• Tidak ada hasil yang ditemukan

Alat ukur dan Instrumen yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN

D. Alat ukur dan Instrumen yang digunakan

Alat ukur merupakan metode pengumpulan data dalam kegiatan penelitian yang mempunyai tujuan untuk mengungkap fakta mengenai variabel yang diteliti. Alat ukur yang digunakan hendaknya disesuaikan dengan tujuan penelitian dan bentuk data yang akan diambil dan diukur (Hadi, 2002). Data penelitian ini diperoleh dengan menggunakan metode skala.

Penelitian ini menggunakan skala model Likert. Skala Likert merupakan model penskalaan pernyataan sikap yang menggunakan distribusi respons sebagai dasar penentuan nilai sikap (Azwar, 2000). Adapun skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Skala attachment terhadap ayah

Skala attachment terhadap ayah yang digunakan terdiri dari empat skala yang disusun oleh peneliti berdasarkan pola-pola attachment yang dikemukakan oleh Bowlby terdiri atas tiga pola attachment yaitu, secure attachment (aman), pola anxious attachment, pola avoidant attachment.

Tabel 1. Distribusi Butir Skala Attachment terhadap ayah No Pola attachment Unfavorable Favorable Total

1. Secure attachment 13 13 26

2. Anxious attachment 14 13 27

3. Avoidant attachment 14 13 27

1. Skala secure attachment terhadap ayah

Skala secure attachment terhadap ayah ini menggunakan Skala Likert. Respon jawaban dalam skala penelitian menggunakan empat pilihan yaitu Sangat Tidak Sesuai (STS), Tidak Sesuai (TS), Sesuai (S), Sangat Sesuai (SS). Skala disajikan dalam bentuk pernyataan mendukung dan tidak mendukung. Nilai pilihan bergerak dari 1 sampai 4. Bobot pernyataan mendukung yaitu, SS = 4, S = 3, TS = 2, STS = 1. Sedangkan untuk bobot pernyataan tidak mendukung yaitu, SS = 1, S = 2, TS = 3, STS = 4

Pola attachment yang dominan pada sampel dapat dilihat berdasarkan skor tertinggi dari setiap pola-pola attachment. Semakin tinggi skor secure

attachment menunjukan bahwa individu memperoleh pola secure attachment

yang dominan dari ayah. Sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh dibandingkan pola attachment lain menunjukan bahwa sampel tidak memperoleh

secure attachment tersebut dari ayah.

Tabel 2. blueprint secure attachment terhadap ayah

No Aspek Indikator Prilaku Jenis Aitem Jlh

favourable unfavourable

1. Secure

attachment • Nyaman bersama orang tua

• Tidak sepenuhnya bergantung dengan orangtua

• Orang tua dilihat sebagai figur yang hangat

• Percaya terhdap diri sendiri • Orangtua merupakan sumber pemberi dukungan 1, 8 14,15 26, 27 31, 32 43,47, 61, 62, 74 2,5 16, 21 22, 34 35, 44 54, 60, 68, 71, 77 26

2. Skala anxious attachment terhadap ayah

Skala anxious attachment terhadap ayah ini menggunakan Skala Likert. Respon jawaban dalam skala penelitian menggunakan empat pilihan yaitu Sangat Tidak Sesuai (STS), Tidak Sesuai (TS), Sesuai (S), Sangat Sesuai (SS). Skala disajikan dalam bentuk pernyataan mendukung dan tidak mendukung. Nilai pilihan bergerak dari 1 sampai 4. Bobot pernyataan mendukung yaitu, SS = 4, S = 3, TS = 2, STS = 1. Sedangkan untuk bobot pernyataan tidak mendukung yaitu, SS = 1, S = 2, TS = 3, STS = 4.

Pola attachment yang dominan pada sampel dapat dilihat berdasarkan skor tertinggi dari setiap pola-pola attachment. Semakin tinggi skor anxious

attachment menunjukan bahwa individu memperoleh pola anxious attachment

yang dominan dari ayah. Sebaliknya semakin rendah skor anxious attachment yang diperoleh dibandingkan pola attachment lain menunjukan bahwa sampel tidak memperoleh anxious attachment dari ayah.

Tabel 3. blueprint anxious attachment terhadap ayah

No Aspek Indikator Prilaku Jenis Aitem Jlh

favourable unfavourable

1. anxious

attachment • Memandang orangtua tidak sensisitif, tidak responsif

Orang tua tidak adil • Menjalin hubungan

dengan orangtua karena takut dalam mengambil keputusan Cemas jika diabaikan • Tidak nyaman berada

bersama orangtua 6, 11 12, 17 25, 33 41, 42 50, 51, 67, 70, 75, 80 3, 9 10, 23 28, 36 37, 47 55, 56 63, 69, 78, 27 Jumlah 14 13 27

3. Skala avoidant attachment terhadap ayah

Skala avoidant attachment terhadap ayah ini menggunakan Skala Likert. Respon jawaban dalam skala penelitian menggunakan empat pilihan yaitu Sangat Tidak Sesuai (STS), Tidak Sesuai (TS), Sesuai (S), Sangat Sesuai (SS). Skala disajikan dalam bentuk pernyataan mendukung dan tidak mendukung. Nilai pilihan bergerak dari 1 sampai 4. Bobot pernyataan mendukung yaitu, SS = 4, S = 3, TS = 2, STS = 1. Sedangkan untuk bobot pernyataan tidak mendukung yaitu, SS = 1, S = 2, TS = 3, STS = 4

Pola attachment yang dominan pada sampel dapat dilihat berdasarkan skor tertinggi dari setiap pola-pola attachment. Semakin tinggi skor avoidant

attachment menunjukan bahwa individu memperoleh pola avoidant attachment

yang dominan dari ayah. Sebaliknya semakin rendah skor avoidant attachment yang diperoleh dibandingkan pola attachment lain menunjukan bahwa sampel tidak memperoleh avoidant attachment dari ayah.

Tabel 4. blueprint avoidant attachment terhadap ayah

No Aspek Indikator Prilaku Jenis Aitem Jlh

favourable unfavourable

1. avoidant

attachment • Memandang orangtua tidak perhatian

• Mengalami penolakan dari orangtua

• Hubungan dengan

orangtua dingin

• Tidak ingin menjalin hubungan dekat dengan orangtua

• Sulit percaya kepada orangtua 7, 13 18, 24 38, 39 45, 52 53, 58, 65, 72, 73, 79 4, 19 20, 29 30, 40 46, 48 57, 59, 64, 66, 76 27 Jumlah 14 13 27

b. Skala Kecerdasan Emosi

Kecerdasan emosi diukur dengan menggunakan skala kecerdasaan emosi yang disusun oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek kecerdasan emosi yang dikemukakan oleh Menurut Goleman (2000) mengemukakan bahwa ada aspek kecerdasan emosional yaitu , kesadaran diri , pengaturan diri, motivasi diri, empati dan ketrampilan sosial

Skala kecerdasan emosi ini menggunakan Skala Likert. Respon jawaban dalam skala penelitian menggunakan empat pilihan yaitu Sangat Tidak Sesuai (STS), Tidak Sesuai (TS), Sesuai (S), Sangat Sesuai (SS). Skala disajikan dalam bentuk pernyataan mendukung dan tidak mendukung. Nilai pilihan bergerak dari 1 sampai 4. Bobot pernyataan mendukung yaitu, SS = 4, S = 3, TS = 2, STS = 1. Sedangkan untuk bobot pernyataan tidak mendukung yaitu, SS = 1, S = 2, TS = 3, STS = 4.

Tabel 5. Distribusi Butir Skala kecerdasan emosi

No Aspek Jenis Aitem Jlh

favourable unfavourable 1. Kesadaran diri 7 7 14 2. Pengendalian diri 9 9 18 3. Motivasi diri 9 9 18 4. Empati 7 7 14 5. Ketrampilan sosial 8 8 16 Jumlah 40 40 80

Pada tabel 3, dapat dilihat bahwa untuk mengukur kecerdasan emosi digunakan 80 butir dengan blue print instrumen penelitian disajikan dalam tabel 4 berikut:

Tabel 6. Blue Print Skala Kecerdasan Emosi

No Aspek Indikator Prilaku Jenis Aitem Jlh

favourable unfavourable

1. Kesadaran diri

- Pengambilan keputusan - mengetahui apa yang ia

rasakan 1, 17, 30, 33, 49, 64, 74 6, 9, 25, 41, 57, 65, 80 14 2. Pengendalian diri - mengendalikan emosinya sendiri - peka terhadap kata hati

- sanggup menunda kenikmatan

- mampu pulih kembali dari tekanan emosi

2, 18, 24, 34, 46, 50, 55,63, 75 10, 22, 26, 38, 42, 58, 66, 70,73 18

3. Motivasi diri - menuntun menuju sasaran

- mampu mengambil inisiatif

- bertindak secara efektif

- mampu bertahan menghadapi kegagalan dan frustrasi. 3, 15, 19, 35, 39, 51, 56, 62, 72 8, 11, 27, 32, 43, 48, 59, 67, 76 18

4. empati - saling percaya

- mampu menyelaraskan diri dengan berbagai tipe orang.

- merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain

4, 14, 16, 36, 52, 68, 78 7, 12, 28, 31, 44, 54, 60 14 5. Ketrampilan sosial - mempengaruhi, memimpin, - bermusyawarah, menyelesaikan permasalahan dan bekerja sama dengan tim

5, 21, 23, 37, 47, 53. 71, 79

13, 20, 29, 40, 45, 61, 69, 77 16

Jumlah 40 40 80

2. Validitas, Uji Daya Beda Dan Reliabilitas Alat Ukur a. Uji validitas

Azwar (2000) mendefinisikan validitas tes atau validitas alat ukur adalah sejauh mana tes itu mengukur apa yang dimaksudkannya untuk diukur, artinya derajat fungsi mengukurnya suatu tes atau derajat kecermatan suatu tes. Untuk

mengkaji validitas alat ukur dalam penelitian ini, peneliti melihat alat ukur berdasarkan arah isi yang diukur yang disebut dengan validitas isi (content

validity).

Validitas isi menunjukkan kepada sejauh mana aitem- aitem yang dilihat dari isinya dapat mengukur apa yang dimaksudkan untuk diukur. Ukuran sejauh mana ini ditentukan berdasar derajat repesentatifnya alat ukur itu bagi isi hal yang akan diukur. Validitas isi alat ukur ditentukan melalui pendapat professional

(professional judgement) dalam proses telaah soal. Dengan menggunakan

spesifikasi alat ukur yang telah ada, akan dilakukan analisa logis untuk menetapkan apakah aitem-aitem yang telah dikembangkan memang mengukur (representatif) dengan apa yang dimaksudkan untuk diukur (Suryabrata, 2000).

Setelah melakukan validitas isi kemudian dilanjutkan dengan melakukan uji daya beda aitem. Uji daya beda item dilakukan untuk melihat sejauh mana item mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki atribut dengan yang tidak memiliki atribut yang akan diukur. Dasar kerja yang digunakan dalam analisis aitem ini adalah dengan memilih item-item yang fungsi alat ukurnya selaras atau sesuai dengan fungsi ukur tes. Atau dengan kata lain, memilih aitem yang mengukur hal yang sama dengan yang diukur oleh tes sebagai keseluruhan (Azwar, 2000).

Pengujian daya beda butir pertanyaan/pernyataan menghendaki dilakukannya komputasi koefisien korelasi antara distribusi skor butir pertanyaan/pernyataan dengan suatu kriteria yang relevan yaitu distribusi skor skala itu sendiri. Komputasi ini menghasilkan koefisien korelasi item-total (rix)

yang dikenal pula dengan sebutan parameter daya beda. Penghitungan daya beda butir pertanyaan/pernyataan dalam uji coba ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 for Windows.

Skala attachment terhadap ayah dan kecerdasan emosi dalam penelitian ini diuji cobakan pada 120 remaja laki-laki di Medan. Pada attachment terhadap ayah, jumlah butir yang diuji cobakan adalah 80 butir dan dari 80 butir tersebut, terdapat 46 butir yang dianggap memenuhi kriteria korelasi minimal aitem. Hasil uji coba menunjukkan nilai rix butir skala bergerak dari 0,275-0,673. Berikut distribusi butir untuk skala attachment terhadap ayah.

Tabel 7. Distribusi Butir Skala Attachment terhadap ayah setelah Uji Coba No Pola attachment Unfavorable Favorable Total

1. Secure attachment 5 5 10

2. Anxious attachment 4 7 11

3. Avoidant attachment 12 13 25

Jumlah 21 25 46

Berdasarkan distribusi butir pada Tabel 8, blue print penelitian disajikan sebagai berikut:

Tabel 8. Blue Print Skala Attachment terhadap ayah setelah Uji Coba

No Aspek Indikator Prilaku Jenis Aitem Jlh

favourable unfavourable

1. Secure

attachment Nyaman bersama orang tua

Tidak sepenuhnya bergantung dengan orangtua

Orang tua dilihat sebagai figur yang hangat

Percaya terhdap diri sendiri Orangtua merupakan sumber pemberi dukungan 1, 9, 16, 17, 21 2, 5, 22, 36, 45 10

2. Anxious

attachment Memandang orangtua tidak sensisitif, tidak responsif

Orang tua tidak adil

Menjalin hubungan dengan orangtua karena takut dalam mengambil keputusan

Cemas jika diabaikan

Tidak nyaman berada bersama orangtua 10, 15, 41, 42 3, 7, 18,23, 24, 37, 46 11 3. avoidant

attachment Memandang orangtua tidak perhatian

Mengalami penolakan dari orangtua

Hubungan dengan

orangtua dingin

Tidak ingin menjalin hubungan dekat dengan orangtua

Sulit percaya kepada orangtua 6, 8, 11, 14, 25, 26, 28, 31, 32, 34, 39, 43 4, 12, 13, 19, 20, 27, 29, 30, 33, 35, 38, 40, 44 25 Jumlah 21 25 46

Pada skala kecerdasan emosi, jumlah butir yang diujicobakan adalah 80 butir dan dari 80 butir tersebut terdapat 44 butir yang dianggap memenuhi kriteria korelasi minimal butir. Hasil uji coba skala kecerdasan emosi menunjukkan nilai butir skala bergerak dari 0,286-0,620. Berikut ini distribusi butir skala kecerdasan emosi:

Tabel.9 distribusi butir skala kecerdasan emosi setelah uji coba

No Aspek Jenis Aitem Jlh

favourable unfavourable 1. Kesadaran diri 4 4 8 2. Pengendalian diri 5 4 9 3. Motivasi diri 5 5 10 4. Empati 4 4 8 5. Ketrampilan sosial 6 3 9

Berdasarkan distribusi butir pada Tabel 9, blue print penelitian disajikan sebagai berikut:

Tabel.10 Blueprint skala kecerdasan emosi setelah uji coba

No Aspek Indikator Prilaku Jenis Aitem Jlh

favourable unfavourable

1. Kesadaran diri

- Pengambilan keputusan - mengetahui apa yang ia

rasakan 1, 26, 35, 42 3, 13, 30, 44 8 2. Pengendalian diri - mengendalikan emosinya sendiri - peka terhadap kata hati

- sanggup menunda kenikmatan

- mampu pulih kembali dari tekanan emosi

9, 16, 23, 29, 34

20, 21, 36,

40, 9

3. Motivasi diri - menuntun menuju sasaran

- mampu mengambil inisiatif

- bertindak secara efektif

- mampu bertahan menghadapi kegagalan dan frustrasi. 2, 8, 10, 17, 27 4, 5, 25, 31, 37 10

4. Empati - saling percaya

- mampu menyelaraskan diri dengan berbagai tipe orang.

- merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain 7, 18, 38, 43, 6, 15, 22, 32 8 5. Ketrampilan social - mempengaruhi, memimpin, - bermusyawarah, menyelesaikan permasalahan dan bekerja sama dengan tim

11, 12, 19,

24, 28, 41 14, 33, 39 9

Jumlah 24 20 44

b. Uji Daya beda aitem

Pengujian daya beda aitem adalah memilih aitem-aitem yang fungsi ukurnya selaras atau sesuai dengan fungsi alat ukur secara keseluruhan seperti

beda aitem yang tinggi, yaitu apabila mampu menggambarkan individu yang bersikap positif atau negatif. Teknik analisa beda aitem yang dipakai adalah korelasi pearson product-moment. Uji daya beda aitem akan dilakukan pada alat ukur yang dalam penelitian ini adalah skala attachment pada ayah dan skala kecerdasan emosi.

c. Uji reliabilitas

Menurut Azwar (2004) reliabilitas adalah sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Menurut Hadi (2000) reliabilitas alat ukur menunjukkan derajat keajegan atau konsistensi alat ukur yang bersangkutan bila diterapkan beberapa kali pada kesempatan yang sama.

Reliabilitas alat ukur dapat dilihat dari koefisien reliabilitas yang merupakan indikator konsistensi butir-butir skala dalam menjalankan fungsi ukurnya secara bersama-sama. Reliabilitas alat ukur ini sebenarnya mengacu pada konsistensi atau kepercayaan hasil ukur yang mengandung kecermatan pengukuran (Azwar, 2004).

Reliabilitas alat ukur digunakan untuk menguji konsistensi hasil pengukuran terhadap subjek. Uji reliabilitas digunakan pada butir-butir yang valid. Tinggi rendahnya reliabilitas ditunjukkan oleh suatu angka koefisien reliabilitas.

Pengukuran yang tidak reliabel akan menghasilkan skor yang tidak dapat dipercaya karena perbedaan skor yang terjadi diantara individu lebih ditentukan oleh faktor error (kesalahan) daripada faktor perbedaan yang sesungguhnya.

Dalam aplikasinya, reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas yang angkanya berada dalam rentang dari 0 sampai 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitasnya.

Pengujian reliabilitas pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Koefisien Reliabilitas Alpha Cronbach. Teknik ini merupakan teknik yang sesuai untuk memeriksa konsistensi internal dalam sebuah tes karena koefisien konsistensi internal adalah indeks homogenitas isi dan kualitas setiap butir pertanyaan/pernyataan. Pengujian reliabilitas dilakukan dengan mengolah data-data pada program SPSS 17.0 for Windows.

Dari hasil uji coba skala attachment terhadap ayah dan kecerdasan emosi yang diujikan pada 120 remaja laki-laki usia 15-18 tahun di Medan, diperoleh nilai reliabilitas α sebesar 0,942 untuk attachment terhadap ayah dan nilai reliabilitas α sebesar 0.908 untuk skala kecerdasan emosi.

E. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Prosedur pelaksanaan penelitian terdiri dari 3 tahap. Adapun ketiga tahap tersebut adalah tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap pengolahan data 1. Persiapan alat ukur penelitian

Tahap persiapan yang dilakukan oleh peneliti mencakup; a. Pembuatan Alat Ukur

Pembuatan alat ukur Skala attachment terhadap ayah dan kecerdasan emosi dimulai dengan mengkaji teori-teori maupun hasil penelitian yang berkaitan dan dilanjutkan dengan membuat indikator-indikator dari tiap aspek

untuk memudahkan dalam penjabarannya. Penyusunan skala ini dilakukan dengan membuat blue print dan kemudian dioperasionalisasikan dalam bentuk aitem-aitem pernyataan. Setelah aitem tersusun, peneliti meminta penilaian ahli yaitu pada dosen pembimbing dan dosen statistika untuk mendiskusikan apakah aitem yang telah dibuat dapat diterima oleh subjek penelitian secara umum.

b. Uji Coba Alat Ukur

Setelah alat ukur disusun, peneliti melakukan uji coba yang direncanakan akan diberikan kepada remaja laki-laki usia 15-18 tahun di Medan. Subjek diminta memberi respon pada alat ukur berupa skala attachment terhadap ayah dan skala kecerdasan emosi. Peneliti terlebih dahulu meminta izin dan kesediaan subjek untuk mengisi skala. Hasil uji coba akan diolah melalui beberapa kali perhitungan reliabilitas yang berbeda pada setiap aspek-aspeknya. Uji coba alat ukur dilakukan pada tanggal 15-19 November 2010 dengan memberikan skala attachment terhadap ayah dan skala kecerdasan emosi pada remaja laki-laki usia 15-18 tahun di Medan.

c. Permohonan izin

Sebelum peneliti melakukan pengambilan data, maka dilakukan pengurusan surat izin kepada pihak sekolah SMK TI (STM) Ar-Rahman dan SMK TI (STM) Immanuel di Medan untuk melakukan pengambilan data penelitian kepada siswa-siswa.

d. Revisi Alat Ukur

Setelah peneliti melakukan uji coba alat ukur, maka peneliti menguji validitas dan reliabilitas skala dengan menggunakan koefisien reliabilitas Alpha dari Cronbach dengan bantuan aplikasi program SPSS 17.0 for

windo ws. Setelah diketahui aitem-aitem yang memenuhi validitas dan

reliabilitasnya, maka kemudian peneliti menyusun aitem-aitem tersebut menjadi alat ukur yang dapat digunakan untuk mengambil data penelitian.

2. tahap pelaksanaan

Setelah alat ukur diujicobakan dan direvisi, peneliti melaksanakan uji sebenarnya dengan mengambil data pada remaja laki-laki berusia 15-18 tahun di STM Medan.

Penelitian dilakukan di SMK TI (STM) Ar-Rahman Medan melibatkan siswa-siswa sebanyak 40 orang dan SMK TI (STM) Immanuel dengan melibatkan siswa-siswa sebanyak 40 orang. Pengambilan data dilakukan dengan memberikan alat ukur berupa skala attachment terhadap ayah dan skala kecerdasan emosi. Subjek diminta untuk memberikan respon terhadap skala tersebut. Tetapi, sebelumnya peneliti terlebih dahulu meminta izin dan kesediaan subjek untuk mengisi skala tersebut. Tahap pelaksanaan penelitian dilakukan pada tanggal 29 november sampai 2 desember 2010.

3. tahap pengelolaan

Setelah diperoleh hasil skor skala reputasi merek dan loyalitas merek, maka dilakukan pengolahan data. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS Versi 17.00 untuk windows. .

Data yang diperoleh diharapkan menunjukkan adanya hubungan antara

attachment terhadap ayah dengan kecerdasan emosi pada remaja laki-laki.

Dokumen terkait