• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berdasarkan Undang-undang No 32 tahun 2004 pasal 162 tentang Pemerintahan Daerah menjelaskan bahwa Dana Alokasi Khusus (DAK) adalah dana yang dialokasikan kepada daerah tertentu dalam rangka pendanaan desentralisasi untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional. Hal senada selanjutnya diuraikan dalam Undang-undang No 33 tahun 2004 pasal 1 tentang Dana Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah menyebutkan bahwa Dana Alokasi

Khusus, selanjutnya disebut DAK adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional.

Program Dana Alokasi Khusus bidang pendidikan dasar bertujuan untuk membiayai kebutuhan sarana dan prasarana satuan pendidikan 9 (Sembilan) tahun yang belum mencapai standar tertentu atau percepatan pembangunan daerah dibidang Pendidikan Dasar yang bermutu dan merata dalam rangka memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) dan secara bertahap untuk memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP).

Program DAK dilaksanakan di Indonesia mulai tahun 2004. Dalam rangka mengoptimalkan Undang-undang No 32 tentang Pemerintah Daerah dan No 33 tahun 2004 tentang dana Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, Pemerintah menerbitkan Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) dan Petunjuk Teknis (Juknis) pelaksanaan program DAK bidang pendidikan. Petunjuk Pelaksanaan

dan Petunjuk Teknis digunakan sebagai pedoman bagi lembaga yang terkait dengan ruang lingkup tugasnya terkait DAK Pemerintah Propinsi maupun pemerintah Kabupaten.

Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis program DAK Khusus bidang pendidikan tahun anggaran 2012 diatur dalam Permendikbud Nomor 57 tahun 2011 tentang Juknis DAK bidang pendidikan untuk SMP/SMPLB tahun anggaran 2012, sedangkan Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) dan Petunjuk Teknis (Juknis) program DAK bidang pendidikan untuk SMP/SMPLB tahun anggaran 2013 diatur dalam Permenkeu Nomor 201/PMK.07/2012 tentang Pedoman Umum DAK tahun anggaran 2013 dan Permendikbud Nomor 12 tahun 2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis DAK bidang Pendidikan tahun anggaran 2013.

DAK bidang Pendidikan Dasar tahun anggaran 2012 digunakan untuk membiayai rehabilitasi ruang belajar dan pengadaan sarana peningkatan mutu pendidikan dengan proporsi: (a) Rehabilitasi ruang belajar sebesar 80% dan (b) Pengadaan sarana peningkatan mutu pendidikan sebesar 20%. Rehabilitasi ruang belajar yang dimaksud adalah ruang belajar yang rusak berat termasuk perabotnya, sedangkan pengadaan

sarana peningkatan mutu pendidikan dilaksanakan sesuai kebutuhan satuan pendidikan berdasarkan pendataan dan pemetaan yang dilakukan oleh Dindikpora Kabupaten/Kota, terdiri dari: (a)Peralatan Laboratorium Ilmu Pengetahuan Alam (IPA);(b) Peralatan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS); dan (c) Peralatan Laboratorium Bahasa.

Selanjutnya DAK bidang Pendidikan Dasar tahun anggaran 2013 digunakan untuk membiayai penggandaan dan distribusi buku bahan ajar Kurikulum 2013, peningkatan prasarana dan pengadaan sarana peningkatan mutu pendidikan SMP/SMPLB sehingga peserta didik terpenuhi semua kebutuhan bukunya. Sisa DAK dapat digunakan untuk peningkatan prasarana sekolah, dan pengadaan sarana untuk peningkatan mutu pendidikan yang porposinya sebesar 35% (tiga puluh lima prosen) sampai dengan 65% (enam puluh prosen) untuk membiayai peningkatan prasarana dan pengadaan sarana peningkatan mutu pendidikan untuk mencapai 100% (seratus prosen) sesuai dengan kebutuhan Kabupaten /Kota.

DAK bidang Pendidikan Dasar diprioritaskan untuk rehabilitasi ruang belajar

dengan tingkat kerusakan paling rendah rusak sedang beserta perabotnya dan pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB) beserta perabotnya. Apabila hal tersebut sudah terpenuhi maka sisa dana dapat digunakan untuk pembangunan Ruang Belajar Lain (RBL) beserta perabotnya. Peningkatan mutu pendidikan pengadaan alat pendidikan diprioritaskan yang dianggarkan dari DAK yaitu untuk peralatan IPS dan peralatan matematika dan apabila seluruh sekolah telah memiliki peralatan IPS dan matematika maka sisa dana dapat dipergunakan untuk pengadaan peralatan laboratorium Ilmu Pengetahuan Alam, peralatan Laboratorium Bahasa, dan peralatan olah raga.

Asas umum dalam pelaksanaan DAK Bidang Pendidikan adalah: (1) efisien, berarti pelaksanaan DAK Bidang Pendidikan harus diusahakan dengan menggunakan dana dan daya yang terbatas untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam waktu sesingkat-singkatnya dan dapat dipertanggung jawabkan;(2)efektif, berarti pelaksanaan DAK bidang Pendidikan harus sesuai dengan kebutuhan yang telah ditetapkan dan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya sesuai dengan sasaran yang ditetapkan;(3) transparan, berarti menjamin

adanya keterbukaan yang memungkinkan masyarakat dapat mengetahui dan mendapatkan informasi mengenai pengelolaan DAK bidang Pendidikan;(4)akuntabel, berarti pelaksanaan kegiatan DAK bidang Pendidikan dapat dipertanggung jawabkan;(5) kepatutan, yaitu penjabaran program/kegiatan DAK bidang Pendidikan harus dilaksanakan secara realistis dan proporsional; dan (6)manfaat, berarti pelaksanaan program/kegiatan DAK bidang Pendidikan yang sejalan dengan prioritas nasional yang menjadi urusan daerah dalam kerangka pelaksanaan desentralisasi dan secara riil dirasakan manfaatnya bagi kesejahteraan masyarakat.

Mekanisme pengalokasian DAK bidang Pendidikan program rehabilitasi berat ruang belajar pengalokasiannya melalui tahapan sebagai berikut: (1) Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar mengirim surat edaran kepada seluruh Dinas Kabupaten/Kota tentang program DAK rehabilitasi berat ruang belajar; (2) Direktorat Pembinaan SMP merekapitulasi kebutuhan rehabilitasi ruang belajar berdasarkan data sensus data pokok pendidikan tahun 2010-2012; (3) Direktorat Pembinaan SMP melakukan pemetaan sekolah yang membutuhkan

rehabilitasi berat dalam rangka pemenuhan rehabilitasi baik melalui DAK maupun APBN 2012 dan 2013;(4) Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar mengadakan sosialisasi dan memberikan data hasil pemetaan kepada seluruh Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota tentang program DAK rehabilitasi berat ruang belajar; (5) Direktorat Pembinaan SMP, Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota mereview dan memverifikasi data tersebut yang selanjutnya dijadikan dasar pemberian DAK;(6) Pelaksanakan DAK Bidang Pendidikan tahun Anggaran 2012 Program rehabilitasi ruang belajar menggunakan mekanisme swakelola kepada Panitia Pembangunan di Sekolah; (7) Bupati/Walikota atau pejabat yang ditunjuk, menetapkan sekolah penerima rehabilitasi berat yang dibiayai melalui dana DAK.

Mekanisme Program Sarana Peningkatan Mutu Pendidikan melalui DAK tahapannya adalah sebagai berikut:(1) Sekolah membuat usulan khusus untuk program sarana peningkatan mutu pendidikan ke Dindikpora Kabupaten/Kota; (2) Dindikpora Kabupaten/Kota melakukan seleksi terhadap usulan dari masing-masing sekolah khusus untuk sarana peningkatan mutu pendidikan sesuai kriteria-kriteria yang

ditetapkan dalam Petunjuk Teknis beserta peraturan pelaksanaannya dengan memperhatikan pemenuhan sarana pendidikan penunjang peningkatan mutu pendidikan SMP dan jumlah alokasi dana yang tersedia.

Pelaksanaan DAK bidang Pendidikan untuk Program Peningkatan Mutu Pendidikan menggunakan mekanisme pengadaan barang/jasa dengan mengikuti Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010 dan peraturan perundang-undangan lainnya yang berlaku dimana Bupati/Walikota atau pejabat yang ditunjuk, menetapkan sekolah penerima sarana peningkatan mutu pendidikan yang dibiayai melalui DAK, sedangkan Sekolah menginventarisasi barang-barang dan/atau fisik yang diperolehnya dari kegiatan DAK bidang Pendidikan.

Kriteria umum peneriman DAK bidang Pendidikan adalah Sekolah mempunyai jumlah siswa yang cenderung stabil atau meningkat dan sekolah swasta memiliki status minimal terakreditasi, sedangkan kriteria khusus Sekolah penerima DAK untuk Rehabilitasi ruang belajar adalah semua sekolah yang membutuhkan rehabilitasi ruang belajar dengan tingkat kerusakan berat (lebih dari 45%) dan sekolah

dibangun di atas lahan milik sendiri (milik Pemerintah atau Pemerintah Daerah untuk sekolah negeri; milik yayasan untuk sekolah swasta) yang dibuktikan dengan bukti kepemilikan berupa sertifikat atau surat kepemilikan lain yang disahkan oleh pejabat yang berwenang. Lain halnya untuk kriteria khusus Sekolah penerima DAK untuk Peralatan Laboratorium IPA, Peralatan Laboratorium Bahasa, dan Peralatan IPS adalah: (1). Alat Laboratorium IPA, yaitu diperuntukkan bagi sekolah yang membutuhkan dan belum mempunyai alat tersebut atau jumlah alat yang dimiliki kurang dari kebutuhan, serta sekolah tersebut mempunyai Ruang Laboratorium IPA; (2) Alat Laboratorium Bahasa, yaitu diperuntukkan bagi sekolah yang membutuhkan dan belum mempunyai peralatan tersebut, serta sekolah tersebut mempunyai ruang untuk digunakan sebagai Laboratorium Bahasa; dan (3) Peralatan IPS, yaitu diperuntukkan untuk sekolah yang membutuhkan dan belum mempunyai peralatan IPS atau jumlah peralatan yang dimiliki kurang dari kebutuhan.

Penyaluran DAK bidang Pendidikan Dasar disalurkan dengan cara pemindahbukuan dari Rekening Kas Umum Negara (Pemerintah Pusat

c.q Kementerian Keuangan) ke Rekening Kas Umum Daerah (kabupaten/kota). Mekanisme dan tata cara mengenai penyaluran DAK Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2012 dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pelaksanaan DAK bidang Pendidikan menggunakan mekanisme Swakelola oleh sekolah sesuai peratuan perundang-undangan dengan melibatkan partisipasi masyarakat sesuai dengan prinsip manajemen berbasis sekolah. Program Peningkatan Mutu Pendidikan menggunakan mekanisme penyedia barang/jasa sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sekolah melaksanakan program peningkatan prasarana pendidikan dengan metode swakelola sesuai peraturan perundang-undangan dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota melaksanakan program peningkatan mutu pendidikan dengan metode penyedia barang/jasa sesuai peraturan perundang-undangan.

DAK untuk rehabilitasi adalah dana yang diterima hanya boleh untuk merehabilitasi ruang belajar dan besarnya dana swakelola yang dialokasikan untuk tiap-tiap sekolah dapat berbeda antara satu sekolah dengan sekolah yang lain dan disesuaikan dengan besaran kegiatan rehabilitasi yang disetujui berdasar tingkat

kerusakan yang terjadi di sekolah. Sebagai bentuk pertanggungjawaban dan akuntabilitas pengelolaan dana, sekolah penerima DAK berkewajiban membuat laporan, baik pada saat penerimaan dana bantuan, realisasi pemanfaatan dana, dan perkembangan pelaksanaan serta hasil rehabilitasi. Laporan tersebut disampaikan ke Bupati/Walikota u.p Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.

Penggunaan DAK bidang pendidikan untuk tahun anggaran 2012 adalah untuk: (1)peningkatan prasarana pendidikan yaitu rehabilitasi ruang belajar termasuk perabotnya;(2) peningkatan mutu pendidikan berupa pengadaan peralatan laboratorium IPA,pengadaan peralatan laboratorium Bahasa, dan pengadaan peralatan IPS, sedangkan alokasi biaya untuk masing-masing kegiatan/komponen seperti yang dituangkan dalam table berikut.

Tabel1

Data ALokasi Biaya DAK Tahun Anggaran 2012

NO KOMPONEN SATUAN ALOKASI BIAYA (Rp)

JUMLAH SATUAN 1 Rehabilitasi ringan 90.000.000 1 Ruang 2 Peralatan Lab. IPA 50.000.000 1 Paket 3 Peralatan Lab.

Bahasa

4 Peralatan IPS 9.000.000 1 Paket Sumber: Juknis DAK Tahun Anggaran 2012

Selanjutnya Penggunaan DAK bidang pendidikan untuk tahun anggaran 2013 diperuntukkan: (1) buku bahan ajar Kurikulum 2013; (2) rehabilitasi ruang belajar kondisi paling rendah rusak sedang, pembangunan perpustakaan, pembangunan ruang kelas baru, dan pembangunan ruang kelas lainnya;(3) pengadaan peralatan pembelajaran yang terdiri dari peralatan IPS, Matematika, peralatan laboratorium IPA, peralatan laboratorium Bahasa, dan peralatan Olahraga, seperti yang dituangkan dalam table berikut.

Tabel 2

Data ALokasi Biaya DAK Tahun Anggranan 2013

NO KOMPONEN JUMLAH SATUAN SATUAN ALOKASI BIAYA (Rp) 1 Rehabilitasi Sedang 1 Paket 45.000.000 2 Peralatan Lab. IPA 1 Paket 50.000.000 3 Peralatan Lab. Bahasa 1 Paket 235.000.000 4 Peralatan IPS 1 Paket 9.000.000 5 Pembangunan RKB 1 ruang 120.000.000 6 Peralatan Matematika 1 Paket 6. 000.000 7 Pembangunan Lab. IPA 1 Ruang 45.000.000 8 Peralatan Olahraga 1 paket 20.000.000 9 Pembangunan Ruang 1 ruang 235.000.000

Kelas

10 Pembangunan Lab. Bahasa

1 ruang 235.000.000

Sumber: Juknis DAK Tahun Anggaran 2013

Pengelolaan dana sepenuhnya menjadi tanggung jawab sekolah. Pada prinsipnya kegiatan pengelolaan DAK mencakup pencatatan penerimaan dan pengeluaran uang sehingga memudahkan proses pelaporan dan pengawasan penggunaan dana. Adapun pengelolan DAK antara lain meliputi:(1) Pembukuan; (2) Setiap transaksi harus didukung dengan bukti yang sah;(3) Bukti pengeluaran uang dalam sejumlah tertentu harus dibubuhi materai yang cukup, sesuai dengan ketentuan tentang bea materai; (4) Dalam bukti pengeluaran harus jelas uraian mengenai barang/jasa yang dibayar, tanggal, dan nomor bukti;(5) Realisasi pengadaan barang, dan Jasa yang diterima tidak boleh lebih kecil dari uang yang yang dikeluarkan; (6) Seluruh penerimaan dan pengeluaran uang agar dicatat dan dibukukan dalam buku penerimaan dan pengeluaran;(7) Semua transaksi baik penerimaan maupun pengeluaran dibukukan atau dicatat sesuai urutan kejadiannya, (8) Setiap akhir bulan, buku tersebut ditutup, dihitung saldonya, dicocokkan dengan saldo fisik uang

yang ada, baik di kas atau di Bank, (9) Buku harian ditulis dengan tulisan rapih, lengkap dan bersih, (10) Memenuhi semua ketentuan dalam pengelolaan keuangan termasuk di dalamnya peraturan pajak yang berlaku.

Tata cara pengelolaan keuangan PPS secara garis besar meliputi: pembukuan keuangan, pengelompokan jenis pengeluaran, cara pengisian buku kas umum, rekapitulasi pengeluaran, laporan keuangan dan pengarsipan dokumen keuangan. Dokumen pendukung pembukuan berisi: (1) Kuitansi atau tanda bukti pembayaran/nota/bon asli dari pihak yang menerima pembayaran, (2) Bukti transaksi keuangan lainnya, (3) Semua dokumen yang ditandatangani PPS harus distempel oleh sekolah, (4)Saldo pembukuan dana yang belum dibutuhkan harus tetap disimpan di Bank, tidak boleh dipindahkan pada rekening lain atau disimpan lain. Jumlah saldo pembukuan setiap harinya tidak lebih dari Rp. 5 juta.

Sambil menunggu pencairan dana, sekolah segera melakukan persiapkan pelaksanaan rehabilitasi, antara lain: (1)mempelajari buku panduan pelaksanaan dan teknis secara lebih seksama dan menyiapkan format-format administrasi, keuangan dan teknis pelaksanaan

serta pelaporan; (2) membuat papan informasi, dengan ketentuan sebagai berikut: (a)Papan informasi ukuran minimal 80 x 120 cm, (b)Papan Informasi dipasang atau ditempatkan disekitar lokasi pekerjaan, mudah dilihat oleh masyarakat atau pihak yang berkepentingan dan tidak terkena atau tertimpa air hujan, serta tidak rusak selama pelaksanaan,(c)Papan Informasi paling tidak memuat lokasi pembangunan pada peta site plan sekolah,informasi tentang jenis program, besar dana dan sumber dana informasi tentang progres pelaksanaan rehabilitasi, bagan organisasi Panitia dilengkapi dengan nama-nama anggotanya, Gambar kerja dan rencana biayanya, Jadwal pelaksanaan pekerjaan dan rencana kerja; (3)mengecek harga bahan, alat bantu kerja dan pemilihan tenaga kerja yang terdiri atas, mandor, tukang dan pekerja; (4) membuat rencana keselamatan lingkungan saat pekerjaan rehabilitasi dilaksanakan.Dana yang diperlukan untuk pembiayaan kegiatan persiapan harus disediakan oleh sekolah dan tidak boleh dibebankan kepada DAK yang diterima oleh sekolah. Pelaksanaan pekerjaan harus segera dimulai setelah DAK dari pemerintah diterima oleh sekolah.

Langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh sekolah pada saat pelaksanaan pekerjaan antara lain (1) mencairkan dana dari rekening sekolah sesuai dengan kebutuhan rehabilitasi dan jadwal kerja yang telah dibuat;(2) melaksanakan rehabilitasi sesuai dengan dokumen teknis yang telah disusun;(3) mencatat pengeluaran dan pemasukan dicatat dalam Buku Kas Umum (BKU) dengan rapi, dilengkapi bukti-bukti transaksi yang disusun runtut sesuai tanggal kejadiannya, dan mudah diakses/diperiksa oleh pihak-pihak terkait dengan pelaksanaan program;(4) membuat laporan bulanan pelaksanaan pekerjaan secara disiplin dan tertib sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya dimana laporan dibuat rangkap dua, rangkap pertama untuk dikirimkan ke Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan yang lain untuk diarsipkan);(5) membuat dan mengirimkan laporan pertanggunjawaban pelaksanaan pekerjaan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota antara lain: (a)Realisasi kemajuan pekerjaan dan catatan lain yang berkenaan dengan pelaksanaan pekerjaan; (2) Sekolah wajib membuat dokumentasi progres selama masa pelaksanaan pekerjaan, berupa foto-foto kegiatan rehabilitasi, minimal yaitu Foto kondisi sebelum rehabilitasi dimulai (0%),Foto

pada saat pelaksanaan rehabilitasi mencapai progres fisik 50%, dan 75% dan Foto kondisi akhir setelah rehabilitasi selesai dikerjakan100%.

Kegiatan yang tidak dapat dibiayai DAK bidang Pendidikan Dasar adalah administrasi kegiatan, penyiapan kegiatan fisik, penelitian, pelatihan, perjalanan Dinas, Izin mendirikan bangunan, pembebasan tanah, pematangan tanah, konsultan, dan sebagainya.

Dalam pelaksanaan program DAK, Pemerintah Provinsi mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk mengkoordinasikan sosialisasi pelaksanaan DAK, melaksanakan supervise dan monitoring serta penilaian terhadap pelaksanaan DAK di Kabupaten atau Kota, dan melaporkan hasil supervise dan evaluasi kepada Direktur Jendral Pendidikan Dasar, sedangkan Pemerintah Kabupaten/Kota mempunyai tugas dan tanggung jawab yaitu: (1)menganggarkan dana pendamping dalam APBD sekurang kurangnya 10% (sepuluh porsen) dari besaran alokasi DAK yang diterimanya, sesuai pasal 11 yang menyatakan bahwa: (1) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 201/PMK.07/2012;(2) menyediakan anggaran atau dana biaya umum untuk kegiatan perncanaan, sosialisasi, pengawasan, dan biaya operasional lainnya

sesuai dengan kebutuhan;(3) menetapkan nama-nama sekolah penerima DAK; (4) melakukan seleksi sekolah calon penerima sesuai dengan kriteria; (5) membentuk tim teknis untuk melakukan pemetaan dan pendataan kondisi prasarana sekolah;(6) mengusulkan nama-nama sekolah calon penerima DAK;(7) mensosialisasikan pelaksanaan program DAK kepada seluruh sekolah penerima DAK; (8) melaksanakan kegiatan pengadaan barang/jasa;(9) melaksanakan monitoring dan evaluasi serta menyusun pelaporan kegiatan DAK; (10) menggandakan Juknis penggunaan DAK dan didistribusikan kepada seluruh sekolah menerima DAK;(11) dan melaporkan penggunaan kepada Direktur Pembinaan SMP.

Dewan Pendidikan Kabupaten atau Kota mempunyai tugas dan tanggung jawab melakukan pengawasan dalam rangka transparasi dan akuntabilitas pelaksanaan DAK ditingkat Kabupaten/Kota, sedangkan Satuan Pendidikan mempunyai tugas dan tanggung jawab (1) mengangkat panitia pembangunan di sekolah; (2) mencatat hasil DAK sebagai invetaris sekolah; (3) memanfaatkan bangunan atau barang hasil DAK bidang Pendidikan Dasar untuk menunjang kegiatan belajar mengajar, merawat,

dan memelihara bangunan atau barang hasil DAK.Komite Sekolah mempunyai tugas melakukan pengawasan dalam transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan program DAK di tingkat Sekolah.

Panitia Pembangunan Sekolah (PPS) mempunyai tugas dan tanggung jawab yaitu: (1) memilih dan menetapkan kepala pelaksana; (2) melaksanakan rahabilitasi ruang kelas rusak sedang atau pembangunan ruang perpustakaan dengan mekanisme swakelola, serta sesuai dengan standar dan spesialisasi teknis yang telah ditentukan; (3) mengadminitrasikan dan mendokumentasikan segala kegiatan pembangunan baik administrasi keuangan maupun teknis yang telah ditentukan; (4) menyusun laporan teknis dan mempertanggung jawabkan realisasi penggunaan dana dan pelaksanaan rehabilitasi atau pembangunan yang menggunakan DAK kepada masyarakat dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.

Pelaporan pelaksanaan DAK dilakukan secara berjenjang, mulai dari laporan tingkat sekolah, laporan tingkat Kabupaten/Kota, dan laporan tingkat Pusat, sedangkan pemantauan evaluasi dan pengawasan pelaksanaan DAK dilakukan oleh Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan, Dinas Pendidikan Provinsi, dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.

Pengawasan fungsional atau pemeriksaan tentang pelaksanaan kegiatan dan administrasi keuangan program DAK bidang Pendidikan dilaksanakan oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Inspektorat Daerah sedangkan sanksi diberikan kepada: (1) setiap orang atau sekelompok orang di setiap tingkat pelaksana (Kabupaten/Kota, Sekolah, masyarakat) yang melakukan tindakan penyalahgunaan, dan atau penyimpangan pelaksanaan kegiatan dan keuangan sebagaimana tertuang dalam petunjuk teknis DAK serta peraturan perundang-undangan yang terkait, ditindak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan (2) Pemerintah kabupaten/kota yang melakukan kegiatan tidak berpedoman pada petunjuk teknis serta peraturan perundangan lain yang terkait.

Dokumen terkait