• Tidak ada hasil yang ditemukan

Alat Musik Tradisional Tahuri dalam Ibadah Minggu

IV. Analisa Peran Alat Musik Tradisional Tahuri dalam Ibadah Minggu di Jemaat GPM Hutumuri Jemaat GPM Hutumuri

4.3 Alat Musik Tradisional Tahuri dalam Ibadah Minggu

Pelayanan ibadah minggu memerlukan kehadiran musik, sehingga suasana dalam ibadah semakin sukacita dan menyenangkan. Musik menjadi suatu andalan dalam ibadah minggu. Musik merupakan bagian dari sebuah ibadah, terutama dalam

26

ibadah minggu. Menurut penulis, ibadah minggu dan musik sudah menjadi satu jiwa dan tidak dapat dipisahkan, sehingga dalam ibadah minggu sangat diharapkan kehadiran musik supaya ibadah terlihat lebih menyenangkan dan penuh dengan sukacita. Dalam hal ini alat musik tradisional Tahuri hadir dalam membangun kebersamaan dalam pelayanan ibadah minggu. Jemaat yang bertalenta dan sebagai pemain musik tradisional Tahuri terlibat dalam pelayanan ibadah, sehingga mereka bisa melayani Tuhan melalui alat musik tersebut.

Ada beberapa kekhaskan dari ibadah minggu yaitu dalam ibadah minggu alat musik yang digunakan adalah Tahuri dan bukan saja Tahuri ada juga suling dan tifa, dimainkan dalam ibadah minggu atau dalam ibadah etnik Maluku. Tahuri adalah peralatan musik yang unik yaitu sebuah kerang yang jika ditiup bunyinya akan terdengar nyaring. Nyanyian yang digunakan adalah nyanyian pelengkap kidung jemaat, kidung jemaat, dan juga nyanyian GPM. Suasana dalam ibadah minggu tersebut tidak kaku dan rileks, sehingga para jemaat nyaman untuk beribadah kepada Tuhan.

Menurut Ivan Chrisian, musik merupakan „ekspresi ungkapan isi hati manusia.‟ Semua orang mempunyai berbagai macam emosi, dan emosi memerlukan saluran. Saluran bagi ungkapan emosi manusia dapat berupa gerakan badan vokal. Ungkapan visik dapat berupa tarian, dan ungkapan vokal dapat berupa nyanyian. Ungkapan-ungkapan semacam ini lambat laun akan menjadi suatu seni. Musik mempunyai pengaruh yang kuat bagi emosi manusia, ia dapat menjadi alat yang hebat untuk merangsang emosi manusia. Musik dapat mengangkat, memberi inspirasi, mendorong, memerangkap seseorang dan dapat menjatuhkan atau menghancurkan seseorang.48 Menurut penulis teori ini tepat bahwa musik merupakan ungkapan isi hati seseorang. Dengan adanya musik, seseorang dapat menyalurkan perasaan mereka, di antaranya sedih, senang dan sukacita. Sebagai pemain alat musik, ia mengetahui lagu-lagu yang melibatkan sebuah perasaan, di antaranya

48

Ivan, Christian.”Peran Musik dalam gereja, suatu tinjauan Theologi dan Historis”, diakses Agustus 14, 2019. https://www.academia.edu/12248012/PERAN_MUSIK_DALAM_GEREJA

27

perasaan terharu, sukacita, dan penuh semangat. Di antara lagu-lagu rohani dan juga lagu pada nyanyian kidung jemaat, pelengkap kidung jemaat dan nyanyian GPM, tidak semuanya memiliki tempo yang cepat tetapi ada tempo yang juga lambat. Dalam ibadah minggu diharapkan pembawaan musik dengan menggunakna alat musik tradisional Tahuri dapat merasakan lagu-lagu yang sesuai dengan firman Tuhan, sehingga lagu-lagu tersebut dapat membuat jemaat menjadi suatu inspirasi dan jemaat bisa mendapatkan sesuatu dalam ibadah, bukan hanya dari firman, tetapi juga dari nyanyian yang dibawahkan. Nyanyian tersebut dapat membangun dan menjadi berkat bagi semua orang yang hadir dalam ibadah minggu. Oleh karena itu musik dan alat musik tradisional Tahuri memiliki pengaruh yang kuat bagi semua orang, terkhusus bagi jemaat dan anak-anak yang ingin terlibat dalam kelompok paduan alat musik tradisonal Tahuri.

Berkaitan dengan judul penilitian, penulis memiliki teori peran alat musik yang dicetuskan oleh Marthin Luther. Ia menggunakan tiga tahap yaitu tahap mengajar, tahap menggerakan dan tahap mencerahkan. Setelah penulis melakukan penilitian, peran alat musik tradisional Tahuri berada pada tahap mencerahkan. Tahap mencerahkan berarti para pemain alat musik tardisioanl sudah menjiwai dan sudah menjadi satu dengan alat musik tradisional Tahuri dan juga sudah menjadi satu dengan musik dalam ibadah minggu dan ibadah etnik, sehingga suasana ibadah dan pengahayatan dalam ibadah tersebut menjadi sukacita dan menyenangkan bagi jemaat. Menurut penulis dalam ibadah minggu tersebut, musik serta alat musik tradisional sudah menjadi satu kesatuan dan sangat berkaitan, sehingga dalam mengikuti ibadah minggu di jemaat GPM Hutumuri, suasana yang terjadi ialah sukacita dan dan mempunyai ciri khas sebagai jemaat yang masih mewarisi nilai-nilai kebudayaan . Hal tersebut terlihat dari wawancara penulis dengan semua narasumber, bahwa peran alat musik tradisional dalam ibadah minggu adalah melayani ibadah dengan iringan musik serta sebagai pengganti bunyi lonceng tiga kali yang menandakan ibadah minggu atau ibadah etnik dimulai, dan ibadah yang dirasakan menjadi penuh sukacita.

28 V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dalam era global saat ini, mempelajari musik tradisional merupakan

tantangan yang sangat sulit, karena harus menjaga, mengembangkan dan melestarikannya, jika kita tidak mengetahui, mengenal serta menyatu dengan budaya sendiri. Tahuri berfungsi sebagai alat musik sekaligus benda bersejarah, dan merupakan asset budaya Maluku. Melihat pengelolahan dan perhatian dari jemaat dalam ibadah minggu dengan adanya alat musik tradisional sebagai suatu alat musik yang mempunyai peran dalam pelayanan ibadah minggu. Maka menurut penulis peran alat musik tradisional dalam ibadah minggu sangat penting dan saling bekraitan. Jika dalam ibadah minggu ada musik yang mengiringi, maka ibadah tersebut akan menambah semangat dan bisa mempengaruhi emosi dari jemaat yang hadir dalam beribadah. Tetapi jika dalam ibadah minggu tidak ada musik yang mengiringnya, maka ibadah tersebut akan terasa hampa dan kurang bersemngat. Menurut penulis musik bersifat universal dan merngkul semua golongan. Kehadiran musik dalam ibadah minggu memberikan nuansa yang berbeda artinya musik yang digunakan menjawab kebutuhan jemaat dan kontekstual bagi jemaat tersebut. Kehadiran musik juga membantu jemaat untuk mengekspreikan perasaannya, karena melalui musik tersebut dapat mewakili semua bentuk perasaan mereka kepada Tuhan. Jika dilihat dari tahapan mengenai peranan musik, penulis menyimpulkan bahwa peranan tersebut berada dalam tahap mencerahkan, artinya dalam ibadah minggu dan musik menjadi satu dan saling berkaitan satu dengan yang lain, sehingga dengan kehadiran musik ditengah-tengah ibadah minggu, bisa menggerakan siapapun untuk melayani dan memuji nama Tuhan. Bermain alat musik bisa dilakukan oleh siapa saja, asalkan orang tersebut tulus dalam melayani. Musik merupakan salah satu bagian dari ibadah pemuda. Tanpa kehadiran musik dalam ibadah, maka ibadah tersebut akan terasa hampa dan kurang bersemangat. Oleh karena itu, kehadiran musik dalam ibadah minggu sangat dinantikan dan diharapkan oleh semua jemaat sehingga suasana dalam ibadah minggu menjadi sukacita. Berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan maka ada beberapa simpulan penting yang peneliti dapatkan:

29

1. Sampai saat ini tahuri masih tetap digunakan dalam acara adat, dalam ibadah minggu sebagai pengganti bunyi lonceng tiga dan berperan sebagai pembawa musik dalam ibadah minggu dan ibadah etnik Maluku. Tahuri terus dikemabngakn dalam kehidupan masyarakat dan gereja, khususnya dalam masyarakat dan jemaat Hutumuri. Tahuri yang telah dibentuk dalam satu paduan tahuri merupakan bukti nyata kreatifitas senimana Maluku yang mampu membuat salah satu hasil laut uamh penuh dengan keunikan menjadi sesuatu yang berharga baik dimata masyarakat dan jemaat GPM Htumuri, Provinsi Maluku sampai ke luar negeri.

2. Tahuri merupakan salah satu alat musik tradisional Maluku yang sangat langkah didunia ini. Kebanyakan tahuri yang digunakan dipesan dari luar Ambon (Saumlaki, Dobo dan lain-lain). Tahuri dibentuk menjadi satu alat musik membutuhkan proses yang lama dan memerlukan kesabaran dan ketelitian.

5.2 Saran

Dalam bagian ini, penulis ingin memberikan saran kepada pihak-pihak tertentu. Yang pertama, penulis ingin memberi saran kepada Fakultas Teologi, untuk tetap meningkatkan dan tetap memperhatikan mata kuliah musik gerejawi sehingga mahasiswa juga dapat memberikan ilmu kepada jemaat dalam pelayanan musik di gereja. Yang kedua, penulis ingin memberi saran kepada jemaat GPM Hutumuri. Menurut penulis, peran musik dalam ibadah minggu harus selalu ditingkatkan dan diperhatikan, karena ibadah minggu tersebut identik dengan musik . Jemaat GPM Hutumuri harus tetap mempertahankan akan nilai kebudayaan yang ada di jemaat ini dengan cara tetap mempertahankan alat musik tradisional sebagai alat musik yang berperan dalam ibadah minggu. Tahuri merupakan alat musik yang sangat langka dan hanya terdapat di negeri dan Jemaat Hutumuri. Benda yang bersejarah ini perlu diperhatikan dan di budidayakan sebagai budaya yang paten dan akan diakui oleh dunia luar, tetapi semua ini tidak semudah yang dibayangkan oleh kita sebagaia generasi muda harus memiliki kesadaran yang tinggi untuk mempelajari dan

30

mengenal budaya daerah kita sebagai anak negeri dan jemaat GPM Hutumuri yang memiliki kemampuan potensi musik yang baik. Bukan saja mempelajari musik modern, tetapi musik-musik tradisional juga harus kita pelajari dan tetap mempertahankan nilai-nilai kebudayaan.

Perlu adanya perhatian khusus dari pemerintah untuk melihat lebih jauh keberadaan tahuri sebagaia alat musik tradisional Maluku dalam masyarakat dan Jemaat Hutumuri untuk mengembangkan nilai-nilai kebudayaan dan warisan tersebut untuk kepentingan bersama. Dengan adanya kerjasama yang baik antara pihak-pihak tertentu untuk mengembangkan alat musik tradisional tahuri ini, sehingga bermanfaat dalam segala hal baik dalam kegiatan duniawi atau gerejawi baik dalam kehidupan masyarakat Maluku khususnya maupun sampai pada ke luar negeri.

31 Daftar Pustaka

Avis, Paul. Ambang Pintu Teologi. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2001. Bahari, Nooryan. Kritik Seni. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014. Banoe, Pono. Metode Kelas Musik. Jakarta: PT. Indeks, 2013.

Barth, Karl. “Church Dogmatics III/3. The Doctrine of Creation.” Edinburg: T & T Clark, 298.

Garang, Johanes dan Pontas Nasution. “Pergumulan Gereja dan Masyarakat Kini

dan Mendatang: Tantangan, Kesempatan dan panggilan Kita.” Bahan

seminar yang disampaikan pada kegiatan Seminar dan Lokakarya Musik

Gerejawi 1994, Caringin-Bogor, 1994.

Jamalus. Pengajaran Musik Melalui Pengalaman Musik. Jakarta: Depdikbud, 1988. Lexi, Moleong, J. Metode penilitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakrya,

2001.

Komisi Liturgi dan Musik. Musik adalah Ibadah. Jakarta: Grafika KreasIndo, 2012. Listya, Agastya Rama. Kontekstualisasi Musik Gereja. Salatiga: Fakultas Teologi

Universitas Kristen Satya Wacana Press, 1999.

Mack, Dieter. Musik Kontemporer dan Persoalan Interkultural. ARTI, 2001. Macquarrie, Jhon. “Principles of Christian Theology”, Revised edn., London: 1977. Milam, Kenneth. “Fungsi Musik dalam Ibadah dan Pelayanan Gereja Menurut

Alkitab, dalam Kumpulan Makalah Simposium dan Penyegaran Musik Gerejawi 1995”. Bandung: Komisi Musik dan Departemen Pendidikan

Gabungan Gereja Baptis Indonesia, 1996.

Soedarsono, RM. Dasar-dasar Kritik Seni Rupa. Jakarta Pemerintah DKI Jakarta: Dinas Museum dan Sejarah, 1979.

Strauss, Anselm dan Juliet Corbin. Dasar-dasar penelitian kualittaif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2007.

Sudarto, Theofilius. Cara Mudah Bermain Keybord. Yogyakarta: ANDI Offset, 2008.

Verkuyl, J. Etika Kristen Kapita Selekta. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1982. White James F. Pengantar Ibadah Kristen. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2002.

Yayasan Komunikasi Bini Kasih. Ensiklopedi Alkitab Masa Kini. Jakarta: YKBK, 1982.

32

Website

Ambon Ekspres, “Alat Musik Dari Biota Laut Tahuri”. Diakses Juni 28, 2019. http://ambonekspres.com/2015/10/15/alat-musikdaribiota-laut-Tahuri /

Chriz, “Peran Musik dalam Ibadah,” chrizmusik-blog spot, Februari 11, 2013. Diakses Agustus 16, 2019. https://chrizmusik.blogspot.com/2013/02/peran-musik-dalam-ibadah.htm.

Google “Alat Musik Tahuri dari Maluku”. Diakses Juni 29, 2019. https://www.google.co.id/search?q=alat+musik+Tahuri

+dari+maluku&espv=2&biw=1366&bih=653&tbm=isch&tbo

=u&source=univ&sa=X&ved=0ahUKEwit0byJsf3KAhUDno4KHfxFDoYQs AQIKg&dpr=1

Hamba Tuhan GII HOK IM TONG. “Pentingnya Ibadah”. Last modified Mei 26, 2009. http://persekutuan-gii.blogspot.com/2009/05/pentingnyaibadah.html. Ivan, Christian. ”Peran Musik dalam Gereja, suatu Tinjauan Teologi dan Historis”,

diakses Agustus 14, 2019. https://www.academia.edu/12248012/ PERAN_MUSIK_DALAM_GEREJA

Jemmy Kalimasa. “Sejarah Musik Gereja”, diakses Juli 20, 2016. http://jimmykelmasa.blogspot.com/2010/11/sejarah-musik-gereja.html.

Wikipedia. “Tahuri”. Last modified Juni 23, 2019. Diakses Juni 29, 2019 https://id.wikipedia.org/wiki/Tahuri

Witanto Carol. “Perbedaan Bermain Musik di Gereja dan di Luar Gereja”. Last

modified October 9, 2012. Diakses Juni 30, 2019

http://witantocarol.com/perbedaan-antara-bermain-musik-di-gereja-dan-di-luar-gereja.htm

Dokumen terkait