’al maujud kepada huruf Ha

Himpunan huruf-huruf itulah yang menyebabkan bunyi

”Allah”,

o Alif itu Zat bagi Allah, menjadikan rahasia kepada Muhammad

dan menjadikan cahaya kepada kita.

o Lam Awal itu Sifat bagi Allah, menjadikan Tubuh kepada

Muhammad dan menjadikan ruh kepada kita.

o Lam Akhir itu Asma bagi Allah, menjadikan Ilmu kepada

Muhammad dan menjadikan hati kepada kita.

o Ha itu Af’al bagi Allah, menjadikan Kelakuan kepada

Muhammad dan menjadikan jasad pada kita.

Sebenarnya Zat itu

adalah diri-Nya (Ujud-Nya)

Sebenarnya Sifat itu

adalah rupa-Nya (Wajah-Nya)

Sebenarnya Asma itu

adalah nama-Nya (Hati-Nya)

Sebenarnya Af’al itu

adalah kelakuan-Nya (Fi’il-Nya)

Itulah yang bernama ”Allah”, yaitu hanya sekedar nama saja

.

43

Jika masih hendak dicari lagi, siapa sesungguhnya yang punya nama Allah itu, maka leburkan Nama itu supaya nyata keadaannya sekalipun nama Allah itu sesungguhnya tidak akan pernah bisa dihilangkan, sebab Ia sudah menjadikan :

Dzikirnya para Malaikat,

Dzikirnya para burung-burung,

Dzikirnya tumbuh-tumbuhan,

Dzikirnya Nasar yang 4 (Tanah, Air, Angin dan Api) serta dzikirnya semua makhluk yang ada pada tujuh lapis bumi dan tujuh lapis langit, dan juga yang berada diantara keduanya itu. (lihat Al-Qur’an, surah At-thalaq, ayat : 1).

Allah itu adalah sebuah nama, ada nama sudah barang tentu ada

bendanya (si-empunya nama itu), begitu pula sebaliknya ada benda sudah pasti ada namanya, mustahil ada benda akan tetapi tidak ada namanya dan mustahil pula ada nama tapi bendanya tidak ada, karna antara benda dan namanya itu adalah satu jua adanya (Esa).

Dalam rangka pencarian jati diri yang sesungguhnya, maka bukan hanya sekedar namanya saja yang harus kita ketahui, akan tetapi justru yang pertama dan utama sekali adalah bendanya, (orangnya si-empunya nama tersebut), sebab antara nama dan si-empunya nama itu satu dan tidak bisa dipisahkan, Ada benda pasti ada namanya, ada nama sudah pasti ada bendanya.

Ketahuilah olehmu wahai saudaraku sekalian...!,

Bunyi ”Allah” itu merupakan himpunan atau gabungan dari huruf-huruf hijaiyah, seandainya salah satu saja huruf-huruf dihilangkan maka Ia tidak akan berbunyi Allah lagi.

Agar semua nyata, senyata-nyatanya, maka silahkan saudaraku cari cara, bagai mana agar semuanya bisa menjadi terang dan jelas..

Salah satu cara yang dapat kami sampaikan disini, ialah dengan mengadakan pengguguran atau peleburan lapald Allah itu satu persatu atau huruf demi huruf sebagai mana tersebut dibawah ini.

Allah

adalah sebuah nama, sedangkan

Tuhan

itu adalah pangkatnya,

sebelum kita memulai pengguguran huruf demi huruf pada lapald Allah,

44

ada baiknya untuk saudaraku ketahui bahwa nama Allah itu sungguh banyak sekali.

Tertulis didalam kitab Taurat saja, nama dzat yang maha esa itu banyaknya ada 300, ditulis menurut bahasa Taurat, pada kitab Zabur juga ada 300, juga ditulis menurut bahasa Zabur, dalam kitab Inzil juga ada 300 juga ditulis menurut bahasa Inzil dan pada kitab Al-Qur’an ada 99, tertulis dalam bahasa arab.

Jika dihitung maka, nama dzat yang maha esa itu berjumlah 999 nama yang tertulis berdasarkan versinya.

Dari jumlah tersebut itu, sesungguhnya hanya satu saja nama dari dzat yang maha esa itu, yaitu ”Allah”, sedangkan yang 998 nama itu adalah nama dari pada sifat dzat yang maha esa.

Diterangkan juga didalam

Kitab Fathurrahman,

halaman 523

berbahasa arab, disana disebutkan bahwa nama Allah itu tertulis dalam Al-Qur’an sebanyak 2.696 tempat.

Apa kiranya hikmah yang dapat kita ambil, mengapa begitu banyaknya nama Allah.

Dalam dokumen Kitab (Halaman 44-48)

Dokumen terkait