• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN

3.2 Alat dan Bahan Penelitian .1 Alat Penelitian .1 Alat Penelitian

Alat yang digunakan selama penelitian adalah sebagai berikut : 1. Hot plate

Merk : Daihan

Model : LMS 1003

Jangkauan kelajuan : 60 – 1500 rpm

Jangkauan suhu : suhu ruang +5oC sampai 380oC Hotplate digunakan untuk memanaskan air laut dalam proses kristalisasi garam. Temperatur hotplate ditahan pada temperatur 82°C selama selang waktu sampai terbentuk kristal garam.

2. Neraca Digital

Virtual measurement and controls

Model : VB - 304 – 300

Kapasitas maksimal : 300 g

Ketelitian : 0,001 g

Neraca digital digunakan untuk mengukur massa bahan yang akan digunakan dalam penelitian.

3. Pengaduk Magnetik

Pengaduk magnetik digunakan untuk mengaduk larutan pada proses pembentukan natrium stearat.

4. pH Meter

pH Meter juga digunakan untuk mengukur tingkat keasaman (PH) larutan hingga didapatkan PH yang diinginkan.

5. Gelas Beaker

Gelas beker digunakan untuk sebagai tempat untuk mereaksikan bahan dalam pembuatan kristal

6. Gelas Ukur

Gelas ukur digunakan untuk mengukur bahan sesuai dengan takaran yang diinginkan

7. Pipet

Pipet digunakan untuk mengambil bahan berbentuk cair yang akan akan direaksikan.

8. Pengaduk

Pengaduk digunakan untuk mengaduk larutan sehingga didapatkan larutan yang tercampur secara merata.

9. Pengukur Waktu

Pengukur waktu digunakan untuk mengukur waktu. 10. Sarung Tangan Karet

Sarung tangan karet digunakan untuk melindungi tangan saat mereaksikan larutan

11. Masker

Masker digunakan untuk menutupi hidung dan mulut agar tidak terkena asap saat mereaksikan larutan dengan reaksi asam-basa

12. Thermometer

Thermometer digunakan untuk mengukur suhu pada saat proses kristalisasi garam berlangsung. Suhu yang diberikan pada saat proses kristalisasi garam 82oC.

13. Drigen

3.2.2 Bahan

Bahan yang digunakan selama penelitian adalah sebagai berikut : 1. Air Laut

Bahan diambil pada kedalaman 2 meter dan berjarak 10 meter dari bibir pantai.

2. Asam Stearat

Asam stearat digunakan sebagai pelarut. 3. Natrium Hidroksida

Natrium hidroksida digunakan sebagai pelarut. 3.3 Prosedur Penelitian

Bahan baku yang digunakan berupa air laut diperoleh dari daerah garam di lasem kabupaten rembang dan juwono kabupaten pati jawa tengah. Bahan pembantu dalam penelitian ini adalah asam stearat dan natrium hidroksida yang dapat diperoleh ditoko daerah semarang. Metode yang akan digunakan adalah penambahan flokulan, sedimentasi, filtrasi dan evaporasi. Peralatan untuk menjalankan sistem tersebut sudah tersedia di laboratorium fisika. Flokulan yang akan digunakan adalah natrium stearat yang diperoleh dari hasil reaksi natrium hodroksida dan asam stearat, dimana reaksinya sebagai berikut:

CH3(CH2)16COOH + NaOH CH3(CH2)16COONa + H2O CH3(CH2)16COONa + CaCl2 (CH3(CH2)16COO)2Ca + NaCl CH3(CH2)16COONa + MgCl2 (CH3(CH2)16COO)2Mg + NaCl

Penyaring berupa penyaring kertas mikrofiltrasi akan digunakan untuk menyaring bahan setelah melewati proses sedimentasi. Setelah itu proses selanjutnya yaitu evaporasi bahan menggunakan hot plate.

Penelitian dilakukan dengan perbandingan bahan yaitu dengan penambahan natrium stearat dan tanpa penambahan natrium stearat. variabel tetap adalah volume air laut 1 liter, temperatur 82°C dan untuk bahan dengan penambahan natrium stearat perbandingan mol asam stearat dan natrium hidroksida yaitu 1:1. Dalam penelitian ini data yang diperoleh adalah waktu

evaporasi, volume larutan, temperatur, kandungan logam dan ion seperti Mg2+, Ca2+, K+, SO4-, HCO3-, Br dan KIO3.

Langkah penelitian yang dilakukan melingkupi tahap pembuatan larutan natrium stearat, proses reaksi, proses sedimentasi, proses penyaringan dan proses pembentukan kristal garam. Sedangkan untuk bahan yang tidak dilakukan penambahan natrium stearat tahapan yang dilakukan lebih sederhana yaitu penyiapan bahan baku, proses sedimentasi proses penyaringan dan proses pembentukan kristal garam.

Penelitian ini dimulai dengan penyiapan bahan baku kemudian pembuatan larutan natrium stearat yang dibuat dengan cara mereaksikan asam stearat dengan natrium hidroksida. Larutan asam stearat dan natrium hidrosida dicampur dengan perbandingan mol 1:1 sehingga terbantuk larutan natrium stearat. Bahan baku air laut terlebih dahulu disaring. Air laut selanjutnya direaksikan dengan larutan natrium stearat pada variable operasi yang telah ditentukan. Reaksi dilakukan dengan menggunakan pengaduk magnet. Kemudian setelah tercampurnya larutan tersebut langkah berikutnya adalah mendiamkannya agar terbentuk sedimentasi. Larutan disaring sedangkan hasil sedimentasi bisa dilakukan uji komposisi untuk mengetahui nilai Mg dan Ca yang tersedimentasi. Larutan yang sudah disaring terus dimasukan kedalam gelas beker dan ditaruh pada hot plate dalam suhu 82°C. Kristal garam yang terbentuk, kemudian dilakukan uji komposisi kimia. Analisis komposisi kimia menggunakan metode uji AAS. Metode uji metode AAS digunakan untuk melakukan uji komposisi Mg2+ dan Ca2+.

Metodelogi penelitian dapat digambarkan dengan diagram alir sebagai berikut :

Gambar 3.1 Diagram skematik alur penelitian

Penyiapan Alat dan Bahan

Variasi Penambahan Larutan Na-Stearat (perbandingan

mol) 2% - 6% V/Vair laut

Proses Sedimentasi

Proses Penyaringan

Mulai

Penyiapan Bahan Baku

Penambahan Larutan Natrium Stearat (CH3(CH2)16COOH + NaOH) perbandingan mol 1:1

Proses Sedimentasi Proses Penyaringan Proses Sedimentasi Proses Penyaringan Tanpa penambahan flokulan Uji Komposisi

Penulisan Laporan Hasil Penelitian Pembentukan Kristal Garam Pada Variabel Suhu 82°C Dan

Secara Konvensional

Analisis dan Pembahasan

Selesai

3.3.1 Pembuatan Natrium Stearat

Pembuatan natrium stearat dilakukan dengan cara mencampur asam stearat dan natrium hidroksida dengan perbandingan mol. Adapun metode kerja pembuatan natrium stearat adalah sebagai berikut:

a. Natrium stearat perbandingan mol (1:1)

1) Menentukan prosen volume natrium stearat terhadap air laut (V/Vairlaut) terlebih dahulu.

2) Mencari perbandingan massa natrium hidroksida dan asam stearat menggunakan stokiometri, perhitungan mol dapat dilihat pada lampiran 2.

3) Melakukan pencampuran natrium hidroksida dan asam stearat yang sudah ditimbang memakai neraca digital.

4) Pencampuran dilakukan dalam gelas beker yang dipanaskan menggunakan hotpalte dengan suhu 40°C selama 30 menit dan diaduk dengan kecepatan 2 mot.

3.3.2 Penentuan Nilai Rendemen

Penentuan nilai rendemen dilakukan dengan perhitungan manual, perhitungan nilai rendemen dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan:

Rendamen = 𝑀𝑘

𝑀0x 100% (3.1)

dengan :

Mk : massa kristal garam yang terbentuk setelah di evaporasi M0 : massa air laut sebelum di evaporasi

Untuk hasil perhitungan rendamen dengan metode konvensional dapat dilihat pada lampiran 3, sedangkan untuk perhitungan rendamen dengan metode evaporasi menggunakan hotplate dapat dilihat pada lampiran 4 dan lampiran 5.

BAB V

Dokumen terkait