• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

Bagan 3.1 Pre-experimental Pre-test and Post-test Design

3.5 Metode dan Alat Pengumpulan Data .1 Metode Pengumpulan Data

3.5.2 Alat Pengumpulan Data .1 Angket .1 Angket

Alat pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket. Angket adalah sejumlah pertanyaan atau pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden, dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2002:128).

Metode ini digunakan untuk mencapai data yang akurat dan tingkat objektivitas yang tinggi. Untuk mendapat data yang valid, maka pengukuran dengan angket harus dilakukan secara sistematis. Angket ini digunakan untuk mengungkap data tentang perilaku konsumtif siswa. Bentuk angket yang digunakan adalah angket tertutup, yaitu angket yang sudah disediakan alternatif jawabannya sehingga responden tinggal memilih jawaban di antara alternatif itu.

Menurut Arikunto (2006:152) angket atau kuesioner memang mempunyai banyak keuntungan sebagai instrumen pengumpul data, yaitu:

a. tidak memerlukan hadirnya peneliti.

b. dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden.

c. dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing–masing dan menurut waktu senggang responden.

d. dapat dibuat anonim sehingga responden bebas jujur dan tidak malu– malu menjawab.

e. dapat dibuat terstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar–benar sama.

Di samping adanya keuntungan-keuntungan dari metode angket tersebut, terdapat juga kelemahan-kelemahannya. Kelemahan angket menurut Arikunto (2006:152) yaitu:

a. responden sering tidak teliti dalam menjawab sehingga ada pertanyaan yang terlewati tidak dijawab, padahal sukar diulangi diberikan kembali kepadanya.

b. seringkali sukar dicari validitasnya.

c. walaupun dibuat anonim, kadang–kadang responden dengan sengaja

memberikan jawaban yang tidak betul atau tidak jujur. d. seringkali tidak kembali, terutama jika dikirim lewat pos.

e. waktu pengembaliannya tidak bersama–sama, bahkan kadang–kadang

ada yang terlalu lama sehingga terlambat

Untuk mengatasi kelemahan–kelemahan angket atau kuesioner di atas, maka peneliti berusaha untuk menekan sekecil mungkin kelemahan-kelamahan tersebut, antara lain:

a. Memberikan petunjuk-petunjuk dengan singkat dan lengkap untuk menjelaskan segala sesuatu yang berhubungan dengan pengisian angket agar responden dapat memberikan jawaban yang jujur.

b. Memberikan penjelasan sebelum menyebarkan angket sehingga responden bersedia mengisi angket tanpa adanya perasaan terpaksa.

c. Mengamati dan meneliti kembali jawaban yang telah diisi oleh responden agar tidak ada pertanyaan yang terlewati/belum dijawab.

Dalam menyusun angket sebagai instrument penelitian, langkah-langkah yang perlu ditempuh adalah mengidentifikasi topik pokok tingkah laku yang diukur, membuat tabel spesifikasi yang merinci sampel butir pertanyaan atau pernyataan yang digunakan, dan membuat angket yang paling mendekati tabel spesifik. Berdasarkan hal tersebut, langkah-langkah yang ditempuh dalam

penyusunan instrumen (rancangan pengembangan instrumen) berdasarkan teori-teori yang dipakai dalam penelitian ini. Adapun kategori jawaban untuk angket perilaku konsumtif adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3

Alternatif Pilihan Katagori Jawaban Instrumen Angket Perilaku Konsumtif No Pernyataan Positif

No Pernyataan Negatif

Jawaban Nilai Jawaban Nilai

1 SS 1 1 SS 4

2 S 2 2 S 3

3 TS 3 3 TS 2

4 STS 4 4 STS 1

Keterangan :

SS : Sangat Sesuai TS : Tidak Sesuai

S : Sesuai STS : Sangat Tidak Sesuai

Selanjutnya untuk menginterpretasikan tingkat perilaku konsumtif siswa, maka jumlah skor dari tiap responden ditransformasi dalam bentuk persentase skor dengan cara membagi dengan skor idealnya dan dikalikan dengan 100%. Selanjutnya persentase skor tersebut dibandingkan dengan kriteria tingkat perilaku konsumtif siswa dan akan diperoleh kriteria sangat tinggi, tinggi, rendah, sangat rendah. Kriteria tingkat perilaku konsumtif siswa ditentukan dengan cara sebagai berikut:

Interval Kelas

Range = Data maksimal –Data minimal Data maksimal = 4/4 x 100% = 100%

Data minimal = 1/4 x 100% = 25%

Range = 100% - 25% = 75%

Berdasarkan panjang kelas interval tersebut maka kategori tingkat perilaku konsumtif siswa dapat disusun sebagai berikut:

Tabel 3.4

Kriteria Penilaian Peminimalan Perilaku Konsumtif Siswa Kelas VIII Interval Presentase Kriteria

81% < x ≤ 100% Sangat tinggi 62% < x ≤ 81% Tinggi 43% < x ≤ 62 % Rendah

24% < x ≤ 43% Sangat Rendah 3.5.2.2 Observasi

Menurut Arikunto (2006:156), “observasi diartikan sebagai suatu aktiva yang sempit, yakni memperhatikan sesuatu dengan menggunakan mata atau seringkali observasi disebut dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek”. Cara yang paling efektif dalam penggunaan metode observasi adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrumen. Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa observasi merupakan suatu cara untuk memperoleh data penelitian dengan cara pengamatan terhadap suatu objek yang dilengkapi dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrumen.

Menurut Patton dalam Sugiyono (2006:313-314), manfaat observasi yang dapat diperoleh peneliti adalah sebagai berikut :

(1) Peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak akan terungkap oleh responden (jawaban) yang bersifat sensitif atau ingin ditutupi karena dapat merugikan nama lembaga.

(2) Peneliti dapat menemukan hal-hal yang diluar persepsi responden

Berdasarkan manfaat observasi tersebut, peneliti akan menggunakan hasil analisis observasi untuk memperkuat hasil analisis pre-test dan post-test sehingga peneliti dapat memperoleh data secara maksimal. Dalam penelitian ini, teknik observasi (pengamatan) digunakan untuk pelengkap atau pendukung dari data yang diperoleh.

Jenis observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi sistematis dimana pengamat atau peneliti melakukan observasi menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan observasi langsung karena selain dilakukan oleh peneliti langsung juga dilakukan oleh observer. Observasi dilakukan peneliti selama proses pelaksanaan layanan konseling kelompok berlangsung karena data yang diperoleh akan lebih lengkap dan peneliti dapat mengetahui perubahan perilaku yang dapat diamati dari responden perilaku konsumtifnya.

Dalam penelitian ini, istrumen untuk observasi dicatat ke dalam bentuk skala bertingkat (rating-scale) dimana pengamat melakukan pengamatan terhadap observee yang kemudian diberikan nilai pada perilaku yang menunjukkan frekuensi munculnya kegiatan. Data yang telah diperoleh kemudian didiskripsikan peneliti. Pendeskripsian tingkat perilaku konsumtif yang memiliki rentang skor 1-4 dibuat interval kriteria perilaku konsumtif yang ditentukan dengan cara sebagai berikut :

Data maksimal = 4 Data minimal = 1

Berdasarkan panjang kelas interval tersebut maka kategori tingkat perilaku konsumtif dapat disusun sebagai berikut :

Tabel 3.5

Kriteria Penilaian Observasi Perilaku Konsumtif Interval Presentase Kriteria 76 % < x ≤ 100% Sangat Tinggi 51 % < x ≤ 75 % Tinggi

26 % < x ≤ 50 % Rendah

1 % < x ≤ 25 % Sangat Rendah