• Tidak ada hasil yang ditemukan

ALLAAHU AKBAR KABIIRAW WAL-HAMDU LILLAAHI KATSIIRAA WA SUBHAANALLAAHI BUKRATAW WA ASHIILAA LAA ILAAHA

Dalam dokumen Tugas Akhir AIK UNISMUH INDONESIA (Halaman 30-35)

ILLALLAAHU WA LAA NA'BUDU ILLAA IYYAAHU MUKHLISHIINA LAHUD-DIINA WA LAU KARIHAL-KAAFIRUUN. LAA ILAAA ILLALLAAHU WAHDAHU SHADAQA WA'DAHU WA NASHARA 'ABDAHU WA A'AZZA JUNDAHU WA HAZAMAL-AHZAABA WAHDAH. LAA ILAAHA ILLALLAAHU WALLAAHU AKBAR. ALLAAHU AKBAR WA LILLAAHIL- HAMDU".

Artinya :"Allah Maha Besat (3 kali). Tidak ada Tuhan melainkan Allah, Allah Maha Besar dan segala puji bagi Allah, Allah Maha Besar dan Maha Agung dan segala puji bagi Allah, Maha Suci Allah pada pagi dan petang, tiada Tuhan melainkan Allah dan tida ada yang kami sembah kecuali hanya Allah, dengan ikhlas kami beragama kepada-Nya, walaupun orang-orang kafir membeci, Tidak ada Tuhan melainkan Allah sendiri-Nya, benar janji-Nya, dan Dia menolong hamba-Nya, dan Dia mengusir musuh nabi-Nya dengan sendiri-Nya, tiada Tuhan melainkan Allah, Allah Maha Besar Allah Maha Besar dan bagi-Nya segala puji".

Perlu diketahui bahwa pada hari 'Idul Fitri dan Adha, anak-anak besar kecil, tua muda supaya meramaikannya, bahkan bagi wanita-wanita yang sedang haidpun dianjurkan ke lapangan, sekalipun mereka tidak ikut shalat.

Sabda Nabi SAW :

"AN UMMI 'ATHIYYAH QAALAT : KUNNAA NU'MARU AN NUKHRUJA YAUMAL-IIDI HATTAA NAKHRUJAL-BIKRA MIN KHIDRIHAA HATTA NAKHRUJAL-HUYYADHA FA YAKUN KHALFAN-NAASI FA YUKABBRINA BI TAKBIIRIHIM WA YAD'UUNA BI DA'AA'IHIM YARJUUNA BARAKATAN DZAALIKAL-YAUMIL WA THUHRATAH".

Artinya : Dari Ummi 'Athiyah katanya : 'Kami diperintahkan pergi shalat hari raya, bahkan anak-anak gadis keluar dari pingitannya. Juga perempuan-perempuan yang sedang haid (datang bulan) tetapi mereka hanya berdiri saja di belakang orang banyak, dan turut takbir dan berdoa bersama-sama dan mereka mengharapkan beroleh keberkahan dan kesucian hari itu".

12. Hikmah shalat tathawwu

1. Shalat tathawwu’ adalah semua shalat yang disyariatkan dalam agama Islam, selain shalat wajib lima waktu, baik yang hukumnya wajib atau sunnah (anjuran) 2. Agungnya kedudukan shalat lima waktu dalam Islam, karena shalat adalah ibadah yang pertama kali Allah Ta’ala wajibkan kepada manusia setelah kewajiban beriman (dua kalimat syahadat), maka shalat adalah panji iman dan bendera Islam 3. ‘Umar bin Khattab mengatakan, “Hisablah (introspeksilah) dirimu saat ini sebelum engkau dihisab (diperiksa/dihitung amal perbuatanmu pada hari kiamat), dan timbanglah dirimu saat ini sebelum amal perbuatanmu ditimbang (pada hari kiamat nanti).” 4. Agungnya rahmat dan kasih sayang Allah Ta’ala kepada hamba-hamba-Nya dengan menyempurnakan kekurangan pada ibadah wajib mereka dengan ibadah sunnah yang mereka kerjakan.

5. Arti ‘kekurangan yang disempurnakan” dalam hadits ini adalah ketidaksempurnaan dalam melaksanakan amal-amal wajib dalam shalat, atau amal-amal yang disyariatkan seperti khusyu’, dzikir-dzikir maupun doa dalam shalat.

6. Hamba Allah yang paling mulia di sisi Allah adalah yang melaksanakan amal-amal ibadah yang wajib dengan baik, dan banyak mengerjakan amal-amal sunnah, sehingga Allah Ta’ala pun mencintainya, inilah wali (kekasih) Allah Ta’ala yang sesungguhnya, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits yang shahih (yang menjelaskan tentang wali Allah, ed).

7. Keutamaan memperbanyak shalat tathawwu’ dan amal-amal sunnah lainnya, karena semakin banyak amalan sunnah yang kita kerjakan maka semakin besar pula peluang kita untuk menyempurnakan kewajiban-kewajiban kita, untuk keselamatan kita di hari kemudian.

8. Dahsyatnya perhitungan amal pada hari kiamat, karena pada waktu itu yang bermanfaat hanyalah amal perbuatan manusia, bukan harta atau kemewahan dunia yang mereka miliki.

V. ZAKAT DAN HIKMAHNYA

1. Dalil-dalil tentang zakat Dalil zakat dalam Al Qur’an

1. Perumpamaan orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh butir pada tiap-tiap butir; seratus biji, (Al Baqarah 2:261)

2. Allah memerintahkan agar orang orang beriman mengeluarkan sebagian harta bendanya untuk kebajikan dari harta bendanya yang baik-baik bukan yang buruk- buruk (al Baqarah 2:267) 3. Jika menampakkan sadakah dengan tujuan supaya dicontoh orang lain itu balk sekali. Tetapi menyembunyikannya lebih balk. (Supaya tidak menimbulkan riya pada si pemberi dan menyakitkan hati orang yang diberi). (AI Baqarah,2:271)

4. Terdapat delapan asnaf yang berhak menerima zakat yaitu: orang-orang fakir, orang orang miskin, pengurus zakat, mualaf, memerdekakan hamba, orang-orang yang berhutang, sabilillah dan orang yang sedang dalam pejalanan (At Taubah, 9:60) 5. Zakat mempunyai fungsi sosial dalam masyarakat. Keserakahan dan kezaliman

seseorang tidak bisa ditolerir apabila ia telah memakan dan menguasai harta anak

yatim (An Nisaa':4:10)

Adalah sama dengan mendustakan agama apabila menelantarkan dan tidak memberi makan orang miskin (Al-Maun 107:1-2)

Dalil zakat dalam Al Hadis

1. Orang kaya yang syukur lebih balk daripada orang miskin yang sabar (al Hadis) 2. Tangan di atas (pemberi)lebih baik dari tangan di bawah (penerima) (al Hadis)

3. Bayarlah buruh upahnya pada waktunya dan beritahukanlah upahnya (buatlah perjanjian) pada hubungan keja yang dilakukan dengannya (al Hadis)

4. Orang yang menolong janda dan miskin sama dengan orang yang mengadakan jihad karena Allah atau orang yang bangun malam untuk sembahyang dan dengan orang yang berpuasa siang hari (al Hadis)

5. Senyuman pada saudaramu, perintah berbuat balk dan larangan berbuat jahat, menunjukkan jalan bagi orang yang sesat, Inengliilangkan gangguan duri dan tulane dari jalan, menuangkan air yang ada dalam timbamu ke dalam timba saudaramu dan menuntun orang yang lemah penglihatan, semua itu adalah sedekah (al Hadis).

2. Zakat fitri (makanan)

Ukuran dan jenis makanan untuk zakat fitri

Ukuran zakat fitri dari makanan yang mesti dikeluarkan adalah satu sha’ yang nilainya sama dengan empat mud atau sebanding dengan 2,42 Kg atau kurang lebih 3,5 liter dari beras, gandum, kurma, keju kering, atau lainnya dari jenis makanan pokok, dari Abu Sa’id Al Khudri t ia berkata:

ْنِم اًعا َصصص ْوَأ ٍطصصِقَأ ْنِم اًعا َصصص ْوَأ ٍرصصْمَت ْنِم اًعا َصصص ْوَأ ٍريِع َصصش ْنِم اًعا َصصص ْوَأ ٍماَعصصصصَط ْنِم اًعا َصصص ِرصصْطِفْلا َةاَكَز ُجِر ْخُن اصّنصصُك ٍبيِبَز

ملسم و يراخبلا هاور

“Kami mengeluarkan zakat satu sha’ dari makanan, gandum, korma, susu kering atau anggur kering” (HR. Bukhari dan Muslim)

Adapun anggapan sebagian orang bahwa pembayaran zakat fitri bisa dengan uang sebagai ganti dari harga makanan adalah pendapat keliru dan tidak dikenal oleh As Salaf Ash Shalih, karena seandainya cara ini dibolehkan maka pasti Rasulullah ملسو هيلع ةللا لص telah menyampaikan dan mengajarkannya kepada para shahabat-shahabat beliau ةللا لص ملسو هيلع, serta sudah dinukil oleh ulama kita, karena pada zaman tersebut telah ada mata uang yaitu dinar dan dirham, akan tetapi hal itu tidak dilakukan oleh Nabi هيلع ةللا لص ملسو, bahkan di dalam kitab Kifayatul Akhyar, Imam Taqiyuddin ا همحر berkata:

“Tidak sah membayar zakat fitri dengan nilai nominal (uang) dan para ‘ulama tidak berbeda pendapat tentangnya” (Lihat Kifayatul Akhyar hal. 185)

Waktu pembayaran zakat fitri

Waktu wajib membayar zakat fitri ialah sejak terbenamnya matahari pada malam hari raya ‘Idul Fitri, sampai sebelum kaum muslimin pergi untuk shalat Ied, Hal ini berdasarkan hadits Umar هنع ا يضر

ملسو هيلع ةللا لص ِا َلوُسَر ّنَأ و يراصصخبلا هاور ِةَل ّصصصلا ىَلِإ ِساصصصصّنصصلا ِجوُرصصُخ َلْبصصَق ىّدَؤصصُت ْنَأ ِرْطِفْلا ِةاَكَزِب َرَمَأ

ملسم

”Adalah Rasulullah ملسو هيلع ةللا لص memerintahkan zakat fitri agar dikeluarkan sebelum orang-orang keluar ke lapangan untuk melakukan sholat ‘Ied” (HR. Bukhari dan Muslim).

Namun dibolehkan juga untuk membayar zakat fitri satu atau dua hari sebelum ‘Ied, hal ini sebagaimana yang dikatakan Nafi’ ا همحر:

اصصَهيِطْعُي اَمصصصُهصْنصصَع ُا َي ِصصضَر َرصصَمُع ُنْبا َناصصَكَو ّيِنَب ْنَع يِطْعُيِل َناَك ْنِإ ىّتَح ِريِبَكْلاَو ِريِغّصلا ْنَع يِطْعُي َرَمُع ُنْبا َناَكَف ِنْيصصَم ْوصَصي ْوَأ ٍم ْوصَيِب ِرْطِفْلا َلْبصَق َنوُطْعُي اوُناَكَو اَهَنوُلصَبصصْقَي َنيِذّلا

يراخبلا هاور

“Adalah Ibnu ‘Umar امهنع ا يضر membayarkan zakat fitri untuk anak-anak dan orang dewasa, dan adalah beliau membayarkan zakat fitri anak-anakku, dan beliau ا يصصضر امهنع memberikan kepada yang berhak menerimanya. Dan mereka membayar zakat fitri itu sehari atau dua hari sebelum ‘Ied” (R. Bukhari).

3.Zakat tanaman

Zakat Hasil pertanian merupakan salah satu jenis Zakat Maal, obyeknya meliputi hasil tumbuh-tumbuhan atau tanaman yang bernilai ekonomis seperti biji-bijian, umbi-umbian, sayur-mayur, buah-buahan, tanaman hias, rumput-rumputan, dedaunan, dll.

Zakat tanaman dan buah-buahan diwajibkan berdasarkan dalil-dalil berikut ini:  Al Qur’an,

هََيدخأب متََسلو نوقفنت هنم ثيبخلا اومميت لو ضرلا نم مكل انخرخأ اممو متبسك ام تبيط نم اوقفنأ اونماء نيدلااهيأي ديمح ينغ لانأ اوملعاو هيف اوغتنأ لا

“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” (Al-Baqarah: 267)

Nishab zakat tanaman dan buah-buahan adalah sebesar lima wisq, sesuai dengan hadits Rasulullah saw., “Yang kurang dari lima wisq tidak wajib zakat.” (muttafaq alaih)

Pendapat ini adalah pendapat jumhurul ulama dari kalangan sahabat dan tabi’in serta ulama berikutnya, seperti yang disebutkan oleh Ibnu Qudamah dalam Al-Mughni.

Satu wisq = 60 sha’. Dan satu sha’ menurut ukuran Madinah adalah 4 mud. Satu mud adalah sepenuh dua telapan tangan orang dewasa ukuran sedang ketika menjulurkan tangannya.

Satu sha’ ukuran Madinah atau 4 mud itu adalah 5 rithl dan sepertiganya, sekitar 2176 gr. Maka satu nishab itu adalah: 300 sha’ x 2176 = 652,8 kg

Lima wisq = 300 sha’= + 653 kg 4. Zakat hewan (peternakan)

Zakat Hasil Ternak (salah satu jenis Zakat Maal) meliputi hasil dari peternakan hewan baik besar (sapi,unta) sedang (kambing,domba) dan kecil (unggas, dll). Perhitungan zakat

untuk masing-masing tipe hewan ternak, baik nisab maupun kadarnya berbeda-beda dan sifatnya bertingkat. Sedangkan haulnya yakni satu tahun untuk tiap hewan.

Dalam dokumen Tugas Akhir AIK UNISMUH INDONESIA (Halaman 30-35)

Dokumen terkait