• Tidak ada hasil yang ditemukan

Alat dan Bahan a Alat

Dalam dokumen Laporan Praktikum Organisme Pengganggu T (Halaman 46-56)

PRAKTIKUM III PENGENALAN PESTISIDA

3. Alat dan Bahan a Alat

• Alat tulis • Kertas HVS b. Bahan • Win gran • Furadan 3GR • Plantomycin • Antracol • Ripcord • Dursban 200 EC • Sidabas 500 EC • Sidamenthrin 50 EC • Copcide 77 wp • Roundup • Dithane M45 • Sevin 85 SP • Grsmoxone 276 SL

• Agroxone -4

4. Cara Kerja

a. Menyiapkan alat dan bahan pada meja praktikum. b. Menggambar preparat penyakit pada tumbuhan. c. Menulis keterangan pestisida.

5. Hasil

(Terlampir) 6. Pembahasan

Praktikum kali ini menganai pengenalan pestisida kimia baik cair maupun padat. Pestisida kimia sebagai berikut :

a. Wingran

WINGRAN 0,5G adalah insektisida sistemik, racun kontak dan lambung berbentuk butiran butiran untuk mengatasi serangan wereng coklat (Nilaparvata lugens) dan penggerek batang (Tryporuza innotata) pada tanaman padi. Pestisida ini termasuk golongan Insektisida memiliki bahan bktif : Imidakloprid 0,5 % Nama kimia : 1-(6-Chloro-3-Pyridymetyl)-N-nitroiminomidazolidin-2-ylideneamine Rumus empiris : C9H10ClN5O2. Cara aplikasinya diatur secara merata dipertanaman bersamaan dengan pemupukan susulan pertama. Selain itu waktu dan interval waktu perlu diperhatikan2 – 3 minggu setelah tanam. Jika tingkat serangan tinggi perlu satu kali dengan dosis yang sama dengan selang waktu 30 hari. (Anonim, 2015)

b. Furadan 3GR

Nama bahan aktif : Karbofuram 3% Formulasi : Granules (Butiran) Cara aplikasi : penaburan

Mode of action : racun pernafasan Mode of entry : racun perut, fumigan

Hama sasarannya yaitu nematode pada tanaman jeruk dengan dosis aplikasi 30 kg/ha dan penggerek batang pada padi dengan dosis aplikasi 5-10 gr/m². Waktu aplikasi apabila populasi hama sudah mencapai ambang pengendalian sesuai rekomendasi tempat.

Formulasi granules kadar bahan aktif paling tinggi 10%. Bahan aktif ini diikat oleh bahan penyangga dan dilepaskan secara berangsur- angsur sedemikian rupa sehingga dapat masuk ke dalam tanaman melalui akar. Proses pelepasan bahan aktif dipengaruhi oleh bahan penyangga , kelembaban dan tekstur tanah (DPTP, 1985).

Komposisi bahan aktif biasanya berkisar 2-25 %, dengan ukuran butiran 20-80 mesh. Aplikasi butiran lebih mudah dibandingkan dengan formulasi lain (Nurdianti, 2014).

c. Plantomycin

Pestisida ini merupakan bakterisida yang bersifat prefentif dan kuratif yang sangat efektif untuk mengendalikan xanthomonas (kresek/ngelaras). Dengan dosis 0,7 - 1 gr per liter. Pestisida ini termasuk dalam golongan bakterisida sistemik dengan bahan aktif streptomisin sulfat. Adapun keunggulannya Berbahan aktif antibiotik yang dapat meningkatkan kekebalan tanaman dari berbagai penyakit yang disebabkan oleh bakteri, pemakaian antibiotik sebagai bakterisida termasuk cara baru. keefektifannya sudah teruji. (Doni, 2012).

d. Antracol

Antracol 70 WP termasuk ke dalam jenis pestisida golongan fungisida yaitu pestisida untuk membunuh jamur atau cendawan. Jenis bahan aktif yang terkandung dalam antracol adalah Propenib 70,5 %. Cara aplikasi Antracol 70 WP adalah penyemprotan yaitu dengan volume air 750-1000 l/ha. Mengaplikasikan pada gejala yang timbul, dengan interval 5-7 hari atau tergantung level kerusakan. Antracol dapat dipergunakan hanya satu kali bila level infeksinya masih rendah, medium atau dalam tahap vegetatif, namun bila sudah sampai tahap

infeksi parah/ generatif, Antracol lebih baik dicampur dengan Pitora dengan takaran konsentrasi Antracol 2 g/l + Pitora 0.7 g/l.

Secara umum, kelebihan pestisida jenis ini adalah mudah di dapatkan di berbagai tempat, zatnya lebih cepat bereaksi pada tanaman yang di beri pestisida, kemasan lebih praktis, bersifat tahan lama untuk disimpan, dan daya racunnya tinggi (langsung mematikan bagi serangga). Sedangkan kekurangannya adalah hama menjadi kebal (resisten), peledakan hama baru (resurjensi), penumpukan residu bahan kimia di dalam hasil panen, terbunuhnya musuh alami, pencemaran lingkungan (air dan tanah) oleh residu bahan kimia, tidak ramah lingkungan, harganya mahal, matinya musuh alami hama tanaman, dan matinya organisme yang berguna.(Alansyah, 2014).

e. Ripcord

Insektisida ripcord 50EC berupa cairan pekatan yang dapat dicampur didalam air. Insektisida ini mampu melindungi semua jenis tanaman mulai dari tanaman cabai sampai kelapa sawit.

f. Dursban 200 EC

Dursban 200 EC termasuk ke dalam jenis pestisida golongan insektisida yaitu pestisida untuk membunuh serangga hama pada tanaman dengan formulasi 200 EC. Jenis bahan aktif yang terkandung dalam Dursban 200 EC adalah Klorpirifos 200 g/l. Cara aplikasi Dursban 200 EC adalah penyemprotan dengan cara kerja kontak, lambung, pernafasan yaitu jika Racun Kontak, maka hanya yang hama yang terkena kontak dengan pestisida ini yang akan merasakan efek kematiannya, tapi jika hama/serangga tersebut tidak terkena kontak, maka hama/serangganya tetap selamat.Jika Racun Lambung, hanya jika termakan oleh hama/serangga saja baru ada efeknya dan Racun Pernafasan hanya yang menghirupnya saja yang mati.

Secara umum, kelebihan pestisida jenis ini adalah mudah di dapatkan di berbagai tempat, zatnya lebih cepat bereaksi pada tanaman yang di beri pestisida, kemasan lebih praktis, bersifat tahan lama untuk disimpan, dan daya racunnya tinggi (langsung mematikan bagi

serangga). Sedangkan kekurangannya adalah hama menjadi kebal (resisten), peledakan hama baru (resurjensi), penumpukan residu bahan kimia di dalam hasil panen, terbunuhnya musuh alami, pencemaran lingkungan (air dan tanah ) oleh residu bahan kimia, tidak ramah lingkungan, harganya mahal, matinya musuh alami hama tanaman, dan matinya organisme yang berguna.(Alansyah, 2014).

g. Sidabas 500 EC

Insektisida racun kontak dan lambung berbetuk pekatan berwarna coklat muda yang dapat diemulsikan untuk mengendalikan hama-hama penting pada tanaman padi seperti wereng coklat, wereng hijau, wereng punggung putih, walang sangit, lalat daun, hama putih palsu dan hama-hama penting lainnya pada tanaman kedelai, kakao, jagung, kopi, lada, lamtoro, padi dan teh. Manfaat Produk Insektisida ini yang direkomendasikan oleh Departemen Pertanian untuk pengendalian hama tanaman padi sehingga bermanfaat untuk tanaman dan aman. Selain itu dapat melindungi tanaman palawija, sayuran & tanaman lainnya. Keunggulan Produk Insektisida pengendali wereng yang ekonomis,dan sudah teruji,Mampu mengendalikan berbagai jenis hama penting pada berbagai Tanaman . (anonym,2014).

h. Sidamenthrin 50 EC

Insektisida racun kontak Dan perut berbentuk pekatan yang dapat di emulsikan berwarna kuning muda untuk mengendalikan Hama pada tanaman kacang panjang ,kubis,jeruk,teh ,tembakau.Bahan aktif :sipermentrin 50 gl. (Anonim, 2015)

i. Copcide 77 wp

Copcide 77WP adalah fungisida kontak berbentuk tepung berwarna biru yang dapat disuspensikan, untuk mengendalikan penyakit bercak daun dan antraknosa pada tanaman cabai. Penggunaan cara, waktu dan interval waktu perlu diperhatikan. Saat terjadiserangan dan interval aplikasi 7 hari. Penyemprotan volume tinggi. Waktu dan

interval aplikasi disesuaikan dengan rekomendasi dan instansi teknis yang terkait. (Anonim, 2015)

j. Roundup

Roundup 486 sl merupakan herbisida purna tumbuh yang diformulasi dalam bentuk larutan yang mudah larut dalam air yang dapat mengendalikan gulma berdaun sempit, berdaun lebar dan teki- tekian. Diformulasikan dengan menggunakan teknologi biosorb. Nama Kimia N-(phosphonomethyl) glycine

Rumus Empiris C6H17O5N2P

Berat Molekul 228

Warna Larutan berwarna coklat kuning emas

Berat Jenis 1,1592 + 0,005

Kekentalan 14,3 CPS

Kandungan bahan aktif 486 g/l ipa glifosat (42% w/w ipa glifosat, setara dengan glifosat 360 g/L)

pH 5,7

Keunggulan produk ini adalah

o Diserap dan ditranslokasikan ke jaringan gulma tiga kali lebih cepat dan lebih banyak sehingga daya brantas lebih unggul dalam jangka waktu lama

 Jenis gulma yang dapat dikendalikan lebih banyak, sekalipun gulma bandel

 Tahan hujan 1-2 jam setelah aplikasi. Ini akan menghilangkan kekhawatiran akan penyemprotan ulang dan resiko karena hujan  Lebih fleksibel pada kondisi lapangan

 Formulasi menggunakan teknologi Biosorb yang sudah dipatenkan dan tidak bisa ditiru oleh kompetitor lain

 Konsisten dalam mutu

 Tidak perlu menambahkan bahan surfaktan lain (anonym, 2015) k. Dithane M45

Dhitane M-45 80 WP termasuk ke dalam jenis pestisida golongan fungisida yaitu pestisida untuk membunuh jamur atau cendawan. Jenis bahan aktif yang terkandung dalam antracol adalah Mankozeb 80 %. Cara aplikasi Dithane M-45 80 WP adalah penyemprotan volume tinggi dimulai 5 minggu setelah tanam apabila terlihat gejala serangan atau bila kelembaban tinggi dan suhu rata-rata harian diatas 27 derajat Celcius dan diulangi setiap 1 – 2 minggu sesuai tingkat serangan.

Secara umum, kelebihan pestisida jenis ini adalah mudah di dapatkan di berbagai tempat, zatnya lebih cepat bereaksi pada tanaman yang di beri pestisida, kemasan lebih praktis, bersifat tahan lama untuk disimpan, dan daya racunnya tinggi (langsung mematikan bagi serangga). Sedangkan kekurangannya adalah hama menjadi kebal (resisten), peledakan hama baru (resurjensi), penumpukan residu bahan kimia di dalam hasil panen, terbunuhnya musuh alami, pencemaran lingkungan (air dan tanah) oleh residu bahan kimia, tidak ramah lingkungan, harganya mahal, matinya musuh alami hama tanaman, dan matinya organisme yang berguna.(Alansyah, 2014).

l. Sevin 85 SP

Sevin sudah sangat umum digunakan baik pada tanaman sayuran, perkebunan, taman, bahkan tanaman keras sekalipun. Bahan aktif karbaril telah popular sejak tahun 1956 sebagai insektisida berspektrum luas yang dapat mengendalikan hampir 140 jenis serangga maupun kutu-kutuan. Sevin juga efektif digunakan sebagai moluksisida dalam mengendalikan hama siput dan keong. Bahan aktifnya karbaril adalah salah satu yang tertua sejak diperkenalkan secara komersial diantara bahan lain dalam kelas karbamat. Banyak produk yang terdaftar menggunakan bahan aktif karbaril, tetapi manufaktur utamanya adalah Bayer Cropscience. Sevin dijual dalam bentuk tepung, granul, maupun cairan konsentrat. Sevin termasuk pestisida yang memiliki tingkat toksisitas moderat terhadap mamalia, tetapi tinggi terhadap lebah dan serangga menguntungkan lainnya.

Sevin yang berbahan aktif karbaril membunuh serangga dengan mengganggu fungsi normal system saraf. Impuls saraf ditransmisikan dari satu saraf ke saraf lainnya melalui senyawa kimia yang disebut acethylcholine. Pada kondisi normal, enzim yang disebut acetylcholinesterase menghancurkan acetylcholine agar impuls saraf lainnya dapat ditransmisikan. Karbaril akan menghentikan fungsi dari enzim acetylcholinesterase ini, dengan demikian tidak ada lagi yang menghancurkan acetylcholine, hal ini dapat menimbulkan kejang, kebingungan, kelumpuhan, dan pada akhirnya kematian pada serangga. Beberapa hama yang dapat dikendalikan oleh sevin adalah belalang, ulat grayak, perusak daun, penggerek buah, penggerek batang, penggerek pucuk, ulat api, kutu-kutuan, penggulung daun, dan penghisap buah.Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan sevin adalah :

1. Gunakan peralatan standar pestisida sebelum aplikasi,

2. Gunakan dosis yang cukup untuk mendapatkan hasil maksimal, 3. Gunakan dosis rendah untuk tanaman muda, dan dosis dapat

ditambah untuk tanaman dewasa sesuai dengan kebutuhan,

4. Gunakan pergiliran pemakaian sevin dengan insektisida lain untuk mencegah resistensi hama.(Anonim, 2015).

m. Gramoxone 276 SL

Gramoxone 276 SL adalah herbisida kontak non selektif yang bekerja cepat untuk mengendalikan berbagai jenis gulma pada tanaman perkebunan, pertanian dan sayuran. Gramoxone bekerja sangat cepat menghentikan kompetisi gulma, tidak terpengaruh oleh hujan dan dengan pengendalian gulma yang sangat luas. Formulasi Gramoxone mengandung 3 bahan pengaman yaitu Stench ( pembau) , Emetic ( pemuntah) dan Dye ( pewarna) . (Anonim, 2014)

n. Agroxone -4

Adapun hal-hal teknis yang perlu diperhatikan dalam penggunaan pestisida adalah ketepatan penentuan dosis. Dosis yang terlalu tinggi

akan menyebabkan pemborosan pestisida, di samping merusak lingkungan. Dosis yang terlalu rendah menyebabkan hama sasaran tidak mati. Di samping berakibat mempercepat timbulnya resistensi. i. Dosis

Dosis adalah jumlah pestisida dalam liter atau kilogram yang digunakan untuk mengendalikan hama tiap satuan luas tertentu atau tiap tanaman yang dilakukan dalam satu kali aplikasi atau lebih. Ada pula yang mengartikan dosis adalah jumlah pestisida yang telah dicampur atau diencerkan dengan air yang digunakan untuk menyemprot hama dengan satuan luas tertentu. Dosis bahan aktif adalah jumlah bahan aktif pestisida yang dibutuhkan untuk keperluan satuan luas atau satuan volume larutan. Besarnya suatu dosis pestisida biasanya tercantum dalam label pestisida.

ii. Konsentrasi

Ada tiga macam konsentrasi yang perlu diperhatikan dalam hal penggunaan pestisida:

a) Konsentrasi bahan aktif, yaitu persentase bahan aktif suatu pestisida dalam larutan yang sudah dicampur dengan air.

b) Konsentrasi formulasi, yaitu banyaknya pestisida dalam cc atau gram setiap liter air.

c) Konsentrasi larutan atau konsentrasi pestisida, yaitu persentase kandungan pestisida dalam suatu larutan jadi.

iii. ·Volume Semprot

Yaitu banyaknya cairan semprot yang digunakan per luas lahan pertanaman.

iv. Cairan semprot

Yaitu bentuk insektisida yang telah diencerkan, dicampur atau dilarutkan (dengan air) dan siap diaplikasikan. Untuk mendapatkan cairan semprot dapat dilakukan dengan menyiapkan sejumlah air kemudian dimasukkan formulasi insektisida ang telah disiapkan.

Penggunaan insektisida tentu dapat meninbulkan efek tersendiri pada lahan pertanian dan lingkungan disekitar. Ada beberapa dampak positif dan negatif yang ditimbulkannya, antara lain sebagai berikut: Dampak positif

 Dapat diaplikasikan dengan mudah

 dapat diaplikasikan hampir di setiap waktu dan setiap tempat.  Hasilnya dapat dirasakan dalam waktu singkat

 Dapat diaplikasikan dalam areal yang luas dalam waktu singkat  Mudah diperoleh dan memberikan keuntungan ekonomi

terutama jangka pendek. Dampak Negatif Pestisida

 Keracunan pestisida

 Keracunan terhadap ternak dan hewan peliharaan.  Keracunan pada ikan dan biota lainnya.

 Keracunan terhadap satwa liar.  Keracunan terhadap makanan.

 Kematian musuh alami organisme pengganggu · Kenaikan populasi pengganggu

· Dapat menyebabkan timbulnya resistensi  Residu

 Pencemaran Lingkungan

 Menghambat Perdagangan (Ariyanti, 2014)

7. Kesimpulan

Pestisida merupakan bahan untuk mengendalikan oraganisme pengganggu tanaman. Berdasarkan bahan aktifnya pestisida dibagi menjadi tiga yaitu organic, elemen dan kimia. Pada saat penggunaan pestisida hal yang perlu diperhatikan adalah dosis dan kosentrasi. Setiap serangan oraganisme pengganggu tanaman, pengendalian pestisida juga berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Alansyah, R. 2014.Laporan Praktikum Perlindungan Tanaman. http://rudyemufc .blogspot.com/2014/11/laporan-praktikum-perlintan-mengenal_15.html (Diakses Minggu, 28 Juni 2015)

Anonym. 2015. Wangran. http://www.tanindo.com/index.php?option=com _content&view=article&id=264:wingran-05-gr&catid=274:wingran-05-

gr&Itemid=75 (Diakses Minggu, 28 Juni 2015)

Anonym.2015. Nurfaem. http://www.nufarm.com/ID/ProdukdanInformasi (Diakses Minggu, 28 Juni 2015)

Anonym. 2014. Herbisida. http://pusatpestisida.indonetwork.co.id /2189955/gramoxone-276-sl-herbisida-kontak.htm (Diakses Minggu, 28 Juni 2015)

Anonym.2015. Insektisida. http://obatbibit.blogspot.com/search/label/Insektisida (Diakses Minggu, 28 Juni 2015)

Anonym.2014. Bassa 500 EC. https://hpsby.wordpress.com/2014/03/26/bassa- 500-ec/ (Diakses Minggu, 28 Juni 2015)

Ariyanti. 2014. Laporan Pengenalan Pestisida. http://yuanaayo.blogspot.com /2014/08/laporan-pengenalan-insektisida.html (Diakses Minggu, 28 Juni 2015) Doni. 2012. Pengendalian Hama Penyakit Tanaman. http://solusiagrobis.blogspot.com/ (Diakses Minggu, 28 Juni 2015)

Nurdianti. 2014. Pengenalan Pestisida dan Semiokimia. http://yangmudayangberaksi.blogspot.com/2014/11/pengenalan-pestisida-dan- semiokimia.html (Diakses Minggu, 28 Juni 2015)

LAMPIRAN

Dalam dokumen Laporan Praktikum Organisme Pengganggu T (Halaman 46-56)

Dokumen terkait