• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

C. Alat pengumpul data

Alat pengumpulan data yaitu kuesioner motivasi intrinsik belajar siswa. Alat tersebut terlebih dahulu diujicobakan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrument.

1. Kuesioner Motivasi Intrinsik dalam Belajar Siswa

Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner motivasi intrinsik belajar siswa disusun oleh peneliti dengan bimbingan dosen pembimbing, yang terdiri dari dua bagian yaitu: (1) bagian penjelasan dan pedoman pengisian, dan (2) isi kuesioner itu sendiri yang terdiri dari 70 pernyataan yang menggambarkan motivasi intrinsik belajar siswa.

Alat pengumpul data harus diujicobakan terlebih dahulu sebelum digunakan dalam penelitian yang sesungguhnya. Ujicoba tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah alat tersebut dapat dipertanggungjawabkan atau tidak. Ujicoba alat dilakukan di SMP Santo Aloysius Denggung Sleman kelas VIII yang terdiri dari 40 siswa.

Kuesioner terdiri dari 70 pernyataan. Untuk mempermudah pengolahan data penelitian, maka angket yang digunakan adalah angket bentuk tertutup. Angket tertutup adalah “angket yang disusun sedemikian rupa sehingga responden tinggal memilih jawaban yang telah disediakan”, misalnya “sangat tidak sering” sampai “ sangat sering” (Masidjo, 1995: 71). Angket ini berupa angket motivasi intrinsik belajar karena bertujuan untuk mengetahui bagaimana motivasi intrinsik belajar siswa yang ditunjukkan oleh skor yang diperoleh siswa. Kisi-kisi dari angket motivasi intrinsik belajar ini adalah sebagai berikut:

Tabel 1.

Rincian Kisi-Kisi Motivasi Intrinsik dalam Belajar Siswa dan Sebaran Item-Item Kuesioner.

No Motivasi intrinsik dalam belajar Item a. Senang dan rajin membaca buku pelajaran 1,25,65,69 b. Keinginan untuk memiliki wawasan yang luas 2,10,12,28,50,53 c. Kemauan untuk belajar terus-menerus 8,9,16,26,39,54 d. Senang mengerjakan tugas-tugas yang menantang 19, 64,67 e. Keinginan untuk bekerja dan berusaha sendiri, tanpa

disuapi terus-menerus oleh orang lain

11,17,27,31,33,43, 45,47,48,56,57 f. Keinginan kuat untuk maju dan mencapai

keberhasilan

13,18,21,23,35, 40,55,61,68 g. Orientasi pada cita-cita dan masa depan 5,29,41,52,59 h. Keuletan dalam belajar biarpun menghadapi

rintangan

7,24,32,36,37, 42,58

i. Belajar secara terencana dan terjadwal 3,6,14,15,22,30,38, 46,49,60,66,70 j. Berani bertanya kepada guru untuk membantu

mengatasi masalah yang dihadapi

4,20,34,44,51, 62,63

Setiap pernyataan disertai dengan empat alternatif jawaban. Masing-masing alternatif jawaban diberi skor yang berbeda-beda sesuai dengan sifat pernyataan. Scoring menggunakan modifikasi dari skala Likert yang bergerak dari 4-1 untuk item positif dan 1-4 untuk item yang negatif. Menurut Hadi (1990), modifikasi skala Likert menjadi empat kategori jawaban dimaksudkan untuk menghilangkan kelemahan yang dikandung oleh skala lima tingkat, yaitu: karena kategori netral mempunyai arti ganda, bisa diartikan belum dapat memutuskan, bisa juga

diartikan netral, sering tidak, tidak sering pun tidak, atau bahkan ragu-ragu. Tersedianya jawaban di tengah juga menimbulkan kecenderungan menjawab ke tengah (central tendency effect), terutama bagi mereka yang ragu-ragu atas kecenderungan jawabannya. Jadi skor untuk alternatif jawaban adalah sebagai berikut: sangat sering (SS) dengan skor 4, sering (S) dengan skor 3, tidak sering (TS) dengan skor 2, sangat tidak sering (STS) dengan skor 1. Keseluruhan pernyataan dalam angket motivasi intrinsik ini bersifat positif, sehingga skala bergerak dari 4-1.

2. Uji Coba Kuesioner Motivasi Intrinsik dalam Belajar Siswa

Sebelum kuesioner digunakan untuk penelitian, terlebih dahulu diuji cobakan untuk mendapatkan keterangan mutu kuesioner tersebut. Pengujian alat ukur dilakukan untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas alat ukur yang digunakan, sehingga diperoleh kelayakan penggunaannya sebagai alat ukur yang handal dan memenuhi syarat (valid dan reliabel).

Langkah-langkah yang ditempuh untuk melakukan uji coba adalah: Membuat kisi-kisi dan kuesioner motivasi intrinsik belajar siswa. Meminta surat izin uji coba kuesioner untuk melakukan penelitian dari pihak Universitas Sanata Dharma (Prodi BK), untuk diserahkan kepada kepala sekolah SMP Santo Aloysius Denggung Sleman, Yogyakarta. Menemui kepala sekolah untuk memohon izin uji coba sekalian penelitian. Kemudian kepala sekolah menganjurkan peneliti untuk menemui guru pembimbing untuk membicarakan tanggal uji coba kuesioner dan penelitian yang akan diselenggarakan di sekolah

yang bersangkutan. Membagikan kuesioner kepada para siswa dan menjelaskan maksud dari penelitian. Menjelaskan cara mengisi kuesioner tersebut dan memberikan kesempatan kepada para siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami. Mempersilahkan para siswa mengisi kuesioner. Mengumpulkan kuesioner yang telah diisi oleh para siswa.

Uji coba kuesioner ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa lama waktu yang diperlukan responden untuk mengerjakan kuesioner, mengetahui apakah responden memahami maksud pernyataan, serta untuk menemukan kekurangan atau masalah yang mungkin timbul sehubungan dengan kuesioner tersebut. Uji coba kuesioner dilaksanakan di SMP St.Aloysius Denggung Sleman kelas VIII. Uji coba diadakan di sekolah ini karena pertimbangan bahwa sekolah ini sekolah swasta katolik dan berdekatan satu sama lain dan jumlah siswa di sekolah yang bersangkutan juga terbatas. Selain itu pertimbangan lain bahwa jumlah responden di sekolah yang akan diteliti tidak mencukupi jika harus dibuat juga sebagai uji coba penelitian. Uji coba penelitian dilaksanakan pada tanggal 5 Maret 2010 pada pukul 07: 30 WIB dengan jumlah responden 40 siswa. Waktu yang diperlukan untuk menjawab kuesioner dan dalam pemberian petunjuk tentang pengisian kuesioner kurang lebih 30 menit. Jumlah pernyataan kuesioner motivasi intrinsik belajar siswa yang di uji coba, sebanyak 70 pernyataan. Kuesioner tersebut dapat dilihat pada lampiran 1.

1) Validitas

Validitas adalah taraf sampai dimana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang seharusnya diukur (Masidjo, 1995: 242). Menurut Furchan (2007: 294) “validitas menunjuk pada sejauh mana suatu alat mampu mengukur apa yang seharusnya diukur”. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan validitas konstruk, karena konstruksi kuesioner ini mengikuti konstruk utama yang mengetahui motivasi intrinsik belajar siswa. Validitas konstruk adalah validitas yang menunjuk sampai dimana isi suatu tes atau alat pengukur tersebut atau konstruksi (Masidjo, 1995: 244). Prosedur pengujian kesahihan pernyataan dilakukan dengan cara menganalisis setiap item dengan mengkorelasikan skor setiap pernyataan (X) dengan skor total seluruh pernyataan (Y) yang diperoleh setiap responden. Untuk keperluan perhitungan validitas ini digunakan teknik korelasi Product Moment Pearson (Masidjo,1995:246) sebagai berikut:

r

XY

Keterangan rumus:

rXY

: Koefisien korelasi antara X dan Y

X : Skor pernyataan yang akan diuji validitasnya Y : Skor total dari seluruh peryataan

Penentuan kesahihan pernyataan menggunakan kriteria Azwar (1999: 65) yang menyatakan bahwa untuk skala psikologi sebaiknya digunakan patokan koefisien korelasi minimal 0,30. Dengan demikian, item yang koefisien korelasinya kurang dari 0,30 dinyatakan gugur, sedangkan item yang dianggap valid adalah pernyataan dengan koefisien korelasi sama atau lebih dari 0,30.

Proses penghitungan taraf validitas dilakukan dengan cara memberi skor pada setiap pernyataan dan mentabulasi data uji coba. Selanjutnya, proses penghitungan dilakukan dengan bantuan computer program SPSS versi 11.5 for windows. Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan terhadap 70 pernyataan kuesioner diperoleh 60 pernyataan yang valid dan 10 pernyataan yang tidak valid. Jadi total keseluruhan item yang digunakan dalam penelitian adalah 60. Hasil validitas dan reliabilitas kuesioner penelitian dapat dilihat pada lampiran 2 dan 3.

Tabel 2.

Rincian Kisi-Kisi Kuesioner Motivasi Intrinsik dalam Belajar Siswa dan Sebaran Item-Item Setelah Uji Coba Kuesioner.

No Motivasi intrinsik dalam belajar Item a. Senang dan rajin membaca buku pelajaran 1,21 b. Keinginan untuk menguasai bahan pelajaran 2,9,24,43, c. Kemauan untuk belajar terus-menerus 7,13,22,34,46, d. Senang mengerjakan tugas-tugas yang menantang 15, 56,58, e. Keinginan untuk bekerja dan berusaha sendiri, tanpa

disuapi terus-menerus oleh orang lain

8,23,27,28,37, 39,41,48,49, f. Keinginan kuat untuk maju dan mencapai

keberhasilan

10,14,17,19,30, 35,47,53,59, g. Orientasi pada cita-cita dan masa depan 4,25,36,45,51, h. Keuletan dalam belajar biarpun menghadapi

rintangan

6,20,31,32,50,

i. Belajar secara terencana dan terjadwal 3,5,11,12,18,26,33, 40,42,52,57,60 j. Berani bertanya kepada guru untuk membantu

mengatasi masalah yang dihadapi

16,29,38,44, 54,55

2) Reliabilitas

Reliabilitas suatu alat ukur adalah derajat keajegan alat tersebut dalam mengukur apa saja yang diukur (Furhan, 2007: 310). Menurut Masidjo (1995: 209), “reliabilitas alat ukur adalah taraf sampai dimana suatu tes mampu menunjukkan konsistensi hasil pengukurannya yang diperlihatkan dalam taraf ketetapan dan ketelitian hasil. Suatu tes yang reliabel akan menunjukkan ketetapan dan ketelitian hasil dalam satu atau berbagai pengukuran.

Pengujian tingkat reliabilitas alat ukur ditetapkan dengan metode belah dua (Split-Half-Method) berdasarkan gasal-genap. Metode ini digunakan untuk menguji reliabilitas suatu alat ukur dengan satu kali pengukuran pada satu kelompok. Skor-skor yang berasal dari item-item yang bernomor gasal dijadikan menjadi belahan pertama (X) dan item-item yang bernomor genap dijadikan sebagai belahan kedua (Y). skor-skor dari belahan pertama dikorelasikan dengan skor-skor belahan kedua. Perhitungan koefisien korelasi dilakukan dengan bantuan computer program SPSS versi 11.5 for windows. Karena hasil dari suatu tes dibagi menjadi dua, maka koefisien korelasi dari dua bagian tersebut baru mencerminkan taraf reliabilitas penuh/satu maka koefisien korelasi tersebut dimasukkan kedalam formulasi korelasi dari Spearman Brown (Masidjo, 1995: 219) sebagai berikut:

r

tt

Keterangan rumus:

r

tt

= Koefisien reliabilitas

r

gg = Koefisien korelasi ganjil-genap

Untuk mempertegas tingkat keterandalan instrument, Masidjo (1995: 209) mengelompokkan kulifikasi koefisien reliabilitas yaitu koefisien reliabilitas yang besarnya 0,91 – 1,00 dianggap sangat tinggi, 0,71 – 0,90 dianggap tinggi, 0,40-0,70 dianggap cukup, 0,20 - negatif dianggap sangat rendah. Dalam penelitian ini, perhitungan korelasi belah ganjil genap uji coba kuesioner motivasi intrinsik belajar siswa, atas dasar taraf signifikansi 1% untuk N=40 dituntut rXY = 0,29.

Koefisien reliabilitas yang diperoleh rrr = 0,44. Jadi taraf reliabilitas uji coba kuesioner motivasi intrinsik dalam belajar siswa, ternyata signifikan pada taraf signifikansi 1% (rtt = 0,44 > 0,29) dan termasuk cukup tinggi (0,40 – 0,70).

Dokumen terkait