GAME ARAN UMUM OBJEK PKLM
GAMBARAN DATA OBJEK P AJAK
3. Alasan Restitusi
Sebenarnya alasan restitusi atau pengembalian kelebihan pembayaran PPN diatur dalam UU No.42 Tahun 2009 Pasal 9 ayat (4), yang menyatakan : "Apabila dalam suatu Masa Pajak, Pajak Masukanyang dapat dikreditkan lebih besar daripada Pajak Keluaran, selisihnya merupakan kelebihan Pajak yang dikompensasikan ke Masa Pajak berikutnya".
Selama ini, hanya Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang berhubungan dengan Pemungut PPN dan Pengusaha Kena Pajak (PKP) Eksportir saja yang dapat meminta pengembalian kelebihan .pembayaran pajak setiap Masa Pajak. Selain itu, kepada Pengusaha Kena Pajak yang memenuhi kriteria tertentu dapat diberikan pengembalian kelebihan pembayaran pajak tanpa diadakan pemeriksaan terlebih dahulu (Djuanda, 2011 : 100).
Contoh :
1) Masa Pajak April 2013
Pajak Keluaran = Rp 2.000.000,00 Pajak Masukan Yang Dikreditkan = Rp 5.000.000,00 Pajak Lebih Bayar = Rp 3.000.000,00
Pajak yang lebih bayar tersebut dapat diminta kembali atau dikompensasi pada Masa Pajak Mei 2013.
2) Masa Pajak Mei 2013
Pajak Keluaran =Rp 6.000.000,000 Pajak Masukan =Rp 5.000.000,00 Pajak Kurang Bayar =Rp 1.000.000,00 Pajak yang lebitf dibayar dari Masa Pajak
April 2013 dikompensasikan ke Mei 2013 = Rp 3.000.000,00 Pajak Lebih Bayar Mei 2013 = Rp 2.000.000,00
Berdasarkan Tata Cara Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak Pertambahan Nilai Atau Pajak Pertambahan Nilai Dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PMK Nomor 72/PMK.03/2010 Tanggal 31 Maret 2010) dapat diajukan permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak pada setiap masa pajak oleh:
a) Pengusaha Kena Pajak yang melakukan Ekspor Barang Kena Pajak Berwujud;
b) Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak kepada Pemungut Pajak Pertambahan Nilai;
c) Pengusaha Kena Pajak yang melakukan Penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak yang Pajak Pertambahan Nilainya tidak dipungut;
d) Pengusaha Kena Pajak yang melakukan Ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud;
e) Pengusaha Kena Pajak yang melakukan Ekspor Jasa Kena Pajak, dan/atau;
f) Pengusaha Kena Pajak dalam tahap belum berproduksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat 2(a) UU PPN.
Selanjutnya permohonan restitusi kelebihan Pajak Masukan dilakukan dengan menggunakan:
a. Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai yang mencantumkan tanda permohonan pengembalian kelebihan pajak dengan cara mengisi kolom "Dikembalikan (restitusi)"; atau
b. Surat permohonan tersendiri, apabila kolom "Dikembalikan (restitusi)" dalam Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai tidak diisi atau tidak mencantumkan tanda permohonan pengembalian kelebihan pajak.
Selanjutnya permohonan pengembalian kelebihan pembayaran Pajak Masukan diajukan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak di tempat
Pengusaha Kena Pajak dikukuhkan dan ditentukan 1 (satu) permohonan untuk 1 (satu) Masa Pajak.
Dalam mengajukan permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak, dokumen yang dilampirkan dalam permohonan adalah:
a. Melampirkan Faktur Pajak Keluaran dan Faktur Pajak Masukan yang berkaitan dengan kelebihan pembayaran Pajak Pertambahan Nilai yang dimintakan pengembalian.
b. Dalam hal ekspor Barang Kena Pajak dilampirkan:
• Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) yang telah difiat muat oleh Direktorat Jenderal Pajak;
• Bill Of Lading (B/L);
• Wesel ekspor atau bukti transfer
c. Dalam hal impor Barang Kena Pajak ( BKP) dilampirkan : • Pemberitahuan Impor Barang (PIB);
• Surat Setoran Pajak (SSP) atau bukti pungutan pajak oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai;
• Laporan Pemeriksaan Surveyor (LPS) sepanjang termasuk impor Barang Kena Pajak yang wajib LPS.
d. Dalam hal penyerahan BKP dan/atau JKP kepada Pemungut PPN, dilampirkan:
• Kontrak dan Surat Perintah Kerja • Surat Setoran Pajak (SSP)
e. Dalam hal permohonan pengembalian yang diajukan meliputi kelebihan pembayaran akibat kompensasi Masa Pajak sebelumnya, maka yang dilampirkan meliputi seluruh dokumen yang berkenaan dengan kelebihan pembayaran Pajak Pertambahan Nilai Masa Pajak yang bersangkutan. Syarat lain yang perlu diketahui sehubungan dengan permohonan pengembalian kelebihan pembayaran (Restitusi) PPN adalah:
a. Permohonan bila dalam bentuk surat tersendiri, ditujukan kepada Kepala KPP di mana PKP yang bersangkutan terdaftar.
b. Permohonan Restitusi PPN hanya diperkenankan satu permohonan untuk satu Masa Pajak untuk setiap Masa Pajak.
Setelah menerima permohonan restitusi PPN secara lengkap, Kantor Pelayanan Pajak akan melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
a. Direktorat Jenderal Pajak setelah melakukan penelitian atas permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak dari Wajib Pajak dengan kriteria tertentu, menerbitkan Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak paling lama 1 (satu) bulan sejak permohonan diterima secara lengkap untuk Pajak Pertambahan Nilai. Kriteria tertentu sebagaimana dimaksud dalam pada ayat 1 meliputi:
• Tepat waktu dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan;
• Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak, kecuali tunggakan pajak yang telah memperoleh izi untuk mengansgur atau menunda pembayaran pajak;
• Laporan Keuangan diaudit oleh akuntan publik atau lembaga pengawasan keuangan pemerintah dengan pendapat wajar tanpa pengecualian selamri 3 (tiga) tahun berturut-turut; dan
• Tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana di bidang perpajakan berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap dalam jangka waktu 5 (tahun) terakhir.
Terhadap permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak untuk Wajib Pajak dengan kriteria tertentu "setelah dilakukan penelitian harus diterbitkan Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak paling lama 1 (satu) bulan sejak permohonan diterima secara lengkap, dalam arti bahwa Surat Pemberitahuan telah diisi lengkap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1), ayat (la), dan ayat (6). Permohonan dapat disampaikan dengan cara mengisi kolom dalam Surat Pemberitahuan atau dengan surat tersendiri. Pengembalian pendahuluan kelebihan pembayaran pajak dapat diberikan setelah Direktorat Jenderal Pajak melakukan konfirmasi kebenaran kredit pajak.
b. Direktorat Jenderal Pajak setelah melakukan penelitian atas permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak dari Wajib Pajak yang memenuhi persyaratan tertentu, menerbitkan Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak paling lama 1 (satu) bulan sejak pennohonan diterima secara lengkap untuk Pajak Pertambahan Nilai.
Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang dapat diberikan pengembalian pendahuluan kelebihan pembayaran pajak adalah:
• Wajib Pajak Orang Pribadi yang tidak menjalankan usaha atau pekerjaan
bebas;
• Wajib Pajak Orang Pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas dengan jumlah peredaran usaha dan jumlah lebih bayar sampai dengan jumlah tertentu;
• Wajib Pajak Badan dengan jumlah peredaran usaha dan jumlah lebih bayar sampai dengan jumlah tertentu; atau
• Pengusaha Kena Pajak yang menyampaikan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai dengan jumlah penyerahan dan jumlah lebih bayar sampai dengan jumlah tertentu.
c. Direktur Jenderal Pajak setelah melakukan pemeriksaaan atas permohonan pengembalian kelebihan pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) harus menerbitkan surat ketetapan pajak paling lama 12 (dua
belas) bulan sejak permohonan pengembalian kelebihan pajak diterima. Jangka waktu 12 (dua belas) bulan tidak berlaku dalam hal Pengusaha Kena Pajak sedang dilakukan pemeriksaan bukti permulaan tindak pidana di bidang perpajakan.
Contoh:
a) Tanggal 20 April 2012 diterima permohonan restitusi PPN atas kelebihan PPN Masa Pajak sejak April 2012 sampai dengan Maret 2013, jangka waktu penerbitannya Surat Keputusan Pengembalian Lebih Bayar (SKPLB)nya paling lambat 20 April 2013.
Penerapan jangka waktu penyelesaian permohonan restitusi PPN tersebut di atas dimaksudkan agar petugas pajak tidak melalaikan tugasnya, sehingga untuk menjamin adanya kepastian hukum berdasarkan UU No. 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP) Pasal 17B ayat (2) ditegaskan bahwa apabila setelah jangka waktu tersebut di atas Kepala KPP atas nama Direktorat Jenderal Pajak tidak menerbitkan Surat Ketetapan Pajak, maka permohonan restitusi PPN yang diajukan oleh PKP dinaggap dikabulkan dan paling lambat 1 bulan setelah jangka waktu tersebut berakhir, Dirjen Pajak harus menerbitkan SKPLB.
Selanjutnya pada Pasal 17B ayat (3) diingatkan, "Apabila Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar terlambat diterbitkan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), kepada Wajib Pajak diberikan imbalan bunga sebesar 2% (persen) per btdan dihitung sejak berakhirnya jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sampai dengan saat diterbitkan Surat Keputusan Pajak Lebih Bayar.
Namun DJP dapat melakukan pemeriksaan PKP Kriteria Tertentu dan menerbitkan Surat Ketetapan Pajak, setelah melakukan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak. Dan apabila hasil pemeriksaan menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, maka jumlah kekurangan pajak ditambah dengan sanksi administrasi sebesar 100% (persen) dari jumlah kekurangan pembayaran pajak.