• Tidak ada hasil yang ditemukan

Alih Kode antara Bahasa Indonesia dan Bahasa Arab pada Santri

BAB IV HASIL PENELITIAN

5.1 Alih Kode antara Bahasa Indonesia dan Bahasa Arab pada Santri

5.1.1 Situasi Kebahasaan Siswa

Untuk mengetahui gambaran situasi kebahasaan santri di SMU Ponndok Pesantren Al-Husna Tahun Ajaran 2009/2010, ada baiknya terlebih dahulu diketahui latar belakang suku (kelompok etnis) para santri sekolah tersebut.

Pada dasarnya Pondok Pesantren Al-Husna merupakan tempat berdiamnya santri berbagai etnis. Berdasarkan data yang terkumpul maka dapatlah diketahui bahwa sebagian besar santri SMU Pondok Pesantren Al-Husna tahun ajaran 2009/2010 merupakan suku aceh.

Tabel klasifikasi Siswa Berdasarkan Kelompok Etnis

NO KELOMPOK ETNIS JUMLAH SISWA PERSENTASE

1 Aceh 120 60 % 2 Padang I5 7,5 % 3 Batak Toba 13 6,5 % 4 Melayu 2 1 % 5 Jawa 20 10 % 6 Karo 6 3 % 7 Batak Simalungun 14 7 % JUMLAH 200 100 %

Besarnya jumlah siswa suku Aceh di Pondok Pesantren Al-Husna tidak memberi pengaruh bagi situasi pemakaian bahasa para santri. Karena, di Pondok Pesantren Al-Husna harus menggunakan bahasa resmi yaitu bahasa Arab. Para santri berbahasa daerah selain bahasa Indonesia khususnya di luar asrama. Karena, peraturan yang ada di Pondok Pesantren tidak berlaku bagi para santri ketika berada di luar asrama.

Tabel Situasi Kebahasaan Siswa

NO SITUASI KEBAHASAAN SISWA JUMLAH SISWA PERSENTASE

1. Siswa suku Aceh, Padang, Batak Toba, Melayu, Jawa, Karo, Batak Simalungun yang sudah mahir dalam berbahasa Arab.

85 42,5 %

2. Siswa suku Aceh, padang, batak Toba, Melayu, Jawa, Karo, Batak Simalungun yang merupakan dwibahasawan Indonesia – Arab

67 33,5 %

3. Siswa suku Aceh, Padang, Melayu, Jawa, Karo, Batak Simalungun yang merupakan dwibahasawan Indonesia –bahasa daerah masing-masing.

4. Siswa suku Aceh, Padang, Batak Toba, Melayu, Jawa, Karo, Batak Simalungun,

15 7,5 %

Jumlah 200 100 %

Berdasarkan tabel di atas maka dapat disimpulkan persentase santri dwibahasawan Indonesia- Arab di Pondok Pesantren Al-Husna tahun ajaran 2009/2010 mencapai 42,5 % yang mahir dalam menggunakan bahasa Arab, dengan perincian 33,5 % santri dwibahasawan Arab yang berasal dari suku Aceh, Padang, Jawa, Karo, Batak Simalungun dan 16,5 % dwibahasawan Indonesia – bahasa daerah masing-masing.

Sesuai dengan tabel di atas dapatlah diketahui bahwa tidak semua santri yang mahir dalam menggunakan bahasa Arab. Hal tersebut disebabkan santri tidak menguasai kosa kata bahasa Arab.

Faktor yang paling mempengaruhi mereka dapat berbahasa Arab adalah lingkungan tempat mereka tinggal. Dalam hal ini para santri tinggal di asrama yakni Pondok Pesantren Al-Husna yang mempunyai bahasa Arab sebagai bahasa yang dominan dalam Pesantren tersebut.

5.1.2 Faktor – faktor Penyebab Alih Kode Antara Bahasa Indonesia dan Bahasa Arab

Bahasa pengantar yang dipergunakan di lembaga-lembaga pendidikan di negara Indonesia adalah bahasa Indonesia, sehubungan dengan itu, selama para santri SMU Pondok Pesantren Al-Husna masih mempergunakan bahasa Arab di lingkungan sekolah,

maka kegiatan alih kode antara bahasa Indonesia dengan bahasa Arab senantiasa akan terus berlangsung.

Adapun faktor-faktor yang dapat menyebabkan para santri dwibahasawan Indonesia – Arab di SMU Pondok Pesantren Al-Husna melakukan kegiatan alih kode antara bahasa Indonesia dengan bahasa Arab, antara lain sebagai berikut :

a. Kehadiran orang ketiga

Salah satu penyebab santri melakukan kegiatan alih kode antara bahasa Indonesia dan bahasa Arab adalah faktor kehadiran orang ketiga, misalnya : dalam suatu peristiwa bicara antara dua orang dwibahasawan Indonesia – Arab kemudian hadir orang ketiga yang mengerti bahasa tersebut, selanjutnya pembicaraan berbalik kepada bahasa Indonesia agar ketiga itu pun dapat ikut dalam peristiwa bicara yang sedang berlangsung. Jika orang ketiga itu pergi, maka pembicaraan biasanya beralih kembali kepada bahasa Arab.

b. Pokok Pembicaraan

Pokok pembicaraan dapat mempengaruhi terjadinya peristiwa alih kode antara bahasa Indinesia dan bahasa Arab pada siswa dwibahasawan Indonesia – Arab untuk membicarakan masalah-masalah yang bersifat ilmiah, maka dipergunakan bahasa Indonesia. Akan tetapi untuk membicarakan masalah – masalah yang bersifat nonilmiah, ada kalanya dipergunakan bahasa Arab, misalnya dalam suatu rapat OSIS dipergunakanlah bahasa Indonesia sebagai bahasa pengungkapan pikiran dan perasaan seluruh anggota rapat. Akan tetapi ketika rapat telah selesai, para dwibahasawan tadinya menjadi anggota rapat terlibat pembicaraan yang menyangkut masalah

c. Suasana peristiwa bicara

Dalam suasana remi, para santri akan mempergunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar. Akan tetapi, dalam suasana santai maka para santri dwibahasawan Indonesia – Arab di SMU Pondok Pesantren Al-Husna akan segera beralih kode berbahasa Arab. Misalnya, dalam suasana belajar mengajar di dalam kelas, maka ditemui para guru yang selalu menerangkan penjelasan dalam bahasa Indonesia dan para santri pun dalam memberikan tanggapan ataupun mengajukan pertanyaan dalam bahasa Indonesia pula. Dengan demikian, kegiatan belajar mengajar senantiasa akan mempergunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar. Selanjutnya, ketika para siswa dwibahasawan Indonesia – Arab telah lepas dari suasana belajar mengajar dan mereka memasuki suasana santai maka kegiatan alih kode kepada bahasa Arab pun akan terjadi.

d. Saluran Pemakaian Bahasa

Siswa – siswa dwibahasawan Indonesia – Arab lebih sering mempergunakan bahasa Arab ketida sedang berbicara dalam suasana santai. Akan tetapi, ketika mereka beralih kepada media tulisan, maka mereka akan beralih kode kepada bahasa Indonesia. Misalnya, Santri A sudah terbiasa mempergunakan bahasa Arab ketika berbicara dengan si B maka bahasa yang dipergunakan adalah bahasa Indonesia meskipun mereka tetap berada dalam keadaan santai.

e. Terpengaruh oleh lawan bicara.

Kegiatan alih kode antara bahasa Indonesia dan bahasa Arab di kalangan santri SMU Pondok Pesantren Al-Husna dapat pula terjadi akibat santri terpengaruh bahasa yang dipergunakan oleh lawan bicara. Misalnya, dalam suatu percakapan antara dua orang

dwibahasawan Indonesia – Arab ditemui santri X yang pada awalnya mempergunakan bahasa Indonesia terhadap santri Y sebagai lawan bicara. Akan tetapi, santri Y menanggapi pembicaraan tersebut dalam bahasa Arab maka santri X akan terpengaruh untuk beralih kode kepada bahasa Arab pula.

f. Merasa ganjil jika tidak berbahasa Arab terhadap teman satu pesantren.

Adanya penggunaan bahasa Arab selain bahasa Indonesia di lingkungan Pondok Pesantren Al-Husna khususnya santri Al-Husna yang dapat berbahasa Arab adalah disebabkan adanya perasaan ganjil yang dapat timbul jika mereka tidak mempergunakan bahasa Arab terhadap teman satu sekolah dengan mereka, oleh karena itu, terhadap teman – teman satu suku khususnya yang dapat berbahasa Arab, maka para santri tersebut akan mempergunakan bahasa Arab. Namun ketika mereka berhadapan dengan siswa di luar sekolah yang tidak dapat berbahasa Arab, mereka akan segera beralih kode kepada bahasa Indonesia.

g. Santri ingin memperlihatkan bahwa bahasa pertamanya adalah bahasa Arab, atau siswa yang bukan dari pesantren ingin memperlihatkan bahwa ia dapat berbahasa Arab.

Peralihan kode antara bahasa Indonesia dan bahasa Arab di lingkungan sekolah juga dapat terjadi karena adanya keinginan para santri yang dari Pesantren tetap berbahasa Arab meskipun berada di luar lingkungan Pesantren untuk menunjukkan bahwa bahasa pertama mereka adalah bahasa Arab. Bagi siswa yang bukan dari Pesantren kegiatan berbahasa Arab di lingkungan sekolah dilakukan untuk menunjukkan bahwa mereka juga dapat berbahasa Arab.

Peristiwa alih kode antara bahasa Indonesia dan bahasa Arab dapat terjadi pula karena masuknya pembicaraan yang dikutip dari peristiwa bicara lain dalam suatu percakapan. Misalnya, dalam suatu peristiwa bicara antara santri X dan santri Y dalam bahasa Arab terselip juga kutipan kalimat yang diucapkan oleh santri Z dalam peristiwa bicara lain. Kalimat yang diucapkan oleh santri Z akan tetap diucapkan dalam bahasa Indonesia sesuai dengan bahasa yang dipergunakannya ketika mengucapkan kalimat tersebut. Jadi, meskipun peristiwa bicara berlangsung dalam bahasa Arab, akan tetapi santri akan segera beralih kode kepada bahasa Indonesia ketika mengutip pembicaraan dari peristiwa bicara lain yang berlangsung dalam bahasa Indonesia.

i. Merasa Lebih Akrab Jika Mempergunakan Bahasa Arab.

Dalam suasana santai santri – santri dwibahasawan Indonesia – Arab lebih senang mempergunakan bahasa Indonesia jika dibandingkan dengan mempergunakan bahasa Indonesia . Hal tersebut diakibatkan karena adanya keakraban yang dapat timbul dalam suasana kedaerahan.

j. Ketidakmampuan Menguasai Kode Tertentu.

Para dwibahasawan Indonesia – Arab yang bahasa pertamanya bukan merupakan bahasa Arab akan sering mengalami benturan ketika mereka berkomunikasi Arab. Hal tersebut tidak lain disebabkan keterbatasan perbendaharaan kata – kata maupun pengetahuan mereka tentang bahasa Arab. Jadi, ketika mereka mengalami benturan tersebut, maka mereka akan beralih kode pada bahasa Indonesia.

k. Kurangnya Penguasaan Diri.

Akibat kebiasaan santri berbahasa Arab baik di lingkungan luar sekolah maupun ketika mereka berada dalam suasana santai dilingkungan sekolah, maka terkadang secara tidak sengaja para siswa tersebut mempergunakan bahasa Arab meskipun mereka berada dalam suasana belajar mengajar di dalam kelas atau ketika mereka berada dalam suasana resmi.

l. Pengaruh Frase Basa – Basi, Pepatah, dan Peribahasa.

Alih kode antara bahasa Indonesia dan bahasa Arab pun dapat terjadi akibat masuknya frase basa – basi, pepatah maupun peribahasa dari bahasa yang satu ke bahasa yang lain. Misalnya, pada waktu santri dwibahasawan Indonesia – Arab berbicara dengan santri dwibahasawan Indonesia – Arab lainnya dalam bahasa Arab terkadang peribahasa dalam bahasa Indonesia di antara pembicaraan yang sedang berlangsung. Dengan demikian, terjadilah peristiwa alih kode antara bahasa Indonesia dengan bahasa Arab.

5.1.3 Beberapa Contoh Alih Kode Antara Bahasa Indonesia dan Bahasa Arab

Setelah dibicarakan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya peristiwa alih kode antara bahasa Indonesia dan bahasa Arab pada santri SMU Pondok Pesantren Al-Husna, ada baiknya dibicarakan pula beberapa contoh pembicaraan yang mereka lakukan yang mengundang peristiwa alih kode antarbahasa dari kedua bahasa tersebut, antara lain: a. Peristiwa bicara I

Arab, serta siswa C berasal dari sekolah umum yang tidak tahu berbahasa Arab.

Topik : Pertandingan bola kaki

Sebab Alih Kode : Kehadiran siswa C dalam peristiwa bicara

Pembicaraan

Siswa A : sami’tu annal ghodata satu’qodul mubaaratu baina madrasatina walmadrasattil’aaliyatilhukuu miyyati miidaan.

‘katanya besok sekolah kita akan bertanding bola kaki dengan anak SMU Negeri 2 Medan’.

Siswa B : man almukhobiru? ‘siapa yang bilang’

Siswa A : Bapak guru olah raga, benarkan C. bapak guru olah raga mengatakan kalau besok kita akan bertanding bola kaki dengan anak SMU Negeri 2 Medan.

Siswa C : “ya, kudengar bapak itu mengatakan begitu”.

b. Peristiwa bicara II

Latar Belakang : Di luar kelas

Para pembicara : Siswa D dan siswa E yang merupakan dwibahasawan Indonesia – Arab

Topik : Membicarakan mengenai pengnertian frase Sebab alih kode : Beralahnya pokok pembicaraan.

Pembicaraan

Siswa E : D, soal nomor dua tadi tidak kujawab D, apa sebenarnya frase itu?

Siswa D : Masalah itu kan baru minggu lalu diterangkan oleh bapak guru, apa kamu tidak mendengarnya?

Siswa E : tidak, liannani da’aanii sohibii lishoidis samaki, hunaka jumlatun kasirotu minassamakati, hal tanba’u fil usbu’ittali?

“tidak, karena aku diajak kawanku untuk memancing. Banyak sekali ikannya, minggu depan memancing lagi, ikut?

Siswa D : wahamtu fi ittiba’i idz ana la budda an usaa’ida waalidii fil mazro’ati. “ tidak bisa, aku harus membantu bapak ke ladang.

C. Peristiwa bicara III

Latar Belakang : Di dalam salah satu ruang kelas

Para pembicara :Siswa J sebagai pemimpin rapat dan siswa K sebagai salah seorang anggota rapat

Topik : Pembentukan kepanitiaan dalam acara perpisahan siswa-siswa kelas tiga.

Sebab alih kode : Beralihnya suasana peristiwa bicara.

Pembicaraan

Siswa J :Berdasarkan kesepakatan bersama maka rapat kita kali ini menghasilkan susunan kepanitian seperti yang telah disebutkan

tulis. Berhubung waktu sudah habis, maka untuk membicarakan acara dan yang berhubungan dengan rapat kita lanjutkan besok pada waktu dan tempat yang sama. Dengan demikian rapat kita tutup sampai di sini terima kasih.

Siswa K : J, la aqdirul huduura fii musyaawaratil ghadi sa asytariku akhii littadaawaa.

‘ J, besok aku tidak dapat ikut rapat, aku akun mengantar adikku berobat ‘

Siswa J : lal mas-alata biha, ukhbiruka ‘an hasihiilatihaa ba’du. ‘tidak apa-apa, nanti hasilnya kuberitahukan.

D.Peristiwa bicara IV

Latar Belakang : Di luar kelas

Para pembicara : Siswa G dan H yang merupakan dwibahasawan Indonesia – Arab

Topik : Rencana ke Danau Toba

Sebab alah kode : terpengaruh oleh bahasa yang digunakan lawan bicara.

Pembicaraan

Siswa G : inan, hal laa naqdiru addzihaaba ila bukhoirata thuuba? “ jadi apa tidak kita ke Danau Toba?”

Siswa H : Aku tidak bisa ikut, soalnya aku benar-benar lagi tidak punya uang.

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN 6.1 Simpulan

Faktor bahasa ibu dan faktor bahasa yang dominan dilingkungan Pesantren sangat mempengaruhi santri SMU Pondok Pesantren Al-Husna menjadi seorang dwibahasawan Indonesia – Arab. Berdasarkan data yang terkumpul, maka diketahui bahwa jumlah yang paling paling mayoritas adalah suku Aceh hingga mencapai 60 %. Sedangkan jumlah santri yang mahir dalam menggunakan bahasa Arab sebesar 42,5 %. Dengan demikian, diketahuilah bahwa dwibahasawan – Arab di SMU Pondok Pesantren Al-Husna tidak hanya berasal dari suku Aceh saja akan tetapi suku-suku lain juga ada seperi, Jawa, Padang, Batak Toba, Melayu, Batak Simalungun, dan Karo.

Melihat kenyataan di Pondok Pesantren Al-Husna sering ditemukan kegiatan alih kode antara bahasa Indonesia dan bahasa Arab di lingkungan sekolah. Faktor – faktor yang menyebabkan para santri melakukan kegiatan tersebut, antara lain : kehadiran orang ketiga, pokok pembicaraan, suasana peristiwa bicara, saluran pemakaian bahasa, terpengaruh oleh lawan bicara, merasa ganjil jika tidak berbahasa Arab, santri ingin memperlihatkan bahwa bahasa pertamanya adalah bahasa Arab atau siswa yang bukan dari Pesantern ingin memperlihatkan bahwa ia dapat berbahasa Arab, mengutip pembicaraan dari peristiwa bicara lain, merasa lebih akrab jika mempergunakan bahasa Arab, ketidakmampuan menguasai kode tertentu, kurangnya penguasaan diri, dan pengaruh frase basa – basi, pepatah, dan peribahasa.

Berdasarkan penelaahan yang dilakukan dapat diketahui bahwa para santri SMU Pondok Pesantren Al-Husna berbahasa Arab di lingkungan sekolah, maka kegiatan alih kode antara bahasa Indonesia dan bahasa Arab senantiasa akan berlangsung.

6.2 Saran

Penelitian dan pembuatan skripsi di kalangan Mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara dalam bidang alih kode sangat banyak, akan tetapi untuk penelitian alih kode antara bahasa daerah atau bahasa asing masih sangat sedikit. Maka perlu sekali diadakan penelitian – penelitian selanjutnya yang sejenis dengan penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Ali Jarim dan Amin Mustafa .1960. An-Nahwu Al-Wadih. Darul Ma’arif Mesir. Al- Galayaini, Mustafa. 2001. Jami;u ad- Durusi al- arabiyati.Maktabah

Asriyah: Beirut – Lebanon.

Badudu, J.S. 1983. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar. Jakarta: Gramedia Bin Ali, M. Ma’jum. 2000. Amtsilatu at- Tashrifiyah. Sumber Ilmu Jaya : Medan

2000

Chaer, Abdul dan Leoni Agustina. 1995. Sosiolinguistik Perkenalan awal.Jakarta:

Rineka Cipta.

Chaer, Abdul. 1994. Lingustik Umum, Jakarta: Rineka Cipta.

Hasan, Abdul. 2002. Butir-butir Linguistik Umum dan Sosiolinguistik. Riau : UNRI Press.

Mansyur, Pateda. 1987. Sosiolingustik. Bandung: angkasa

Nababan, P. W. J. 1986. Sosiolingustik Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Nasution, Rahlina Muskar. 2005. Fonologi Bahasa Arab. Medan :Fakultas Sastra. Pateda, Mansoer. 1990. Sosiolinguisik. Bandung: Angkasa.

Poedjosoedarmo, Soepomo. 1979. Kode dan Alih Kode. Yogyakarta : Balai Penelitian Bahasa

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1995. Kamus Besar Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Pelajar.

Ramlan, M. 1980. Ilmu Bahasa Indonesia : Morfologi. Yogyakarta: Karyono. Ramlan, M. 1983. Ilmu Bahasa Indonesia : Sintaksis. Yogyakarta : Karyono. Ramlan, M. 1987. Morfologi Suatu Tinjauan Deskriftif.Yogyakarta : UP Karyono Suwito. 1983.Pengantar Awal Sosiolinguistik: Teori dan Problem.Sukarta:Henary

Offset Solo.

Sudaryanto. 1988. Metode Lingustik Bagian Pertama. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakartr: Duta Wacana University Press.

Tarigan, Henry Guntur. 1984. Sintaksis Bahasa Indonesia. Bandung: Angkasa Tarigan, Henry Guntur. 1988. Pengajaran Kedwibahasaan. Bandung : Angkasa.

LAMPIRAN

DAFTAR PERTANYAAN A. Petujuk Pengisian

1. Sebelum menjawab pertanyaan – pertanyaan berikut, maka terlebih dahulu isilah data – data pribadimu

2. Daftar pertanyaan yang diajukan terdiri atas dua bagian yang meliputi : ( I ) Daftar pertanyaan umum daftar pertanyaan ini dapat dijawab oleh setiap santri tanpasantri tersebut suku apa pun.

( II ) Daftar pertanyaan khusus daftar pertanyaan ini hanya wajib dijawab oleh santri Pondok Pesantren Al-Husna.

3. Berilah tanda silang ( X ) pada setiap jawaban yang dianggap paling tepat dan berikanlah alasan jika diperlukan.

4. Jawablah setiap pertanyaan berdasarkan kenyataan yang ada dan tanpa dibuat – buat.

B. Data-data Pribadi Siswa

Kelas : ……….

Jenis kelamin : ……….

Suku, a. Ayah : ……….

Pekerjaan Orang tua : ………..

C. Pertanyaan – Pertanyaan (I) Daftar Pertanyaan Umum

1. Bahasa apakah yang sering digunakan oleh orang tuamu dalam berkomunikasi di lingkungan keluarga ?

a. Bahasa Arab b. Bahasa Indonesia

Sebutkan alasan kamu :……….

2. Jika orang tuamu mengerti berbahasa Arab dan mereka berbahasa Arab kepadamu, maka bahasa apakah yang kamu pergunakan kepada mereka ? a.Bahasa Arab

b.Bahasa Indonesia

Sebutkan alasan kamu :……….

3. Bahasa apakah yang sering kamu gunakan di rumah ketika berbicara kepada saudara-saudaramu ?

a.Bahasa Arab b.Bahasa Indonesia

Sebutkan alasan kamu :………..

4. jika salah seorang saudaramu berbahasa Arab kepada kamu, maka bahasa apakah yang kamu pergunakan kepadanya?

a.Bahasa Arab b.Bahasa Indonesia

Sebutkan alasan kamu :………..

5. Bahasa apakah yang sering kamu pergunakan kepada tetangga –tetanggamu yang berasal dari Pesantren juga?

a.Bahasa Arab b.Bahasa Indonesia

Sebutkan alasan kamu : ………..

6. Bahasa apakah yang sering kamu pergunakan kepada tetangga – tetanggamu yang bukan dari Pesantren ?

a.Bahasa Arab b.Bahasa Indonesia

Sebutkan alasan kamu :……… 7. Bahasa apakah yang sering kamu pergunakan terhadap tamu-tamu kamu yang

berasal dari Pesantren? a.Bahasa Arab

b.Bahasa Indonesia

Sebutkan alasan kamu :………

8. Bahasa apakah yang sering kamu pergunakan terhadap tamu-tamu kamu yang bukan dari Pesantren ?

a.Bahasa daerah b.Bahasa Indonesia

9. Bahasa apakah yang sering kamu pergunakan terhadap teman sekolahmu yang satu sekolah dengan kamu ketika sedang berkunjung ke rumahmu?

a.Bahasa Arab b.Bahasa Indonesia

Sebutkan alasan kamu :………..

10.Bahasa apakah yang sering kamu pergunakan terhadap teman sekolahmu yang bukan satu Pesantren dengan kamu ketika berkunjung ke rumahmu?

a.Bahasa daerah b.Bahasa Indonesia

Sebutkan alasan kamu : ……….. II. Daftar Pertanyaan Khusus

1. Bahasa apakah yang sering dipergunakan oleh guru – guru kamu ketika sedang mengajar di kelas ?

a.Bahasa Arab b.Bahasa Indonesia

Sebutkan alasan kamu :………

2. Bahasa apakah yang sering kamu pergunakan di dalam kelas sehubungan dengan kegiata belajar ?

a.Bahasa Arab b.Bahasa Indonesia

Sebutkan alasan kamu :……….

3. Jika di dalam kelas gurumu membentuk kelompok – kelompok diskusi dan kamu tergabung di dalam satu kelompok yang anggotanya terdiri dari berbagai suku,

maka bahasa apakah yang kalian pergunakan untuk memecahkan masalah di dalam lingkungan kelompok?

a.Bahasa Arab b.Bahasa Indonesia

Sebutkan alasan kamu :………

4. bahasa apakah yang sering kamu pergunakan terhadap teman sekolah kamu dalam membicarakan masalah yang berhubungan dengan pelajaran ketika di luar

sekolah? a. Bahasa Arab b. Bahasa Indonesia

Sebutkan alasan kamu :……… 5. Ketika kamu sedang berbicara dengan salah seorang teman dalam bahasa Arab,

tiba – tiba datang teman kamu lainnya yang tidak mengerti bahasa tersebut, maka bahasa apakah yang akan kalian pergunakan selanjutnya ?

a. Bahasa Arab b. Bahasa Indonesia

Sebutkan alasan kamu :………. 6. Jika teman yang tidak mengerti bahasa Arab tersebut pergi, maka bahasa apakah

akan kalian pergunakan selanjutnya ? a. Bahasa Arab

b. Bahasa Indonesia

7. Jika kamu membicarakan mengenai masalah pribadi kamu terhadap salah seorang teman kamu yang mengerti bahasa Arab, maka bahasa apakah yang akan kamu pergunakan ?

a. Bahasa Arab b. Bahasa Indonesia

Sebutkan alasan kamu :……….. 8. Jika guru kamu berbicara kepadamu dalam bahasa Arab maka bahasa apakah

yang akan kamu pergunakan kepadanya ? a. Bahasa Arab

b. Bahasa Indonesia

sebutkan alasan kamu :……… 9. Bahasa apakah yang sering kamu pergunakan jika kamu marah terhadap salah

seorang teman kamu ? a. Bahasa Arab

b. Bahasa Indonesia

sebutkan alasan kamu :………

10.Jika kamu berbicara salah seorang teman kamu dalam bahasa Indonesia, tetapi dia menanggapinya dalam bahasa Arab maka bahasa apakah yang akan kamu

pergunakan selanjutnya ? a. Bahasa Arab

b. Bhasa Indonesia

11.Jika kamu berbicara kepada salah seorang teman kamu dalam bahasa Arab, tetapi dia menanggapinya dalam bahasa Indonesia, maka bahasa apakah yang akan kamu pergunakan selanjutnya :

a. Bahasa Arab b. Bahasa Indonesia

Sebutkan alasan kamu :………..

12.Jika salah seorang teman kamu yang bukan satu sekolah mempergunakan bahasa Arab terhadapmu sebagai interaksi untuk dapat berkomunikasi dalam bahasa Arab, maka bahasa apakah yang kamu pergunakan terhadapnya ?

a. Bahasa Arab b. Bahasa Indonesia

Sebutkan alasan kamu : ……… 13.Jika kamu pernah mengikuti rapat OSIS, bahasa apakah yang dipergunakan di

dalam bahasa rapat ? a. Bahasa Arab b. Bahasa Indonesia

Sebutkan alasan kamu :………

14.Ketika rapat OSIS telah selesai dan kamu memasuki suasana santai, maka bahasa apakah yang kamu pergunakan terhadap teman sekelas kamu yang juga

merupakan anggota rapat dalam membicarakan anggota rapat dalam membicarakan masalah tidak resmi ?

Sebutkan alasan kamu :………..

15.Bahasa apakah yang kamu pergunakan ketika kamu menulis surat terhadap orang tuamu, saudara – saudaramu, maupan teman-temanmu yang mengerti bahasa Arab?

a. Bahasa Arab b. Bahasa Indonesia

Sebutkan alasan kamu :………. 16.Apakah kamu merasa malu untuk mempergunakan bahasa Arab ?

a. Ya b. Tidak

Dokumen terkait