Aluminium diproduksi dari bauksit yang merupakan campuran mineral gibbsite [Al(OH)3], diaspore [AlO(OH)] dan mineral lempung seperti kaulinit [Al2Si2O5(OH)4]. Proses produksi aluminium dari bauksit meliputi dua tahap, yaitu : proses pengolahan alumina (Al2O3) dan proses elektrolisa alumina menjadi aluminium. Kedua proses tersebut merupakan proses awal terbentuknya aluminium. Proses pengolahan bauksit menjadi alumina melalui suatu rangkaian
proses yang disebut proses Bayer. Bauksit dimasukan ke dalam larutan NaOH dan alumina didalamnya membentuk sodium alumina.
Al2O3 + 2NaOH → 2NaAlO2 + H2O (160˚ 170˚ C) Setelah pemisahan sodium aluminat dari zat cair lainnya, lalu didinginkan secara perlahan sampai temperature 25˚ 35˚ C untuk mengendapkan aluminium hidroksida [Al(OH)3] menurut reaksi.
NaAlO2 + 2H2O → Al(OH)3 + NaOH
Kemudian Al(OH)3 dicuci dan selanjutnya dipanaskan sampai temperatur 1100˚ 1200˚C untuk menghasilkan aluminium oksida (Al2O3) menurut reaksi berikut. 2Al(OH)3 → Al2O3 + 3H2O
Alumina yang diperoleh melalui proses pengolahan bauksit, diproses lagi secara elektrolisa pada temperatur tinggi dengan proses HallHerlout karena alumina mempunyai titik leleh yang tinggi (2000˚C), maka alumina tersebut dilarutkan ke dalam cairan cryolite (Na3AlF6) yang bertindak sebagai elektrolit sehingga titik leleh menjadi lebih rendah (1000˚C).
Aluminium merupakan logam nonferro yang banyak digunakan karena memiliki sifatsifat yang baik, yaitu :
1. Kerapatan(density).
2. Berat jenis dari suatu Aluminium adalah 2,7 g/m 3 . 3. Tahan terhadap korosi (corrosion resistance).
4. Salah satu ciri dari logam non ferro adalah jika suatu logam non ferro mempunyai kerapatan yang tinggi maka daya tahan terhadap korosi yang dimiliki logam tersebut juga semakin baik.
Hal tersebut tidak berlaku untuk aluminium, walaupun aluminium merupakan alah satu jenis logam non ferro. Karena aluminium memiliki lapisan atau selaput tipis oksida transparan dan jenuh terhadap oksigen di seluruh permukaan. Lapisan tersebut dapat mengendalikan laju korosi serta sekaligus melindungi lapisan di bawahnya.
5. Sifat mekanis (mechanical properties).
6. Aluminium mempunyai sifat mekanis yang sebanding dengan paduan bukan besi (non ferrous alloy) juga beberapa jenis baja. Adapun sifat mekanis tersebut adalah kekuatan tarik, dan kekerasan.
7. Penghantar panas dan listrik yang baik (heat and electrical conductivity).
8. Aluminium mempunyai daya hantar listrik yang tinggi. Daya hantar listrik yang dimiliki aluminium adalah sekitar 65% dari daya hantar tembaga. Dalam hal ini digunakan Al dengan kemurnian 99,0%. Selain sifatsifat di atas, aluminium juga mempunyai sifat anti magnet.
9. Tidak beracun(nontoxicity).
10. Aluminium merupakan bahan yang tidak beracun. Maka dari itu aluminium sering digunakan sebagai bahan pembungkus atau kaleng makan dan minuman. Hal ini disebabkan reaksi kimia
antara makanan dan minuman dengan aluminium tidak menghasilkan zat beracun yang dapat membahayakan manusia. 11. Sifat mampu bentuk(formability).
12. Sifat mampu bentuk aluminium yang baik memungkinkan aluminium dapat dibuat menjadi lembaran tipis atau plat. Sifat mampu bentuk ini disebut juga mampu tempa (malleability). 13. Titik lebur rendah.
14. Titik lebur aluminium adalah ± 660 ºC sehingga aluminium sangat baik untuk proses penuangan dengan waktu peleburan relatif singkat dan dengan biaya operasi relatif murah.
Aluminium Murni
Alumnium didapat dalam keadaan cair dengan elektrolisa, pada umumnya mencapai kemurnian 99,85 % berat. Dengan mengelektrolisa kembali dapat dicapai kemurnian 99,99 yakni dicapai bahan dengan angka sembilan berjumlah empat. Tabel 2.1 Sifatsifat fisik aluminium Kemurnian Al (%) Sifatsifat 99,996 >99,0 Massa jenis (20ºC) 2,6989 2,71 Titik cair 660,2 653657
Panas jenis (cal/gr ºC) (100ºC) 0,2226 0,2297 Hantaran listrik (%) 64,94 59 (dianil) Tahanan listrik koefisien temperatur (/ºC) 0,00429 0,0115 Koefisien pemuaian (20100ºC) 23, 86 ´ 10 - 6 23, 5 ´ 10 - 6 Jenis kristal, konstanta kisi Fcc, α=4,013 kX Fcc, α=4,04 kX
Catatan : fcc : face centered cubic = kubik berpusat muka
Tabel 2.2 Sifatsifat mekanik aluminium
Kemurnian Al (%)
99,996 >99,0
Sifatsifat
Dianil 75% dirol dingin Dianil H18
Kekuatan tarik (kg/mm²) 4,9 11,6 9,3 16,9 Kekuatan mulur (0,2%) (kg/mm²) 1,3 11,0 3,5 14,8 Perpanjangan (%) 48,8 5,5 35 5 Kekerasan Brinell 17 27 23 44
Catatan : fcc : face centered cubic = kubik berpusat muka
Paduan Aluminium
Penggunaan aluminium murni terbatas pada aplikasi yang tidak terlalu mengutamakan faktor kekuatan, seperti : penghantar panas dan listrik, perlengkapan bidang kimia, lembaran (plat) dan sebagainya. Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kekuatan aluminium adalah dengan proses pengerasan regangan, tetapi cara ini tidak senantiasa memuaskan bila tujuan utamanya adalah untuk menaikan kekuatan bahan. Pada perkembangan selanjutnya peningkatan kekuatan aluminium dapat dicapai dengan penambahan unsurunsur paduan ke dalam aluminium. Unsurunsur yang biasa dipakai dalam paduan aluminium adalah : tembaga (Cu), mangan (Mn), silikon (Si), magnesium (Mg), seng (Zn), dan lain sebagainya, serta sifat lainnya seperti mampu cor dan mampu mesin juga bertambah baik. Dengan demikian penggunaan aluminium paduan lebih luas dibandingkan dengan aluminium murni. Paduan aluminium diklasifikasikan dalam berbagai standar oleh berbagai negara di dunia. Saat ini klasifikasi yang sangat terkenal dan sangat sempurna adalah standar Aluminium Association di Amerika (AA) yang didasarkan atas standar terdahulu dari Alcoa (Aluminium Company of America). Paduan aluminium diklasifikasikan menjadi dua kelompok umum, yaitu : paduan aluminium tuang/cor (cast aluminium alloys) dan paduan aluminium tempa (wrought aluminium alloys). Setiap kelompok tersebut dibagi lagi menjadi dua kategori, yaitu dengan perlakuan panas (heat treatable alloys)dan paduan tanpa perlakuan panas (non heat treatable alloys).
Struktur mikro paduan aluminium (berhubungan erat dengan sifatsifat mekanisnya) terutama tergantung pada laju pendinginan saat pengecoran
dilakukan. Laju pendinginan ini tergantung pada jenis cetakan yang digunakan. Dengan cetakan logam, laju pendinginan akan berlangsung lebih cepat dibandingkan dengan cetakan pasir sehingga struktur logam cor yang dihasilkan akan lebih halus dan menyebabkan peningkatan sifat mekanisnya. Berikut ini adalah beberapa contoh aluminium paduan:
1. Paduan AlCu.
Paduan AlCu sangat jarang digunakan karena tingkat kecairannya jelek. Sebagai coran dipergunakan paduan yang mengandung 4 – 5 %Cu, ternyata dari fasanya paduan ini mempunyai daerah luas dari pembekuannya, penyusutan yang besar, resiko besar pada kegetasan panas dan mudah terjadi retakan pada coran. Paduan ini juga memiliki sifatsifat mekanis dan mampu mesin yang baik sedangkan mampu cor bahan ini agak jelek. Adanya Si sangat berguna untuk mengurangi keadaan itu dan penambahan Ti sangat efektif untuk memperhalus butir, dan juga dapat memperbaiki mempu cornya. Dengan perlakuan panas pada coran dapat dibuat bahan yang mempunyai kekuatan tarik yang sangat tinggi.
2. Paduan AlSi, AlSiMg, dan AlSiCu.
Paduan AlSi merupakan paduan aluminium yang paling banyak digunakan dengan kadar Si bervariasi dari 5 – 20 %. Kebanyakan paduan ini memiliki struktur mikro eutektik atau hypoeutektik (komposisi eutektik 12,7 % Si). Paduan ini
mempunyai visikositas yang baik dan tahan terhadap korosi serta memiliki mampu cor yang baik, sehingga dipakai untuk elemenelemen utama mesin. Paduan ini relatif ringan, koefisien pemuaian rendah, penghantar panas dan listrik yang baik. Bila Paduan ini dicor, akan mempunyai sifat mekanis yang rendah karena butiranbutiran Si cukup besar, sehingga pada saat pengecoran perlu ditambahkan natrium untuk membuat kristal halus dan memperbaiki sifatsifat mekanisnya, tetapi cara ini tidak efektif untuk coran tebal. Sifatsifat mekanik paduan AlSi dapat diperbaiki dengan menambahkan Mg, Cu, atau Mn, dan selanjutnya diperbaiki dengan perlakuan panas. Penambahan unsur Mg ( 0,3 1 % ) pada paduan AlSi akan menghasilkan peningkatan cukup besar terhadap sifatsifat mekanisnya. Dalam hal ini unsur Mg meningkatkan respon terhadap perlakuan panas bahan. Peningkatan tersebut karena adanya presipitasi Mg2Si. Penambahan unsur Cu ( 3 – 5 %) pada paduan ALSi dapat juga meningkatkan sifatsifat mekanis paduan. Paduan ALSiCu, dengan komposisi Si mendekati komposisi eutektik, dapat digunakan pada suhu tinggi dengan koefisien muai panjang relatif kecil. Paduan ini banyak digunakan untuk bahan piston mesin motor bakar (internal combustion engine). Duralumin merupakan salah satu paduan popular dari Al dengan komposisi standar Al – 4 % Cu – 0,5 % Mg – 0,5 % Mn. Bila kandungan
unsur Mg ditingkatkan sehingga komposisi standarnya berubah menjadi Al – 4,5 % Cu – 1,5 % Mg – o,5 % Mn dinamakan paduan duralumin super.
3. Paduan AlMg.
Paduan aluminium dengan kadar Mg sekitar 4 – 10 % mempunyai ketahanan korosi dan sifatsifat mekanis yang baik. Paduan ini mempunyai kekuatan tarik di atas 300 Mpa dan perpanjangan di atas 12 % setelah perlakuan panas. Paduan Al Mg (disebut juga hidronalium) dipakai untuk bagianbagian dari alatalat industri kimia, kapal laut, kapal terbang yang membutuhkan daya tahan yang baik terhadap korosi. Paduan ini mempunyai daya tahan yang sangat baik terhadap korosi dalam air laut dan udara dengan kadar garam relatif tinggi. Paduan Al dengan 2 – 3 % Mg dapat dengan mudah ditempa, dirol dan diekstrusi. Paduan Al dengan 4,5 % Mg setelah dianil merupakan paduan cukup kuat dan mudah dilas. Paduan ini banyak dipakai sebagai bahan tangki LNG.
4. Paduan AlMn.
Mangan (Mn) merupakan unsur yang memperkuat aluminium tanpa mengurangi ketahanan terhadap korosi, dan dipakai untuk membuat paduan tahan korosi.
5. Paduan AlMgZn.
Aluminium menyebabkan keseimbangan biner semu dengan senyawa antar logam MgZn dan kelarutannya menurun apabila temperaturnya turun. Telah diketahui sejak lama bahwa paduan sistem ini dapat dibuat keras sekali dengan penuaan setelah perlakuan pelarutan. Paduan bersifat keras dan getas oleh korosi tegangan. Paduan tersebut dinamakan ESD (duralumin super ekstra).
6. Paduan Aluminium Tahan Panas.
Paduan AlCuNiMg mempunyai kekuatan konstan sampai suhu 300˚C sehimgga paduan ini banyak dipakai untuk piston atau tutup silinder. Paduan AlSiCuNiMg mempunyai koefisien muai rendah dan tahan terhadap suhu tinggi sehingga paduan ini banyak dipakai untuk piston.
Pengaruh Unsur Paduan Terhadap Aluminium
Dalam coran aluminium unsurunsur paduan sangat mempengaruhi hasil dari coran aluminium tersebut, ada yang memberi pengaruh baik dan ada juga yang memberikan pengaruh kurang baik. Berikut ini adalah pengaruh unsurunsur pada paduan aluminium.
1 Unsur silikon (Si)
· Pengaruh positif yang ditimbulkan unsur silikon (Si), yaitu : - Mempermudah proses pengecoran.
- Meningkatkan daya tahan terhadap korosi. - Memperbaiki sifatsifat atau karakteritik coran. · Pengaruh negatif yang ditimbulkan unsur silikon (Si), yaitu : - Penurunan keuletan bahan terhadap beban kejut. - Hasil cor akan rapuh jika kandungan Si terlalu tinggi. 2. Unsur tembaga (Cu) · Pengaruh positif yang ditimbulkan unsur tembaga (Cu), yaitu - Meningkatkan kekerasan bahan - Memperbaiki kekuatan tarik. - Mempermudah proses pengerjaan mesin.
· Pengaruh negatif yang ditimbulkan unsur tembaga (Cu), yaitu :
- Menurunkan daya tahan terhadap korosi. - Mengurangi keuletan bahan.
- Mengurangi mampu bentuk dan mampu rol. 3. Unsur mangan (Mn)
· Pengaruh positif yang ditimbulkan unsur mangan (Mn), yaitu :
- Meningkatkan kekuatan dan daya tahan pada temperatur tinggi.
- Meningkatkan daya tahan terhadap korosi. - Mengurangi pengaruh buruk unsur besi.
· Pengaruh negatif yang ditimbulkan unsur mangan (Mn), yaitu : - Menurunkan kemampuan penuangan. - Meningkatkan kekasaran butiran partikel. 4. Unsur magnesium (Mg) · Pengaruh positif yang ditimbulkan unsur magnesium (Mg), yaitu : - Mempermudah proses penuangan. - Meningkatkan kemampuan pengerjaan mesin. - Meningkatkan daya tahan terhadap korosi. - Meningkatkan kekuatan mekanis. - Menghaluskan butiran kristal secara efektif. - Meningkatkan ketahanan terhadap beban kejut/impak. · Pengaruh negatif yang ditimbulkan unsur magnesium (Mg), yaitu :
- Meningkatkan kemungkinan timbulnya cacat pada hasil coran.
5. Unsur nikel (Ni)
· Pengaruh yang ditimbulkan unsur nikel (Ni), yaitu :
- Meningkatkan kekuatan dan ketahanan bahan pada temperatur tinggi.
6. Unsur besi (Fe)
· Pengaruh positif yang ditimbulkan unsur besi (Fe), yaitu : - Mencegah terjadinya penempelan logam cair pada
cetakan selama proses penuangan. · Pengaruh negatif yang ditimbulkan unsur besi (Fe), yaitu : - Penurunan sifat mekenis. - Penurunan kekuatan tarik. - Timbulnya bintik keras pada hasil cor. - Peningkatan cacat porositas. 7 Unsur seng (Zn) · Pengaruh positif yang ditimbulkan unsur seng (Zn), yaitu : - Meningkatkan sifat mampu cor.. - Mempermudah dalam pembentukan. - Meningkatkan keuletan bahan. - Meningkatkan kekuatan terhadap beban kejut. · Pengaruh negatif yang ditimbulkan unsur seng (Zn), yaitu : - Menurunkan ketahanan korosi. - Menurunkan pengaruh baik dari unsur besi (Fe). - Menimbulkan cacat rongga udara. 8 Unsur titanium (Ti) · Pengaruh positif yang ditimbulkan titanium (Ti), yaitu : - Meningkatkan kekuatan hasil cor pada temperatur
- Memperhalus butiran kristal dan permukaan. - Mempermudah proses penuangan. · Pengaruh negatif yang ditimbulkan titanium (Ti), yaitu : - Menaikan viskositan logan cair - Mengurangi fluiditas logam cair.