• Tidak ada hasil yang ditemukan

3. METODE PENGEMBANGAN SISTEM

3.3 Alur Kerangka Berfikir

Berdasarkan perumusan masalah yang dibuat pada tahapan sebelumnya, maka tahapan kerangka berfikir berguna untuk memperjelas apa saja yang menjadi sasaran penelitian. Dari skema pemikiran yang dibuat maka dapat dibuat suatu gambar alur yang sebenarnya dari permasalahan dalam sistem penjadwalan belajar-mengajar, kerangka berfikir dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Alur Kerangka Berfikir

38 BAB IV

ANALISIS, PERANCANGAN SISTEM, IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

Bab ini akan membahas secara detail dan terperinci mengenai aplikasi sistem yang akan diimplementasikan dengan menerapkan metode penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya.

4.1 Fase Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak

Pada sistem penjadwalan belajar mengajar ini akan memproses seluruh data penjadwalan tingkat SMA di Pesantren Minhajurrosyidin, jika penjadwalan dilakukan dengan cara manual maka akan membuat sulit bagian akademik dalam menyusun jadwal. Sehingga digunakan algoritma genetika untuk memecahkan masalah tersebut. Fungsi Algortima Genetika sendiri bukan untuk menyelesaikan masalah melainkan untuk mengoptimalkan permasalahan penjadwalan di Pesantren Minhajurrosyidin.

4.1.1 Sistem Yang Berjalan

Setelah peneliti melakukan observasi dan wawancara selama 2 minggu di Pesantren Minhajurrosyidin tingkat SMA, peneliti menganalisis maksud, tujuan, dan sasaran sistem yang sedang berjalan di Pesantren Minhajurrosyidin untuk mengetahui proses pembuatan penjadwalan belajar mengajar, yaitu sebagai berikut :

Gambar 4.1 Skema Sistem Pembuatan Penjadwalan Yang Sedang Berjalan

40

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Berikut penjelasan mengenai sistem yang berjalan di Pesantren Minhajurrosyidin tingkat SMA :

1. Guru menyerahkan formulir yang sebelumnya dibagikan dari bidang akademik yang berisikan data-data diri secara lengkap, mata pelajaran yang akan diajarkan.

2. Admin bagian akademik akan meng-input kan data-data tersebut kedalam tabel yang nantinya akan menjadi acuan dalam penyusunan jadwal belajar mengajar.

3. Bagian akademik akan memproses data guru, data ruang, data kelas, data jurusan, data hari, data jam, data mata pelajaran apakah sudah memenuhi atau belum.

4. Jika semua data sudah memenuhi maka selanjutnya bagian akademik akan meyusun jadwal dengan cara meng-input kan kedalam microsoft excel secara manual sampai menemukan penjadwalan belajar mengajar.

5. Setelah jadwal sudah tersusun bagian akademik akan memberikan jadwal ajar kepada masing-masing guru menggunakan selembar kertas.

6. Jika terjadi bentrok antar jadwal, guru akan melaporkan kepada bagian akademik agar jadwal diubah.

7. Setelah jadwal sudah tersusun bagian akademik akan memberikan jadwal ajar kepada masing-masing guru menggunakan selembar kertas.

4.1.2 Identifikasi Masalah

Proses pembutan penjadwalan belajar mengajar di Pesantren Minhajurrosyidin tingkat SMA masih dilakukakn secara manual, yaitu menggunakan microsoft excel. Yang menjadi permasalahan adalah ketika mendapati jadwal yang tidak sesuai, dimana seharusnya mata pelajaran praktik menggunakan ruangan praktikum dan mata pelajaran teori menggunakan ruangan kelas biasa. Sehingga dijumpai jadwal yang sudah disusun terjadi konflik/bentrok, dengan terjadinya bentrok jadwal tak khayal membuat para guru malas-malasan untuk masuk ruangan kelas, karena sering terjadinya ketidakpastian jadwal jam ajar, dan ini berdampak pada ketidaksesuaian agenda akademik yang sudah dibuat diawal tahun ajaran. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa Pesantren Minhajurrosyidin tingkat SMA membutuhkan sebuah aplikasi penjadwalan dalam menyususn jadwal belajar mengajar dan sebuah reminder terhadap guru-guru.

4.1.3 Sistem Yang Diusulkan

Setelah menentukan permasalahan maka selanjutnya menentukan apa yang harus diselesaikan dengan menggunakan sistem yang akan dibuat (usulan). Dalam sistem yang diusulkan dengan aplikasi penjadwalan belajar mengajar dengan menggunakan algoritma genetika menggunakan sms Gateway sebagai reminder, Pesantren Minhajurrosyidin memiliki 2 (tiga) aktor yang menggunakan aplikasi penjadwalan tersebut yaitu akademik dan guru. Aktor akademik akan melalukan penyusunan penjadwalan serta mengelola pendataan mata pelajaran, ruang, kelas, jam, hari, dan jurusan. Sedangkan aktor guru akan menerima informasi dan hasil laporan penjadwalan berupa jam ajar.

42 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 4.2 Skema Sistem Pembuatan Penjadwalan Usulan

Berikut penjelasan mengenai sistem yang diusulkan :

1. Guru menyerahkan formulir yang sebelumnya dibagikan dari bidang akademik yang berisikan data-data diri secara lengkap, dan mata pelajaran yang akan diajarkan.

2. Admin bagian akademik akan meng-inputkan data-data tersebut kedalam sistem yang nantinya akan menjadi acuan dalam penyusunan jadwal belajar mengajar.

3. Bagian akademik akan memproses data guru, data ruang, data kelas, data jurusan, data hari, data jam, data mata pelajaran apakah sudah memenuhi atau belum.

4. Jika semua data sudah memenuhi maka selanjutnya bagian akademik akan meyusun jadwal menggunakan sistem yang sudah menerapkan perhitungan algoritma genetika sampai terbentuklah penjadwalan belajar mengajar. Dan dengan menerapkan perhitungan algortima tidak akan dijumpai konflik/bentrok antar jadwal mengajar.

5. Setelah jadwal sudah tersusun para guru dapat melihat jadwal mengajarnya kedalam sistem sesuai hak aksesnya masing-masing.

6. Dan guru akan mendapatkan sebuah pesan pengingat (Reminder) beberapa menit sebelum jam ajarnya dimulai, sehingga guru dapat masuk ruangan kelas dan mengajar tepat waktu, sehingga agenda akademik dapat berjalan sesuai waktu yang sudah ditentukan.

44 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 4.3 Skema Sistem Proses Penjadwalan Yang Diusulkan

Berikut penjelasan mengenai input – proses – output didalam sistem :

1. Saat bagian akademik memasukan data-data kedalam sistem, data-data tersebut akan disimpan langsung ke dalam database.

2. Data-data tersebut akan di Generate oleh sistem menggunakan pengacakan/perhitungan algoritma genetika agar jadwal yang tersusun tidak terjadi bentrok.

3. Setelah proses perhitungan algoritma selesai, maka sistem akan menampilkan jadwal pembelajaran baru.

4. Kemudian daftar penjadwalan tersebut akan tersimpan kedalam database, sehingga data akan terjaga dengan baik dan meminimalisirkan kehilangan data.

46 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 4.4 Alur Proses SMS Gateway

Berikut penjelasan mengenai alur sms Gateway didalam sistem :

1. Untuk mengirimkan pesan pengingat (reminder), maka sebelumnya komputer harus terhubung dengan modem, simcard yang sudah terisi pulsa.

2. Kemudian jadwal sudah tersusun dan tersimpan kedalam database, akan diambil oleh sistem untuk nantinya akan menjadi isi pesan yang akan dikirimkan.

3. Setelah data sudah ada, selanjutnya isi pesan akan dikirimkan dengan proses sms Gateway menggunakan gammu.

4. Dengan menggunakan gammu sebagai penghubung sms Gateway, pesan tersebut akan dikirimkan dengan BTS operator pengirim. BTS berfungsi untuk koneksi antara simcard dengan satelit, dan SMS Center digunakan untuk menyimpan data SMS atau pesan yang dikirimkan oleh pengirim. Jika nomor handphone penerima tidak aktif maka pesan SMS akan disimpan di SMSC pada periode tertentu (regulasi berbeda-beda), jadi setelah nomor penerima aktif tugas SMSC akan mengirimkan SMS tersebut. Penerima pesan singkat/SMS muncul berupa nomor HP biasa seolah-olah seperti dikirim lewat handphone oleh pengirim.

4.1.4 Tujuan Informasi

Berdasarkan analisis kebutuhan yang sedang berjalan diatas maka peneliti bertujuan untuk mengimplementasikan sebuah metode algoritma genetika sistem penjadwalan. Sehingga diharapkan dapat membantu bagian akademik Pesantren Minhajurrosyidin tingkat SMA yang masih terdapat konflik/bentrok antar jadwal yang dibuat.

Peneliti bermaksud membuat aplikasi penjadwalan belajar mengajar ini dengan menggunakan metode algoritma genetika menggunakan sms Gateway.

Peneliti membuat sistem tambahan yaitu sms Gateway sebagai pengingat (reminder) kepada guru-guru supaya dapat mengajar sesuai ketentuan yang sudah diterapkan pada jadwal. Peneliti mengambil algoritma genetika karena algoritma

48

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta genetika adalah algoritma yang hasilnya akan memberikan solusi terbaik, sehingga sangat cocok pada sistem penjadwalan dengan tidak terdapat bentrok.

4.2 Fase Desain

Selanjutnya tahap desain yaitu tahap pembuatan desain program perangkat lunak termasuk struktur data, arsitektur, antar muka dan prosedur pengkodean.

Berikut ini adalah tahapan desain sistem :

4.2.1 Desain Algoritma Genetika

Proses atau metode algoritma genetika terdiri dari beberapa tahapan penting, yaitu : pengkodean (Encoding), nilai fitness dan seleksi (selection), kawin silang (crossover), dan mutasi (mutation).

1. Pengkodean (Encoding)

Encoding adalah suatu proses pengkodean gen dalam suatu kromosom, dimana mata pelajaran yang akan dimasukan kedalam model kromosom yang didalamnya terdiri dari beberapa gen. Jenis Encoding yang dipakai yaitu real-number Encoding. Penulis memilih jenis pengkodean ini karena didasarkan oleh jumlah kromosom yang sangat banyak, sehingga jenis ini dinilai cocok untuk pengkodean. Encoding dilakukan dengan memisalkan tiap-tiap tabel masukan (misal: tabel hari) sebagai sebuah gen yang unik, dan setiap tabel dikodekan dalam bentuk angka.

Tabel 4.1 Contoh Encoding Gen

Id Hari Nama Hari

1 Senin

2 Selasa

3 Rabu

4 Kamis

5 Jumat

2. Populasi Awal

Tahap selanjutnya yaitu pembuatan pembentukan kromosom yang terdiri atas 1 buah gen yang sudah dikodekan sebelumnya, dimana gennya terdiri dari tabel guru, tabel mata pelajaran, tabel kelas, tabel ruang dan tabel waktu.

Tabel 4.2 Urutan Pebentukan Kromosom

Gen Tugas

Waktu

guru matpel kelas ruang

3. Nilai Fitness dan Seleksi

Pada setiap populasi baru yang terbentuk baik dari populasi awal maupun dari proses regenerasi akan dihitung nilai fitness. Fitness merupakan nilai kualitas dari suatu kromosom. Seleksi nilai fitness merupakan solusi yang umum digunakan, rumus mencari nilai fitness yang digunakan pada aplikasi ini adalah sebagai berikut :

𝐹𝑖𝑡𝑛𝑒𝑠𝑠 = 1

1 + (ÎŁG + ÎŁC) Ket :

• G = Bentrok guru sama diwaktu yang sama.

• C = Bentrok kelas sama diwaktu yang sama.

Selection adalah suatu proses untuk mendapatkan kromosom-kromosom berkualitas pada generasi berikutnya. Metode yang digunakan yaitu roulette wheel selection. Pemilihan kromosom dalam selection dilakukan dengan memperhatikan nilai fitness. Pada tahap selection ini dilakukan dengan memperhatikan batasan-batasan (constraint) yang sudah ditetapkan

50

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebelumnya. Setiap kromosom akan diperiksa satu per satu dan dibandingkan dengan kromosom lainnya sesuai dengan batasan-batasan.

Proses seleksi dilakukan dengan cara memisahkan kromosom yang tidak memiliki pelanggaran dengan kromosom yang masih memiliki nilai error atau pelanggaran. Kromosom yang tidak memiliki pelanggaran atau nilai error akan disimpan sebagai kromosom yang berkualitas yang nantinya akan digunakan untuk dibandingkan kromosom hasil kawin silang dan mutasi. Sedangkan kromosom yang masih memiliki nilai error maka selanjutnya akan dikawin silangkan (crossover) dan mutasi.

Contoh : Kromosom 1 Kromosom 2

Berikut adalah 2 kromosom dengan 2 gen didalamnya. Langkah-langkah untuk melakukan proses seleksi kromosom yaitu :

1. Membandingkan antara kromosom 1 dengan kromosom 2 dengan memperhatikan batasan-batasan (constraint) berikut :

• Guru tidak boleh dijadwalkan mengajar bersamaan.

• Ruang ajar tidak boleh dijadwalkan lebih dari satu mata pelajaran secara bersamaan.

2. Selanjutnya melakukan pemisahan kromosom yang tidak memiliki pelanggaran atau nilai error terhadap constraint, kemudian kromosom yang terpilih akan disimpan sebagai kromosom yang berkualitas.

Sedangkan kromosom yang masih memiliki nilai error selanjutnya akan dikawin silangkan (crossover) dan mutasi.

1,1 2,4 2,3 3,5

4. Kawin Silang (Crossover)

Crossover yaitu mengawinkan atau menukarkan gen antar dua kromosom.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam crossover : a. Tentukan probabilitas persilangan (pc) yang diinginkan.

b. Bangkitkan bilangan acak ke-i antara 0-1 untuk setiap kromosom yang terdapat pelanggaran atau nilai error didalamnya.

c. Bandingkan bilangan acak ke-i pada setiap kromosom apakah ada yang memiliki nilai lebih kecil dari (pc). Jika ya, maka pilih kromosom tersebut sebagai kromosom untuk di crossover.

d. Lakukan crossover pada semua pasangan gen antar dua kromosom secara berurutan, gen 1 pada kromosom 1 dikawin silangkan dengan gen 1 pada kromosom 2, gen 2 pada kromosom 1 dikawin silangkan dengan gen 2 pada kromosom 2, begitu seterusnya.

Proses crossover dilakukan menggunakan metode one-point Crossover, ini merupakan metode perkawinan silang yang paling sederhana. Pemilihan ini didasarkan pada jumlah gen dalam kromosom yang sedikit yaitu 2 gen. Jadi teknik ini dinilai cocok untuk digunakan. Setelah didapatkan hasil crossover, kemudian dilakukan evaluasi kembali terhadap kromosom tersebut. Kromosom yang tidak terdapat nilai error atau pelanggaran akan disimpan, sedangkan kromosom yang terdapat nilai error atau pelanggaran akan dilakukan proses mutasi.

5. Mutasi (Mutation)

Mutation adalah proses untuk mengubah susunan gen dalam suatu kromosom, gen yang diubah bukan keduanya, tetapi gen waktu saja.

Pemilihan posisi gen yang akan dimutasi dilakukan secara acak, tergantung mt (mutation rate), jika mt 25% maka akan diubah seperempat dari semua gen di semua kromosom. Nilai gen yang terkena proses mutasi nilainya akan diganti secara acak dengan nilai yang terdapat pada tabel yang mewakili nilai tersebut. Setelah proses berhenti, kromosom hasil mutasi akan

52

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dievaluasi. Apabila masih ditemukan kromosom yang mengandung pelanggaran dari evaluasi yang dilakukan, maka akan kembali dilakukan proses crossover dan mutasi sampai sejumlah kromosom yang tersisa habis dan tidak mengandung pelanggaran lagi.

Berikut adalah langkah-langkah Generate jadwal menggunakan algoritma gentika:

Diketahui :

▪ 20 guru yang mengajar.

▪ 13 mata melajaran.

▪ 12 ruang (3 ruang praktikum, 9 ruang kelas).

▪ 9 kelas.

Jadwal sebagai berikut :

Tabel 4.3 Jadwal sebelum menerapkan perhitungan algoritma genetika

Hari Jam Kelas Mata

Pelajaran Ruang Guru Senin 07.00-09.00 11ipa.A b. Indonesia 11ipa.A SUNDARWATI Senin 07.00-09.00 10.B b. Indonesia 10.B SUNDARWATI Selasa 09.00-11.00 12ipa.B Fisika Lab

1. Encoding (Pengkodean gen dalam suatu kromosom)

Tabel 4.4 Pengkodean tabel Guru

Kode Nama Guru

6 ARLIHANDRA YANA

7 SRI MULYONO 8 NUR SETIYANI 9 SUGIYANTA 10 SITI AMINAH

11 ENNI SUPRIAWATI 12 SUSI ANDAJANI 13 TITIK PURWO

14 AJRUN MUKHORAN

15 HARSONO 16 BASUKI

17 SLAMET YUDONO

18 MARDALENA

19 KUSNO TRI BASUKI

20 RATNO PURWANTO

Tabel 4.5 Pengkodean tabel Kelas

Tabel 4.6 Pengkodean tabel Ruang

Kode Nama Ruang

Tabel 4.7 Pengkodean tabel Mata Pelajaran

Kode Mata Pelajaran 1 Matematika

Tabel 4.8 Pengkodean tabel Hari

Kode Hari

Tabel 4.9 Pengkodean tabel Jam

Kode Jam

1 07.00-09.00 2 09.00-11.00 3 11.00-14.00 4 14.00-16.00

Tabel 4.10 Pengkodean tabel Jurusan

Kode Nama Jurusan

1 Umum

2 IPA

3 IPS

Tabel 4.11 Pengkodean tabel Waktu

Kode

54

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 7 Selasa 11.00-14.00

2. Pembangkitan Populasi Awal

Tabel 4.12 Urutan Pebentukan Kromosom

Gen

Kromosom 1 :

Kromosom 2 :

3. Seleksi dan Evaluasi Nilai Fitness

𝐹𝑖𝑡𝑛𝑒𝑠𝑠 = 1

1 + (ÎŁG + ÎŁC) Ket :

• G = Bentrok guru sama diwaktu yang sama.

• C = Bentrok kelas sama diwaktu yang sama.

Misal ketika membandingkan gen 1 dan 2 :

Jika guru sama, dan waktu sama maka bentrok (ClashGuru+1) Jika kelas sama, dan waktu sama maka bentrok (ClashKelas+1)

Gen 1 dibandingkan dengan Gen 2 Kromosom 1 :

𝐹𝑖𝑡𝑛𝑒𝑠𝑠 = 1

1+(1+0) = 0,5

Gen 1 dibandingkan dengan Gen 2 Kromosom 2 :

𝐹𝑖𝑡𝑛𝑒𝑠𝑠 = 1

1+(0+1) = 0,5

4. Crossover

Menukarkan gen antar dua kromosom.

Kromosom 1 :

Kromosom 2 :

CROSSOVER

Kromosom 1 :

Kromosom 2 : Masih terdapat bentrok

1,1 2,1

3,6 4,6

1,1 2,1

3,6 4,6

1,6 2,6 3,1 4,1

56

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 5. Mutasi

Perubahan susunan gen di dalam kromosom, yang diubah hanya gen waktu saja.

Kromosom 1 :

Kromosom 2 :

MUTASI

Membangkitkan bilangan acak Kromosom 1 :

Kromosom 2 :

Jadwal yang sudah tidak bentrok dengan menerapkan perhitungan algoritma genetika :

Kromosom 1 : Kromosom 2 :

Tabel 4.13 Jadwal sesudah menerapkan perhitungan algoritma genetika

Hari Jam Kelas Mata

Pelajaran Ruang Guru Selasa 09.00-11.00 11ipa.A b. Indonesia 11ipa.A SUNDARWATI Senin 07.00-09.00 10.B b. Indonesia 10.B SUNDARWATI Senin 07.00-09.00 12ipa.B Fisika Lab

Fisika

SRI MULYONO Selasa 09.00-11.00 12ipa.B Fisika Lab

Fisika

SULASMI 1,6 2,6

3,1 4,1

1,6 2,1 3,1 4,6

1,6 2,1 3,1 4,6

2 3 4 4 6 2 3 2 2 1 7 4 8 11 1 3 4 8 11 6

4.2.2 Desain UML

Perancangan aplikasi ini peneliti melakukan perancangan dengan menggunakan UML yang terdiri dari Usecase diagram, Activity diagram, Sequence diagram dan Class diagram.

4.2.2.1 Identifikasi Usecase dan Aktor

Usecase diagram dapat dibuat setelah peneliti melakukan identifikasi aktor dan identifikasi kebutuhan Usecase. Berdasarkan penjelasan pada bab sebelumnya Usecase mencakup aliran-aliran kerja (workflow) dalam sistem (bersifat internal) sedangkan aktor-aktor mencakup segala sesuatu yang ada di luar sistem (bersifat eksternal). Pemodelan sistem dilakukan untuk mendeskripsikan Usecase apa saja dan aktor yang akan terlibat dalam analisis sistem usulan. Berikut ini informasi detail mengenai identifikasi aktor dan identifikasi kebutuhan Usecase :

Tabel 4.14 : Requiement, aktor dan Usecase

Requirement Aktor Usecase

1. Bagian akademik meng-input data ke sistem.

Akademik Menambah, melihat, mengubah, mencari data jurusan, hari, jam, guru, ruang, kelas, mata pelajaran.

Dan mencetak jadwal.

2. Guru melihat jadwal ajar.

Guru Melihat dan mencetak jadwal ajar.

4.2.2.2 Usecase Diagram

Berikut ini merupakan Usecase diagram dari sistem usulan penjadwalan belajar mengajar menggunakan algoritma genetika :

58

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Gambar 4.5 Usecase Diagram Akademik

Gambar 4.6 Usecase Diagram Guru

Gambar 4.5 dan gambar 4.6 menjelaskan mengenai Usecase pada aplikasi penjadwalan, dimana akademik dan guru sebagai aktor. Berikut adalah skenario narasi Usecase diagram.

4.2.2.3 Usecase Scenario

Usecase Scenario mendefinisikan apa yang dilakukan oleh sistem ketika aktor mengaktifkan Usecase. Struktur dari Usecase Scenario ini terdiri dari:

1. Nama Usecase.

2. Aktor yang terlibat.

3. Pre-condition yang penting bagi Usecase untuk memulai.

4. Deskripsi rinci dari aliran kejadian yang terdiri dari :

• Main flow dari kejadian yang bisa dirinci lagi menjadi sub flow dari kejadian (sub flow bisa dibagi lagi lebih jauh menjadi sub flow yang lebih kecil agar dokumen lebih mudah dibaca dan dimengerti).

• Alternative flow untuk mendefinisikan situasi perkecualian.

• Post-condition yang menjelaskan state dari sistem setelah usecase berakhir.

Tabel 4.15 : Usecase Login

Usecase Name Login

Actor Akademik, Guru

Description

Menjelaskan seorang aktor yang akan masuk kedalam aplikasi melalui proses Login dengan memasukan username dan password.

Pre-condition Aktor harus memiliki Username dan password yang telah terdaftar di dalam aplikasi.

Typical course of events

Actor Action System Response 1. Membuka aplikasi

penjadwalan

2. Membuka halaman Login

60

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sesuai otentifikasi aktor

Alternate Course

Jika terjadi kesalahan/ketidakcocokan otentifikasi Username dan password, maka sistem akan menampilkan pesan kesalahan.

Post-condition Aktor berhasil masuk kedalam sistem.

Tabel 4.16 : Usecase memproses data User

Usecase Name Memproses data User

Actor Akademik

Description

Usecase ini menggambarkan aktor dapat menampilkan atau mengelola data informasi dengan menambah, mengekspor, merubah, menghapus dan mencari data informasi User pada aplikasi penjadwalan.

Pre-condition Tabel dan Form data User telah ada dalam aplikasi.

Typical course of events

Actor Action System Response 1. Memilih menu

User

2. Menampilkan tabel dan informasi User

7. Menampilkan data yang sudah di input kan.

Alternate Course Jika terjadi kesalahan saat menambahkan data maka sistem akan menampilkan pesan kesalahan.

Post-condition Data berhasil tersimpan kedalam sistem.

Tabel 4.17 : Usecase memproses data Jurusan

Usecase Name Memproses data Jurusan

Actor Akademik

Description

Usecase ini menggambarkan aktor dapat menampilkan atau mengelola data Informasi dengan menambah, merubah dan mencari data Informasi jurusan pada aplikasi penjadwalan.

Pre-condition Tabel dan Form data jurusan telah ada dalam aplikasi.

Typical course of events

Actor Action System Response

1. Memilih menu jurusan

2. Menampilkan tabel dan Informasi

62

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 7. Menampilkan data

yang sudah diinputkan.

Alternate Course Jika terjadi kesalahan saat menambahkan data maka sistem akan menampilkan pesan kesalahan.

Post-condition Data berhasil tersimpan kedalam sistem.

Tabel 4.18 : Usecase memproses data Ruang

Usecase Name Memproses data Ruang

Actor Akademik

Description

Usecase ini menggambarkan aktor dapat menampilkan atau mengelola data informasi dengan menambah, merubah dan mencari data informasi ruang pada aplikasi penjadwalan.

Pre-condition Tabel dan Form data ruang telah ada dalam aplikasi.

Typical course of events

Actor Action System Response

1. Memilih menu ruang

2. Menampilkan tabel dan informasi

7. Menampilkan data yang sudah di-input kan.

Alternate Course Jika terjadi kesalahan saat menambahkan data maka sistem akan menampilkan pesan kesalahan.

Post-condition Data berhasil tersimpan kedalam sistem.

Tabel 4.19 : Usecase memproses data Hari

Usecase Name Memproses data Hari

Actor Akademik

Description

Usecase ini menggambarkan aktor dapat menampilkan atau mengelola data informasi dengan menambah, merubah dan mencari data informasi hari pada aplikasi penjadwalan.

Pre-condition Tabel dan Form data hari telah ada dalam aplikasi.

Typical course of events

Actor Action System Response

1. Memilih menu hari 2. Menampilkan tabel dan informasi hari

7. Menampilkan data yang sudah di input kan.

64

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Alternate Course Jika terjadi kesalahan saat menambahkan data

maka sistem akan menampilkan pesan kesalahan.

Post-condition Data berhasil tersimpan kedalam sistem.

Tabel 4.20 : Usecase memproses data Jam

Usecase Name Memproses data Jam

Actor Akademik

Description

Usecase ini menggambarkan aktor dapat menampilkan atau mengelola data informasi dengan menambah, merubah dan mencari data informasi jam pada aplikasi penjadwalan.

Pre-condition Tabel dan Form data jam telah ada dalam aplikasi.

Typical course of events

Actor Action System Response

1. Memilih menu jam 2. Menampilkan tabel

7. Menampilkan data yang sudah di input kan.

Alternate Course Jika terjadi kesalahan saat menambahkan data maka sistem akan menampilkan pesan kesalahan.

Post-condition Data berhasil tersimpan kedalam sistem.

Tabel 4.21 : Usecase memproses data Kelas

Usecase Name Memproses data Kelas

Actor Akademik

Description

Usecase ini menggambarkan aktor dapat menampilkan atau mengelola data informasi dengan menambah, merubah, menghapus dan mencari data informasi kelas pada aplikasi penjadwalan.

Pre-condition Tabel dan Form data kelas telah ada dalam aplikasi.

Typical course of events

Actor Action System Response

1. Memilih menu kelas

2. Menampilkan tabel dan informasi

7. Menampilkan data yang sudah di input kan.

Alternate Course Jika terjadi kesalahan saat menambahkan data maka sistem akan menampilkan pesan kesalahan.

Post-condition Data berhasil tersimpan kedalam sistem.

66

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tabel 4.22 : Usecase memproses data Guru

Usecase Name Memproses data Guru

Actor Akademik

Description

Usecase ini menggambarkan aktor dapat menampilkan atau mengelola data informasi dengan menambah, mengekspor, merubah dan mencari data informasi guru pada aplikasi penjadwalan.

Pre-condition Tabel dan Form data guru telah ada dalam aplikasi.

Typical course of events

Actor Action System Response 1. Memilih menu

guru

2. Menampilkan tabel dan informasi guru

2. Menampilkan tabel dan informasi guru