• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan Sawah

5.2.2 Alih Fungsi Lahan Sawah di Tingkat Petani

Sebagian besar petani melakukan alih fungsi secara sukarela. Petani merasa sudah

tidak bisa melakukan kegiatan pertanian sawah lagi sehingga mengganti

yaitu perkebunan. Proses alih fungsi lahan sawah ini masih terjadi pada lahan

produktif, berbeda dengan 43% responden yang melakukan alih fungsi karena

terpaksa. Produktivitas lahan yang mulai menurun bahkan gagal panen menjadi

alasan utama petani melakukan alih fungsi terhadap sawah mereka. Lingkungan

sekitar persawahan yang telah menjadi lingkungan perkebunan sawit juga

memaksa petani padi sawah untuk mengalihfungsikan lahannya menjadi

perkebunan sawit. Hal ini dikarenakan menurunnya volume air yang mengalir

menuju persawahan dan serangan hama dari lingkungan perkebunan. Adapun

proses alih fungsi lahan sawah oleh petani responden dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Proses Alih Fungsi Lahan Oleh Petani di Desa Suka Maju

Proses Responden Persentase (%)

Sukarela 17 56,67

Terpaksa 13 43,33

Jumlah 30 100,00

Sumber: Data Primer (diolah)

Menurut luas sawah yang dimiliki, petani melakukan alih fungsi lahan sawahnya

pada sebagian sampai keseluruhan. Luas sawah yang mengalami alih fungsi seluas

0,04-0,25 ha. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Luas Sawah yang Mengalami Alih Fungsi di Desa Suka Maju

Luas Sawah (ha) Persentase (%)

< 1 70,00

≥ 1 30,00

Jumlah 100

Sumber: Data Primer (diolah)

Adapun luas sawah yang dialihfungsikan diatas adalah berasal dari petani yang

semakin luas sawah yang dimiliki petani, kemungkinan alih fungsi yang

dilakukan semakin besar.

Tabel 14. Luas Sawah yang dimiliki Petani Sebelum Melakukan Alih Fungsi

Luas Sawah (ha) Persentase (%)

< 1 23,00

≥ 1 77,00

Jumlah 100

Sumber: Data Primer (diolah)

Alih fungsi lahan sawah yang terjadi di pedesaan tidak hanya dipengaruhi oleh

faktor tingkat wilayah, namun juga dipengaruhi oleh faktor tingkat petani. Faktor-

faktor yang diduga mempengaruhi alih fungsi lahan sawah di tingkat petani adalah

luas sawah, usia kepala keluarga dan jumlah tanggungan. Hasil estimasi faktor-

faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan sawah di tingkat petani dapat dilihat

pada Tabel 14.

Tabel 14. Hasil Estimasi Faktor-Faktor yang mempengaruhi Alih Fungsi Lahan Padi Sawah di Tingkat Petani

Variabel Koefisien t-hitung Sig VIF

Intersep 0,077 0,320 0,748 Luas Sawah (X1) 0,394 8,132 0,000*) 1,043 Usia (X2) 0,006 1,081 0,290 1,123 Jumlah Tanggungan (X3) -0,081 -1,399 0,192 1,117 R-Squared 74,60% F-hitung 25,473 Adj-R-Squared 71,70% Sig 0,000 Durbin Watson 2,244

Sumber: Analisis Data Primer Keterangan: *) nyata pada α = 5%

1. Uji Koefisien Determinasi (R-squared)

Dari hasil pengolahan data pada Tabel 11. diperoleh koefisien determinasi (R -

sawah (X1), usia kepala keluarga (X2) dan jumlah tanggungan (X3) dapat

menerangkan keragaman variabel terikat yaitu alih fungsi lahan padi sawah (Y)

sebesar 74,70%, sedangkan sisanya yaitu 25,30% diterangkan oleh variabel

lainnya diluar model.

2. Uji F

F-hitung yang diperoleh yaitu 0,000 < 0,05. Artinya semua variabel bebas yang

dimasukkan ke dalam model yaitu luas sawah (X1), usia kepala keluarga (X2) dan

jumlah tanggungan (X3) secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap

variabel terikat yaitu alih fungsi lahan padi sawah (Y).

3. Uji t

Berdasarkan hasil pengolahan data pada Tabel 14. dapat dilihat bahwa variabel

bebas yang secara nyata mempengaruhi alih fungsi lahan sawah (Y) adalah luas

sawah (X1). Sedangkan variabel usia kepala keluarga (X2) dan jumlah tanggungan

(X3) tidak berpengaruh nyata terhadap alih fungsi lahan sawah (Y).

Namun, agar diperoleh model regresi linear berganda yang baik, maka model

harus memenuhi kriteria BLUE (Best Linear Unbiased Estimator ). BLUE dapat

dicapai bila memenuhi asumsi klasik.

a. Uji Normalitas

Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan SPSS, diperoleh nilai

signifikansi 0,351 > 0,05 sehingga disimpulkan bahwa residual berdistribusi

normal (Lampiran 12.). Grafik dan histogram yang menunjukkan residual

Gambar 8. Grafik Uji Normalitas dan Histogram Faktor-faktor yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan Padi Sawah di Tingkat Petani b. Uji Autokorelasi

Pada Tabel 14. diperoleh nilai statistik Durbin Watson sebesar 2,258 yang

membuktikan bahwa autokorelasi tidak terjadi karena nilai tersebut berada pada

kisaran 0 sampai 4.

c. Uji Multikolinearitas

Berdasarkan hasil pengolahan data yang ditampilkan pada Tabel 14. dapat dilihat

bahwa VIF variabel luas sawah (X1), usia kepala keluarga (X2) dan jumlah

tanggungan (X3) berada dibawah 10. Hal ini membuktikan bahwa di dalam model

tidak terjadi multikolinearitas yang serius.

d. Uji Heteroskedastisitas

Pada Lampiran 13. dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar secara acak, baik

diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y dan tidak membentuk pola

apapun. Hal ini membuktikan bahwa dalam model tidak terjadi

heteroskedastisitas.

Model hasil estimasi regresi faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan luas

lahan padi sawah di tingkat petani adalah:

Y = 0,077 + 0,394 X1 + 0,006 X2– 0,081 X3 + ɛ

Dimana:

Y = Penurunan Luas Sawah Akibat Alih Fungsi yang dilakukan (ha)

X1 = Luas Sawah Sebelum Melakukan Alih Fungsi (ha)

X3 = Jumlah Tanggungan Keluarga Saat Melakukan Alih Fungsi (Jiwa)

Nilai 0,077 merupakan titik potong garis regresi dengan sumbu tegak Y.

Pengaruh Luas Sawah (X1) Terhadap Alih Fungsi Lahan (Y)

Berdasarkan hasil estimasi, koefisien luas sawah bertanda positif dan memiliki

nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa luas sawah

berpengaruh positif dan nyata terhadap alih fungsi lahan sawah di tingkat petani.

Tanda positif berarti semakin luas sawah yang dimiliki petani, maka semakin

besar pula alih fungsi yang dilakukan. Nilai 0,394 menunjukkan bahwa setia p

petani yang memiliki sawah seluas 1 ha, maka besar alih fungsi yang dilakukan

adalah seluas 0,394 ha.

Alih fungsi yang dilakukan petani padi sawah di Desa Suka Maju rata-rata sebesar

50% dari luas sawah yang dimilikinya. Adapun jenis sawah yang dialihfungsikan

petani didominasi oleh sawah pasang surut yang terkadang berdebit air lebih

dikarenakan banjir. Produksi padi sawah pasang surut banyak terkendala oleh

hama keong mas yang sulit dibasmi oleh petani. Sedangkan jenis sawah tadah

hujan juga ikut dialihfungsikan petani karena Kecamatan Tanjung Pura yang

beriklim tropis dan bercurah hujan kecil sehingga tidak dapat mengairi padi

dengan baik sehingga kualitas produksi yang dihasilkan kurang baik bahkan

gagal.

Pengaruh Usia Kepala Keluarga (X2) Terhadap Alih Fungsi Lahan (Y)

Variabel usia kepala keluarga bertanda positif dengan nilai signifikansi sebesar

positif terhadap alih fungsi sawah di tingkat petani, namun tidak nyata. Tanda

positif berarti semakin besar usia kepala keluarga, maka alih fungsi yang

dilakukan juga semakin besar. Nilai 0,006 menunjukkan bahwa setiap tahun

penambahan usia petani akan terjadi alih fungsi lahan sebesar 0,006 ha.

Salah satu alasan petani untuk melakukan alih fungsi lahan padi sawahnya

menjadi komoditi kelapa dan kelapa sawit adalah dikarenakan usia yang mulai

renta. Namun usia tersebut tidak berarti menghentikan mereka untuk bertani.

Petani yang bertani sawah sejak usia 15 tahun memiliki rasa takut jika tidak

berproduksi padi. Walaupun lahan sawah yang dialihfungsikan menjadi komoditi

lain cukup besar, petani akan tetap menyisakan lahan sawahnya untuk ditanami

padi. Ataupun jika lahan sawah tidak memungkinkan lagi untuk ditanami, petani

memilih menggarap lahan sawah milik orang lain untuk memenuhi kebutuhan

beras keluarga. Sehingga kejerihan dalam bertani sawah dapat dikurangi dengan

memperkecil luas sawah, sementara pendapatan dari komoditi lainnya juga dapat

dihasilkan. Hal ini sesuai dengan Adiratma (2004) yang mengungkapkan bahwa

menyusutnya luas baku sawah telah berdampak menurunnya kebutuhan tenaga

kerja di sawah. Akan tetapi, dengan mengecilnya satuan luas usaha tani, para

petani justru mengurangi produktivitas kerja mereka.

Pengaruh Jumlah Tanggungan (X2) Terhadap Alih Fungsi Lahan (Y)

Variabel jumlah tanggungan keluarga bertanda negatif dengan nilai signifikansi

sebesar 0,192 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah tanggungan keluarga

berpengaruh negatif terhadap alih fungsi sawah di tingkat petani, namun tidak

alih fungsi yang dilakukan juga semakin kecil. Nilai 0,081 menunjukkan bahwa

satu jiwa dalam tanggungan keluarga akan menurunkan alih fungsi lahan sebesar

0,081 ha.

Banyaknya tanggungan keluarga menunjukkan besarnya kebutuhan beras

keluarga. Petani yang memiliki banyak tanggungan memiliki rasa takut jika tidak

berproduksi padi karena keluarga petani cenderung tidak membeli beras. Besarnya

produksi padi tergantung dari luas lahan yang ditanam. Jadi, petani merasa sayang

untuk melakukan alih fungsi pada lahannya mengingat besarnya kebutuhan beras

keluarga yang harus ditanggungnya. Hal ini sesuai dengan Puspasari (2012) yang

menatakan bahwa bagi petani, lahan merupakan sumber memproduksi makanan

dan keberlangsungan hidup.

Dokumen terkait