• Tidak ada hasil yang ditemukan

Alur Penanganan Anak Terlantar di Kota Madiun

Dalam dokumen BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN (Halaman 24-55)

Tindakan menelantarkan anak, secara tidak langsung merupakan suatu tindak kekerasan. Hal ini dikarenakan tindakan tersebut dapat membuat anak kehilangan beberapa hak dasar mereka. Meskipun akibat dari kekerasan yang diterima oleh anak terlantar kemungkinan tidak dapat terlihat secara langsung.

Maka dari itu, diperlukan adanya pihak-pihak yang bertanggungjawab untuk menangani permasalahan mengenai anak terlantar tersebut. Dengan adanya pihak-pihak tersebut diharapkan anak-anak akan lebih terlindungi. Dalam kasus anak terlantar di Kota Madiun, pihak yang berhak untuk menangani adalah Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (Dinsos, PP, dan PA).

Permasalahan mengenai anak terlantar ditangani oleh dua bidang sekaligus, yaitu Bidang Sosial dan Bidang Perlindungan Anak. Dalam Bidang Sosial sudah jelas jika kasus anak terlantar masuk ke dalam salah satu program mereka, yaitu Program Kesejahteraan Sosial Anak (PKSA), sedangkan dalam Bidang Perlindungan Anak, kasus anak terlantar masuk ke dalam program peningkatan kualitas hidup perempuan dan anak terhadap tindak kekerasan.

Kedua bidang tersebut, yaitu Bidang Sosial khususnya Sakti Peksos bersama dengan Bidang Perlindungan Anak Dinas Sosial, PP, dan PA Kota Madiun bekerja sama dalam menangani kasus-kasus anak terlantar dan memenuhi kembali hak-hak mereka. Sedangkan untuk menangani kasus penelantaran terhadap anak tentunya harus melalui beberapa tahapan, berikut ini adalah bagan yang menunjukkan alur penanganan kasus anak terlantar :

commit to user

64 Bagan 4.1 Alur Penanganan Anak Terlantar di Kota Madiun

(Sumber : Data Primer, diolah pada Oktober 2018) a. Penerimaan laporan kasus

Dalam penerimaan laporan kasus anak terlantar, Dinas Sosial, PP, dan PA mendapatkan informasi melalui dua cara, yaitu melalui pengaduan langsung dari masyarakat dan informasi yang didapat dari sosial media. Seperti yang dikatakan oleh salah satu narasumber, yaitu Ibu Lusi :

“Kalo aku bisa aja dapet informasi dari lingkungan sekitar ... Trus bisa juga dapat info dari sosmed, kemaren kan ada yang viral di Facebook itu ada anak terlantar secara ekonominya ... Jadi kalo soal tau kasus darimana yaa itu ada dua jalur, jalur pengaduan dan informasi.” (wawancara dengan Ibu Lusi selaku petugas Sakti Peksos, Agustus 2018)

commit to user

65 Saat melakukan pengaduan masalah anak terlantar, masyarakat bisa secara langsung datang ke kantor Dinas Sosial, PP, dan PA. Kemudian, nantinya akan diarahkan oleh petugas untuk langsung menghadap ke Bidang Perlindungan Anak untuk melakukan pembahasan permasalahan anak terlantar tersebut. Selain itu, masyarakat bisa menemui petugas Sakti Peksos secara langsung untuk melaporkan kasus penelantaran anak yang terjadi. Sedangkan untuk melalui media sosial, petugas Bidang PA maupun Sakti Peksos dapat mengetahui kasus anak terlantar melalui berita yang dibagikan oleh masyarakat di sosial media.

Kemudian, barulah Sakti Peksos dan Bidang PA melakukan tindak lanjut atas permasalahan tersebut.

b. Tracing

Setelah mendapatkan informasi mengenai kasus, tahap kedua yang harus dilakukan adalah tracing atau penelusuran. Memang tidak begitu banyak hal yang dilakukan oleh Sakti Peksos dalam proses tracing ini, karena dalam proses ini mereka baru memasuki tahap pencarian informasi mengenai kebenaran akan kasus yang telah diterima oleh mereka. Apabila kasus tersebut benar terjadi, maka Sakti Peksos akan mencari tahu informasi lanjutan mengenai waktu dan juga lokasi terjadinya kasus yang menyebabkan anak menjadi terlantar. Setelah mendapatkan informasi secara lengkap, pihak Sakti Peksos akan datang langsung ke tempat tinggal anak korban penelantaran untuk melihat secara langsung kondisi keluarga dan anak tersebut. Kemudian, Sakti Peksos akan menemui keluarga atau kerabat korban untuk melakukan diskusi tentang penyebab dan akibat dari terjadinya penelantaran tersebut untuk mempermudah dalam melakukan tindak lanjut kasus yang terjadi. Sedangkan untuk Bidang PA, setelah menerima laporan kasus maka Bidang PA akan melakukan pertemuan bersama dengan pelapor dari kasus tersebut, korban, dan Tim PPT untuk berdiskusi mengenai permasalahan yang sedang terjadi dan dampaknya terhadap anak.

commit to user

66 c. Assessment

Setelah melakukan diskusi bersama, tahap ketiga yaitu assessment.

Assessment merupakan tahap dimana baik Bidang PA maupun Sakti Peksos mengadakan pertemuan dengan pihak-pihak yang terkait dengan penanganan kasus untuk mengklasifikasikan fasilitas apa saja yang dibutuhkan bagi korban penelantaran. Assessment dilakukan kepada anak dan juga orangtua atau kerabat anak korban penelantaran. Untuk assessment terhadap kondisi anak, mencakup hal-hal yang berkaitan dengan identitas, pendidikan, kesehatan, kondisi fisik, mental, dan sosial anak. Sedangkan assessment kondisi keluarga atau kerabat anak korban penelantaran mencakup masalah-masalah yang terkait dengan pengasuhan anak dan sumber-sumber yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan anak sehari-hari. Setelah assessment berhasil dilakukan, anak dan keluarga bersama dengan petugas Sakti Peksos akan memutuskan apa saja pelayanan atau fasilitas yang tepat dan sesuai untuk memenuhi kebutuhan pengasuhan anak nantinya.

Seperti yang dikatakan oleh Bapak Mahendra selaku Kepala Bidang Perlindungan Anak Kota Madiun :

“Anak-anak yang ditelantarkan tentu saja memang kita memberikan fasilitas.. nanti kita mintakan bantuan kepada bidang lain ... Jadi kita nggak memberikan bantuan fisik, itu tidak. Jadi kita kan punya jejaring yaa nanti kita salurkan dia kepada tempat-tempat yang memang dia butuhkan.” (wawancara dengan Bapak Mahendra selaku Kepala Bidang Perlindungan Perempuan dan Hak Anak, Agustus 2018)

Dalam melakukan assessment, dapat dikatakan berhasil apabila sudah teridentifikasinya permasalahan dan kebutuhan anak, keluarga, komunitas, serta teridentifikasinya kebijakan-kebijakan terkait dengan upaya perlindungan anak. Namun, peran dinas hanya sebagai perantara untuk mengakses fasilitas tersebut. Dinsos, PP, dan PA bekerjasama dengan dinas lain untuk membantu para

commit to user

67 anak korban penelantaran dalam mengakses fasilitas yang memang sepantasnya mereka dapatkan.

d. Fasilitasi kebutuhan anak terlantar

Setelah menerima pengaduan, tracing, dan assessment, Sakti Peksos dan Bidang PA akan mengklasifikasikan hak-hak anak yang belum didapatkan sebagaimana mestinya. Kemudian, korban penelantaran nantinya akan disalurkan berdasarkan aspek-aspek yang sesuai dengan hasil assessment yang sudah dilakukan sebelumnya untuk membantu memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar anak. Anak-anak ini nantinya akan mendapatkan berupa bantuan materiil dan non materiil. Untuk di Bidang PA sendiri, bantuan yang diberikan berupa bantuan non materiil. Seperti yang dikatakan oleh Bapak Mahendra selaku Kepala Bidang Perlindungan Perempuan dan Hak Anak Kota Madiun :

“Kalo untuk kasus penelantaran, kekerasan itu ndak ada bantuan dana, yaa cuma bantuan fasilitasi mediasi aja, nggak pernah mengeluarkan dana.” (wawancara dengan Bapak Mahendra selaku Kepala Bidang Perlindungan Perempuan dan Hak Anak, Agustus 2018)

Bentuk bantuan yang diberikan oleh Bidang PA berupa konsultasi untuk mencari solusi dari permasalahan yang terjadi. Mereka juga memberikan pendampingan psikologis untuk anak-anak. Pendampingan ini dilakukan untuk mengetahui kondisi kesehatan mental anak-anak. Selain itu, pendampingan ini juga dilakukan untuk menghindari atau membantu memulihkan trauma yang mungkin dialami oleh anak-anak. Sedangkan dari Sakti Peksos, perantara dan pendamping dalam mengakses fasilitas-fasilitas yang memang dibutuhkan anak-anak. Mereka juga menjadi perantara serta pendamping dalam penyaluran bantuan dana dari pemerintah kepada anak-anak terlantar ini. Sakti Peksos dan Bidang PA akan memberikan arahan kepada orangtua, keluarga, atau wali dari anak korban penelantaran tentang apa dan bagaimana alur yang harus dilakukan untuk mendapatkan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan anak tersebut. commit to user

68 Dinas Sosial, PP, dan PA tentunya menjalin kerjasama dengan beberapa dinas yang lain, diantaranya Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, serta Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil untuk memenuhi kebutuhan dasar anak. Selain menjalin kerjasama dengan beberapa dinas lain, Dinas Sosial, PP, dan PA juga menjalin kerjasama dengan Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA). LKSA merupakan lembaga-lembaga kesejahteraan sosial yang dibentuk oleh pemerintah, pemerintah daerah, atau pun masyarakat yang melakukan pengasuhan anak, seperti panti asuhan atau panti sosial.

e. Controlling

Kewajiban lain dari Sakti Peksos yaitu juga melakukan pengawasan dan kontrol terhadap panti yang dilakukan secara rutin tiap bulannya. Seperti yang dikatakan oleh salah satu narasumber Ibu Lusi yang merupakan petugas Sakti Peksos Kota Madiun :

“Itu minimalnya satu bulan sekali.. tapi kan kita bisa lebih dari itu.

Tapi kadang-kadang kan bisa sampe sebulan 3 kali gitu. Karna kan kalo ada kasus gitu kan pasti butuh ketemu.” (wawancara dengan Ibu Lusi selaku petugas Sakti Peksos Kota Madiun, Agustus 2018) Sakti Peksos akan datang mengunjungi panti untuk melihat secara langsung keadaan anak-anak. Selain itu, Sakti Peksos juga akan terus memantau pemanfaatan dana bantuan untuk panti, mulai dari proses persiapan penerimaan hingga dana bantuan tersebut benar-benar diterima oleh pihak panti yang nantinya akan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan anak-anak. Kemudian, Sakti Peksos juga akan melakukan pengawasan dan pengecekan apakah dana bantuan yang telah diterima benar-benar dimanfaatkan sebagaimana mestinya. Apabila terdapat kendala-kendala dalam kepengurusan anak-anak di panti, para pengurus juga akan berdiskusi dengan Sakti Peksos untuk mencari jalan keluar dari permasalahan tersebut. Semua hasil controlling yang dilakukan Sakti Peksos akan dilaporkan kepada Bidang Sosial dan juga Bidang PA. Sama halnya dengan Sakti Peksos, dalam menangani kasus anak terlantar, Bidang PA berperan sebagai commit to user

69 mediator saja. Seperti yang dijelaskan oleh Bapak Mahendra selaku Kepala Bidang Perlindungan Anak :

“Iyaa, cuma penyelesaian masalah aja. Jadi, ya memediasi kedua pihak. Mediator ... Kalo untuk kasus anak yang ditelantarkan itu ya kita lihat dulu keluarganya, jadi misal keluarganya tidak dinafkahi, tidak disekolahkan, tidak diberikan apapun. Itu nanti kita fasillitasi....” (wawancara dengan Bapak Mahendra selaku Kepala Bidang Perlindungan Perempuan dan Hak Anak, Agustus 2018) Bidang PA akan memberikan fasilitasi kepada anak-anak terlantar, sama seperti halnya dengan Sakti Peksos. Namun, semua fasilitas yang diberikan juga akan tetap dipantau pemanfaatannya agar tidak terjadi penyalahgunaan.

Selain itu, bantuan fasilitasi yang diberikan oleh Bidang PA hanya bersifat sementara. Setelah anak berumur lebih dari 18 tahun semua bantuan akan diberhentikan, karena dianggap telah melewati bata usia anak. Namun, apabila setelah melewati batas usia anak tetapi mereka belum juga mendapatkan pekerjaan, maka anak tersebut akan disalurkan dengan Dinas Tenaga Kerja untuk mengikuti pelatihan-pelatihan ketenagakerjaan dengan harapan anak-anak tersebut segera mendapatkan pekerjaan yang layak dan sesuai potensi masing-masing.

commit to user

70 8. Upaya Perlindungan Anak Terlantar di Kota Madiun

Setelah menerima pengaduan, tracing, dan assessment, Sakti Peksos dan Bidang PA akan mengklasifikasikan hak-hak anak yang belum didapatkan sebagaimana mestinya. Kemudian, korban penelantaran nantinya akan disalurkan berdasarkan aspek-aspek yang sesuai dengan assessment yang sudah dilakukan sebelumnya untuk membantu memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar anak.

Berikut ini merupakan upaya-upaya perlindungan yang ditempuh oleh setiap instansi di Kota Madiun :

a. Pemerintah Kota Madiun

Melalui Peraturan Walikota Madiun Nomor 27 Tahun 2018 Tentang Perubahan Atas Peraturan Walikota Madiun Nomor 35 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Rincian Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak, memberikan wewenang kepada Dinsos, PP, dan PA salah satunya adalah untuk melaksanakan kebijakan, pelaksanaan bimbingan teknis, serta pemantauan dan evaluasi pelaksanaan rehabilitasi sosial anak terlantar. Berdasarkan peraturan tersebut, Dinsos, PP, dan PA membentuk Program Kesejahteraan Sosial Anak (PKSA).

PKSA adalah upaya yang terarah, terpadu, dan berkelanjutan yang dilakukan pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam bentuk pelayanan sosial guna memenuhi kebutuhan dasar anak, meliputi bantuan pemenuhan kebutuhan dasar, aksesibilitas pelayanan sosial dasar, penguatan orangtua atau keluarga, dan penguatan lembaga kesejahteraan sosial anak. Salah satu permasalahan yang ditangani dalam PKSA ini adalah kasus anak terlantar.

Pemerintah bersama dengan beberapa dinas terkait saling bekerjasama untuk mengurangi jumlah kasus anak terlantar di Kota Madiun. Selain bekerjasama dengan dinas-dinas yang ada, Pemerintah Kota Madiun juga bekerjasama dengan Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA), salah satunya adalah Panti Asuhan Siti Hajar. Panti asuhan inilah yang menampung dan mengasuh anak-anak terlantar yang membutuhkan kehidupan yang lebih baik. commit to user

71 Jalinan kerjasama yang terdapat dalam Pemerintah Kota Madiun dapat digambarkan sebagai berikut :

Bagan 4.2 Jalinan Kerjasama Pemerintah Kota Madiun (Sumber : Data Primer, diolah pada Juni 2020)

Salah satu upaya Pemerintah Kota Madiun untuk melindungi anak-anak terlantar adalah dengan memberikan bantuan dana sosial, yaitu Tabungan Sosial Anak atau yang lebih dikenal dengan sebutan TASA. Bantuan dana TASA ini dirancang untuk menjangkau anak-anak yang memiliki masalah sosial, sehingga mereka dapat menikmati kehidupan dan berada dalam lingkungan pengasuhan yang memungkinkannya untuk tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai potensi masing-masing. Dana bantuan yang diperoleh, dimanfaatkan untuk kebutuhan penambahan gizi anak dan juga kebutuhan lain sesuai dengan assessment terhadap anak yang sudah dilakukan sebelumnya. Sedangkan sumber pendaaan untuk bantuan TASA ini berasal dari APBN Direktorat Rehabilitasi Sosial Anak, APBD Provinsi, dan APBD Kabupaten atau Kota. Untuk memperoleh dana bantuan TASA, juga harus melalui beberapa tahapan dan proses yang harus ditempuh. Seperti yang dikatakan oleh Ibu Eko selaku pengurus Panti Asuhan Siti Hajar :

Pemerintah Kota Madiun

Sakti Peksos

LKSA Dinsos, PP, dan PA

commit to user

72 “Yaa itu sistemnya mengusulkan proposal ke provinsi.. jadi berjenjang, dari kota dulu, nanti ke provinsi, dari provinsi nanti baru ke kementrian. Trus langsung dari kementrian itu nanti kan ada kuota.

Nanti dari kementrian itu di SK kan lagi ke provinsi, jadi kembali lagi gitu.” (wawancara dengan Ibu Eko selaku pengurus Panti Asuhan Siti Hajar, Agustus 2018)

Selain itu, panti juga harus membuat peringkat untuk anak-anak yang dinilai berhak menerima bantuan tersebut sesuai dengan assessment yang sudah dilakukan sebelumnya. Anak-anak yang dinilai membutuhkan lebih banyak penanganan dan juga fasilitasi, akan mendapatkan urutan atas. Sehingga tentunya jumlah bantuan dana yang diterima oleh tiap anak nantinya akan berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan masing-masing anak. Selain itu, untuk jumlah dana yang diterima juga akan berbeda pula tiap tahunnya, sesuai dengan petunjuk pelaksanaan (juklak) dan petunjuk teknis (juknis) yang ada. Dana bantuan TASA yang telah diterima, nantinya akan digunakan untuk kebutuhan pangan anak-anak terlantar dan diterima dalam bentuk tabungan. Seperti yang dikatakan oleh Ibu Lusi yang merupakan petugas Sakti Peksos Kota Madiun :

“Penerimaannya dalam bentuk uang yang ditransfer nanti dibelanjakan untuk kebutuhan makanan anak. Kemudian ada dana dekon, itu juga sumbernya dari Kementrian Sosial langsung. Itu juga dalam bentuk pembuatan buku tabungan per anak...” (wawancara dengan Ibu Lusi selaku petugas Sakti Peksos, Agustus 2018)

Pemerintah Kota Madiun berkoordinasi dengan Dinsos, PP, dan PA untuk melakukan pengawasan dan pendampingan dalam menyalurkan bantuan dana sosial. Dinsos, PP, dan PA memiliki wewenang dan kewajiban untuk melakukan pendampingan serta pengawasan selama proses penyaluran dana sosial untuk anak-anak terlantar ini. Sakti Peksos lah yang nantinya melakukan sosialisasi serta pendampingan secara langsung kepada para pengurus panti asuhan selaku wali dari anak-anak terlantar tersebut. Pendampingan dilakukan commit to user

73 mulai dari tahap awal saat penyusunan berkas-berkas yang dibutuhkan sampai dengan tahap pengambilan dana bantuan yang berupa tabungan. Setelah penerimaan bantuan, Sakti Peksos wajib untuk melakukan pengawasan terhadap pemanfaatan dana yang sudah diberikan agar dana tersebut dapat dimanfaatkan sesuai kebutuhan anak-anak terlantar yang ada di panti asuhan. Para pengurus wajib memberikan laporan pemanfaatan dana tersebut. Kemudian, nantinya Sakti Peksos pun memberikan laporan tersebut kepada Pemerintah Kota Madiun sebagai bukti bahwa dana yang diberikan sudah dimanfaatkan sebagaimana mestinya.

b. Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Dinsos, PP, dan PA tentunya memiliki beberapa bidang dengan peranannya masing-masing. Dalam upaya untuk melakukan perlindungan anak terlantar di Kota Madiun, terdapat dua bidang yang terlibat, yaitu Bidang Perlindungan Anak dan Bidang Sosial. Dinsos, PP, dan PA juga melibatkan pihak luar untuk menangani permasalahan anak terlantar di Kota Madiun. Terdapat beberapa dinas lain yang menjalin kerja sama dengan Dinsos, PP, dan PA. Selain itu, juga terdapat Lembaga Kesejahteraan Anak (LKSA) yang terlibat. Apabila digambarkan, berikut adalah bentuk jalinan kerjasama yang terdapat dalam Dinsos, PP, dan PA Kota Madiun:

commit to user

74 Bagan 4.3 Jalinan kerjasama Dinsos, PP, dan PA

(Sumber : Data Primer, diolah pada Juni 2020)

Bidang Perlindungan Anak bertugas untuk melakukan konsultasi serta pendampingan untuk psikologis anak-anak. Bidang PA bekerjasama dengan Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) Midumasjati Kota Madiun untuk pendampingan ini.

Beberapa anggota dari tim teknis PPT ini adalah psikolog. Sehingga memang pendampingan ini lebih fokus hal psikologis anak. Hal ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya permasalahan terhadap psikologi anak. Selain itu, pendampingan tersebut juga untuk mencegah terjadinya trauma yang dapat terjadi pada anak-anak sebagai dampak dari tindakan penelantaran. Pendampingan ini dilaksanakan setelah Bidang PA bersama Sakti Peksos melakukan assessment terhadap kasus anak terlantar.

Sedangkan Bidang Sosial memiliki Sakti Peksos sebagai petugas yang terjun langsung ke lapangan untuk melakukan tugas-tugasnya. Upaya yang ditempuh oleh Sakti Peksos adalah dengan melaksanakan tracing, assessment, hingga pendampingan penyaluran bantuan yang dibutuhkan oleh anak-anak terlantar. Sakti Peksos yang menjadi penghubung antara anak-anak terlantar dengan beberapa dinas lain untuk memenuhi kebutuhan mereka. Jalinan Dinsos, PP, dan PA

PPT Midumasjati Sakti Peksos

Panti Asuhan Dinas lain :

Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Anak Terlantar

commit to user

75 kerjasama dilakukan berdasarkan kebutuhan anak-anak, baik dalam bidang pendidikan, kesehatan, dan sebagainya.

Setelah melakukan tracing dan assessment, Sakti Peksos akan menemukan permasalahan-permasalahan yang harus mereka tangani. Kemudian, akan dibuat pemetaan untuk permasalahan-permasalahan yang terjadi. Sakti Peksos akan mengutamakan permasalahan yang dinilai darurat dan harus segera ditemukan solusinya. Dalam menyelesaikan permasalahan yang terjadi, Dinas Sosial, PP, dan PA tidak serta merta membawa kasus tersebut ke kepolisian atau persidangan. Penyelesaian masalah dilakukan dengan jalan kekeluargaan terlebih dahulu dan juga mengutamakan jalur mediasi dari kedua pihak yang bermasalah.

Seperti yang dijelaskan oleh Bapak Mahendra selaku Kepala Bidang Perlindungan Anak :

“…Jadi, ya kita memediasi kedua pihak. Mediator. Kan kadang susah yaa, ada yang perebutan anak juga...” (wawancara dengan Bapak Mahendra selaku Kepala Bidang Perlindungan Perempuan dan Hak Anak, Agustus 2018)

Mediasi dilakukan dengan cara mempertemukan pihak korban dan pelaku untuk melakukan diskusi dan mencari solusi permasalahan yang terjadi.

Sehingga pihak Dinas Sosial, PP, dan PA berperan sebagai mediator antara kedua belah pihak yang bermasalah. Pada saat proses mediasi, biasanya akan didampingi salah satu psikolog dari tim pengelola PPT Midumasjati yang nantinya bertugas untuk memetakan kebutuhan psikologis antara kedua belah pihak. Sejauh ini, melalui jalur mediasi ini masalah-masalah terkait anak-anak terlantar dapat terselesaikan dengan baik. Tetapi, tidak menutup kemungkinan untuk menyelesaikan permasalahan anak-anak terlantar harus ditempuh dengan jalur hukum. Misal, anak sudah terlantar, orangtua bercerai dan terjadi perebutan hak asuh anak. Dalam kasus ini, dibutuhkan peran kepolisian dan dibawa ke jalur hukum.

commit to user

76 Selama diskusi masih terus berlanjut dan belum menemukan jalan keluarnya, tim dari PPT akan selalu melakukan pengawasan dan juga pendampingan. Selain menjadi konsultan dan juga pendamping, mereka juga bersedia untuk menjadi tempat bercerita bagi para korban. Hal ini juga berlaku bagi Sakti Peksos yang juga tidak jarang menjadi tempat bercerita bagi anak-anak korban penelantaran. Sakti Peksos juga berperan sebagai fasilitator terkait dengan bantuan dari Dinas Sosial, PP, dan PA maupun dari pemerintah tingkat provinsi.

Mereka akan memberikan pendampingan mulai dari pengajuan proposal sampai dana bantuan tersebut diterima oleh anak-anak.

c. Panti Asuhan

Untuk menampung dan merawat anak-anak dengan kondisi tertentu, seperti sama sekali tidak diketahui asal usul keluarganya atau mereka memiliki keluarga tetapi tidak berkecukupan untuk memenuhi kebutuhan dasar anak, Dinas Sosial, PP, dan PA menjalin kerjasama dengan Lembaga Kesejahteraan Anak (LKSA) yang ada di Kota Madiun. LKSA yang terlibat dalam upaya perlindungan ini adalah panti asuhan. Untuk Kota Madiun, panti asuhan utama yang menjalin kerjasama dengan Dinsos, PP, dan PA adalah Panti Asuhan Siti Hajar. Panti Asuhan Siti Hajar ini terletak di Jl. Jonggrang II No.8A, Patihan, Manguharjo, Kota Madiun. Panti asuhan tersebut sudah menjalin kerjasama dengan dinas

Untuk menampung dan merawat anak-anak dengan kondisi tertentu, seperti sama sekali tidak diketahui asal usul keluarganya atau mereka memiliki keluarga tetapi tidak berkecukupan untuk memenuhi kebutuhan dasar anak, Dinas Sosial, PP, dan PA menjalin kerjasama dengan Lembaga Kesejahteraan Anak (LKSA) yang ada di Kota Madiun. LKSA yang terlibat dalam upaya perlindungan ini adalah panti asuhan. Untuk Kota Madiun, panti asuhan utama yang menjalin kerjasama dengan Dinsos, PP, dan PA adalah Panti Asuhan Siti Hajar. Panti Asuhan Siti Hajar ini terletak di Jl. Jonggrang II No.8A, Patihan, Manguharjo, Kota Madiun. Panti asuhan tersebut sudah menjalin kerjasama dengan dinas

Dalam dokumen BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN (Halaman 24-55)

Dokumen terkait