Gambar 7. Lenting Tengkuk (Neck Spring)
6. Alat Bantu Pembelajaran
a. Pengertian Alat Bantu Pembelajaran
Salah satu upaya untuk mengatasi hal – hal tersebut diatas ialah penggunaan alat bantu dalam proses pembelajaran. Penggunaan alat bantu tidak hanya membuat proses pembelajaran lebih efisien, tetapi materi pelajaran dapat diserap lebih mendalam. Siswa mungkin sudah memahami permasalahan melalui penjelasan guru. Pemahaman itu akan lebih baik lagi jika diperkaya dengan kegiatan melihat, menyentuh, merasakan atau mengalami melalui media.
Menurut Briggs (1977) yang dikutip Waluyo (2011: 76) bahwa, “Media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti: buku, film, video dan sebagainya”. National Education Association (1969) yang dikutip Waluyo (2011: 76) menyatakan,
“Media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang – dengar, termasuk teknologi perangkat keras”.
Soenardi Soemosasmito (1988: 196) mengemukakan bahwa, “Alat bantu pengajaran adalah setiap alat, mesin, atau perlengkapan yang digunakan untuk membantu menjelaskan materi pengajaran yang disampaikan,sebagai contoh: papan tuklis, proyektor, film, gambar tempel, selebaran tertulis, dan sebagainya”.
Menurut NEA (National Education Association) yang dikutip Soepartono (2000: 3-5) bahwa, “Media/alat peraga adalah segala hal yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca, atau dibicarakan beserta peran intinya untuk kegiatan tersebut”.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut menunjukan bahwa, alat bantu pembelajaran adalah setiap alat, mesin, atau perlengkapan yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca, atau dibicarakan beserta peran intinya digunakan untuk membantu proses pembelajaran menjadi lebih mudah dan menarik untuk siswa.
b. Peran Alat Bantu Pembalajaran
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai peran alat peraga/alat bantu pembelajaran perhatikan model – model pola intruksional berikut:
1) Dalam pola intruksional (1) sama sekali tidak digunakan media atau alat peraga, sumber belajar siswa hanyalah berupa orang, yaitu guru. Guru menyampaikan materi secara verbal saja dan guru memegang penuh kendali atas terjadinya kegiatan belajar mengajar.
Gambar 8. Pola Intruksional (1)
2) Dalam pola intruksional (2) sumber belajar masih berupa orang yaitu guru. Disini guru tetap memegang untuk kendali namun tidak mutlak karena dibantu sumber lain walaupun sumber lain ini tidak menjadi bagian integrasi dari seluruh kegiatan belajar.
Gambar 9. Pola intrutisonal (2)
3) Dalam pola intruksional (3) siswa belajar dari sumber belajar berupa orang dan sumber lain yang bersama – sama berfungsi dalam proses pembelajaran berdasarkan pembagian tanggung jawab.
Gambar 10. Pola intruksional (3)
5) Dalam pola intruksional (4)disini anak didik belajar hanya dari sumber bukan manusia. Sumber bukan manusia ini dinamakan media. Jadi kondisi ini terjadi dalam suatu pengajarn melalui media, misalnya belajar melalui TV, Radio, dan lain – lain.
Gambar 11. Pola intruksional (4)
Kurikulum Alat peraga Guru Siswa Kurikulum Guru Media/alat Peraga Siswa Kurikulum Media/alat Peraga Siswa
Melihat model – model pembelajaran intruksional di atas diketahui bahwa peran media/alat bantu pembelajaran begitu penting untuk memperlancar dan mempermudah proses belajar mengajar oleh pendidik, dimana tidak hanya dari sumber belajar pendidik saja tetapi sumber lain berupa media/alat bantu pembelajaran juga dapat dimanfaatkan utuk pembelajaran disekolah.
Pendapat dan bagan gambar pola intruksional tersebut menunjukan bahwa, alat bantu mempunyai arti penting dalam kegiatan proses pembelajaran. Alat bantu dapat dijadikan sarana untuk menyampaiakan materi pembelajaran. Selain itu alat bantu akan memudahkan dalam mempelajari materi pembelajaran
c. Syarat Alat Bantu Pembelajaran Yang Baik
Bagi siswa media/alat banti pembelajaran yang dipersiapkan dengan baik, didesain dan digambarkan dengan warna – warni yang serasi dapat menarik perhatian untuk berkonsentrasi pada materi yang sedang disajikan sehingga membangkitkan keinginan dan minat baru untuk belajar. Menurut Soepartono (2000:21-23) bahwa,
Memilih media untuk proses pembelajaran adalah suatu tindakan strategis, karena memilih, menetapkan dan membuat media pembelajaran ada dua hal yang perlu diperhatikan secara cermat. Kedua hal tersebut adalah kriteria memilih media dan petunjuk menggunakan media. Kriteria pemilihan alat bantu pembelajaran, yaitu:
(1) Tujuan
(2) Kesesuaian media dengan materi yang akan dibahas (3) Karakteristik siswa
(4) Tersedianya sarana prasarana penunjang (5) Tersediaan media di sekolah
(6) Mutu teknis
(7) Biaya yang diperlukan.
(8)Pemilihan jenis media harus dilakukan dengan prosedur dengan benar, begitu banyak jenis media dengan berbagai kelebihan dan kelemahan masing – masing.
d. Manfaat Alat Bantu Pembelajaran
“Pemanfaatan media adalah pengguanaan media secara sistematik dari sumber – sumber yang ditujukan bagi siswa, proses penggunaan media adalah merupakan proses pengambilan keputusan (decision making). Soepartono (2000: 14) menyatakan, “Fungsi media dalam proses pembelajaran adalah sebagai penyaji stimulus (informasi, dan lain – lain) dan untuk meningkatkan keserasian dalam penerimaan informasi”. Kemp dan Dayton (1985) yang dikutip Waluyo (2011: 81) menyatakan, “Manfaat media dalam proses pembelajaran secara umum adalah memperlancar proses interaksi antara guru dan siswa untuk membantu siswa belajar secara optimal”. Lebih khusus manfaat media sebagai berikut:
(1) Penyampaian materi dapat diseragamkan (2) Proses intruksional menjadi lebih menarik (3) Proses belajar siswa menjadi lebih interaktif (4) Jumlah waktu belajar – mengajar dapat dikurangi (5) Kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan
(6) Proses belajar dapat terjadi dimana saja dan kapan saja
(7) Sikap positif siswa terhadap materi belajar maupun terhadap proses belajar itu sendiri dapat ditingkatkan
(8) Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif dan produktif Alat bantu atau media pembelajaran memiliki fungsi yang sangat luas dalam kegiatan/proses pembelajarn olahraga. Dengan menggunakan alat bantu pembelajaran yang baik dan tepat, maka akan mendukung pencapain hasil belajar yang optimal. Oleh kerena itu, seorang guru harus mampu memanfaatkan berbagai macam alat bantu pembelajaran, jika dalam pembelajaran banyak kendala. Dengan menggunakan alat bantu yang tepat, maka kendala – kendala dalam pembelajaran dapat teratasi.
e. Pembelajaran Gerakan Guling lenting (Neck Spring) Menggunakan Alat Bantu Berupa Bidang miring dan Webbing
Penggunaan alat bantu dalam pembelajaran olahraga sangat penting agar tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai. Tidak
tersediannya alat bantu akan berpengaruh terhadap proses pembelajaran, sehingga materi pembelajaran tidak dapat tersampaiakan. Namun sebaliknya, dengan alat bantu pembelajaran senam, maka pembelajaran senam dapat dilakukan secara variatif sesuai tujuan yang diinginkan.
Bidang miring merupakan salah satu jenis pesawat sederhana yang terdiri dari bidang datar yang salah satu ujungnya lebih tinggi dari pada ujung yang lainnya. Bidang miring diposisikan miring agar dapat memperkecil gaya yang dibutuhkan. Bidang miring memberikan keuntungan yaitu dapat mempermudah memindahkan sesuattu ketempat yang lebih tinggi dengan gaya yang sedikit. Artinya gaya yang dikeluarkan menjadi lebih kecil bila dibandingkan dengan tidak menggunakan bidang miring. Dalam pembelajaran ini menggunakan bidang miring seperti gambar dibawah ini:
Gambar 12. Matras Bidang Miring
Pembelajaran guling lenting(neck spring) dengan alat bantu bidang miring pada dasarnya adalah untuk mempermudah siswa dalam melakukan gerakan berguling. Karena pada dasarnya menggunakan bidang miring akan menggunakan tenaga yang lebih sedikit bila dibandingkan dengan menggunakan matras datar. Tujuan pemanfaatan bidang miring adalah membantu dorongan, sehingga ketika siswa berguling tidak membutuhkan tenaga yang besar, dibantu dengan bidang latihan yang miring.
Gambar 13. Bidang Miring dan matras
Menurut http://kamus lengkap.com/ inggris- Indonesia/ arti kata webbing.Webbingadalah anyaman, pita (tenunan) yang kuat dan lebar. Webbing bagian dari alat panjat tebing ataupun alat yang digunakan untuk segala kegiatan seperti mounteneering dan aktivitas kegiatan luar, berbentuk pipih lebar dan kuat terbuat dari bahan polyester atau nylon fleksibel digunakan sehinga bisa mengikuti bentuk barang ataupun tubuh sesuai apa yang akan dibentuk, ringan sehingga mudah dioprasikan dan tidak berbahaya bagi pemakainya.Webbing sering digunakan untuk pekerja ketinggian sebagai pengaman pada diri ataupun sebagai pengaman tubuh saat pemanjatan, webbing dapat dipergunakan oleh pria ataupun wanita dengan bentuk berbeda serta fleksibel.
Menurut Norman Edwin (1987:100) Webbing adalah pita pipih yang terbuat dari bahan nilon.Pemakainya menjadi populer setelah perang dunia ke II, sebagai akibat kelebihan produksi begitu pertempuran usai. Webbing kadang kadang disebut “tali pipih” karena kekuatanya memang sama dengan tali,kendati tidak mempunyai daya lentur.
Gambar 14. Contoh webbing sebagai alat bantu pembelajaran senam lantai gerakan guling lenting (neck spring)
Menurut Norman Edwin (1987:218)Simpul atau tali temali pada pokoknya hanya ada beberapa simpul dasar dalam tali temali.sebuah simpul yang baik harus seerhana ,mudah dibuat, mudah lepas dengan sendirinya,tetapi dapat dilepas bila dikehendaki. Overhand knot. Bentuknya sederhana dan merupakan simpul paling dasar.
Simpul ini biasanya gigunakan pada ujung tali untuk menghentikan geseran.
Gambar 15. Contoh simpul Overhand knot
Dalam proses pembelajaran senam lantai gerakan guling lenting ( neck spring), webbing digunakan secara maksimal sebagai alat bantu pembelajaran untuk mempermudah proses pembelajaran senam lantai. Penggunaan alat bantu webbing dipakai disetiap badan yang dibentuk
seperti rompi dengan di simpuloverhand knot dimana menjadi satu kesatuan siswa yang akan melakukan senam lantai gerakan guling lenting ( neck spring), dan sebagai pegangang teman yang akan membantu gerakan dalam senam lantai gerakan guling lenting (neck spring).
Langkah langkah secara singkat mengunakan webbing untuk alat bantu pembelajaran:
1). Webbing sepanjang 4m dibagi menjadi 2 bagian.di pertengahan bagian silangkan
2. letakan silangan pada punggung,kemudian ikatkan tali dari bagian belakang dan depan dengan simpuloverhand knot di sisi bagian kanan dan kiri
3. sisa tali di bagian kiri dan kanan di tarik kedepan ikat di depan dengan simpul kemudian setelah itu di tarik lagi ke kiri dan kanan kemudian disimpul kembali.
Gambar . 16 Tutorial Penggunaan Webbing Untuk Alat Bantu Guling Lenting
Ambil satu webbing dan uraikan , Bagi webbing menjadi
panjang 4-5 meter dua sama panjang Langkah 1 Langkah 2
Ujung lipatan diukur dari dagu sampai Setelah diukur sampai pusar perut,
pusar perut pegang bagian pusar perut dari
Langkah 3 garis lurus digeser dengan posisi l , titik tanda pusarnya masih sama ,
/ digeser membentuk silangan N
M Langkah 4 m
Setelah disilangkan bagian tali bagian ujung kanan dan di silangan di pasang punggung kiri dimasukan satu persatu
Langkah 5 a ujung tali dimasukan ke arah . lingkaran punggung lewat
. bawah tali webbing s Langkah 6
Tali webbing kanan dan kiri lipat tali webbing kearah depan perut dimasukan lewat bawah webbing Langkah 7 Langkah 8
Setelah dilipat kearah depan perut masukan ujung webbing kearah dimasukan ujung webbing kearah bawah pada lingkaran tali webbing, atas silangan lewat bawah tali kanan dan kiri bergantian
Setelah dimasukan pada lingkaran posisi setelah kanan dan kiri di simpul
webbing ditarik kebawah sampai dan diikat
kencang kanan dan kiri sama Langkah 12
dari belakang .
Langkah 11
posisi setelah kanan dan kiri ambil sisa webbing kanan dan kiri
ditarik dan disimpul diikat dari depann kedepan dan silangkan pada tengah
Langkah 13, tengah pusar perut
v Langkah 14
Ambil bagian webing yang diposisi posisi webbing setelah ditarik
atas ditarik keatas lewat bawah Langkah 16
webbing yang dibawahnya
Langkah 15
Silangkan sisa tali webbing tali bagian atas dimasukan ke lingkaran Langkah 17 Langkah 18
Setelah dimasukan dan ditarik sisa webbing di masukan ke arah.
Langkah 19 samping kanan dan kiri
a Langkah 20 a
Dimasukan lewat bawah simpul arahkan webbing ke samping
Arahkan webbing keatas lewat bawah arahkan kebawah kedalam yang sudah disimpul kemudian ditarik lingkaran webbing Langkah 23 Langkah 24
Dimasukan dan ditarik ke bawah setelah ditarik kebawah, lakukan pada
Langkah 25 . . kanan dan kiri.
Hasil akhir alat bantu webbing setelah hasil akhir alat bantu webbing setelah dipasang, dilihat dari depan dipasang, dilihat dari belakang Langkah 27 Langkah 28
Alat bantu webbing berukuran sepanjang 5 meter dan lebar 2-3cm untuk digunakan sebagai alat bantu guling lenting penggunaanya sangat fleksibel karena alat bantunya bisa mengikuti bentuk badan dan aman digunakan saat pergerakan senam lantai serta tidak menggangu, biasanya untuk pencarian alat bantu webbing bisa dicari di toko out door yang menjual peralatan gunung dan panjat selain itu bisa diganti dengan menggunakan jenis kain yang tidak molor atau tidak lentur yang dibuat dengan lebar 2-3cm dan panjang 4-5meter yang dijahit itu juga bisa digunakan sebagai alternatif untuk alat bantu guling lenting dan cara penggunaanya sama seperti webbing.
Pembelajaran Guling Lenting (Neck Spring) dengan Bidang Miring dan Webbing
Dalam melaksanakan gerakan Guling lenting (neck spring)dengan bidang miring danwebbing yaitu sebagai berikut:
(a) Sikap awal berdiri tegak pada bidang miring dan matras yang sudah dipasang, kedua kaki rapat dan kedua lengan diangkat lurus telapak kakitidak boleh jinjit dengan webbing sudah terpasang di badan dan dibantu dua orang dikiri dan kananya memgang tali webbing yang sudah terpasang.
(b) Letakkan kedua telapak tangan didepan kaki (tangan dalam keadaan lurus), pandangan diarahkan diantara dua telapak tangan dan kedua orang yang membantu tetap berdiri disamping kiri dan kananya sambil memegang tali webbing. (c) Anggkat pinggul dengan mendorongkan kedua kaki.
(d) Masukkan kepala diantara kedua lengan, dengan cara menekan dagu kedalam (kearah dada).
(e) Tekuk kedua tangan secara bersama-sama, letakkan tenguk kepala keatas matras bidang miring.
(f) Lakukan berguling kedepan sampai posisi badan berada diatas kepala, kedua kaki segera dilecutkan ke atas depan lurus,kedua orang yang membantu memegang tali di kiri dan kananya melangkah kedepan mengikuti gerakan, saat posisi membusur kedua orang di kiri dan kananya membantu mengangkat tali webbing yang dipeganya dengan menarik kearah depan sampai posisi berdiri lurus
Gambar 17. Contoh pelaksanan awalan dengan alat bantu pembelajaran senam lantai gerakan guling lenting (neck spring)