BAB III METODOLOGI PENELITIAN
C. Alat Pengumpul Data
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini disusun sendiri oleh peneliti. Jenis kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup, artinya kuesioner tersebut berisikan pernyataan-pernyataan dengan alternatif jawaban sehingga responden tinggal memilih. Kuesioner ini memuat pernyataan-pernyataan yang mengungkapkan berbagai sikap guru pembimbing. Aspek-aspek yang digunakan untuk menyusun kuesioner ini terbagi menjadi tiga aspek, yaitu (a) aspek respek, (b) aspek terbuka, dan (c) aspek hangat. Kisi-kisi kuesioner yang digunakan dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 2 Kisi-kisi
Kuesioner Sikap Guru Pembimbing Sebelum Uji Coba
Aspek dan Indikator Sikap Guru Pembimbing
Nomor Urut Pernyataan Jumlah Favourable Unfavourable
1. Respek
a. Memberi kebebasan kepada siswa untuk mengambil keputusan sendiri.
b. Memberi kebebasan kepada siswa untuk mengembangkan dirinya. 06, 18, 33, 42, 54 09, 12, 27, 39, 48 15, 21, 30, 45, 57 03, 24, 36, 51, 60 10 10 2. Terbuka
a. Memiliki pemahaman yang objektif terhadap hal-hal yang dikemukakan siswa.
b. Memberi kesempatan kepada siswa untuk berbicara.
08, 20, 32, 41, 53 02, 11, 23, 35, 50 05, 17, 29, 44, 56 14, 26, 38, 47, 59 10 10 3. Hangat
a. Memiliki kesediaan untuk membantu siswa.
b. Menerima siswa apa adanya.
04, 13, 28, 43, 52 01, 16, 25, 34, 49 07, 19, 31, 40, 55 10, 22, 37, 46, 58 10 10 Total Item 30 30 60
2. Format Pernyataan dan Skoring a. Format Pernyataan
Item-item dalam kuesioner berupa pernyataan-pernyataan tentang masing-masing aspek dalam bentuk favourable dan unfavourable. Favourable berarti bahwa isi pernyataan menggambarkan ciri atribut yang diukur. Sebaliknya, dikatakan unfavourable berarti isi pernyataan tidak menggambarkan ciri atribut yang diukur (Azwar, 2007). Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert. Ada empat alternatif jawaban yang disediakan yaitu “sangat diharapkan”, “diharapkan”, “kurang diharapkan”, dan “tidak diharapkan”.
Peneliti memodifikasi skala Likert menjadi empat bagian dengan maksud agar pilihan jawaban yang diberikan responden menjadi lebih tegas dan pasti. Hadi (1991) mengungkapkan alternatif jawaban tengah tidak bisa dipakai karena (1) kategori netral mempunyai arti ganda, bisa diartikan responden belum memberikan jawaban atau bisa juga diartikan responden menjawab netral karena tidak bisa menentukan pilihannya; (2) adanya jawaban tengah dapat menimbulkan kecenderungan untuk menentukan pilihan ditengah (Central Tendency Effect), terutama bagi responden yang ragu-ragu/bingung menentukan jawaban.
b. Skoring
Skor untuk tiap item adalah sebagai berikut:
§ Untuk pernyataan favourable (positif), jawaban “sangat diharapkan” diberi skor 4, “diharapkan” diberi skor 3, “kurang diharapkan” diberi skor 2, dan “tidak diharapkan” diberi skor 1. § Untuk pernyataan unfavourable (negatif), jawaban “sangat
diharapkan” diberi skor 1, “diharapkan” diberi skor 2, “kurang diharapkan” diberi skor 3, dan “tidak diharapkan” diberi skor 4. 3. Validitas
Validitas berarti taraf sampai dimana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang seharusnya diukur (Masidjo, 1995). Suatu alat ukur dikatakan memiliki validitas yang tinggi jika alat tersebut mampu memberikan hasil ukur yang relevan dengan tujuan pengukuran. Sebaliknya, alat ukur yang tidak dapat menghasilkan data yang relevan dengan tujuan pengukuran dianggap memiliki validitas yang rendah.
Validitas yang diselidiki dalam penelitian ini adalah validitas isi, yaitu sejauh mana isi suatu kuesioner mencerminkan hal-hal yang hendak diukur. Validitas isi bertujuan melihat dua hal: (a)sampling validity, yaitu sejauh mana item-item merepresentasikan wilayah isi (content domain) dari atribut yang diukur; (b) face validity, yaitu sejauh mana item-item secara keseluruhan memberi kesan mengukur atribut yang hendak diukur (Azwar, 2006). Pengujian validitas ini tidak melibatkan perhitungan
statistik, tetapi diestimasi melalui professional judgment (Azwar, 2006). Dalam pelaksanaannya, peneliti meminta pendapat:
a. Dosen pembimbing I, Dr. M. M. Sri Hastuti, M.Si. b. Dosen pembimbing II, Drs. H. Sigit Pawanta SVD, M.A. 4. Analisis Item
Sebelum kuesioner digunakan untuk penelitian, terlebih dahulu diuji cobakan untuk mengetahui kualitas setiap item. Hanya item yang memiliki kualitas yang baik yang dapat digunakan dalam kuesioner, sedangkan item yang tidak memiliki kualitas yang baik harus digugurkan. Dalam hal ini, kualitas yang dimaksud adalah keselarasan antara item dengan kuesioner secara keseluruhan. Dengan kata lain, analisis item dilakukan untuk memilih item-item yang mengukur hal yang sama dengan apa yang diukur kuesioner secara keseluruhan (Azwar, 2006).
Uji coba kuesioner dilakukan di SMP Stella Duce 2 Yogyakarta. Sebelum uji coba dilakukan terlebih dahulu peneliti menemui Kepala Sekolah dan Koordinator BK di SMP Stella Duce 2 Yogyakarta untuk meminta ijin mengadakan uji coba kuesioner. Uji coba diberikan kepada siswa-siswa kelas VII dan kelas VIII sebanyak 70 siswa, dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 3
Jumlah Responden Uji Coba Kuesioner
No Kelas Waktu Pelaksanaan Jumlah 1. VIII Nagasari 02 April 2008 33 2. VII Mawar 05 April 2008 37
Tabulasi data uji coba dapat dilihat pada lampiran 1.
Setelah melakukan uji coba, peneliti melakukan pengolahan data untuk menyeleksi item-item yang memiliki daya beda tinggi. Daya beda item artinya sejauh mana item mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan yang tidak memiliki atribut yang diukur. Dalam penelitian ini, atribut yang akan diukur adalah sikap guru pembimbing yang diharapkan siswa. Jadi dalam penelitian ini, item yang berdaya beda tinggi adalah item-item yang mampu membedakan mana subjek yang mengharapkan sikap tersebut dan mana subjek yang tidak mengharapkan sikap tersebut. Pengolahan data tersebut dilakukan dengan menggunakan bantuan komputer dengan program SPSS (Statistical Programme for Social Science) for windows.
Proses pengujian item dilakukan dengan komputasi koefisien korelasi antara distribusi skor tiap item dengan distribusi skor total tes itu sendiri. Komputasi ini akan menghasilkan koefisien korelasi item-total (rix), yang dikenal dengan parameter daya beda item. Penghitungannya menggunakan korelasi Product-Moment dari Pearson (Azwar, 2007), dengan rumus sebagai berikut: ] / ) ( ][ / ) ( [ / ) )( ( 2 2 2 2 n n i i n i i rix ΣΧ − ΣΧ Σ − Σ ΣΧ Σ − Χ Σ = Keterangan:
rix = Koefisien korelasi item-total i = Skor item
x = Skor total
n = Banyaknya subjek
Kriteria pemilihan item didasarkan pada korelasi item-total, biasanya digunakan batasan rix ≥ 0,30. Item-item yang koefisien korelasinya mencapai minimal 0,30 daya pembedanya dianggap memuaskan. Sedangkan, item yang koefisien korelasinya kurang dari 0,30 dapat diinterpretasikan memiliki daya beda rendah (Azwar, 2007). Setelah melihat hasil uji coba kuesioner, diperoleh 29 item yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 atau dinyatakan lolos, dan 31 item yang memiliki koefisien korelasi kurang dari 0,30 atau dinyatakan gugur. Rekapitulasi hasil uji coba kuesioner dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 4
Hasil Uji Coba Kuesioner
Aspek dan Indikator Sikap Guru Pembimbing
Jumlah Item Jumlah Item yang Lolos Jumlah Item yang Gugur F UF 1. Respek
a. Memberi kebebasan kepada siswa untuk mengambil keputusan sendiri.
b. Memberi kebebasan kepada siswa untuk mengembangkan dirinya. 10 10 1 1 -3 9 6 2. Terbuka
a. Memiliki pemahaman yang objektif terhadap hal-hal yang dikemukakan siswa.
b. Memberi kesempatan kepada siswa untuk berbicara.
10 10 4 1 4 4 2 5 3. Hangat
a. Memiliki kesediaan untuk membantu siswa.
b. Menerima siswa apa adanya.
10 10 2 3 3 3 5 4 Total 60 29 31
5. Reliabilitas
Reliabilitas adalah taraf sampai dimana suatu alat ukur mampu menunjukkan konsistensi hasil pengukurannya yang diperlihatkan dalam taraf ketepatan dan ketelitian hasil (Masidjo, 1995). Taraf reliabilitas suatu alat ukur dinyatakan dalam suatu koefisien yang disebut koefisien reliabilitas (rxx), yang angkanya berada dalam rentang antara 0 sampai 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitas. Sebaliknya, koefisien yang semakin rendah mendekati angka 0 berarti semakin rendah reliabilitas.
Pengujian tingkat reliabilitas kuesioner ini dilakukan dengan menggunakan metode belah dua (Split-half Method). Metode ini digunakan untuk menguji reliabilitas suatu alat ukur untuk satu kali pengukuran pada sekelompok siswa. Metode belah dua yang dipakai berdasarkan urutan item bernomor gasal dan genap. Proses perhitungan taraf reliabilitas kuesioner ini dilakukan dengan cara memberi skor pada masing-masing item dan mentabulasikan skor-skor tersebut. Selanjutnya, skor-skor yang berasal dari item-item bernomor gasal dimasukkan ke dalam belahan pertama (X1) dan skor-skor dari item bernomor genap dimasukkan ke dalam belahan kedua (X2). Kemudian, skor total dari belahan pertama dikorelasikan dengan skor total dari belahan kedua. Koefisien korelasi yang diperoleh dari perhitungan skor total item gasal-genap adalah sebesar 0,8308. Penghitungan koefisien korelasi skor total item gasal-genap dapat dilihat pada lampiran 3.
Selanjutnya, untuk diperoleh taraf reliabilitasnya hasil koefisien korelasi tersebut dikoreksi dengan menggunakan formula koreksi dari Spearman-Brown (Azwar, 2006), dengan rumus sebagai berikut: