• Tidak ada hasil yang ditemukan

Alat Genetalia lnterna

Dalam dokumen Buku Panduan Skill Lab UROGENETALIA (1) (Halaman 32-40)

PEMERIKSAAN GENETALIA WANITA (FEMALE GENETALIA EXAM)

2. Alat Genetalia lnterna

 Vagina

 Uterus

 Tuba fallopi

 Ovarium

Gambar:genitalia feminina interna

Persiapan pemeriksaan

 Pasien seharusnya disuruh untuk mengosongkan kandung kemih dan rektum sebelum pemeriksaan

 Pasien dibantu menaiki meja pemeriksaan dengan bokong pasien diletakkan didekat ujungnya

 Pijakan meja pemeriksaan dikembangkan dan pasien disuruh meletakkan tumitnya pada tempat berpijak tersebut

 Kepala meja pemeriksaan ditinggikan sehingga terjadi kontak mata dengan pasien

 Lutut ditarik ke atas untuk meretaksasikan otot-otot perut ketika paha di abduksikan

 Pemeriksa rnemakai sarung tangan dan duduk diatas bangku diantara kedua tungkai pasien

 Atur pencahayaan yang baik, termasuk sumber cahaya yang diarahkan kedalam vagina

Pemeriksaan genetalia wanita terdiri dari :

 Inspeksi dan palpasi genetalia eksterna

 Pemeriksaan speculum

 Palpasi bimanual

 Palpasi rektovaginal

lnspeksi dan Palpasi Genetalia Interna

Untuk membuat pasien wanita merasa lebih nyaman selama pemeriksaan, seringkali akan bermanfaat jika pemeriksa menyentuh tungkainya dengan menggunakan sisi punggung tangan. Beritahukan pasien sewaktu akan menyentuh tungkainya.

Genetalia eksterna harus di inspeksi dengan cermat

 Mons veneris diperiksa untuk melihat adanya lesi atau pembengkakan.

 Rambut pubis diperiksa untuk melihat polanya dan adanya kutu pubis

 Kulit vulva diperiksa untuk melihat adanya kemerahan, ekskoriasi, massa, leukoplakia atau pigmentasi. Setiap lesi harus dipalpasi untuk mengetahui adanya nyeri tekan. Krawosis vulva adalah keadaan dimana kulit vulva kemerahan, halus, berkilat, hampir transparan secara merata (sering pada wanita pasca menopause). Bercak putih karena hiperkeratosis yang dikenal sebagai leukoplakia vulva biasanya mendahului timbulnya karsinoma.

 Beritahukan kepada pasien pada saat hendak membuka labia. Dengan tangan kanan, labia mayor dan minor dibuka terpisah di antara ibu jari dan jari telunjuk tangan kanan.

 Catat setiap lesi peradangan, ulserasi, pengeluaran sekret, parut, taini, trauma, bengkak, perubahan atrofik atau massa yang ditemukan.

 Klitoris diperiksa untuk rnelihat ukuran dan adanya lesi. Biasanya klitoris berukuran 3-4 mm

 Melihat hymen : ada/tidaknya, gambaran hymen

 Macam-macam bentuk hyrnen :

Gambar: hymen

 Inspeksi meatus uretra : apakah ada pus atau peradangan. Jika ada pus, tentukan sumbernya.

 Celupkan kapas lidi kedalam sekret dan oleskan pada slide mikroskop untuk pemeriksaan lebih lanjut.

 Beritahukan pasien ketika anda headak melakukan palpasi kelenjar-kelenjar labia. Palpasi dilakukan pada area jarn 7-8 untuk daerah kelenjar-kelenjar kanan, dengan memegang bagian posterior labia kanan didalam vagina dan ibu jari, kanan diluar. Apakah ada nyeri tekan, bengkak atau pus.

Biasanya kelenjar bartholin tidak dapat dilihat maupun diraba. Selanjutnya memakai tangan kiri untuk memeriksa daerah kelenjar kiri (jam 4-5).

 Perineum ; perineum dan anus diperiksa untuk melihat adanya massa (lennastik hemorroid), parut, fissura, atau fistel.

 Perneriksaan relaksasi pelvis : dengan kedua labia terpisah lebar, pasien diminta untuk mengejan atau batuk.

 Jika ada relaksasi vagina, mungkin akan terlihat penggembungan dinding anterior atau poterior. Penonjolan dinding anterior berkaitan dengan sistokel ; penonjolan dinding posterior menunjukkan adanya suatu refetokel. Jika ada inkontinensia stres, batuk atau mengejan dapat menyebbakan penyemprotnya urin dan uretra.

Pemeriksaan Spekulum Persiapan

Pemeriksaan spekulum dilakukan untuk mengamati vagina dan serviks. Ada beberapa macam Spekulum : spekulum metal Cusco atau bivalve, adalah yang paling populer digunakan. Spekulum ini terdiri dari dua daun yang dimasukkan dalam keadaan tertutup dan kemudian di buka dengan menekan pegangannya. Dinding vagina dipisahkan oleh kedua daun spekulum, sehingga dapat tercapai visualisassi vagina dan serviks secara memadai. Pada dasamya ada dua macam spekulum dua daun ; graves dan Pedersen.

Spekulum Graves adalah spekulum yang lebih umum dan dipakai untuk kebanyakan wanita dewasa. Daun-daunnya lebih lebar dan melengkung pada sisi-sisinya. Spekulum Pedersen mempunyai daun yang lebih sempit dan rata, dan dipakai untuk wanita dengan introitus kecil. Spekulum dua daun yang terbuat dari plastik dan sekali pakai. Kekurangan alat ini adalah bunyi klik yang

keras yang timbul ketika daun bawah dilepaskan selama dikelurkan dari vagina. Jika memakai spekulum plastik, pasien harus diberitahukan bahwa akan timbul bunyi klik ini.

Dari kiri ke kanan : spekulum logam Pedersen ukuran kecil, spekulum logam Pedersen ukuran sedang, spekulum logam Graves ukuran sodang, spekulum logarn Graves ukuran besar dan spekulum Pedersen plastik ukuran besar,

Prosedur pemeriksaan:

 Sebelum memakai spekulum, berlatihlah membuka dan menutupnya. Jika pasien belum pernah menjalani pemeriksaan dengan spekulum, sebaiknya spekulum diperlihatkan terlebih dahulu kepada pasien. Spekulum dihangatkan terlebih dahulu dengan air hangat, dan kemudian menyentuhnya dengan punggung tangan untuk menentukan bahwa suhunya sudah tepat.

 Lubrikasi jeli sebaiknya jangan dipakai karena dapat mengganggu pemeriksaan sitologi serviks dan biakan gonacocaus.

 Beritahukan pasien ketika akan melakukan pemeriksaan dengan menggunakan speculum

 Jari telunjuk dan tengah kiri pemeriksa memisahkan labia dan menekan perineum

 Spekulum yang masih tertutup, dengan dipegang oleh tangan kanan pemeriksa, dimasukkan secara miring dengan perlahan-lahan ke dalarn introitus di atas jari-jari tangan kiri.

 Spekulum tidak boleh dimasukkan secara vertikal, karena dapat timbul cedera pada uretra dan meatus.

Gambar:pemasangan spekulum

 Serviks ; spekulum dimasukkan sejauh mungkin kedalam vagina, kemudian spekulum diputar ke posisi transversal, dengan pegangannya sekarang mengarah ke bawah, dan di buka dengan perlahan-lahan. Serviks harus berada di dalam daun-daun spekulum. Untuk menjaga agar spekulum tetap terbuka, sekrupnya dapat dikencangkan. Jika serviks tidak segera terlihat, dengan hati-hati daun spekulum diputar ke berbagai arah

 Cara membuat apusan PAP : diperoleh dengan memakai spatula kayu yang dimasukkan melalui spekulum. Ujung spatula yang lebih panjang dimasukkan ke dalam orrifisium eksterna servicis, kemudian spatulanya diputar 360 sementiara mengerok sel-sel dari orifisium eksterna servicis. Contoh lain diambil dengan memakai kapas Udi dari forniks posterior dan lateral vagina, dan dari endoserviks. Apuskan di atas slide kaca dan difiksasi dengan memasukkannya ke dalam larutan yang mengandung campuran metilalkohol 95% dan eter dengan perbandingan 1: 1. Atau dengan menyemprotkan fiksatif yang mengering dengan cepat.

 Dinding vagina : beritahukan pasien bahwa spekulum sekarang akan diangkat. Sekrup spekulum dikendurkan dengan jari telunjuk kanan dan spekulum diputar kembali ke posisi semula (miring). Ketika spekulum perlahan-lahan ditarik dan ditutup, dinding vagina diperiksa untuk melihat adanya masa, laserasi, leukoplakia, atau laserasi. Dinding vagina harus halus dan tidak nyeri tekan. Biasanya ada mukus tak berwarna atau putih dalam jumlah cukup banyak.

Palpasi Bimanual

Dipakai untuk palpasi uterus dan adneksanya. Teknik Pemeriksaan;

 Posisi dokter harus berada diantara kedua tungkai pasien

 Jika tangan kanan dimasukkan kedalam vagina, pemeriksa meletakkan kaki kanannya diatas bangku kecil

 Lubrikasi jelli, dipegang dengan tangan kiri, dan sejumlah kecil diteteskan ke atas jari telunjuk dan tengah tangan kanan pemeriksa yang sudah memakai sarung tangan. Tangan kanan yang telah memakai sarung tangan tidak boleh menyentuh lubejelli

 Perhatikan ekspresi wajah pasien, ketika pemeriksaan dilakukan

 Beritahukan kembali bahwa pemeriksa akan menyentuh kembali tungkainya ketika memulai pemeriksaan. Punggung tangan kiri harus menyentuh sisi dalam paha kanan pasien.

 Labia dibuka lebar dan jari telunjuk telunjuk dan tengah tangan kanan yang berpelumas dimasukkan secara vertikal kedalam vagina. Kemudian dilakukan penekanan ke bawah ke arah perineum. Jari keempat dan kelima kanan difleksikan ke dalam telapak tangan. Ibu jari kanan diekstesikan.

 Tangan kiri diletakkin di atas abdomen kira-kira sepertiga jarak simfisis pubis dengan umbilikus.

 Pergelangan tangan yang berada di abdomen tidak boleh difleksikan atau disupinasikan.

 Tangan kanan (di dalam vagina) mengangkat organ-organ pelvis ke atas pelvis dan menstabilkannya, sementara organ-organ itu di palpasi oleh tangan kiri (di abdomen). Tangan yang diperut, bukan yang di dalam vagina, yang melakukan palpasi.

Dalam dokumen Buku Panduan Skill Lab UROGENETALIA (1) (Halaman 32-40)

Dokumen terkait