DAFTAR LAMPIRAN
C. BIOLOGI 1.2.1E-Coli
4.6. Alternatif Prioritas Strategi Pengelolaan
IFE EFE S
Potensi sumberdaya Pantai Kartini
Potensi budaya
Potensi sumber daya perikanan
W
Kualitas air TRP Kartini relatif kurang baik
Kondisi sarana dan prasarana kawasan wisata yang tersedia relatif kurang baik
Kualitas sumberdaya manusia relatif masih rendah
O
Dukungan pemerintah daerah berupa Perda Rembang Nomor 7 tahun 2006 tanggal 18
September 2006 tentang
retribusi tempat rekreasi dan olahraga serta adanya undang-undang yang mengatur tentang pariwisata.
Aksesibilitas dan kondisi jalan yang baik
Terdapatnya beberapa objek wisata di Kabupaten Rembang yang belum dikelola dengan baik dan dikemas secara menarik
Strategi SO
1. Peningkatan promosi sumber daya pantai Kartini, budaya, dan perikanan sebagai objek wisata unggulan
(S1,S2,S3,O1,O2,O3)
2. Koordinasi antara pihak-pihak terkait dalam pengelolaan kawasan wisata
(S1,S2,S3,O1)
Strategi WO
1. Peningkatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana penunjang atraksi wisata
(W2,W3,O1,O3)
2. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia
(W3,O1,O3)
3. Peningkatan kualitas air di Pantai Kartini melalui pengadaan fasilitas pengolahan limbah (W1,W3,O1,O3)
T
Adanya masukan bahan
pencemar yang bermuara ke Pantai Kartini
Adanya persaingan dengan kawasan wisata lain
Strategi ST
1. Mengikutsertakan masyarakat dalam kegiatan pengawasan untuk menjaga kelestarian lingkungan di sekitar kawasan Pantai Kartini
(S1S2,S3,T1,T2)
2. Memaksimalkan
pengembangan budaya daerah sebagai daya tarik wisata (S2,T2)
Strategi WT
1. Penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan dan
bahaya pencemaran yang
ditimbulkan (W1,W3,T1)
4.6. Alternatif Prioritas Strategi Pengelolaan
Penentuan prioritas dari strategi dalam pengelolaan TRP Kartini Rembang, Jawa Tengah dilakukan dengan menentukan jumlah dari skor pembobotan yang
59
Tabel 21. Ranking alternatif strategi
Berdasarkan pada Tabel 21 rangking alternatif strategi, maka didapatkan 7 urutan prioritas strategi pengelolaan bagi kawasan wisata TRP Kartini, diantaranya:
1. Peningkatan promosi sumberdaya Pantai Kartini, budaya, dan perikanan sebagai objek wisata unggulan
2. Koordinasi antara pihak-pihak terkait dalam pengelolaan kawasan wisata 3. Mengikutsertakan masyarakat dalam kegiatan pengawasan untuk menjaga
kelestarian lingkungan di sekitar kawasan Pantai Kartini
4. Peningkatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana penunjang atraksi wisata 5. Peningkatan kualitas air di Pantai Kartini melalui pengadaan fasilitas
pengolahan limbah
6. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia
No Unsur SWOT Keterkaitan Jumlah Skor Ranking 1 2 Strategi SO
Peningkatan promosi sumberdaya Pantai Kartini, budaya, dan perikanan sebagai objek wisata unggulan
Koordinasi antara pihak-pihak terkait dalam pengelolaan kawasan wisata
S1.S2,S3,O1 O2,O3 S1,S2,S3,O1 3.93 2.58 I II 1 2 3 Strategi WO
Peningkatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana penunjang atraksi wisata
Peningkatan kualitas sumberdaya manusia
Peningkatan kualitas air di Pantai Kartini melalui pengadaan fasilitas pengolahan limbah
W2,W3,O1,O3 W3,O1,O3 W1,W3,O1,O3 1.79 1.59 1.77 IV VI V 1 2 Strategi ST
Mengikutsertakan masyarakat dalam kegiatan pengawasan untuk menjaga kelestarian lingkungan di sekitar kawasan Pantai Kartini
Memaksimalkan pengembangan budaya daerah sebagai daya tarik wisata
S1,S2,S3 T1,T2 S2,T2 2.09 0.82 III VII 1 Strategi WT
Penyuluhan kepada masyarakat tentang
pentingnya menjaga kelestarian lingkungan dan bahaya pencemaran yang ditimbulkan
7. Memaksimalkan pengembangan budaya daerah sebagai daya tarik wisata 8. Penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian
lingkungan dan bahaya pencemaran yang ditimbulkan
Sebanyak tujuh urutan alternatif strategi pengelolaan yang dihasilkan, ditempatkan tiga besar rangking yang ditempatkan sebagai priorotas utama strategi pengelolaan kawasan wisata Taman Rekreasi Pantai (TRP) Kartini, Rembang Jawa Tengah, meliputi:
Strategi pertama, yaitu peningkatan promosi sumberdaya Pantai Kartini, budaya, dan perikanan sebagai objek wisata unggulan
Alternatif strategi pertama merupakan strategi SO (strength-opportunity), yaitu menonjolkan kekuatan dengan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. Promosi dilakukan dengan memperkenalkan objek wisata TRP Kartini melalui berbagai media, baik media cetak maupun elektronik dalam rangka menarik jumlah pengunjung wisata agar lebih memilih berwisata ke TRP Kartini dibandingkan dengan kawasan wisata lainnya di tengah tingginya persaingan wisata. Promosi paket wisata yang dilakukan meliputi paket wisata pantai yakni TRP Kartini, potensi perikanan pada PPP Tasik Agung, maupun potensi seni budaya berupa nilai sejarah TRP Kartini sebagai tempat bermain pahlawan wanita Bangsa Indonesia RA. Kartini, dan acara Syawalan yang diadakan setiap tahun sekali tepatnya 7 hari setelah Lebaran merupakan tradisi turun-temurun yang dilakukan sebagai perwujudan rasa syukur atas rejeki yang diberikan oleh Tuhan kepada penduduk, khususnya nelayan. Masyarakat Rembang memiliki antusias yang sangat tinggi terhadap Upacara adat Syawalan yang biasanya ramai diisi dengan berbagai perlombaan, hiburan, maupun acara lainnya. Keseluruhan paket wisata tersebut dipromosikan menjadi suatu paket wisata yang bersifat terpadu yang diharapkan dapat menarik perhatian pengunjung serta memenuhi kepuasan pengunjung dalam berwisata.
61
Alternatif strategi kedua merupakan strategi SO (strength-opportunity), yaitu menonjolkan kekuatan dengan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. Perwujudan pengelolaan kawasan wisata yang menarik dengan kelestarian alam yang terjaga memerlukan dukungan dari berbagai pihak, baik berasal dari pengelola serta pihak lainnya, termasuk masyarakat Desa Tasik Agung. Dukungan pemerintah daerah Kabupaten Rembang melalui Dinas Pariwisata dengan menjadikan kawasan wisata TRP Kartini sebagai objek wisata unggulan Kabupaten Rembang disertai pembentukan Kawasan Bahari Terpadu (KBT) antara TRP Kartini dan PPP Tasik Agung memerlukan koordinasi dengan berbagai pihak.
Pengawasan terhadap TRP Kartini, dalam hal penyediaan fasilitas dan upaya menjaga kelestarian Pantai Kartini dilakukan oleh Dinas Pariwisata yang meliputi penyediaan sarana prasarana di kawasan wisata yang memadai dan tertata rapi yang dikemas secara menarik seperti penyediaan wahana maupun pengadaan atraksi wisata beberapa waktu sekali agar menarik perhatian masyarakat untuk datang. Pemberian pendidikan lingkungan kepada pengunjung berupa pemberian informasi agar berlaku tertib dan tetap menjaga kelestarian lingkungan dengan membuang sampah pada tempatnya. Peningkatan kemampuan pekerja merupakan faktor yang tidak kalah penting dalam upaya meningkatan kualitas kawasan wisata, yang dapat dilakukan dengan pengadaan pelatihan.
PPP Tasik Agung merupakan pelabuhan yang memiliki hasil produksi perikanan laut terbesar didaratkan di Kabupaten Rembang. PPP Tasik Agung dilengkapi fasilitas berupa dermaga, TPI, maupun pusat jajanan hasil olahan ikan yang disediakan oleh masyarakat sekitar. Hal ini dapat menunjang program kawasan bahari terpadu antara TRP Kartini dengan PPP Tasik Agung, yaitu PPP Tasik Agung dapat dijadikan sentra jajanan ikan, baik hasil perikanan yang baru ditangkap maupun yang sudah diolah menjadi suatu produk perikanan, serta pengunjung dapat menikmati langsung hasil perikanan yang baru ditangkap yang langsung dimasak dengan adanya restoran ataupun warung makan tradisional yang didirikan di sekitar kawasan PPP Tasik Agung, sehingga dengan berbagai fasilitas yang ada di kawasan
PPP Tasik Agung, dapat menarik wisatawan untuk datang. PPP Tasik Agung juga dapat berfungsi sebagai media pembelajaran pengunjung mengenai kegiatan nelayan yang berada di PPP Tasik Agung.
Keberadaan pemukiman penduduk dan industri pengolahan perikanan yang keseluruhan limbahnya bermuara ke Pantai Kartini dapat menimbulkan ancaman pencemaran terhadap kelestarian pantai. Limbah domestik baik berupa limbah padat (sampah) maupun limbah cair serta limbah industri yang dihasilkan tanpa melalui proses pengolahan terlebih dahulu dapat menurunkan kualitas air yang terdapat di Pantai Kartini. Apabila hal ini dibiarkan maka dapat menimbulkan penyakit terhadap penduduk sekitar pantai maupun pengunjung wisata yang datang ke TRP Kartini. Untuk mengatasi persoalan ini diperlukan koordinasi antara berbagai pihak terkait, seperti penduduk, pemilik industri perikanan, maupun pemerintah dalam hal ini Dinas Kebersihan, Kesehatan, Keamanan, Perikanan dan Kelautan, Pertanahan.
Pemerintah Daerah perlu menyediakan septik tank bagi penduduk sekitar pantai yang belum memiliki septik tank guna menghindari masukan limbah domestik secara langsung ke pantai yang menyebabkan pantai menjadi kotor serta meningkatnya pencemaran yaitu tingginya kandungan E. Coliform di Pantai Kartini. Belum adanya fasilitas pengelolahan limbah domestik perlu mendapat perhatian dari pemerintah, dalam hal ini dapat dilakukan dengan melakukan investasi pengolahan limbah domestik oleh Dinas Pariwisata yang bertujuan untuk mempertahankan kelestarian Pantai Kartini dan menurunkan kandungan bakteri E. Coliform yang telah melebihi kadar baku mutu wisata bahari, dan apabila terus dibiarkan maka dapat membahayakan penduduk dan pengunjung yang berenang di Pantai Kartini.
Dinas Kependudukan perlu mengadakan pemantauan terhadap pekembangan penduduk di sekitar kawasan pesisir Pantai Kartini dengan melakukan pencatatan jumlah penduduk yang menetap di kawasan pesisir Pantai Kartini. Untuk
63
lainnya yang dilibatkan yaitu pengusaha perikanan, hal ini dikarenakan seluruh limbah industri perikanan dibuang secara langsung ke Sungai Muara Geneng yang bermuara ke Pantai Kartini tanpa adanya pengolahan limbah terlebih dahulu yang dapat menurunkan kualitas perairan Pantai Kartini, terutama kecerahan pantai, oleh karena itu diperlukan pengawasan pemerintah terhadap limbah hasil industri perikanan serta dengan peningkatan pengawasan terhadap pelaksanaan Undang-undang maupun peraturan daerah yang mengatur tentang pengolahan limbah dan baku mutu pembuangan limbah ke perairan. Hal ini perlu mendapat perhatian dan tindakan dari pemerintah dengan mengawasi dan menetapkan aturan yang melindungi lingkungan.
Dinas Kebersihan bekerjasama dengan Dinas Pariwisata berperan memfasilitasi ketersediaan bak sampah dan pengangkutan sampah yang telah terkumpul menuju tempat pembuangan akhir agar sampah yang ada tidak dibuang oleh masyarakat secara langsung ke pantai yang dapat mengganggu keindahan dan kelestarian pantai. Kesehatan penduduk penting untuk diperhatikan, demikian pula halnya dengan masyarakat Desa Tasik Agung, selain dengan menjaga kebersihan sudah selayaknya memeriksakan kesehatan secara rutin di puskesmas terdekat. Dinas Perikanan dan Kelautan bertugas mengawasi hasil perikanan yang didaratkan di PPP Tasik Agung, sehingga hasil yang dilaporkan sesuai dengan yang di lapangan. Dinas Keamanan berperan dalam mengawasi program Kawasan bahari Terpadu yang berjalan, sehingga keseluruhannya dapat terkoordinasi dengan baik tanpa mengganggu kelestarian Pantai Kartini.
Strategi ketiga yaitu mengikutsertakan masyarakat dalam kegiatan pengawasan untuk menjaga kelestarian lingkungan di sekitar kawasan Pantai Kartini
Alternatif strategi ketiga merupakan strategi ST (Strength-threat), yaitu menonjolkan kekuatan dengan meminimalkan ancaman. Peran serta masyarakat merupakan faktor yang sangat penting dalam mengembangkan suatu kawasan wisata,
yakni memiliki peran sebagai pengawas dalam hal kelestarian sumberdaya alam, maupun sebagai pelaku kegiatan wisata.