• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

A. Analisa Data

1. Gambaran Umum Subjek Penelitian

Populasi penelitian ini adalah siswa- siswa STM usia 15-18 tahun di Medan dengan jumlah sampel keseluruhan sebanyak 80 orang. Dari 80 orang subjek diperoleh gambaran subjek berdasarkan usia.

Usia

Berdasarkan usia, maka dapat digambarkan penyebaran subjek penelitian pada tabel 11 berikut.

Tabel 11. Gambaran Subjek Berdasarkan Usia

Usia N Persentase 15 tahun 21 26,25 % 16 tahun 15 18,75 % 17 tahun 22 27,5% 18 tahun 22 27,5 % Total 80 100 %

Dari tabel 11, diperoleh gambaran bahwa subjek penelitian yang berusia 15 tahun sebanyak 26,25%, usia 16 tahun sebanyak 18,75%, 17 tahun sebanyak 27,5% dan subjek penelitian yang berusia 18 tahun sebanyak 27,5%.

2.Hasil Penelitian

a. Uji Asumsi Penelitian

Jumlah skala yang disebarkan kepada subjek penelitian sebanyak 80 buah dan semuanya diterima kembali. Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap skala tersebut maka keseluruhannya telah memenuhi syarat untuk dilakukan analisis.

Sebelum analisis data dilakukan, ada beberapa syarat yang harus dilakukan terlebih dahulu yaitu uji asumsi normalitas sebaran pada kedua variabel penelitian, baik variabel attachment terhadap ayah maupun variabel kecerdasan emosi. Selain itu dilakukan juga uji linearitas untuk mengetahui bentuk korelasi antara masing-masing variabel. Pengujian asumsi dan analisa data dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 for Windows.

1) Uji Normalitas Sebaran

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi data penelitian telah menyebar secara normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov. Data dikatakan terdistribusi normal jika harga p > 0.05. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel 12 berikut ini.

Tabel 12. Normalitas sebaran variabel attachment terhadap ayah dengan kecerdasan emosi pada remaja laki-laki

One-sample Kolmogorov-Smirnov Test

Variabel Z P Keterangan

attachment terhadap ayah 0.514 0.954 Normal

kecerdasan emosi 0.987 0.285 Normal

Berdasarkan tabel 12, diperoleh hasil uji normalitas data attachment terhadap ayah menunjukkan nilai Z = 0,514 dengan p = 0,954, sedangkan data kecerdasan emosi menunjukkan nilai Z = 0.987 dengan p = 0.285. Berdasarkan

hasil analisis ini, maka dapat dikatakan bahwa sebaran data kedua variabel tersebut terdistribusi normal.

Secure attachment

1. Uji normalitas sebaran untuk variabel secure attachment menggunakan kolmogorov-smirnov tes untuk menentukan sebaran normal Z= 0,893 dan p=0,987

2. Uji normalitas sebaran untuk variabel kecerdasan emosi menggunakan kolmogorov-smirnov tes untuk menentukan sebaran normal Z= 0,398 p= 0,285

Tabel 13. Normalitas sebaran variabel secure attachment terhadap ayah dengan kecerdasan emosi pada remaja laki-laki

Variabel Z P Keterangan

Secure attachment terhadap ayah 0,893 0,987 Normal

kecerdasan emosi 0,398 0.285 Normal

Anxious attachment

1. Uji normalitas sebaran untuk variabel anxious attachment menggunakan kolmogorov-smirnov tes untuk menentukan sebaran normal Z= 0,51, p= 0,954 2. Uji normalitas sebaran untuk variabel kecerdasan emosi menggunakan

kolmogorov-smirnov tes untuk menentukan sebaran normal Z= 0,987, p=0,285

Tabel 14. Normalitas sebaran variabel anxious attachment terhadap ayah dengan kecerdasan emosi pada remaja laki-laki

Variabel Z P Keterangan

Anxious attachment terhadap ayah 0.514 0.954 Normal

Avoidant attachment

1. Uji normalitas sebaran untuk variabel avoidant attachment menggunakan kolmogorov-smirnov tes untuk menentukan sebaran normal Z=0,514, p=0,954 2. Uji normalitas sebaran untuk variabel kecerdasan emosi menggunakan kolmogorov-smirnov tes untuk menentukan sebaran normal Z= 0,987 p= 0,285

Tabel 15. Normalitas sebaran variabel avoidant attachment terhadap ayah dengan kecerdasan emosi pada remaja laki-laki

Variabel Z P Keterangan

Avoidant attachment terhadap

ayah

0.514 0.954 Normal

kecerdasan emosi 0.987 0.285 Normal

2) Uji Linearitas Hubungan

Uji linearitas digunakan untuk mengetahui apakah distribusi data penelitian, yaitu variabel attachment terhadap ayah dengan kecerdasan emosi pada remaja laki-laki memiliki hubungan linear. Uji linieritas dilakukan dengan menggunakan teknik Analisa Varians, yang menunjukkan bahwa variabel

attachment terhadap ayah memiliki hubungan linier dengan kecerdasan emosi

pada remaja laki-laki. Kedua variabel dikatakan memiliki hubungan yang linear jika nilai p < 0.05. Dari hasil uji linieritas antara attachment terhadap ayah dengan kecerdasan emosi pada remaja laki-laki, diperoleh nilai p = 0.000 (p < 0.05). Hasil tersebut menunjukkan variabel attachment terhadap ayah memiliki hubungan yang linier dengan kecerdasan emosi pada remaja laki-laki. Hal ini dapat dilihat pada tabel 16 berikut

Tabel 16. Linearitas hubungan variabel attachment terhadap ayah dengan kecerdasan emosi pada remaja laki-laki

a. Secure attachment

Dari hasil uji linieritas antara secure attachment terhadap ayah dengan kecerdasan emosi pada remaja laki-laki, diperoleh nilai p = 0.012 (p < 0.05). Hasil tersebut menunjukkan variabel secure attachment terhadap ayah memiliki hubungan yang linier dengan kecerdasan emosi pada remaja laki-laki. Hal ini dapat dilihat pada tabel 17 berikut

Tabel 17. Linearitas hubungan variabel secure attachment terhadap ayah dengan kecerdasan emosi pada remaja laki-laki

Sum of Squares df Mean Square F Sig. Kecerdasan Emosi * secure attachment Between Groups (Combined) 3411.213 13 262.401 1.723 .076 Linearity 1012.780 1 1012.780 6.652 .012 Deviation from Linearity 2398.433 12 199.869 1.313 .233 Within Groups 10048.674 66 152.253 Total 13459.887 79 Sum of Squares df Mean Square F Sig. Kecerdasan emosi * attachment Between Groups (Combined) 9302.207 34 273.594 2.961 .000 Linearity 2849.789 1 2849.789 30.844 .000 Deviation from Linearity 6452.418 33 195.528 2.116 .010 Within Groups 4157.681 45 92.393 Total 13459.887 79

b. Anxious Attachment

Dari hasil uji linieritas antara anxious attachment terhadap ayah dengan kecerdasan emosi pada remaja laki-laki, diperoleh nilai p = 0.000 (p < 0.05). Hasil tersebut menunjukkan variabel anxious attachment terhadap ayah memiliki hubungan yang linier dengan kecerdasan emosi pada remaja laki-laki. Hal ini dapat dilihat pada tabel 18 berikut

Tabel 18. Linearitas hubungan variabel anxious attachment terhadap ayah dengan kecerdasan emosi pada remaja laki-laki

Sum of Squares df Mean Square F Sig. Kecerdasan Emosi * anxious attachment Between Groups (Combined) 6182.578 19 325.399 2.683 .002 Linearity 2474.282 1 2474.282 20.400 .000 Deviation from Linearity 3708.296 18 206.016 1.699 .065 Within Groups 7277.310 60 121.288 Total 13459.887 79 c. Avoidant Attachment

Dari hasil uji linieritas antara avoidant attachment terhadap ayah dengan kecerdasan emosi pada remaja laki-laki, diperoleh nilai p = 0.000 (p < 0.05). Hasil tersebut menunjukkan variabel avoidant attachment terhadap ayah memiliki hubungan yang linier dengan kecerdasan emosi pada remaja laki-laki. Hal ini dapat dilihat pada tabel 19 berikut:

Tabel 19. Linearitas hubungan variabel avoidant attachment terhadap ayah dengan kecerdasan emosi pada remaja laki-laki

3. Hasil Analisa Data a. Deskripsi data penelitian

Analisis data penelitian dapat dilakukan dengan pengelompokan yang mengacu pada kriteria kategorisasi. Kategorisasi ini didasarkan pada asumsi bahwa skor populasi terdistribusi normal. Kriteria kategorisasi yang digunakan dalam penelitian ini dibagi dalam tiga kategori, yaitu tinggi, sedang, dan rendah 1) Gambaran Skor attachment terhadap ayah

Data penelitian tentang kategori attachment terhadap ayah seperti tertera pada tabel berikut:

Tabel 20. Deskripsi Data Penelitian attachment terhadap ayah

Variabel Skor Empirik Skor Hipotetik

Min Max Mean SD Min Max Mean SD

Attachment

terhadap ayah

66 123 94.97 12.297 46 184 115 23

Sum of

Squares df Mean Square F Sig. Kecerdasan Emosi * avoidant attachment Between Groups (Combined) 8556.438 32 267.389 2.563 .002 Linearity 2750.801 1 2750.801 26.367 .000 Deviation from Linearity 5805.637 31 187.279 1.795 .034 Within Groups 4903.450 47 104.329 Total 13459.887 79

Berdasarkan tabel 20 diperoleh mean empirik untuk skala attachment terhadap ayah sebesar 94,7 dengan SD empirik sebesar 12,297, sedangkan untuk

mean hipotetiknya sebesar 115 dengan SD hipotetiknya sebesar 23. Hasil perbandingan antara skor mean empirik dengan skor mean hipotetik menunjukkan bahwa mean empirik lebih kecil dari mean hipotetik. Hasil ini menunjukkan bahwa

attachment terhadap ayah yang dimilikisubjek penelitian lebih rendah daripada

rata-rata attachment terhadap ayah yang dimilikipopulasi umumnya.

Berdasarkan kategorisasi subjek penelitian secara empirik, data dikelompokkan dalam tingkatan-tingkatan untuk kemudian disusun menurut norma tertentu. Subjek dikategorikan menjadi tiga kelompok dengan rumus (Azwar, 2000):

 Tinggi = Mean + 1 (SD) ≤ X

 Sedang = Mean – 1 (SD) ≤ X < Mean + 1 (SD)  Rendah = X < Mean – 1 (SD)

Untuk kriteria variabel attachment terhadap ayah dengan jumlah frekuensi dan persentase dapat dilihat pada tabel 21berikut:

Tabel 21. Kategorisasi Data Empirik attachment terhadap ayah pada remaja laki-laki

Variabel Rentang Nilai Kategori Frekuensi Persentase

Attachment terhadap ayah 107,267≤ X Tinggi 9 11,25% 82,673≤ X <107,267 Sedang 60 75% X < 82,673 Rendah 11 13,75%

Berdasarkan kriteria kategorisasi pada tabel 21 menunjukkan bahwa 9 orang (11,25%) termasuk dalam attachment terhadap ayah tinggi, 60 orang (75%) termasuk dalam attachment terhadap ayah sedang, dan 11 orang (13,75%) termasuk berada pada kategori rendah. Hal ini dapat diartikan bahwa sebahagian

besar attachment terhadap ayah pada remaja laki-laki pada subjek berada dalam kategori sedang.

a) Gambaran Skor secure attachment terhadap ayah

Data penelitian tentang kategori secure attachment terhadap ayah seperti tertera pada tabel berikut:

Tabel 22. Deskripsi Data Penelitian secure attachment terhadap ayah

Variabel Skor Empirik Skor Hipotetik

Min Max Mean SD Min Max Mean SD

Secure Attachment

terhadap ayah

21 38 28.93 3,345 10 40 25 5

Berdasarkan tabel 22 diatas, diperoleh mean empirik untuk skala secure

attachment terhadap ayah sebesar 28,93 dengan SD empirik sebesar 3,345,

sedangkan untuk mean hipotetiknya sebesar 25 dengan SD hipotetiknya sebesar 5. Hasil perbandingan antara skor mean empirik dengan skor mean hipotetik menunjukkan bahwa mean empirik lebih besar dari mean hipotetik. Hasil ini menunjukkan bahwa secure attachment terhadap ayah yang dimiliki subjek

penelitian lebih tinggi daripada rata-rata secure attachment terhadap ayah yang

dimilikipopulasi umumnya.

Untuk kriteria variabel secure attachment terhadap ayah pada remaja laki-laki dengan jumlah frekuensi dan persentase dapat dilihat pada tabel 23 berikut:

Tabel 23. Kategorisasi Data Empirik secure attachment terhadap ayah pada remaja laki-laki

Variabel Rentang Nilai Kategori Frekuensi Persentase

secure attachment terhadap ayah 32,275 ≤ X Tinggi 15 18,75% 25,585 ≤ X <32,275 Sedang 57 71,25% X < 25,585 Rendah 8 10 %

Berdasarkan kriteria kategorisasi pada tabel 23 menunjukkan bahwa 15orang (18,75%) termasuk dalam secure attachment terhadap ayah yang tinggi, 57 orang (71,25%) termasuk dalam secure attachment terhadap ayah sedang, dan 8 orang (10%) termasuk berada pada kategori rendah yang berarti secure attachment terhadap ayah rendah. Hal ini dapat diartikan bahwa sebahagian besar secure

attachment terhadap ayah pada remaja laki-laki berada dalam kategori sedang

b) Gambaran Skor anxious attachment terhadap ayah

Data penelitian tentang kategori anxious attachment terhadap ayah seperti tertera pada tabel berikut:

Tabel 24. Deskripsi Data Penelitian anxious attachment terhadap ayah

Variabel Skor Empirik Skor Hipotetik

Min Max Mean SD Min Max Mean SD

anxious attachment

terhadap ayah

12 32 21,14 4,328 11 44 27,5 5,5

Berdasarkan tabel 24 diatas, diperoleh mean empirik untuk skala anxious

attachment terhadap ayah sebesar 21,14 dengan SD empirik sebesar 4,328,

sedangkan untuk mean hipotetiknya sebesar 27,5 dengan SD hipotetiknya sebesar 5,5. Hasil perbandingan antara skor mean empirik dengan skor mean hipotetik menunjukkan bahwa mean empirik lebih kecil dari mean hipotetik. Hasil ini menunjukkan bahwa anxious attachment terhadap ayah yang dimiliki subjek

penelitian lebih rendah daripada rata-rata anxious attachment terhadap ayah yang

Untuk kriteria variabel anxious attachment terhadap ayah pada remaja laki-laki dengan jumlah frekuensi dan persentase dapat dilihat pada tabel 25 berikut:

Tabel 25. Kategorisasi Data Empirik anxious attachment terhadap ayah pada remaja laki-laki

Variabel Rentang Nilai Kategori Frekuensi Persentase

anxious attachment terhadap ayah 25,468 ≤ X Tinggi 15 18,75% 16,812 ≤ X <25,468 Sedang 54 67,5% X < 16,812 Rendah 11 13,75%

Berdasarkan kriteria kategorisasi pada tabel 25 menunjukkan bahwa 15 orang (18,75%) termasuk dalam anxious attachment terhadap ayah pada remaja laki-laki tinggi, 54 orang (67,5%) termasuk dalam anxious attachment terhadap ayah pada remaja laki-laki sedang, dan 11 orang (13,75%) termasuk berada pada kategori rendah yang berarti anxious attachment terhadap ayah pada remaja laki-laki rendah. Hal ini dapat diartikan bahwa sebahagian besar anxious attachment terhadap ayah pada remaja laki-laki berada dalam kategori sedang.

c) Gambaran Skor avoidant attachment terhadap ayah

Data penelitian tentang kategori avoidant attachment terhadap ayah seperti tertera pada tabel berikut:

Tabel 26. Deskripsi Data Penelitian anxious attachment terhadap ayah

Variabel Skor Empirik Skor Hipotetik

Min Max Mean SD Min Max Mean SD

avoidant attachment

terhadap ayah

Berdasarkan tabel 26 diatas, diperoleh mean empirik untuk skala avoidant

attachment terhadap ayah sebesar 45,31 dengan SD empirik sebesar 10,442,

sedangkan untuk mean hipotetiknya sebesar 62,5 dengan SD hipotetiknya sebesar 12,5. Hasil perbandingan antara skor mean empirik dengan skor mean hipotetik menunjukkan bahwa mean empirik lebih kecil dari mean hipotetik. Hal ini berarti bahwa secara umum avoidant attachment terhadap ayah pada remaja laki-laki yang diteliti memiliki tingkat avoidant attachment terhadap ayah rendah. Hal ini berarti bahwa avoidant attachment terhadap ayah pada remaja laki-laki yang dimiliki subjek penelitian lebih rendah dibandingkan rata-rata avoidant

attachment terhadap ayah pada remaja laki-laki yang dimiliki populasi

Untuk kriteria variabel avoidant attachment terhadap ayah pada remaja laki-laki dengan jumlah frekuensi dan persentase dapat dilihat pada tabel 27 berikut:

Tabel 27.Kategorisasi Data Empirik avoidant attachment terhadap ayah pada remaja laki-laki

Variabel Rentang Nilai Kategori Frekuensi Persentase

avoidant attachment terhadap ayah 55, 752≤ X Tinggi 13 16,25% 34,868 ≤ X <55, 752 Sedang 57 71,25% X < 34,868 Rendah 10 12,5%

Berdasarkan kriteria kategorisasi pada tabel 27 menunjukkan bahwa 13 orang (16,25%) termasuk dalam avoidant attachment terhadap ayah yang tinggi, 57 orang (71,25%) termasuk dalam avoidant attachment terhadap ayah sedang, dan 10 orang (12,5%) termasuk berada pada kategori rendah yang berarti avoidant

avoidant attachment terhadap ayah pada remaja laki-laki berada dalam kategori

sedang.

2) Gambaran Skor kecerdasan emosi

Data penelitian tentang kategori kecerdasan emosi seperti tertera pada tabel berikut :

Tabel 28. Deskripsi Data Penelitian kecerdasan emosi

Variabel Skor Empirik Skor Hipotetik

Min Max Mean SD Min Max Mean SD Kecerdasan

Emosi

94 160 134.66 13.053 44 176 110 22

Berdasarkan tabel 28 diatas, diperoleh mean empirik untuk skala kecerdasan emosi sebesar 134,66 dengan SD empirik sebesar 13,053, sedangkan untuk mean hipotetiknya sebesar 110 dengan SD hipotetiknya sebesar 22. Hasil perbandingan antara skor mean empirik dengan skor mean hipotetik menunjukkan bahwa mean empirik lebih besar dari mean hipotetik. Hal ini berarti bahwa kecerdasan emosi remaja laki-laki yang dimiliki subjek penelitian lebih tinggi dibandingkan rata-rata kecerdasan emosi yang dimiliki populasi

Berdasarkan kategorisasi subjek penelitian secara empirik, data dikelompokkan dalam tingkatan-tingkatan untuk kemudian disusun menurut norma tertentu. Subjek dikategorikan menjadi tiga kelompok dengan rumus (Azwar, 2000):

 Tinggi = Mean + 1 (SD) ≤ X

 Sedang = Mean – 1 (SD) ≤ X < Mean + 1 (SD)  Rendah = X < Mean – 1 (SD)

Untuk kriteria variabel kecerdasan emosi remaja laki-laki dengan jumlah frekuensi dan persentase dapat dilihat pada tabel 29 berikut:

Tabel 29. Kategorisasi Data Empirik kecerdasan emosi remaja laki-laki Variabel Rentang Nilai Kategori Frekuensi Persentase Kecerdasan emosi remaja laki-laki 147,713 ≤ X Tinggi 12 15% 121,607 ≤ X <147,713 Sedang 55 68,75% X < 121,607 Rendah 13 16,25%

Berdasarkan kriteria kategorisasi pada tabel 29 menunjukkan bahwa 12 orang (15%) termasuk dalam kecerdasan emosi remaja laki-laki yang tinggi, 55 orang (68,75%) termasuk dalam kecerdasan emosi remaja laki-laki sedang, dan 13 orang (16,25%) termasuk berada pada kategori rendah yang berarti Kecerdasan emosi remaja laki-laki rendah. Hal ini dapat diartikan bahwa sebahagian besar Kecerdasan emosi remaja laki-laki berada dalam kategori sedang

b. Hasil Perhitungan Korelasi Antar variabel

Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk melihat hubungan antara

attachment terhadap ayah dengan kecerdasan emosi remaja laki-laki, hubungan secure attachment terhadap ayah dengan kecerdasan emosional pada remaja

laki-laki, hubungan anxious attachment terhadap ayah dengan kecerdasan emosional pada remaja laki-laki, dan hubungan avoidant attachment terhadap ayah dengan kecerdasan emosional pada remaja laki-laki serta kajian teoritis yang telah dilakukan, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif

1. Ada hubungan positif secure attachment terhadap ayah dengan kecerdasan emosi pada remaja laki-laki

2. Ada hubungan negatif anxious attachment terhadap ayah dengan kecerdasan emosi pada remaja laki-laki.

3. Ada hubungan negatif avoidant attachment terhadap ayah dengan kecerdasan emosi pada remaja laki-laki.

Tabel 30. Korelasi Antara attachment terhadap ayah dengan kecerdasan emosi pada remaja laki-laki

Kecerdasan

Emosi attachment Kecerdasan Emosi Pearson Correlation 1 -.460(**)

Sig. (2-tailed) . .000

N 80 80

attachment Pearson Correlation -.460(**) 1

Sig. (2-tailed) .000 .

N 80 80

** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Untuk pengujian statistik, maka dirumuskan hipotesa statistik sebagai berikut:

Ho : ρ = 0 Ha : ρ ≠ 0

Hipotesis nol (Ho) mengandung pengertian bahwa tidak ada hubungan

attachment terhadap ayah dengan kecerdasan emosi pada remaja laki-laki

1. Tidak ada hubungan positif secure attachment terhadap ayah dengan kecerdasan emosi pada remaja laki-laki

2. Tidak ada hubungan negatif anxious attachment terhadap ayah dengan kecerdasan emosi pada remaja laki-laki.

3. Tidak ada hubungan negatif avoidant attachment terhadap ayah dengan kecerdasan emosi pada remaja laki-laki.

Hipotesis alternatif (Ha) mengandung pengertian bahwa ada hubungan

attachment terhadap ayah dengan kecerdasan emosi pada remaja laki-laki

1. Ada hubungan positif secure attachment terhadap ayah dengan kecerdasan emosi pada remaja laki-laki

2. Ada hubungan negatif anxious attachment terhadap ayah dengan kecerdasan emosi pada remaja laki-laki.

3. Ada hubungan negatif avoidant attachment terhadap ayah dengan kecerdasan emosi pada remaja laki-laki.

Hasil pengujian statistik yang telah dilakukan dengan menggunakan uji

Pearson Correlation dan dengan bantuan komputer program SPSS 17.0 for Windows, diperoleh korelasi yang menunjukan bahwa secure attachment dan

kecerdasan emosi secara signifikan dengan n= 80, r =-0,460 dan p=0,000. pengujian ini memiliki nilap p<0,05.

Hal ini berarti bahwa Ho ditolak dan Ha diterima artinya hipotesa yang diungkap dalam penenlitian ini diterima yaitu, ada hubungan antara secure

attachment dengan kecerdasan emosi. semakin positif secure attachment terhadap

a) Korelasi Antara secure attachment terhadap ayah dengan kecerdasan emosi remaja laki-laki

Hipotesis nol (Ho) mengandung pengertian bahwa Tidak ada hubungan positif

secure attachment terhadap ayah dengan kecerdasan emosi pada remaja laki-laki.

Hipotesis alternatif (Ha) mengandung pengertian bahwa Ada hubungan positif

secure attachment terhadap ayah dengan kecerdasan emosi pada remaja laki-laki

Hasil pengujian statistik yang telah dilakukan dengan menggunakan uji Pearson

Correlation dan dengan bantuan komputer program SPSS 17.0 for Windows,

diperoleh korelasi yang menunjukan bahwa secure attachment dan kecerdasan emosi secara signifikan dengan n= 80, r =0,274 dan p=0,014. pengujian ini memiliki nilai p<0,05.

Hal ini berarti bahwa Ho ditolak dan Ha diterima artinya hipotesa yang diungkap dalam penelitian ini diterima yaitu, ada hubungan positif antara secure

attachment dengan kecerdasan emosi pada remaja laki-laki.Semakin tinggi secure attachment terhadap ayah, maka semakin tinggi kecerdasan emosi pada remaja

laki-laki. Nilai r sebesar 0,274 menunjukan korelasi yang signifikan. Perhitungan koefisien korelasi di atas dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 31. Korelasi Antara secure attachment terhadap ayah dengan kecerdasan emosi remaja laki-laki

secure ke

secure Pearson Correlation 1 .274(**) Sig. (1-tailed) . .007

N 80 80

ke Pearson Correlation .274(**) 1 Sig. (1-tailed) .007 .

b) Korelasi Antara anxious attachment terhadap ayah dengan kecerdasan emosi remaja laki-laki

Hipotesis nol (Ho) mengandung pengertian bahwa tidak ada hubungan negatif

anxious attachment terhadap ayah dengan kecerdasan emosi pada remaja

laki-laki. Hipotesis alternatif (Ha) mengandung pengertian bahwa ada hubungan negatif anxious attachment terhadap ayah dengan kecerdasan emosi pada remaja laki-laki Hasil pengujian statistik yang telah dilakukan dengan menggunakan uji

Pearson Correlation dan dengan bantuan komputer program SPSS 17.0 for Windows, diperoleh korelasi yang menunjukan bahwa anxious attachment dan

kecerdasan emosi secara signifikan dengan n= 80, r = -0,429 dan p=0,000. pengujian ini memiliki nilai p<0,05.

Hal ini berarti bahwa Ho ditolak dan Ha diterima artinya hipotesa yang diungkap dalam penelitian ini diterima yaitu, ada hubungan negatif antara anxious

attachment dengan kecerdasan emosi pada remaja laki-laki. Semakin rendah anxious attachment terhadap ayah, maka semakin tinggi kecerdasan emosi pada

remaja laki-laki.Nilai r sebesar -0,429 menunjukan korelasi. Perhitungan koefisien korelasi di atas dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 32. Korelasi Antara anxious attachment terhadap ayah dengan kecerdasan emosi remaja laki-laki

ke anxious

ke Pearson Correlation 1 -.429(**) Sig. (1-tailed) . .000

N 80 80

anxious Pearson Correlation -.429(**) 1 Sig. (1-tailed) .000 .

N 80 80

c) Korelasi Antara avoidant attachment terhadap ayah dengan kecerdasan emosi remaja laki-laki

Hipotesis nol (Ho) mengandung pengertian bahwa tidak ada hubungan

avoidant attachment terhadap ayah dengan kecerdasan emosi pada remaja

laki-laki. Hipotesis alternatif (Ha) mengandung pengertian bahwa ada hubungan

avoidant attachment terhadap ayah dengan kecerdasan emosi pada remaja

laki-laki Hasil pengujian statistik yang telah dilakukan dengan menggunakan uji

Pearson Correlation dan dengan bantuan komputer program SPSS 17.0 for Windows, diperoleh korelasi yang menunjukan bahwa avoidant attachment dan

kecerdasan emosi secara signifikan dengan n= 80, r = -0,452 dan p=0,000. pengujian ini memiliki nilap p<0,05.

Hal ini berarti bahwa Ho ditolak dan Ha diterima artinya hipotesa yang diungkap dalam penelitian ini diterima yaitu, ada hubungan antara avoidant

attachment dengan kecerdasan emosi pada remaja laki-laki. Semakin rendah avoidant attachment terhadap ayah, maka semakin tinggi kecerdasan emosi pada

remaja laki-laki. Nilai r sebesar -0,452 menunjukan korelasi. Perhitungan koefisien korelasi di atas dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 33. Korelasi Antara avoidant attachment terhadap ayah dengan kecerdasan emosi remaja laki-laki

ke avoidant

ke Pearson Correlation 1 -.452(**)

Sig. (1-tailed) . .000

N 80 80

avoidant Pearson Correlation -.452(**) 1

Sig. (1-tailed) .000 .

c. Hasil tambahan

1) Deskripsi variabel kecerdasan emosi berdasarkan usia

Deskripsi variabel kecerdasan emosi berdasarkan usia dapat dilihat pada table 34 berikut.

Tabel 34. Deskripsi variabel kecerdasan emosi remaja laki-laki berdasarkan usia

Usia N Min Max Mean SD F P

15 tahun 21 94 152 130.10 13.092

1,413 0,246

16 tahun 15 107 160 134.33 16.680

17 tahun 22 112 160 136.00 11.460

18 tahun 22 115 158 137.91 11.271

Berdasarkan tabel 34, diperoleh mean untuk kecerdasan emosi remaja laki untuk usia 15 tahun sebesar 135, mean untuk kecerdasan emosi remaja laki untuk usia 16 tahun sebesar 133, mean untuk kecerdasan emosi remaja laki-laki untuk usia 17 tahun sebesar 142, dan mean untuk kecerdasan emosi remaja laki-laki untuk usia 18 tahun sebesar 139 Hasil perbandingan antara skor mean untuk usia 17 tahun lebih tinggi daripada skor mean untuk usia 15 tahun, 16 tahun

Dokumen terkait