• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Sumberdaya Pantai Untuk Pengelolaan Taman Rekreasi Pantai Kartini Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kajian Sumberdaya Pantai Untuk Pengelolaan Taman Rekreasi Pantai Kartini Kabupaten Rembang, Jawa Tengah."

Copied!
110
0
0

Teks penuh

(1)

KABUPATEN REMBANG, JAWA TENGAH

MERTINA RAKHMAWATY

SKRIPSI

(2)

ii

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI

DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul:

Kajian Sumberdaya Pantai untuk Pengelolaan Taman Rekreasi Pantai

Kartini Kabupaten Rembang, Jawa Tengah

Adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum diajukan dalam

bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan

informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak

diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam

Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Agustus 2009

(3)

Mertina Rakhmawaty. C24052542. Kajian Sumberdaya Pantai Untuk Pengelolaan Taman Rekreasi Pantai Kartini Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Dibawah bimbingan Santoso Rahardjo dan Gatot Yulianto

Taman Rekreasi Pantai (TRP) Kartini merupakan kawasan wisata pantai unggulan Kabupaten Rembang yang secara resmi dioperasikan sebagai obyek wisata oleh pemerintah Kabupaten Rembang pada Tahun 1977. Kualitas pantai merupakan modal utama dalam pengembangan wisata pantai. Indikasi penurunan kualitas Pantai Kartini didasarkan hasil penelitian Islami (2003) yang menyatakan bahwa kualitas air di Pantai Kartini tercemar bagi pariwisata, dengan kadar total coliform lebih dari 2400 sel/100 mL, yang melebihi kadar baku mutu air laut yang diinginkan untuk pariwisata dan rekreasi berdasarkan Kepmen Nomor 02/MENKLH/1988, dan apabila hal tersebut dibiarkan akan berdampak terhadap kesehatan manusia. Hal ini menunjukkan belum optimalnya pengelolaan yang dilakukan oleh pengelola kawasan wisata, sehingga diperlukan kajian sumberdaya pantai. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kualitas air di TRP Kartini, mengidentifikasi kondisi dan permasalahan pada TRP Kartini yang berhubungan dengan pengelolaan wisata Pantai Kartini, menentukan kesesuaian dan daya dukung wisata pantai, serta mengusulkan strategi pengelolaan yang sesuai dengan kesesuaian dan daya dukung wisata.

Penelitian ini menggunakan empat analisis yaitu, analisis kualitas air laut, Indeks Kesesuaian Wisata (IKW), Daya Dukung Kawasan (DDK), dan analisis SWOT. Hasil analisis kualitas air menunjukkan 2 parameter kualitas air yang melebihi kep 51/MENLH/2004 tentang baku mutu wisata bahari, yaitu parameter kekeruhan dengan nilai kekeruhan tertinggi 12 NTU dan parameter E. coli dengan nilai E. coli pada tiga stasiun pengamatan >2400 MPN/100 mL. Tingginya nilai kekeruhan dan kandungan E. coli diduga disebabkan adanya masukan limbah tanpa melalui proses pengolahan. Analisis IKW kategori rekreasi pantai memiliki nilai 75%, yang termasuk kategori cukup sesuai dijadikan kawasan wisata pantai. Analisis DDK kategori rekreasi pantai menunjukkan kawasan wisata TRP Kartini dapat menampung 909 orang per hari, sedangkan kategori berenang dapat menampung 72 orang per hari. Tiga prioritas alternatif strategi yang diusulkan berdasarkan analisis SWOT, yaitu: koordinasi antara pengelola kawasan wisata dengan pihak-pihak lain seperti masyarakat dan dinas-dinas yang terkait dalam pengelolaan kawasan wisata TRP Kartini dan PPP Tasik Agung; dukungan pemerintah daerah terhadap pengelolaan potensi sumberdaya Pantai Kartini, potensi perikanan, serta upacara adat syawalan menjadi suatu kawasan wisata terpadu yang dikemas secara menarik; pengenalan TRP Kartini sebagai objek wisata unggulan Kabupaten Rembang melalui kegiatan promosi paket wisata pantai, perikanan, dan seni budaya.

(4)

KAJIAN SUMBERDAYA PANTAI UNTUK PENGELOLAAN

TAMAN REKREASI PANTAI KARTINI

KABUPATEN REMBANG, JAWA TENGAH

MERTINA RAKHMAWATY C24052542

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Perikanan pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(5)

Judul : Kajian Sumberdaya Pantai Untuk Pengelolaan Taman Rekreasi Pantai Kartini Kabupaten Rembang, Jawa Tengah

Nama : Mertina Rakhmawaty

N I M : C24052542

Program Studi : Manajemen Sumberdaya Perairan

Menyetujui:

Pembimbing I, Pembimbing II,

Ir. Santoso Rahardjo, M.Sc Ir. Gatot Yulianto, M.Si NIP. 19450828 197502 1 001 NIP. 19650706 199203 1 002

Mengetahui:

Ketua Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan,

Dr. Ir. Yusli Wardiatno, M.Sc NIP. 19660728 199103 1 002

(6)

vi

PRAKATA

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia,

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi ini berjudul Kajian Sumberdaya Pantai Untuk Pengelolaan Taman

Rekreasi Pantai Kartini Kabupaten Rembang, Jawa Tengah; disusun

berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan pada bulan Agustus-Desember

2008, dan merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana perikanan

pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ir. Santoso Rahardjo,

M.Sc dan Bapak Ir. Gatot Yulianto, M.Si sebagai pembimbing yang telah

memberikan nasehat, arahan, serta motivasi kepada penulis dalam penyelesaian

skripsi ini, serta berbagai pihak lainnya yang telah banyak membantu,

memotivasi, dan mendukung penulis dalam penyelesaian skripsi. Penulis telah

berusaha melakukan yang terbaik dalam penyusunan skripsi ini, namun penulis

menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam isinya, karena pada

hakikatnya manusia tidak terlepas dari ketidaksempurnaan. Semoga skripsi ini

dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Bogor, Agustus 2009

(7)

Alhamdulillah kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayahNya

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Skripsi ini penulis persembahkan kepada

Ayah dan Ibu serta kedua adikku sebagai sebuah hadiah kecil yang nilainya tidak

sebanding dengan doa, waktu, kesabaran, kasih sayang dan cinta yang telah

diberikan kepada penulis. Serta tidak lupa penulis ucapkan terima kasih

sebeser-besarnya kepada:

1. Bapak Ir. Santoso Rahardjo, M.Sc serta Bapak Ir. Gatot Yulianto, Msi

selaku pembimbing atas segala waktu yang diluangkan, nasehat, dan

semangat yang diberikan kepada penulis sehingga mengilhami penulis

untuk terus bangkit dalam menyelesaikan skipsi.

2. Bapak Dr. Ir. Fredinan Yulianda, M.Sc dan Ibu Dr. Ir. Yunizar Ernawati,

MS selaku penguji tamu dalam sidang skripsi, yang telah banyak

memberikan masukan, arahan, bimbingan, serta semangat yang telah

memotivasi penulis untuk lebih maju dan maju.

3. Ibu Dr. Ir. Niken, TM Pertiwi, M.Si selaku pembimbing akademik atas

bimbingan, arahan dan perhatiannya selama masa studi penulis.

4. Segenap pihak yang telah membantu: Pemda Kab Rembang; Disparbud

Kab Rembang, terutama Ibu Sri Rahayu, Bapak Prasetyo, dan Bapak

Gatot; BBU (Balai Benih Udang); BPS Rembang; DKP Rembang, serta

pihak lain yang telah membantu dalam kelancaran penelitian.

5. Semua keluarga besar yang banyak membantu dengan semangat, doa, dan

kasih sayangnya, untuk mbah Kung dan mbah Uti, om-om ku tersayang

yang selalu menyemangati dan sabar menemani selama penelitian, om

Bachrul, Cholis, Adin, Ali. Serta tak lupa seluruh staf dan teman-teman

MSP yang telah banyak membantu dan memberi semangat terutama Mba

Widar, Yunus, Mba Bunga, Abah, Anir, Bonit, Lenggo, M. Subkhi, Fina,

Muning, Shiro, Aguse, Awan, Didi, Diana, Moro, Naila, Rahmah, dan tim

(8)

viii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pontianak, pada tanggal 2 Maret 1988, sebagai

anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Bapak Abdul Somad, S.H

dan Ibu Maria Ulin Nuha. Pendidikan formal diawali dari SD Angkasa

III Bandung, Jawa Barat dan lulus pada tahun 1999. Pada tahun yang

sama penulis diterima di SLTP N 128 Jakarta Timur dan menyelesaikan

studi tahun 2002.

Penulis menyelesaikan pendidikan SMU pada tahun 2005 di SMU Al-Islam I

Surakarta, Jawa Tengah. Pada tahun 2005, penulis mendapat kesempatan melenjutkan

pendidikan di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI),

diterima sebagai mahasiswa program mayor-minor IPB, dengan mayor Departemen

Manajemen Sumberdaya Perairan, dan minor Supporting Course.

Selama menjadi mahasiswa penulis aktif di Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM)

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan periode 2006 – 2007 bidang PPPK, himpunan profesi HIMASPER (Himpunan Mahasiswa Sumberdaya Perairan) periode 2007-2008 bidang sosial

dan lingkungan hidup.

Untuk menyelesaikan studi di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, penulis

(9)

Halaman

3.3.4.1. Analisa dan pembuatan matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation)………. 19

3.3.4.2. Analisa dan pembuatan matriks IFE (Internal Factor Evaluation)……… 20

3.3.4.3. Pembuatan tabel rangking alternatif strategi……… 22

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN……….. 24

4.1. Sejarah Taman Rekreasi Pantai (TRP) Kartini Rembang, Jawa Tengah………. 24

(10)

x

4.2.1. Kondisi fisik, kimia, dan biologi Pantai Kartini

Kabupaten Rembang Jawa Tengah………. 25

4.2.2. Kondisi sosial, ekonomi, dan budaya... 34

4.2.3. Karakteristik responden masyarakat Desa Tasik Agung…. 36

4.2.4. Karakteristik responden pengunjung TRP Kartini……….. 40

4.3. Kesesuaian Wisata Pantai Kartini……….. 47

4.4. Daya Dukung Kawasan (DDK) TRP Kartini Rembang... 48

4.5. Alternatif Strategi Pengelolaan……….………. 49

4.5.1. Identifikasi faktor strategis internal... 49

4.5.2. Identifikasi faktor strategis eksternal... 53

4.5.3. Penentuan bobot dan peringkat (rating) setiap faktor... 55

4.5.4. Matrik SWOT... 57

4.6. Alternatif Prioritas Strategi Pengelolaan... 58

V. KESIMPULAN DAN SARAN... 65

5.1. Kesimpulan... 65

5.2. Saran... 66

DAFTAR PUSTAKA………... 67

(11)

KABUPATEN REMBANG, JAWA TENGAH

MERTINA RAKHMAWATY

SKRIPSI

(12)

ii

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI

DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul:

Kajian Sumberdaya Pantai untuk Pengelolaan Taman Rekreasi Pantai

Kartini Kabupaten Rembang, Jawa Tengah

Adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum diajukan dalam

bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan

informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak

diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam

Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Agustus 2009

(13)

Mertina Rakhmawaty. C24052542. Kajian Sumberdaya Pantai Untuk Pengelolaan Taman Rekreasi Pantai Kartini Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Dibawah bimbingan Santoso Rahardjo dan Gatot Yulianto

Taman Rekreasi Pantai (TRP) Kartini merupakan kawasan wisata pantai unggulan Kabupaten Rembang yang secara resmi dioperasikan sebagai obyek wisata oleh pemerintah Kabupaten Rembang pada Tahun 1977. Kualitas pantai merupakan modal utama dalam pengembangan wisata pantai. Indikasi penurunan kualitas Pantai Kartini didasarkan hasil penelitian Islami (2003) yang menyatakan bahwa kualitas air di Pantai Kartini tercemar bagi pariwisata, dengan kadar total coliform lebih dari 2400 sel/100 mL, yang melebihi kadar baku mutu air laut yang diinginkan untuk pariwisata dan rekreasi berdasarkan Kepmen Nomor 02/MENKLH/1988, dan apabila hal tersebut dibiarkan akan berdampak terhadap kesehatan manusia. Hal ini menunjukkan belum optimalnya pengelolaan yang dilakukan oleh pengelola kawasan wisata, sehingga diperlukan kajian sumberdaya pantai. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kualitas air di TRP Kartini, mengidentifikasi kondisi dan permasalahan pada TRP Kartini yang berhubungan dengan pengelolaan wisata Pantai Kartini, menentukan kesesuaian dan daya dukung wisata pantai, serta mengusulkan strategi pengelolaan yang sesuai dengan kesesuaian dan daya dukung wisata.

Penelitian ini menggunakan empat analisis yaitu, analisis kualitas air laut, Indeks Kesesuaian Wisata (IKW), Daya Dukung Kawasan (DDK), dan analisis SWOT. Hasil analisis kualitas air menunjukkan 2 parameter kualitas air yang melebihi kep 51/MENLH/2004 tentang baku mutu wisata bahari, yaitu parameter kekeruhan dengan nilai kekeruhan tertinggi 12 NTU dan parameter E. coli dengan nilai E. coli pada tiga stasiun pengamatan >2400 MPN/100 mL. Tingginya nilai kekeruhan dan kandungan E. coli diduga disebabkan adanya masukan limbah tanpa melalui proses pengolahan. Analisis IKW kategori rekreasi pantai memiliki nilai 75%, yang termasuk kategori cukup sesuai dijadikan kawasan wisata pantai. Analisis DDK kategori rekreasi pantai menunjukkan kawasan wisata TRP Kartini dapat menampung 909 orang per hari, sedangkan kategori berenang dapat menampung 72 orang per hari. Tiga prioritas alternatif strategi yang diusulkan berdasarkan analisis SWOT, yaitu: koordinasi antara pengelola kawasan wisata dengan pihak-pihak lain seperti masyarakat dan dinas-dinas yang terkait dalam pengelolaan kawasan wisata TRP Kartini dan PPP Tasik Agung; dukungan pemerintah daerah terhadap pengelolaan potensi sumberdaya Pantai Kartini, potensi perikanan, serta upacara adat syawalan menjadi suatu kawasan wisata terpadu yang dikemas secara menarik; pengenalan TRP Kartini sebagai objek wisata unggulan Kabupaten Rembang melalui kegiatan promosi paket wisata pantai, perikanan, dan seni budaya.

(14)

KAJIAN SUMBERDAYA PANTAI UNTUK PENGELOLAAN

TAMAN REKREASI PANTAI KARTINI

KABUPATEN REMBANG, JAWA TENGAH

MERTINA RAKHMAWATY C24052542

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Perikanan pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(15)

Judul : Kajian Sumberdaya Pantai Untuk Pengelolaan Taman Rekreasi Pantai Kartini Kabupaten Rembang, Jawa Tengah

Nama : Mertina Rakhmawaty

N I M : C24052542

Program Studi : Manajemen Sumberdaya Perairan

Menyetujui:

Pembimbing I, Pembimbing II,

Ir. Santoso Rahardjo, M.Sc Ir. Gatot Yulianto, M.Si NIP. 19450828 197502 1 001 NIP. 19650706 199203 1 002

Mengetahui:

Ketua Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan,

Dr. Ir. Yusli Wardiatno, M.Sc NIP. 19660728 199103 1 002

(16)

vi

PRAKATA

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia,

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi ini berjudul Kajian Sumberdaya Pantai Untuk Pengelolaan Taman

Rekreasi Pantai Kartini Kabupaten Rembang, Jawa Tengah; disusun

berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan pada bulan Agustus-Desember

2008, dan merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana perikanan

pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ir. Santoso Rahardjo,

M.Sc dan Bapak Ir. Gatot Yulianto, M.Si sebagai pembimbing yang telah

memberikan nasehat, arahan, serta motivasi kepada penulis dalam penyelesaian

skripsi ini, serta berbagai pihak lainnya yang telah banyak membantu,

memotivasi, dan mendukung penulis dalam penyelesaian skripsi. Penulis telah

berusaha melakukan yang terbaik dalam penyusunan skripsi ini, namun penulis

menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam isinya, karena pada

hakikatnya manusia tidak terlepas dari ketidaksempurnaan. Semoga skripsi ini

dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Bogor, Agustus 2009

(17)

Alhamdulillah kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayahNya

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Skripsi ini penulis persembahkan kepada

Ayah dan Ibu serta kedua adikku sebagai sebuah hadiah kecil yang nilainya tidak

sebanding dengan doa, waktu, kesabaran, kasih sayang dan cinta yang telah

diberikan kepada penulis. Serta tidak lupa penulis ucapkan terima kasih

sebeser-besarnya kepada:

1. Bapak Ir. Santoso Rahardjo, M.Sc serta Bapak Ir. Gatot Yulianto, Msi

selaku pembimbing atas segala waktu yang diluangkan, nasehat, dan

semangat yang diberikan kepada penulis sehingga mengilhami penulis

untuk terus bangkit dalam menyelesaikan skipsi.

2. Bapak Dr. Ir. Fredinan Yulianda, M.Sc dan Ibu Dr. Ir. Yunizar Ernawati,

MS selaku penguji tamu dalam sidang skripsi, yang telah banyak

memberikan masukan, arahan, bimbingan, serta semangat yang telah

memotivasi penulis untuk lebih maju dan maju.

3. Ibu Dr. Ir. Niken, TM Pertiwi, M.Si selaku pembimbing akademik atas

bimbingan, arahan dan perhatiannya selama masa studi penulis.

4. Segenap pihak yang telah membantu: Pemda Kab Rembang; Disparbud

Kab Rembang, terutama Ibu Sri Rahayu, Bapak Prasetyo, dan Bapak

Gatot; BBU (Balai Benih Udang); BPS Rembang; DKP Rembang, serta

pihak lain yang telah membantu dalam kelancaran penelitian.

5. Semua keluarga besar yang banyak membantu dengan semangat, doa, dan

kasih sayangnya, untuk mbah Kung dan mbah Uti, om-om ku tersayang

yang selalu menyemangati dan sabar menemani selama penelitian, om

Bachrul, Cholis, Adin, Ali. Serta tak lupa seluruh staf dan teman-teman

MSP yang telah banyak membantu dan memberi semangat terutama Mba

Widar, Yunus, Mba Bunga, Abah, Anir, Bonit, Lenggo, M. Subkhi, Fina,

Muning, Shiro, Aguse, Awan, Didi, Diana, Moro, Naila, Rahmah, dan tim

(18)

viii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pontianak, pada tanggal 2 Maret 1988, sebagai

anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Bapak Abdul Somad, S.H

dan Ibu Maria Ulin Nuha. Pendidikan formal diawali dari SD Angkasa

III Bandung, Jawa Barat dan lulus pada tahun 1999. Pada tahun yang

sama penulis diterima di SLTP N 128 Jakarta Timur dan menyelesaikan

studi tahun 2002.

Penulis menyelesaikan pendidikan SMU pada tahun 2005 di SMU Al-Islam I

Surakarta, Jawa Tengah. Pada tahun 2005, penulis mendapat kesempatan melenjutkan

pendidikan di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI),

diterima sebagai mahasiswa program mayor-minor IPB, dengan mayor Departemen

Manajemen Sumberdaya Perairan, dan minor Supporting Course.

Selama menjadi mahasiswa penulis aktif di Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM)

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan periode 2006 – 2007 bidang PPPK, himpunan profesi

HIMASPER (Himpunan Mahasiswa Sumberdaya Perairan) periode 2007-2008 bidang sosial

dan lingkungan hidup.

Untuk menyelesaikan studi di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, penulis

(19)

Halaman

3.3.4.1. Analisa dan pembuatan matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation)………. 19

3.3.4.2. Analisa dan pembuatan matriks IFE (Internal Factor Evaluation)……… 20

3.3.4.3. Pembuatan tabel rangking alternatif strategi……… 22

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN……….. 24

4.1. Sejarah Taman Rekreasi Pantai (TRP) Kartini Rembang, Jawa Tengah………. 24

(20)

x

4.2.1. Kondisi fisik, kimia, dan biologi Pantai Kartini

Kabupaten Rembang Jawa Tengah………. 25

4.2.2. Kondisi sosial, ekonomi, dan budaya... 34

4.2.3. Karakteristik responden masyarakat Desa Tasik Agung…. 36

4.2.4. Karakteristik responden pengunjung TRP Kartini……….. 40

4.3. Kesesuaian Wisata Pantai Kartini……….. 47

4.4. Daya Dukung Kawasan (DDK) TRP Kartini Rembang... 48

4.5. Alternatif Strategi Pengelolaan……….………. 49

4.5.1. Identifikasi faktor strategis internal... 49

4.5.2. Identifikasi faktor strategis eksternal... 53

4.5.3. Penentuan bobot dan peringkat (rating) setiap faktor... 55

4.5.4. Matrik SWOT... 57

4.6. Alternatif Prioritas Strategi Pengelolaan... 58

V. KESIMPULAN DAN SARAN... 65

5.1. Kesimpulan... 65

5.2. Saran... 66

DAFTAR PUSTAKA………... 67

(21)

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Matriks kesesuaian lahan untuk wisata pantai kategori rekreasi.... 10

2. Potensi ekologis pengunjung dan luas area kegiatan... 11

3. Prediksi waktu yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan wisata….. 12

4. Parameter yang diamati, alat dan bahan serta lokasi pengamatan… 16

5. Data sekunder yang dikumpulkan... 17

6. Matriks penentuan bobot berdasarkan metode paired comparison………... 21

7. Matriks SWOT... 22

8. Curah hujan dan hari hujan menurut bulan di Kabupaten Rembang……….... 25

9 . Arah dan kecepatan angin………... 27

10. Nilai beberapa parameter kualitas air laut di Pantai Kartini……… 29

11. Atraksi budaya di sekitar kawasan Tasik Agung…………... 36

12. Indeks Kesesuaian Wisata kategori rekreasi pantai... 47

13. Persepsi responden terhadap sarana dan prasarana………. 52

14. Persepsi responden pengunjung terhadap sarana prasarana TRP Kartini………... 52

15. Tingkat pendidikan penduduk Desa Tasik Agung……….. 53

16. Tingkat kepentingan faktor strategis internal dalam pengelolaan ekosistem pesisir untuk pengelolaan kawasan wisata TRP Kartini, Rembang... 55

17. Tingkat kepentingan faktor strategis eksternal dalam pengelolaan ekosistem pesisir untuk pengelolaan kawasan wisata TRP Kartini, Rembang... 56

18. Matrik IFE... 57

19. Matrik EFE... 57

20. Matrik SWOT... 58

(22)

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Bagan alir kerangka pemikiran penelitian... 4

2. Peta Kabupaten Rembang... 14

3. Lokasi penelitian... 16

4. Taman Rekreasi Pantai Kartini………... 24

5. Tipe pasang surut Pantai Kartini………..……... 26

6. Bakteri Escherichia coli………..……… 31 7. Hasil komoditi yang didaratkan di PPP Tasik Agung... 33

8. Kelompok usia masyarakat Desa Tasik Agung………. 34

9. Tingkat pendidikan masyarakat Desa Tasik Agung……….. 35

10. Mata pencaharian masyarakat Desa Tasik Agung………….……….. 36

11. Kelompok usia responden masyarakat Desa Tasik Agung…... 37

12. Tingkat pendidikan responden masyarakat Desa Tasik Agung... 38

13. Mata pencaharian responden masyarakat Desa Tasik Agung... 38

14. Tingkat pendapatan responden masyarakat Desa Tasik Agung... 39

15. Pengaruh kegiatan wisata terhadap responden masyarakat

Desa Tasik Agung……….. 39

16. Persepsi responden masyarakat terhadap TRP Kartini………... 40

17. Jumlah pengunjung TRP Kartini tahun 2002-2007………. 41

18. Kelompok usia responden pengunjung TRP Kartini……….. .. 42

19. Asal responden pengunjung TRP Kartini………. 42

20. Tingkat pendidikan responden pengunjung TRP Kartini……… 43

21. Jenis pekerjaan responden pengunjung TRP Kartini………... 44

22. Tingkat pendapatan responden pengunjung TRP Kartini………….... 44

23. Persepsi responden pengunjung terhadap sarana dan prasarana

TRP Kartini……… 47

(23)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Alat-alat yang digunakan... 71

2. Sarana dan prasarana di kawasan wisata TRP Kartini dan sekitarnya… 72 3. Kondisi PPP Tasik Agung………. 74 4. Kondisi dan permasalahan di TRP Kartini………. 75 5. Kep-51/MENLH/2004/Tentang Baku Mutu Air Laut

untuk Wisata Bahari………...……...…... 76

6. Kuesioner responden masyarakat Desa Tasik Agung.……….. 77

7. Kuesioner responden pengunjung TRP Kartini... 78

8. Kuesioner pengelola kawasan wisata TRP Kartini... 80

9. Hasil wawancara dengan responden masyarakat

Desa Tasik Agung... 81

10. Hasil wawancara dengan responden pengunjung TRP Kartini... 82

11. Perhitungan Indeks Kesesuaian Wisata TRP Kartini... 83

12. Perhitungan daya Dukung Kawasan (DDK) TRP Kartini... 84

13. Penggunaan lahan pantai... 85

14. Perhitungan bobot strategis internal dan eksternal... 86

(24)

I.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pantai adalah wilayah dimana berbagai kekuatan alam yang berasal dari

laut, darat, dan udara saling berinteraksi, dan menciptakan bentuk seperti yang

terlihat saat ini yang bersifat dinamis dan selalu berubah (Kartawinata 1979 in Sumampouw et al. 2000). Pantai merupakan salah satu dari bagian wilayah pesisir yang paling produktif dengan karakteristik bentuk pantai yang

berbeda-beda (Kartawinata 1979 in Sumampouw et al. 2000). Bentuk pantai yang bersifat dinamis dan selalu berubah dapat diakibatkan oleh faktor alami maupun campur

tangan manusia, sehingga diperlukan suatu pengelolaan agar keberadaannya tetap

lestari. Dahuri (1996) menyatakan bahwa pengertian pengelolaan wilayah pesisir

adalah suatu proses kontinu dan dinamis dalam penyusunan dan pengambilan

keputusan tentang pemanfaatan berkelanjutan dari wilayah pesisir beserta segenap

sumberdaya alam yang terdapat didalamnya.

Salah satu bentuk pemanfaatan sumberdaya pantai yang mengandalkan jasa

alam untuk kepuasan manusia adalah wisata. Ekowisata bahari merupakan

kegiatan wisata pesisir dan laut yang dikembangkan dengan pendekatan

konservasi laut. Ekowisata merupakan wisata berorientasi pada lingkungan untuk

menjembatani kepentingan perlindungan sumberdaya alam/lingkungan dan

industri kepariwisataan (Meta 2002 in Yulianda 2007). Taman Rekreasi Pantai Kartini yang terletak di daerah Rembang, Jawa Tengah berdasarkan konsep

ekowisata bahari dapat dikelompokkan sebagai wisata pantai yaitu merupakan

kegiatan wisata yang mengutamakan sumberdaya pantai dan budaya masyarakat

pantai seperti rekreasi, olahraga, menikmati pemandangan dan iklim (Yulianda

2007).

Pantai Kartini yang terletak di Kabupaten Rembang Jawa Tengah

merupakan salah satu pantai di Pulau Jawa yang keberadaannya telah

dipromosikan sebagai kawasan wisata, dan telah dilakukan berbagai upaya

pengembangan sejak tahun 2001 oleh Pemerintah Kabupaten Rembang dengan

mengadakan pembangunan berbagai fasilitas pengembangan seperti kolam

(25)

bagian depan pantai serta perbaikan infrastruktur. Terjadinya penurunan kualitas

air di Pantai Kartini berdasarkan penelitian yang sebelumnya dilakukan oleh

Islami (2003) menyatakan bahwa kualitas air di Pantai Kartini tercemar bagi

pariwisata, yaitu memiliki kadar total coliform lebih dari 2400 sel/100 mL. Salah satu parameter kualitas air tersebut telah melebihi kadar baku mutu air laut yang

diinginkan untuk pariwisata dan rekreasi berdasarkan Kepmen Nomor

02/MENKLH/1988. Kandungan total coliform yang sudah melebihi kadar baku mutu menunjukkan pencemaran bahan organik yang masuk ke lingkungan

perairan pesisir kota Rembang sangat tinggi, yang akan menimbulkan dampak

terhadap kesehatan manusia. Kontaminasi langsung manusia dengan air yang

sudah terkontaminasi limbah dapat melalui kegiatan pariwisata seperti berenang,

menyelam, dan bermain air, yang merupakan penyebab utama terjadinya infeksi

pada kulit.

Permasalahan tersebut dapat mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas

sumberdaya pantai (biota yang ada serta kualitas air) yang sangat berpengaruh

terhadap kualitas pantai. Apabila hal ini terus berlangsung, maka akan dapat

mempengaruhi keseimbangan ekosistem dan keindahan pantai. Oleh karena itu

diperlukan kajian sumberdaya Pantai Kartini yang mencakup aspek fisik, biologi

pantai, maupun sosial ekonomi, dan budaya sehingga diperoleh informasi yang

berguna bagi pengelolaan keseimbangan ekosistem Pantai Kartini.

1.2. Perumusan Masalah

Salah satu bentuk pemanfaatan sumberdaya pesisir dan laut adalah

pengembangan wisata pantai. Dalam mengembangkan wisata pantai perlu

diketahui kondisi dan permasalahan yang terdapat di kawasan wisata tersebut,

dalam hal ini adalah kawasan wisata Pantai Kartini. Sumberdaya pesisir Pantai

Kartini merupakan kawasan wisata pantai yang ramai dikunjungi oleh masyarakat

Kabupaten Rembang dan daerah sekitarnya serta terletak bersebelahan dengan

Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Tasik Agung, namun selama ini terdapat

beberapa permasalahan yaitu:

(26)

3

2. Sistem Pengelolaan Taman Rekreasi Pantai Kartini masih belum

optimal, hal ini dapat dilihat dari permasalahan yang terjadi terhadap

lingkungan/sumberdaya Pantai.

1.3. Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui kualitas air di Taman Rekreasi Pantai (TRP) Kartini

2. Mengidentifikasi kondisi dan permasalahan pada Taman Rekreasi

Pantai (TRP) Kartini yang berhubungan dengan Pengelolaan Wisata

Pantai Kartini.

3. Menentukan kesesuaian dan daya dukung wisata pantai.

4. Mengusulkan strategi pengelolaan yang sesuai dengan kesesuaian dan

daya dukung wisata.

1.4. Manfaat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa informasi

tentang kondisi Pantai Kartini sehingga dapat dijadikan masukan bagi Pemerintah

Daerah Kabupaten Rembang dalam menentukan pengelolaan Taman Rekreasi

(27)

Gambar 1. Bagan alir kerangka pemikiran penelitian

Status Ekologi

Geofisik, Fisiografi dan Iklim

(Tipe pantai, substrat, pola arus laut, pasang

surut, kedalaman perairan, kualitas air, curah

hujan, dan angin).

Biologi

(jenis ikan)

Status Sosial Ekonomi dan Budaya

Sosial Ekonomi

(Jumlah penduduk, tingkat pendidikan,

mata pencaharian, pendapatan, persepsi

masyarakat terhadap objek wisata)

Budaya

(Adat-istiadat dan kepercayaan) Karakteristik Potensi Sumberdaya Alam Pantai Kartini

Wisata Pantai

Kesesuaian dan Daya Dukung Wisata

(28)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Karakteristik dan Potensi Sumber Daya Pantai

Pantai merupakan salah satu ekosistem yang berada di wilayah pesisir, dan

terletak antara garis air surut terendah dengan air pasang tertinggi. Ekosistem ini

berkisar dari daerah yang substratnya berbatu dan berkerikil (yang mendukung

flora dan fauna dalam jumlah terbatas) hingga daerah berpasir aktif (dimana

populasi bakteri, protozoa, metazoa ditemukan) serta daerah bersubstrat liat, dan

lumpur (dimana ditemukan sejumlah besar komunitas binatang yang jarang

muncul ke permukaan (infauna) (Bengen 2001 in BAPPENAS 2003). Ekosistem pantai biasanya ditumbuhi oleh tumbuhan pionir yang memiliki ciri-ciri:

Sistem perakaran yang menancap dalam

Mempunyai toleransi yang tinggi terhadap kadar garam, hembusan angin,

dan suhu tanah yang tinggi

Menghasilkan buah yang dapat terapung.

Biasanya komunitas tumbuhan di kawasan pantai memiliki keanekaragaman

jenis yang rendah dan sebagian besar merupakan tumbuhan yang telah

menyesuaikan diri terhadap habitat pantai. Jenis yang umum dijumpai adalah

Casuarina equisetifolia, dan kemudian diikuti oleh komunitas Baringtonia yang tumbuh di tanah yang lebih stabil di belakang batas pantai. Pada kawasan yang

tidak banyak mengalami gangguan, kanopi tumbuhan tersebut dapat berkembang

menjadi lebat, sehingga vegetasi penutup tanah tumbuhan sedikit. Namun apabila

pantainya terbuka, maka tumbuhan yang muncul adalah jenis pakis-pakisan (fern), rumput, jahe-jahean, dan herba. Jadi terdapat hubungan langsung antara kondisi

permukaan pantai dan pantai yang terbuka (Dahuri 2003).

Tumbuhan yang dominan di zona tebing pantai yang terakresi adalah

tumbuhan pantai, yang dikenal dengan istilah komunitas pescaprae. Sedangkan tumbuhan paling dominan yang ada di depannya (ke arah laut) disebut spesies

(29)

kurang bersahabat, yakni kondisi fisik yang tidak stabil akibat fluktuasi suhu,

salinitas, dan kelembaban yang tinggi.

Dahuri (2003) menyatakan secara morfologi pantai yang terdapat di

Indonesia dibagi dalam beberapa bentuk yaitu pantai terjal berbatu, pantai landai

dan datar, pantai dengan bukit pasir, pantai beralur, pantai lurus di dataran pantai

yang landai, pantai berbatu, dan pantai yang terbentuk karena adanya erosi.

Pantai terjal berbatu

Pantai terjal berbatu biasanya terdapat di kawasan tektonis aktif yang tidak

pernah stabil karena proses geologi. Kehadiran vegetasi penutup ditentukan oleh

3 faktor, yaitu tipe batuan, tingkat curah hujan, dan cuaca. Pantai terjal berbatu

ditemukan antara lain di pantai barat Sumatera, Pulau Simeleu sampai Pulau

Enggano, pantai selatan Jawa, Nusa Dua-Bali, pantai selatan Pulau Lombok,

Pulau Flores, Pulau Sumba, Pulau Sabu, Pulau Rote, Pulau Timor, Pulau

Solor-Wetar, Pulau Tanimbar bagian timur, Pulau Seram Utara dan Irian Jaya Utara.

Pantai landai dan datar

Pantai tipe ini ditemukan di kawasan yang sudah stabil sejak lama karena

tidak terjadi pergerakan tanah secara vertikal. Kebanyakan pantai di kawasan ini

ditumbuhi oleh vegetasi mangrove yang padat dan hutan basah lainnya. Tingkat

pelumpuran dan sedimentasi yang tergantung pada tingkat kerusakan di daerah

atas. Terumbu karang tidak dapat berkembang di sini karena tingkat pelumpuran

dan aliran air tawar yang tinggi.

Pantai dengan bukit pasir

Pantai dengan bukit pasir terbentuk akibat transportasi sedimen clastic secara horizontal. Mekanisme transportasi tersebut terjadi karena didukung oleh

gelombang besar dan arus menyusur pantai (long shore current) yang dapat menyuplai sedimen yang berasal dari daerah sekitarnya. Dalam hal ini, pasang

yang tinggi tidak berperan mengakumulasi sedimen di zona intertidal. Sedimen

yang telah mengalami pengeringan kemudian terbawa oleh angin yang kuat

hingga terakumulasi di tebing membentuk bukit pasir yang tinggi. Bukit pasir

tersebut dapat mengalami pengerasan apabila puncaknya yang kering dipengaruhi

(30)

7

Pantai bukit pasir tidak menyediakan substrat yang tetap bagi organisme

untuk melekat dan hidup, karena hempasan gelombang yang terus-menerus

menggerakan partikel substratnya. Dua kelompok organisme yang mampu

menyesuaikan diri terhadap keadaan substrat berpasir adalah organisme infauna

makro (ukuran 1-10 cm) yang mampu menggali lubang di dalam pasir, serta

organisme mikro (ukuran 0,1-1 mm) yang hidup diantara butiran pasir dalam

ruang pengaruh pasang surut (Bengen 2001 in BAPPENAS 2003). Karena perubahan permukaan pantai berlangsung cepat dan terjadi di daerah yang kering,

maka bukit pasir biasanya miskin tanaman penutup. Pantai semacam ini

ditemukan antara lain di bagian Sumatera, Selatan Jawa (seperti Parang Tritis dan

Kulon Progo) dan utara Madura.

Pantai beralur

Proses pembentukan pantai beralur lebih ditentukan oleh faktor gelombang

daripada angin. Gelombang yang pecah akan menciptakan arus yang menyusur

pantai (long shore current) yang berperan dalam mendistribusikan sedimen. Proses penutupan yang cepat oleh vegetasi menyebabkan zona supratidal tidak

terakumulasi oleh sedimen yang berasal dari erosi angin. Pantai beralur tersebut

ditemukan antara lain di bagian barat Sumatera, di bagian utara dan selatan Jawa,

serta di sebagian Sulawesi.

Pantai lurus di daratan pantai yang landai

Estuaria yang ada di pantai tipe ini memiliki mulut muara yang sempit,

sehingga memungkinkan garis pantai akan tetap lurus. Pantai tipe ini ditutupi

oleh sedimen berupa lumpur hingga pasir kasar. Pantai tipe ini merupakan fase

awal untuk berkembangnya pantai yang bercelah dan bukit pasir apabila terjadi

perubahan suplai sedimen dan cuaca (angin dan kekeringan). Zona supratidal

yang stabil diperlukan untuk menghasilkan bentuk pantai tipe ini. Contoh pantai

semacam ini terdapat di pantai barat Sumatera, pantai selatan Jawa, Bali sampai

ke Flores.

Pantai berbatu

Pantai berbatu dicirikan oleh adanya belahan batuan cadas. Berbeda dengan

komunitas pantai berpasir, dimana organismenya hidup di bawah substrat,

(31)

dengan habitat pantai lainnya, pantai berbatu memiliki kepadatan

makroorganisme yang paling tinggi, khususnya di habitat interdal di daerah dingin

(temperate) dan daerah subtropik.

Pada habitat pantai berbatu terjadi kompetisi yang kuat diantara organisme.

Oleh karena itu, kemampuan untuk melekat pada substrat yang kuat mutlak

diperlukan. Beberapa organisme bentik yang dapat dijumpai antara lain anemon

laut, siput, dan rumput laut. Organisme-organisme tersebut telah beradaptasi

dengan kerusakan fisik yang diakibatkan oleh gelombang pada saat pasang tinggi

dan harus bertahan hidup dari kekeringan, temperatur yang ekstrim dan perubahan

salinitas yang terjadi pada saat surut (Dahuri 2003).

Pantai yang terbentuk karena adanya erosi

Sedimen yang terangkut oleh arus dan aliran sungai akan mengendap di

daerah pantai. Pantai yang terbentuk dari endapan semacam ini dapat mengalami

perubahan dari musim ke musim, baik secara alamiah maupun akibat kegiatan

manusia yang cenderung melakukan perubahan terhadap bentang alam (Dahuri

2003).

Sehingga dapat diketahui bahwa Indonesia memiliki kondisi pantai yang

indah dan alami. Wilayah pantai menawarkan jasa dalam bentuk panorama yang

indah, tempat pemandian yang bersih, serta tempat melakukan kegiatan

berselancar air (surfing) terutama pada pantai yang landai, memiliki ombak besar dan berkesinambungan (Dahuri et al. 1996).

2.2. Definisi dan Kriteria Wisata Pantai

Wisata merupakan suatu bentuk pemanfaatan sumberdaya alam yang

mengandalkan jasa alam untuk kepuasan manusia. Kegiatan manusia untuk

kepentingan wisata dikenal juga dengan pariwisata. Pariwisata merupakan

kegiatan perpindahan/perjalanan orang secara temporer dari tempat biasanya

mereka bekerja dan menetap ke tempat luar, guna mendapatkan kenikmatan

dalam perjalanan atau di tempat tujuan (Holloway dan Plant 1989 in Yulianda 2007).

Ekowisata bahari merupakan kegiatan wisata pesisir dan laut yang

(32)

9

berorientasi pada lingkungan untuk menjembatani kepentingan perlindungan

sumber daya alam/lingkungan dan industri kepariwisataan (Meta 2002 in Yulianda 2007). Sedangkan Wood (1999) in Yulianda (2007) mendefinisikan ekowisata merupakan bentuk baru dari perjalanan yang bertanggung jawab ke

daerah alami dan berpetualang, serta dapat menciptakan industri pariwisata.

Kegiatan wisata yang dapat dikembangkan dengan konsep ekowisata bahari dapat

dikelompokkan wisata pantai dan wisata bahari.

Wisata pantai merupakan kegiatan wisata yang mengutamakan sumberdaya

pantai dan budaya masyarakat pantai seperti rekreasi, olahraga, menikmati

pemandangan dan iklim. Fandeli (2000) menyatakan bahwa yang dimaksud

dengan wisata bahari atau wisata pantai adalah wisata yang objek dan daya

tariknya bersumber dari potensi bentang laut (seascape) maupun bentang darat pantai (coastal landscape). Kegiatan ekowisata bahari yang dapat dikembangkan dari wisata pantai adalah rekreasi pantai, panorama, resort/peristirahatan,

berenang, berjemur, olahraga pantai (volley pantai, jalan pantai, dan lempar

cakram), berperahu, memancing, dan wisata mangrove (Yulianda 2007).

Pertimbangan perlu dilakukan dalam pengembangan dan perencanaan

wisata pantai yang meliputi angin, gelombang laut, arus laut, pasang surut, bentuk

pantai, bentuk butir pasir, biota pantai, dan bahaya tsunami (Fandeli 2000).

2.3. Kesesuaian dan Daya Dukung Wisata

Wisata pantai terdiri dari dua kategori yaitu rekreasi dan wisata mangrove.

Kesesuaian wisata pantai kategori rekreasi mempertimbangkan 10 parameter

dengan empat klasifikasi penilaian. Parameter kesesuaian wisata pantai kategori

rekreasi antara lain kedalaman perairan, tipe pantai, lebar pantai, material dasar

perairan, kecepatan arus, kemiringan pantai, penutupan lahan pantai, biota

(33)

Tabel 1. Matriks kesesuaian lahan untuk wisata pantai kategori rekreasi No Parameter Bobot Kategori

S1 S3 = Sesuai bersyarat, dengan nilai 35 - <60 % N = Tidak sesuai, dengan nilai < 35 %

Penentuan kesesuian berdasarkan perkalian skor dan bobot yang diperoleh

dari setiap parameter. Kesesuaian kawasan dilihat dari tingkat persentase

kesesuaian yang diperoleh penjumlah nilai dari seluruh parameter (Yulianda

2007).

Konsep daya dukung ekowisata mempertimbangkan dua hal yaitu

kemampuan alam untuk mentolerir gangguan atau tekanan dari manusia dan

standar keaslian sumberdaya alam. Analisis daya dukung ditujukan pada

pengembangan wisata bahari dengan memanfaatkan potensi sumberdaya pesisir,

pantai, dan pulau-pulau kecil secara lestari. Mengingat pengembangan wisata

bahari tidak bersifat mass tourism, mudah rusak dan ruang untuk pengunjung sangat terbatas, maka perlu penentuan daya dukung kawasan. Metode yang

(34)

11

dengan menggunakan konsep Daya Dukung Kawasan (DDK). DDK adalah

jumlah maksimum pengunjung yang secara fisik dapat ditampung di kawasan

yang disediakan pada waktu tertentu tanpa menimbulkan gangguan pada alam dan

manusia.

Potensi ekologis pengunjung ditentukan oleh kondisi sumberdaya dan jenis

kegiatan yang akan dikembangkan. Luas suatu area yang dapat digunakan oleh

pengunjung mempertimbangkan kemampuan dalam mentolerir pengunjung

sehingga keaslian alam tetap terjaga.

Tabel 2. Potensi ekologis pengunjung dan luas area kegiatan

Jenis kegiatan K

Daya dukung kawasan disesuaikan karakteristik sumberdaya dan

peruntukan. Misalnya, daya dukung wisata pantai ditentukan panjang/luas dan

kondisi pantai. Kebutuhan manusia akan ruang diasumsikan dengan keperluan

ruang horizontal untuk dapat bergerak bebas dan tidak merasa terganggu oleh

keberadaan manusia (pengunjung) lainnya. Untuk kegiatan wisata pantai

diasumsikan setiap orang membutuhkan panjang garis pantai 50 m, karena

pengunjung akan melakukan berbagai aktivitas yang memerlukan ruang yang

luas, seperti berjemur, bersepeda, dan berjalan-jalan (Yulianda 2007).

Waktu kegiatan pengunjung (Wp) dihitung berdasarkan lamanya waktu

yang dihabiskan oleh pengunjung untuk melakukan kegiatan wisata. Kegiatan

wisata dapat dirinci lagi berdasarkan kegiatan yang dilakukan misalnya,

menyelam, snorkling, berenang, berjemur, dan sebagainya. Waktu pengunjung diperhitungkan dengan waktu yang disediakan untuk kawasan (Wt). Waktu

(35)

kerja sekitar 8 jam (pukul 8-16.00 WIB). Kegiatan wisata yang akan

dikembangkan hendaknya disesuaikan dengan potensi dan peruntukannya. Setiap

kegiatan wisata mempunyai persyaratan sumber daya dan lingkungan yang sesuai

objek wisata yang akan dikembangkan.

Tabel 3. Prediksi waktu yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan wisata

No Kegiatan Waktu yang

2.4. Pola Pemanfaatan dan Pengelolaan Wisata Pantai

Salah satu daya tarik wisata pesisir bagi wisatawan dalam menikmati

keindahan dan kelestarian lingkungan contohnya bagi wilayah pantai, sehingga

dilakukan pengembangan wisata pantai. Keindahan dan keaslian lingkungan ini

menjadikan perlindungan dan pengelolaan merupakan bagian integral dari rencana

pengembangan pariwisata, terutama bila didekatnya dibangun penginapan/hotel,

toko, pemukiman dan sebagainya yang membahayakan atau mengganggu

keutuhan maupun keaslian lingkungan pesisir tersebut (Dahuri et al. 1996).

Begitu besarnya nilai manfaat yang terkandung dalam sumber daya hayati

laut baik itu yang bersifat langsung maupun tidak langsung, maka perlu dilakukan

suatu upaya konservasi dalam pengelolaan dan pengembangan yang diarahkan

untuk memberikan pendidikan kepada masyarakat tentang seluruh nilai atau nilai

(36)

13

pesisir dan laut secara berkelanjutan, mencegah tindakan yang merusak melalui

penyediaan alternatif mata pencaharian yang bersifat lestari, meningkatkan

pendapatan masyarakat lokal dan pendapatan daerah melalui upaya konservasi,

serta melestarikan sumber daya laut melalui partisipasi masyarakat lokal dalam

kegiatan pelestarian (Dahuri 2003).

Pemanfaatan sumber daya kelautan secara berkelanjutan dapat dilakukan

terhadap jasa-jasa lingkungan, terutama untuk pengembangan pariwisata. Melalui

pembangunan kepariwisataan, semua objek dan daya tarik wisata bahari, seperti

keindahan pantai, keragaman flora dan fauna yang terdapat di terumbu karang,

dan hutan mangrove dapat dikomersialkan untuk menghasilkan devisa negara

serta pendapatan masyarakat lokal di kawasan pesisir secara berkelanjutan

(Dahuri 2003).

Menghadapi situasi sekarang dan masa depan, pada prinsipnya terdapat tiga

kebijakan pokok dan strategi pengelolaan yang harus ditempuh Indonesia agar

dapat memanfaatkan sumber daya keanekaragaman hayati pesisir dan laut secara

berkelanjutan untuk kesejahteraan bangsa. Pertama adalah kebijakan yang

berkaitan dengan upaya-upaya penyelamatan keanekaragaman hayati pesisir dan

laut, khususnya yang bersifat langka (endangered), endemik (hanya hidup di daerah Indonesia), hampir punah (extinct), atau dilindungi (protected). Kelompok kebijakan yang pertama ini, dalam konservasi dunia, biasa dikenal sebagai To Save Marine Biodiversity. Kedua adalah kebijakan yang berhubungan dengan berbagai kegiatan penelitian dan pengkajian tentang seluruh aspek

keanekaragaman hayati pesisir dan lautan, atau dikenal dengan To Study Marine Biodiversity. Ketiga adalah kebijakan yang bertalian dengan cara-cara kita memanfaatkan keanekaragaman hayati pesisir dan laut secara optimal dan lestari

(37)

III. METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi kegiatan penelitian dilakukan di Kawasan Pesisir Pantai Kartini Desa

Tasik Agung Kabupaten Rembang, Jawa Tengah di jalur jalan raya

Semarang-Surabaya (Gambar 1 dan 2). Secara astronomis berada pada garis koordinat

111°00' - 111°30' Bujur Timur dan 6°30' - 7°6' Lintang Selatan, dengan batas

wilayah:

Sebelah utara : Laut Jawa,

Sebelah timur : Kabupaten Tuban (Jawa Timur),

Sebelah selatan : Kabupaten Blora,

Sebelah barat : Kabupaten Pati.

Daerah Kabupaten Rembang terletak antara ketinggian 0 m sampai 806 m

dari permukaan air laut, dengan kondisi cuaca berkisar antara 23–35 °C, dengan

curah hujan rata-rata pertahun ± 1.044 mm.

Waktu penelitian dilakukan pada bulan Agustus-Desember 2008, dengan

(38)

15

3.2. Metode Pengumpulan Data

Sumber data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data

primer diperoleh dari hasil observasi lapang dan wawancara. Observasi dilakukan

untuk melihat langsung kondisi dan potensi yang ada di Kawasan Taman Rekreasi

Pantai Kartini Rembang, sedangkan wawancara dilakukan untuk mengetahui

kondisi masyarakat sekitar, pengunjung, pihak pengelola, dan instansi terkait.

Pengambilan responden sebanyak 30 responden masyarakat dan 30 responden

pengunjung dilakukan dengan metode purposive sampling yaitu anggota populasi dipilih untuk memenuhi tujuan tertentu mengandalkan logika atas kaidah-kaidah

yang berlaku didasari semata-mata dari judgement peneliti yakni sampel yang diambil diharapkan mampu menjawab pertanyaan yang diajukan, digunakan

untuk situasi dimana persepsi orang pada sesuatu sudah terbentuk (Fauzi 2001 in Nancy 2007). Data sekunder diperoleh dari studi pustaka melalui buku-buku

laporan hasil penelitian sebelumnya, buku-buku penunjang yang terkait dengan

penelitian, serta data dari pihak-pihak serta instansi yang terkait diantaranya Dinas

Pariwisata, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP), Dinas Kesehatan, dan Badan

Pusat Statistik.

Data primer

3.2.1.1. Data fisik, kimia, dan biologi

Data primer yang meliputi data fisik, kimia, dan biologi yang dikumpulkan

pada tiga stasiun pengamatan dengan teknik pengukuran kualitas air laut pada

lokasi Taman Rekreasi Kartini serta Pelabuhan Tasik Agung yang berada di

sebelah Taman Rekreasi Pantai Kartini, Rembang Jawa Tengah dengan

pengambilan sampel pada musim timur saat pasang. Lokasi stasiun pengamatan

diperlihatkan pada Gambar 2.

Data fisik, kimia, dan biologi yang dikumpulkan dari ketiga stasiun

pengamatan meliputi beberapa parameter yang disajikan pada Tabel 4 disertai

(39)

Gambar 3. Lokasi penelitian

Tabel 4. Parameter yang diamati, alat dan bahan serta lokasi pengamatan Parameter Alat dan Bahan Metoda pengamatan

Suhu permukaan Termometer Insitu

pH pH meter Insitu

Kekeruhan Turbidity meter Laboratorium Proling

Departemen MSP FPIK

DO Sampel air, botol BOD

MnSO4, NaOHKI, H2SO4, dan Na-Thiosulfat

Insitu

COD Sampel air, botol BOD,

K2Cr2O7, Potassium dichromate, FAS, H2SO4, akuades, dan ferroin.

Laboratorium Proling Departemen MSP FPIK

E- Coliform (faecal) Sampel air Laboratorium Dinas Kesehatan Rembang

Tipe pantai Kamera Insitu (observasi)

(40)

17

masing meliputi pengunjung sebanyak 30 orang, dan masyarakat Desa Tasik

Agung sebanyak 30 orang, serta wawancara dengan pengelola kawasan wisata

Taman Rekreasi Pantai Kartini Rembang, Jawa Tengah. Data sosial, ekonomi,

dan budaya yang diambil mencakup jumlah penduduk, tingkat pendidikan, mata

pencaharian, pendapatan, persepsi masyarakat terhadap objek wisata,

adat-istiadat, dan kepercayaan. Alat yang digunakan dalam pengumpulan data dan

informasi meliputi: alat tulis, kamera, dan kuesioner. Kuesioner disajikan pada

Lampiran 3, 4, dan 5.

3.2.2. Data sekunder

Data dan informasi lain yang dikumpulkan guna mendukung kajian yang

dilakukan diperoleh berdasarkan studi pustaka melalui buku-buku laporan hasil

penelitian sebelumnya, buku-buku penunjang yang terkait dengan penelitian, data

dari pihak-pihak serta instansi yang terkait lainnya yang diuraikan dalam tabel 5.

Tabel 5. Data sekunder yang dikumpulkan

1. Data Kimia Jenis Sumber data a. Penggunaan Lahan Pantai Sekunder Dinas Pariwisata

b. Curah Hujan Sekunder BPS Rembang

c. Angin sekunder Pelabuhan

d. Bathymetri Sekunder Dinas Perhubungan

e. Pola Arus Laut Sekunder Pelabuhan

f. Pasang Surut Sekunder Pelabuhan

2. Data Sosial Ekonomi dan Budaya

a. Jumlah penduduk Sekunder Setda Kab Rembang

b. Jenis Pekerjaan Penduduk Sekunder Setda Kab Rembang c. Tingkat Pendidikan Penduduk Sekunder Setda Kab Rembang d. Seni Budaya dan Keagamaan Sekunder Dinas Pariwisata

e. Kondisi Pariwisata Sekunder Dinas Pariwisata

3.3. Analisis Data

3.3.1. Kualitas air laut

Hasil analisa laboratorium kualitas air yang meliputi e- coliform dari Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang, dan hasil analisa kualitas air di lapang dan

(41)

dengan standar baku mutu air laut sesuai dengan Kepmen LH Nomor 51 tahun

2004 Tentang Baku Mutu Air Laut. Hal ini untuk menentukan kelayakan kondisi

perairan dalam mendukung pariwisata bahari.

3.3.2. Indeks kesesuaian wisata

Analisis kesesuaian wisata dilakukan untuk mengetahui kesesuaian kawasan

bagi pengembangan wisata. Perhitungan Indeks Kesesuaian Wisata (IKW)

berdasarkan Yulianda (2007) dalam bentuk rumus:

IKW = ∑[Ni/Nmaks] x 100%

Keterangan:

IKW = Indeks Kesesuaian Wisata (%) Ni = Nilai parameter ke-i (Bobot x Skor)

Nmaks = Nilai maksimum dari suatu kategori wisata

3.3.3. Daya dukung kawasan

DDK adalah jumlah maksimum pengunjung yang secara fisik dapat

ditampung di kawasan yang disediakan pada waktu tertentu tanpa menimbulkan

gangguan pada alam dan manusia. Perhitungan DDK menurut Yulianda (2007)

dalam bentuk rumus :

DDK = K x Lp/Lt x Wt/Wp

Keterangan :

DDK = Daya Dukung Kawasan (orang per m2)

K = Potensi ekologis pengunjung per satuan unit area (orang per m2) Lp = Luas area atas panjang area yang dapat dimanfaatkan (m2) Lt = Unit area untuk kategori tertentu (m2)

Wt = Waktu yang disediakan oleh kawasan untuk kegiatan wisata dalam satu hari (jam)

(42)

19

3.3.4. Analisis SWOT

Untuk mendapatkan arahan dalam menentukan strategi pengelolaan yang

tepat, maka data primer dan data sekunder yang telah didapatkan selanjutnya

dievaluasi dengan menggunakan analisis swot. Menurut Rangkuti (1997) analisis

SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan

strategi. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan

(strength) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats). Analisa SWOT digunakan untuk mementukan formula strategi, dengan tahapan kegiatan:

3.3.4.1 Analisa dan pembuatan matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation)

Pembuatan matriks faktor strategi eksternal, perlu diketahui terlebih dahulu

faktor strategi eksternal yang ada, berdasarkan Rangkuti (1997) terdapat beberapa

ketentuan:

1. Menyusun peluang dan ancaman yang ada dalam kolom 1

2. Memberi bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0

(sangat penting) sampai dengan 0 (tidak penting). Faktor-faktor

tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap faktor

strategis.

3. Menghitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor

dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi yang bersangkutan. Pemberian nilai rating untuk faktor peluang bersifat

positif (peluang yang semakin besar diberi rating +4, tetapi jika

peluangnya kecil diberi rating +1). Pemberian nilai rating ancaman

adalah kebalikannya. Misalnya, jika nilai ancamannya sangat besar,

ratingnya adalah 1. Sebaliknya, jika nilai ancamannya sedikit,

ratingnya 4.

4. Mengalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk

memperoleh faktor pembobotan pada kolom 4. Hasilnya berupa skor

pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi

(43)

5. Menjumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh

total skor pembobotan.

3.3.4.2. Analisa dan pembuatan matriks IFE (Internal Factor Evaluation)

Faktor-faktor strategi internal disusun berdasarkan kerangka kekuatan

(strength) dan kelemahan (weakness), yang berdasarkan Rangkuti (1997) terdapat beberapa ketentuan yaitu:

1. Menentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan

dalam kolom 1.

2. Memberi bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari

1,0 (paling penting) sampai 0 (tidak penting) dengan ketentuan semua

bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,0.

3. Menghitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor

dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor). Variabel yang bersifat positif (semua variabel yang termasuk kategori kekuatan) diberi nilai mulai dari +1 sampai dengan +4 (sangat

baik), sedangkan variabel yang bersifat negatif kebalikannya.

4. Mengalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk

memperoleh faktor pembobotan pada kolom 4. Hasilnya berupa skor

pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi

mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).

5. Menjumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh

total skor pembobotan.

Bobot yang diberikan pada setiap faktor disesuaikan dengan skala

kepentingan terhadap pengelolaan ekosistem Pantai Kartini di Rembang, Jawa

Tengah. Bobot setiap faktor internal dan eksternal ditentukan dengan metode

Paired Comparison (Basuki 2005 in A’Yuni 2006). Skala yang digunakan untuk mengisi kolom dalam menentukan bobot setiap faktor adalah:

(44)

21

3. Bobot 3, jika indikator faktor horizontal lebih penting dibandingkan

indikator faktor vertikal.

4. Bobot 4, jika indikator faktor horizontal sangat penting dibandingkan

indikator faktor vertikal.

Tabel 6. Matriks penentuan bobot berdasarkan metode paired comparison

Faktor Strategis

Internal/Eksternal A B C ... Total Bobot

A 0 X1 σ1

B 0 X2 σ2

C 0 X3 σ3

.... 0 Xi σ4

Total

Sumber : Basuki (2005) inA’Yuni (2006)

Bobot setiap faktor diperoleh dengan menentukan nilai setiap variabel

terhadap jumlah nilai keseluruhan faktor dengan menggunakan rumus (Basuki

2005 inA’Yuni 2006):

Setelah menyusun matriks EFE dan IFE, langkah selanjutnya adalah

membuat matriks SWOT. Matriks ini menggambarkan secara jelas peluang dan

ancaman eksternal yang dihadapi disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan

yang dimiliki. Matriks ini dapat menghasilkan empat kemungkinan alternatif

strategis: Keterangan :

(45)

Tabel 7. Matriks SWOT

Menurut Rangkuti 1997 keempat alternatif strategi yang didapatkan

berdasarkan matriks SWOT yaitu:

a. Strategi SO (strengths-opportunities)

Stategi ini dibuat berdasarkan kekuatan internal yang dimiliki untuk

memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.

b. Strategi ST (strengths-threats)

Strategi ini dibuat dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk

menghindari atau mengurangi dampak dari ancaman-ancaman.

c. Strategi WO (weaknesses-opportunities)

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan

meminimalkan kelemahan yang ada.

d. Strategi WT (weaknesses-threats)

Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif, yaitu berusaha

bertahan dengan cara mengurangi kelemahan internal serta menghindari

ancaman.

3.3.4.3. Pembuatan tabel rangking alternatif strategi

Penentuan prioritas dari strategi yang dihasilkan dilakukan dengan

(46)

23

yang terkait. Rangking akan ditentukan berdasarkan urutan jumlah skor terbesar

(47)

4.1. Sejarah Taman Rekreasi Pantai (TRP) Kartini Rembang, Jawa Tengah

Taman Rekreasi Pantai Kartini memiliki beberapa nilai sejarah, salah satunya

sebagai tempat bermain Raden Ajeng (RA) Kartini. Raden Ajeng Kartini merupakan

salah satu pahlawan wanita Indonesia yang sangat dibanggakan oleh masyarakat

Indonesia terutama kaum wanita sebagai pahlawan pembela hak wanita, sehingga

kawasan TRP Kartini dapat dikatakan sebagai kawasan wisata studi gender. Taman

Rekreasi Pantai (TRP) Kartini dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Taman Rekreasi Pantai Kartini

Nilai sejarah lain yang dimiliki oleh Kawasan TRP Kartini yaitu cagar budaya

berupa gereja arsitektur Belanda dan Jangkar Dang Puhawang. Gereja arsitektur

Belanda saat ini dipergunakan sebagai perpustakaan modern, sekaligus sebagai pusat

informasi pariwisata. Jangkar Dang Puhawang memiliki panjang 4,22 m, lebar 2,80

m, dan lingkar badan 60 cm. Menurut cerita rakyat Rembang, Jangkar Dang

Puhawang sebelumnya dimiliki oleh pelaut Cina Dang Puhawang yang terlibat

perselisihan dengan Sunan Bonang, ketika keduanya beradu kesaktian, kapal Dang

(48)

25

Taman Rekreasi Pantai (TRP) Kartini merupakan objek wisata unggulan

Kabupaten Rembang yang sudah lama dikenal masyarakat Rembang dan sekitarnya,

namun pada tahun 1977 baru secara resmi dioperasikan sebagai obyek wisata oleh

pemerintah Kabupaten Rembang dengan Peraturan Daerah Nomor 17 Tahun 1977

(Disparbud Kab Rembang, 2008).

4.2. Karakteristik Perairan Pantai Kartini Rembang, Jawa Tengah

Perencanaan dan pengembangan wisata pantai perlu memperhatikan

faktor-faktor alam yang berpengaruh seperti pola arus laut, pasang surut, bentuk pantai,

curah hujan, angin, dan biota (Fandeli, 2000). Keseluruhan faktor-faktor tersebut

dapat dikategorikan sebagai kondisi geofisik, fisiografi, dan iklim. Namun faktor lain

yang turut mempengaruhi pengembangan Taman Rekreasi Pantai (TRP) Kartini

Rembang adalah faktor sosial ekonomi dan budaya.

4.2.1. Kondisi fisik, kimia, dan biologi Pantai Kartini Kabupaten Rembang

4.2.1.1. Iklim (Tipe iklim, suhu, curah hujan, kelembaban)

Kabupaten Rembang memiliki suhu udara yang mendominasi berkisar antara

27 C – 34 C, dengan dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Curah hujan dan hari hujan menurut bulan di Kabupaten Rembang pada tahun 2005-2007

disajikan pada Tabel 8.

Tabel 8. Curah hujan dan hari hujan menurut bulan di Kabupaten Rembang

(49)

MSL

Tabel 8. (lanjutan)

Bulan

Curah hujan (mm) Rata-rata

Hari hujan (hari) Rata-rata

September 10 1

Oktober 50 3

November 104 5

Desember 270 11

Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Rembang in BPS 2007

Rata-rata curah hujan bulanan berkisar antara 6 mm – 270 mm, dengan rata-rata curah hujan tertinggi sebesar 270 mm pada bulan Desember, dan rata-rata curah

hujan terendah sebesar 6 mm pada bulan Juli.

4.2.1.2. Pasang surut

Pasang surut merupakan faktor yang mempengaruhi kegiatan wisata. Pasang

surut air laut merupakan perubahan ketinggian muka air laut yang dipengaruhi oleh

gaya gravitasi matahari dan bulan terhadap bumi (Mukhtasor 2007). Pantai Kartini

memiliki tipe pasang surut campuran dominan bertipe tunggal, yaitu terjadi dua kali

pasang dan surut dalam satu hari dengan nilai F sebesar 1,67. Pasang surut

berpengaruh terhadap keamanan dan kenyamanan pengunjung yang datang untuk

berwisata. Kegiatan wisata berenang dan wisata perahu pada Pantai Kartini

sebaiknya dilakukan saat keadaan surut demi keamanan pengunjung. Tipe pasang

(50)

27

4.2.1.3. Gelombang

Gelombang merupakan hasil perpindahan energi dari angin ke air. Gelombang

terjadi apabila angin berhembus melalui permukaan air. Angin dapat menyebabkan

terjadinya gelombang berukuran kecil dan bahkan hingga mencapai ketinggian lebih

dari 30 meter (Mukhtasor 2007). Besar dan kecepatan gelombang Pantai Kartini

Kabupaten Rembang tergantung pada kecepatan angin, durasi dari angin, dan jarak

dari air yang tertiup angin yang terdapat pada Pantai Kartini.

Arah dan kecepatan angin maksimum harian pada Pantai Kartini digunakan

untuk memprediksi tinggi dan periode gelombang maksimum yang dapat

dibangkitkan angin dalam periode ulang tertentu dengan pengelompokan dalam

delapan arah angin yaitu utara, timur laut, timur, tenggara, selatan, barat daya, barat,

dan barat laut dengan besarnya kecepatan angin maksimum harian yang pernah

terjadi adalah sebesar 34 m/s arah barat yang terjadi tahun 2000. Arah dan kecepatan

angin dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Arah dan kecepatan angin

Tahun

Berdasarkan data arah dan kecepatan angin maka diperoleh gambaran mengenai

gelombang yang ada di Pantai Kartini yang cenderung tenang, dan telah mengalami

fase pecah gelombang sebelum mencapai pantai, sehingga gelombang di pantai lebih

Gambar

Gambar 1. Bagan alir kerangka pemikiran penelitian
Tabel 1.  Matriks kesesuaian lahan untuk wisata pantai kategori rekreasi
Tabel 2. Potensi ekologis pengunjung dan luas area kegiatan
Tabel 3. Prediksi waktu yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan wisata
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kepada peserta / penyedia jasa yang keberatan atas pengumuman hasil prakualifikasi ini diberikan kesempatan untuk mengajukan sanggahan secara tertulis

[r]

Dari hasil perbandingan dengan standar FCR ikan nila larasati yang diperoleh dari hasil penelitian yang sebelumnya, maka nilai FCR hasil penelitian dengan

Penentuan jumlah responden berjumlah 30 orang dan 40 orang berdasarkan atas standar minimal penelitian yaitu pada populasi menyebar normal oleh Koentjaraningrat (1977) dan

Materi pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah Menulis Dialog Sederhana Dua atau Tiga Tokoh yang merupakan salah satu materi Bahasa Indonesia kelas

Undang-undang Nomor 1 Tahun 2009 mengatur bahwa pesawat udara yang didaftarkan di Indonesia dapat dibebankan dengan kepentingan internasional berdasarkan perjanjian hak

Ketika di dalam iklan ini perempuan berusaha untuk keluar dari apa yang diidentikkan oleh masyarakat, yaitu dengan membuka sebuah usaha kafe sebagai bentuk usaha untuk mencari

Nilai yang terkandung dalam sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia didasari dan dijiwai oleh sila Ketuhanan Yang Maha Esa,Kemanusiaan