ANALISA DESAIN
PENJUAL KARCIS
PENJUAL KARCIS
Bagan 6
Alur sirkulasi aktivitas pengunjung home theater
( sumber : analisa penulis ) Bagan 7
Alur sirkulasi aktivitas kasir Cinerama
( sumber : analisa penulis )
Datang Ganti baju kerja Persiapan kerja Melayani Pembelian tiket
Istirahat siang
PULANG Datang
Melihat film /memilih film yang akan ditonton
Ke ruang Home theater Melihat/membeli marchandise Menonton film Buang air kecil/besar Pergi
Bagan 8
Alur sirkulasi aktivitas karyawan Cinerama
( sumber : analisa penulis )
2. Sistem Operasional
Sistem operasional yang dimaksudkan dalam hal ini adalah waktu atau jam operasional dari Cinerama ini yang terdiri dari :
Pengunjung :
Senin – minggu jam 09.00-22.00 Pengelola :
Senin – minggu jam 08.00-23.00 3. Kebutuhan Ruang
a. Dasar Pertimbangan
Dasar pertimbangan untuk menentukan kebutuhan ruang adalah tuntutan akan pewadahan aktifitas atau kegiatan dengan tinjauan pada :
Datang absen kerja rapat direksi
Istirahat siang
2). Pola kegiatan 3). Karakter kegiatan b. Pendekatan Kebutuhan Ruang
Kebutuhan macam ruang untuk perancangan gedung cinerama di Surakarta adalah sebagai berikut :
1). Lobby 2). R. Kantor 3). R. Kontrol 4). R. theater 5). Otlet-otlet penjualan 6). Gudang 7). Lavatory
c. Pengelompokan Kebutuhan Ruang
Untuk menentukan pengelompokkan ruang digunakan dasar pertimbangan seperti berikut :
1). Tingkat kesamaan karakter kegiatan.
2). Tingkat kemudahan dan kenyamanan dalam melakukan kegiatan.
Tabel 2
Kelompok Aktivitas, fasilitas dan keutuhan ruang pada Area lobby
Pelaku Aktivitas Kebutuhan
Ruang
Fasilitas
film
- Mengantri
- R. pembelian tiket
Pengelola - memberi informasi - melayani pembelian tiket
- pengamanan (security)
- area keamanan - mesin kasir - rak penyimpanan - komputer - brankas - meja kursi security (sumber : analisa penulis)
Tabel 3
Kelompok Aktivitas, fasilitas dan keutuhan ruang pada Area Bioskop
Pelaku Aktivitas Kebutuhan
Ruang
Fasilitas Pengunjung - menunjukkan tiket
masuk - memilih tempat duduk - duduk -menonton film - R. pemutaran film - toilet - kursi duduk(untuk menonton film) - layar pemutaran film
Pengelola - memeriksa tiket masuk - menunjukkan tempat duduk - R. operator - proyektor - furniture - kursi(operator) - sound system - wastafel -closed - cermin (sumber : analisa penulis)
Tabel 4
Kelompok Aktivitas, fasilitas dan keutuhan ruang pada Theater Pelaku Aktivitas Kebutuhan
Ruang
Fasilitas Pengunjung - menunjukkan tiket
masuk - memilih koleksi film - menonton film - R. home theatre - toilet - sofa lounge - kursi - rak - sound sistem Pengelola - memeriksa tiket
masuk - menunjukkan koleksi film - memutarkan film - R. operator - penyimpanan koleksi film - kursi/stool (operator) - proyektor ( sumber : analisa penulis) Tabel 5
Kelompok Aktivitas, fasilitas dan keutuhan ruang pada Outlet Marchandise Shop Pelaku Aktivitas Kebutuhan
Ruang
Fasilitas
Pengunjung - melihat barang - memilih - mencoba barang - membayar - area penjualan - area display - kamar pas - puff - sound system - cermin - kursi/stool Pengelola - melayani pengunjung -melayani pembayaran - kasir - tempat penitipan barang - meja kasir - mesin kasir - rak penyimpanan -area display
Tabel 6
Kelompok Aktivitas, fasilitas dan keutuhan ruang pada AHU/ Elektrikal dan Mecanical
Pelaku Aktivitas Kebutuhan Ruang Fasilitas Operator maintenance Mengecek dan merawat segala peralatan dan perlengkapan kantor
AHU/ Elektrikal dan mecanical
Pompa air
( sumber : analisa penulis)
Tabel 7
Kelompok Aktivitas, fasilitas dan keutuhan ruang pada Caffe Pelaku Aktivitas Kebutuhan Ruang Fasilitas Pengunjung - memesan makanan
& minuman - mencuci tangan - makan dan minum - membayar
- Dining area - area pemesanan - tempat cuci tangan - area pembayaran - meja - meja kasir - mesin kasir - kursi/stool Pengelola - melayani pengunjung - menerima pesanan - proses memasak - Menerima pembayaran - dapur - area pembayaran - kompor - tempat menyimpan alat-alat
- tempat cuci alat-alat
- meja & mesin kasir
- kursi ( sumber : analisa penulis)
Tabel 8
Kelompok Aktivitas, fasilitas dan keutuhan ruang pada Adminiatrasi dan Pengelola Keuangan/ Office
Pelaku Aktivitas Kebutuhan Ruang Fasilitas Karyawan - datang - absent - bekerja - istirahat - pulang - R. kerja - R. Ibadah - toilet - meja - kursi - mesin absent - computer - sofa - wastafel - closed - cermin Pimpinan - datang - absent - bekerja - istirahat - pilang - R. Pimpinan - computer - sofa - meja - kursi (sumber: analisa penulis) 4. Besaran Ruang
a. Dasar Pertimbangan
Dasar pertimbangan sebagai pendekatan untuk menentukan besaran ruang adalah sebagai berikut :
1). Jumlah orang yang diperkirakan untuk ditampung/ asumsi 2). Peralatan pendukung yang digunakan
3). Luasan unit fungsi
1). Kelompok Kegiatan Pengelola Tabel 9
Analisa Besaran Ruang : Office
Ruang Unit Kapasitas Standar Sumber Asumsi
R. Direksi 1 6 20 m2/ruang Ass 20m2
R. sekretaris 1 1 4 m2/orang Ass 4m2
R. Staff 1 6 4m2/orang Ass 24m2
R. Rapat 1 20 2,5 m2/orang DA 50m2 R. Pengawasan 1 3 15m2/ruang DA 15m2 Lavatory 1 Pria : 1WC, 1 urinoir,1 wastafel Wanita : 1WC, 2 wastafel 2,7 m2/WC 0,7 m2/urinoir 0,7 m2/wastafel DA 8,2m2 Sirkulasi 45 %
( sumber : analisa penulis ) 2). Kelompok Kegiatan Pengunjung
Tabel 10
Analisa Besaran Ruang : Souvenir Shop
Ruang Unit Kapasitas Standar Sumber Asumsi
R. Pamer 1 30 100 m2/ruang Ass 100m2
R. Cashier 1 2 4 m2/orang Ass 8m2
Storage 1 12 m2/ruang DA 12m2
Sirkulasi 60 %
-( sumber : analisa penulis )
Tabel 11
Analisa Besaran Ruang : caffe
Ruang Unit Kapasitas Standar Sumber Asumsi
Dining Area 1 25 2,5 m2/orang DA 62,5m2
Dapur 1 4 40%dining area DA 60m2
Pantry 1 4 20%dapur DA 12m2
Storage 1 - 6 m2/ruang DA 6m2
Rest Room 1 2 2,5m2/orang Ass 5m2
wastafel Wanita : 1WC, 1
wastafel
0,7 m2/wastafel
Sirkulasi 80 %
( sumber : analisa penulis )
Tabel 12
Analisa Besaran Ruang : Kegiatan Penerimaan
Ruang Unit Kapasitas Standar Sumber Asumsi
Ruang duduk 8 6/unit 2,5 m2/orang DA 120m2
Area Recepsionist
2 4 4,48m2/orang DA 26,8m2
Sirkulasi 80 %
( sumber : analisa penulis )
Tabel 13
Analisa Besaran Ruang :
Kelompok Kegiatan Service & Pelengkap
Ruang Unit Kapasitas Standar Sumber Asumsi
R.
pemeliharaan& perawatan
1 - 40 m2/ruang Ass 40m2
R. genset 1 1 30m2/orang Ass 30m2
R. trafo 1 1 25m2/orang Ass 25m2
R. pompa 1 1 24 m2/orang Ass 24m2
R. panel listrik 1 1 12m2/orang Ass 12m2
Posko keamanan
1 4 1,5m2/orang Ass 6m2
Sirkulasi 10%
( sumber : analisa penulis ) 5. Ide Gagasan
dengan menggunakan layar lebar. Gambar film diproyeksikan ke layar menggunakan proyektor. Bioskop ini telah menjadi sarana hiburan bagi masyarakat yang banyak dicari dan digemari. Selain itu bioskop juga dapat menjadi aset daerah yang berguna menarik wisata baik domestik maupun luar.
Apabila dicermati lebih mendalam perancangan display yang bagus juga akan memberi kesan yang baik bagi para konsumen bioskop. Mereka cenderung lebih bisa menikmati bioskop. Dalam acuan, cinerama dibuat supaya dapat mengakomodasi segala kegiatan yang memungkinkan dilakukan di area cinerama ini sendiri. Arsitek dalam mencari bentuk, adalah proses realisasi suatu pemintaan untuk menciptakan murni dari semangat jiwanya. Melalui bentuk dan rupa arsitek mempengaruhi rasa kita, sehingga menimbulkan emosi seni bentuk, oleh adanya hubungan dengan apa yang arsitek ciptakan membangkitkan gema yang ada dalam diri kita.(Le Corbusier: 1923)
6. Tabel Perencanaan dan Perancangan Cinerama
Tabel 14
Perencanaan dan Perancangan Cinerama
Ide Gagasan Bentuk Warna Pencahayaan Furniture Lay out Material
Menata tempat memenuhi aspek nyaman dalam hal ini sirkulasi aktivitas kegiatan.
Sederhana, Moderen, Putih, abu-abu, hitam Membutuhkan cahaya terang Memakai furniture yang sederhana dan fungsional Lay out Lebih longgar Memakai material ringan
menyajikan bioskop yang menyajikan fasilitas yang memenuhi kebutuhan akan privasi Memakai bentuk yang oval Crem, putih, dapat memberikan aksen merah Cahaya sedikit redup Memakai furniture yang menyerupai rumah Lay out sedikit rapat Material yang lembut dan halus Memenuhi perbahan
kebutuhan masyarakat akan
desain interior yang
berkembang Bentuk-bentuk radikal aneh Hitam, warna terang Memerlukan cahaya yang terakomodasi Memakai furniture “extreme” Lebih cendrung biasa Material metal dan moderen Kesimpulan
(sumber : analisa penulis )
Selain itu desainer ingin menampilkan bioskop dalam bentuk home teater, ini dibuat memenuhi tuntutan pasar yang lebih mementingkan privasi. Dalam hal ini penonton dapat menyewa satu teater yang tersedia enam tempat duduk saja. Ini memungkinkan penikmat film dapat menikmati film tanpa mengurangi privasinya.
Selain itu penonton juga dapat melihat koleksi-koleksi film lama yang ingin ditonton yang hanya tersedia disini.
Selain itu desainer ingin menyajikan format bioskop baru yang mungkin akan menjadi trend masa kini. Ini dibuat karena beberapa alasan yang mendorong untuk pembuatan cinerama ini salah satunya faktor ekonomi, yaitu cinerama ini mampu menjawab permintaan pasar yang saat ini begitu pesat.
Satu hal lagi yang perlu dicermati, dalam bioskop biasanya sirkulasi kurang memadai dan penonton disuguhi fasilitas yang boleh dianggap tidak memenuhi aspek daya jual lebih. Desainer mengambil tema luar angkasa atau “In Space” dalam rangka mengakomodir segala kekurangan yang ada dibioskop sebelumnya, dan tentunya dapat membuat tren baru di dunia perfilman tanah air.
7. Unsur Pembentuk Ruang a. Lantai
Biasanya ruang umum akan meliputi luas lantai yang cukup besar untuk penanganan peranannya secara efisien. Luas lantai merupakan permulaan masalah karena menyangkut juga soal volume dan efeknya dipengaruhi oleh panjang, lebar, ketinggian bahan dan warna. Warna lantai yang gelap akan menjadikan ruang akan tampak lebih kecil. Warna yang formal menjadikan ruangan tampak agung. Begitu juga warna yang ringan akan menjadikan ruang menjadi tampak lebih luas.
Bentuk Lantai auditorium mempengaruhi rangkaian sumber bunyi-jejak-transmisi-penerimaan. Bentuk lantai auditorium biasanya mengambil salah satu atau kombinasi bentuk – bentuknya.
Selain dilihat fungsinya, lantai untuk sebuah gedung pertunjukkan harus memperhatikan penggunaan – penggunaan bahan. Dipilih bahan yang tidak licin karena banyak evaluasi pada setting area.
Tabel 15
Analisa Penggunaan Bahan Lantai
Ruang Kriteria Analisa Bahan Keterangan Lobby - Tahan lama
- Tahan gesekan - Tahan air
- Tidak mudah kotor - Mudah perawatannya - Mendukung tampilan tema - Keramik Tile
Pola lantai mendukung dn sesuai dengan arahan tema serta mempertegas sekulasi dan perbedaan ruang juga terdapat perbedaan level ketinggian lantai
Office - Tahan lama - Tahan gesekan - Tidak licin
- Tidak mudah kotor -Mudah perawatannya -Mendukung - Keramik Tile - Karpet
Pola lantai mendukung dn sesuai dengan arahan tema serta mempertegas sekulasi dan perbedaan ruang juga terdapat perbedaan level ketinggian lantai
- Tidak licin
- Tidak mudah kotor -Mudah
perawatannya -Mendukung tampilan tema
- Mendukung akustik
- Karpet sesuai dengan arahan tema serta mempertegas sekulasi dan perbedaan ruang juga terdapat perbedaan level ketinggian lantai
Cafe - Tahan lama - Tahan gesekan - Tidak licin
- Tidak mudah kotor - Mudah perawatannya - Mendukung tampilan tema - Keramik - Granit
Pola lantai mendukung dn sesuai dengan arahan tema serta mempertegas sekulasi dan perbedaan ruang juga terdapat perbedaan level ketinggian lantai Merchandise Shop - Tahan lama - Tahan gesekan - Tidak licin
- Tidak mudah kotor - Mudah perawatannya -Mendukung tampilan tema - Keramik - Granit
Pola lantai mendukung dn sesuai dengan arahan tema serta mempertegas sekulasi dan perbedaan ruang juga terdapat perbedaan level ketinggian lantai
Lavatory - Tahan lama - Tidak licin - Mudah perawatannya
- Keramik - koral sikat
b. Dinding
Dinding merupakan unsur penting dalam pembentukan ruang baik sebagai unsur penyekat, pembagi ruang maupun sebagai unsur dekorasi.(Pamudji Subtandar, 1990 : 146) .
Dari sisi fisika bangunan, dinding mempunyai fungsi : 1). Pemikul beban
2). Fungsi penutup atau pembatas ruangan baik vsual maupun akustik
3). Menghadapi alam luar dan dalam ruangan 4).
Tabel 16
Analisa Penggunaan Bahan Dinding
Ruang Kriteria Analisa Bahan Keterangan
Lobby - Tahan lama - Tahan gesekan - Tahan air
- Tidak mudah kotor - Mudah perawatannya - Mendukung tampilan tema - Beragam pilihan motif dan tekstur - Banyak bukaan - Kayu - Plesteran - Wallpaper - Kaca Sesuai dan mendukung tema
Office - Tahan lama - Tahan gesekan - Tidak licin
- Tidak mudah kotor
- Karpet - Wallpaper -Gypsum board
Sesuai dan mendukung tema
Bioskop - Tahan lama - Tahan gesekan - Tidak licin
- Tidak mudah kotor -Mudah perawatannya -Mendukung tampilan tema - Mendukung akustik
- Karpet - Wallpaper
Sesuai dan mendukung tema
Cafe - Tahan lama - Tahan gesekan - Tidak licin
- Tidak mudah kotor - Mudah perawatannya - Mendukung tampilan tema
- Kayu - Plesteran - Wallpaper - Kaca Sesuai dan mendukung tema Merchandise Shop - Tahan lama - Tahan gesekan - Tidak licin
- Tidak mudah kotor - Mudah perawatannya -Mendukung tampilan tema
- Kayu - Plesteran - Wallpaper - Kaca Sesuai dan mendukung tema
Lavatory - Tahan lama - Tidak licin
- Mudah perawatannya
- Plesteran
( sumber : analisa penulis ) c. Langit – Langit (ceiling)
Ditinjau dari segi fungsinya, langit – langit memiliki berbagai fungsi yang tidak kalah pentingnya dengan unsur – unsur pembentuk ruang yang lain seperti lantai dan dinding.
Tabel 17
Analisa Penggunaan Bahan Ceiling
Ruang Kriteria Analisa Bahan Keterangan
Lobby - Tahan lama - Tahan gesekan - Tahan air
- Tidak mudah kotor - Mudah perawatannya - Mendukung tampilan tema - Beragam pilihan motif dan tekstur - Banyak bukaan - Ekspose struktur atap - Gypsum board Sesuai dan mendukung tema
Office - Tahan lama - Tahan gesekan - Tidak licin
- Tidak mudah kotor -Mudah perawatannya -Mendukung tampilan tema
- Ekspose struktur atap - Gypsum board Sesuai dan mendukung tema
Bioskop - Tahan lama - Tahan gesekan - Tidak licin
- Tidak mudah kotor -Mudah perawatannya -Mendukung tampilan tema - Mendukung akustik - Ekspose struktur atap - Gypsum board Sesuai dan mendukung tema
Cafe - Tahan lama - Tahan gesekan - Tidak licin
- Tidak mudah kotor
- Ekspose struktur atap - Gypsum board Sesuai dan mendukung tema
Merchandise Shop
- Tahan lama - Tahan gesekan - Tidak licin
- Tidak mudah kotor - Mudah perawatannya -Mendukung tampilan tema
- Ekspose struktur atap - Gypsum board Sesuai dan mendukung tema
Lavatory - Tahan lama - Tidak licin
- Mudah perawatannya
- Internit - Gypsum board
( sumber : analisa penulis )
8. Zoning dan Grouping
9. Sistem Interior a. Pencahayaan
Tujuan perencanaan pencahayaan adalah memberikan suatu lingkungan menyenangkan dan nyaman yang mempermudah pelaksanaan tepat guna terhadap tugas-tugas visual tanpa tegangan atau takanan jiwa.
Beberapa pertimbangan dalam perencanaan pencahayaan : 1). Pemanfaatan pencahayaan alami berupa sinar matahari
melalui lubang ventilasi, jendela dan pintu karena sinar matahari lebih efisien dan efektif
2). Pemanfaatan pencahayaan buatan berupa lampu yang disesuaikan dengan kebutuhan ruang.
Tabel 18
Analisa Pencahayaan Ruang
Ruang Kriteria Analisa Alternatif Sistem Lobby - Tidak memerlukan bahan dan instalasi
khusus dalam pengoperasiaannya - Tidak memerlukan perawatan khusus - Dapat digunakan diberbagai tempat, keadaan, waktu dan model yang sesuai dengan perancangan yang diinginkan - Dapat diletakkan sesuai dengan kebutuhan benda yang memerlukan cahaya
-Besar tingkatan penerangan rata-rata 250
- Pencahayaan alami
khusus dalam pengoperasiaannya - Tidak memerlukan perawatan khusus - Dapat digunakan diberbagai tempat, keadaan, waktu dan model yang sesuai dengan perancangan yang diinginkan - Dapat diletakkan sesuai dengan kebutuhan benda yang memerlukan cahaya
-Besar tingkatan penerangan rata-rata 200-500 lux
- Pencahayaan buatan
Bioskop - Tidak memerlukan bahan dan instalasi khusus dalam pengoperasiaannya
- Tidak memerlukan perawatan khusus - Dapat digunakan diberbagai tempat, keadaan, waktu dan model yang sesuai dengan perancangan yang diinginkan - Dapat diletakkan sesuai dengan kebutuhan benda yang memerlukan cahaya
-Besar tingkatan penerangan rata-rata 250 lux
- Pencahayaan alami - Pencahayaan buatan
Cafe - Tidak memerlukan bahan dan instalasi khusus dalam pengoperasiaannya
- Tidak memerlukan perawatan khusus - Dapat digunakan diberbagai tempat, keadaan, waktu dan model yang sesuai dengan perancangan yang diinginkan - Dapat diletakkan sesuai dengan kebutuhan benda yang memerlukan cahaya
-Besar tingkatan penerangan rata-rata 250
- Pencahayaan alami - Pencahayaan buatan
Mercandise Shop
- Tidak memerlukan bahan dan instalasi khusus dalam pengoperasiaannya
- Tidak memerlukan perawatan khusus - Dapat digunakan diberbagai tempat, keadaan, waktu dan model yang sesuai dengan perancangan yang diinginkan - Dapat diletakkan sesuai dengan kebutuhan benda yang memerlukan cahaya
-Besar tingkatan penerangan rata-rata 250 lux
- Pencahayaan alami - Pencahayaan buatan
Lavatory - Tidak memerlukan bahan dan instalasi khusus dalam pengoperasiaannya
- Tidak memerlukan perawatan khusus - Dapat digunakan diberbagai tempat, keadaan, waktu dan model yang sesuai dengan perancangan yang diinginkan - Dapat diletakkan sesuai dengan kebutuhan benda yang memerlukan cahaya
-Besar tingkatan penerangan rata-rata 50 lux
- Pencahayaan alami - Pencahayaan buatan
( sumber : analisa penulis ) b. Penghawaan
Tujuan penghawaan udara adalah memberikan suhu yang sehat serta kondisi-kondisi suhu dan suasana yang nyaman, dapat dicapai dengan mengolah dan mendistribusikan udara yang disejukkan ke seluruh bangunan.
1). Pemanfaatan penghawaan alami, berupa angina melalui lubang ventilasi, karena angin lebih efektif dan efisien. 2). Pemanfaatan penghawaan buatan, berupa kipas angina dan
AC yang disesuaikan dengan kebutuhan ruang serta menjaga kesehatan pengguna.
Tabel 19
Analisa Penghawaan Ruang
Ruang Kriteria Analisa Alternatif Sistem
Lobby - Tidak memerlukan bahan dan instalasi khusus dalam pengoperasiaannya
- Mudah dalam pengoperasiannya - Merupakan ruangan terbuka - Mampu memberikan derajat kelembaban sesuai dengan yang diinginkan pada suatu tempat
- Penghawaan alami - Penghawaan buatan
Office - Tidak memerlukan bahan dan instalasi khusus dalam pengoperasiaannya
- Mudah dalam pengoperasiannya - Merupakan ruangan tertutup - Mampu memberikan derajat kelembaban sesuai dengan yang diinginkan pada suatu tempat
- Penghawaan alami - Penghawaan buatan
Bioskop - Tidak memerlukan bahan dan instalasi khusus dalam pengoperasiaannya
- Mudah dalam pengoperasiannya - Mampu memberikan derajat kelembaban sesuai dengan yang diinginkan pada suatu tempat
- Penghawaan alami - Penghawaan buatan
khusus dalam pengoperasiaannya - Mudah dalam pengoperasiannya
- Mampu memberikan derajat kelembaban sesuai dengan yang diinginkan pada suatu tempat
- Penghawaan buatan
Mercandise Shop
- Tidak memerlukan bahan dan instalasi khusus dalam pengoperasiaannya
- Mudah dalam pengoperasiannya
- Mampu memberikan derajat kelembaban sesuai dengan yang diinginkan pada suatu tempat
- Penghawaan alami - Penghawaan buatan
Lavatory - Tidak memerlukan bahan dan instalasi khusus dalam pengoperasiaannya
- Mudah dalam pengoperasiannya - Merupakan ruangan tertutup
- Pencahayaan alami - Pencahayaan buatan
( sumber : analisa penulis ) c. Akustik
Dalamsistem akustik, sumber bunyi dari suatu kegiatan (manusia atau mesin) akan menimbulkan dampak yang enak didengar atau tidak enak didengar (gaduh/bising).
Beberapa pertimbangan dalam perencanaan akustik ;
1). Penggunaan bahan lantai, dinding, ceiling, furniture atau aksesoris yang bertujuan untuk menetralisir suara.
Tabel 20
Analisa Akustik Ruang
Ruang Kriteria Analisa Alternatif Sistem Lobby - Tingkat kebisingan yang
diperbolehkan adalah 40-55 dBA - Merupakan ruangan terbuka - Tidak membutuhkan isolasi bunyi
Penggunaan bahan akustik sisesuaikan dengan tema
Office - Tingkat kebisingan yang diperbolehkan adalah 40-55 dBA - Merupakan ruangan tertutup yang membutuhkan ketenangan dari luar dan dari dalam
- Membutuhkan isolasi bunyi
Mengisolasi ruangan dari pengaruh suara di luar ruang dengan memberikan tabir penghalang bunyi dan mengatur akustik dalam ruang dalam mengatasi dengung
Bioskop - Tingkat kebisingan yang diperbolehkan adalah 40-55 dBA - Merupakan ruangan tertutup yang membutuhkan ketenangan dari luar dan dari dalam
- Membutuhkan isolasi bunyi
Mengisolasi ruangan dari pengaruh suara di luar ruang dengan memberikan tabir penghalang bunyi dan mengatur akustik dalam ruang dalam mengatasi dengung
Cafe - Tingkat kebisingan yang diperbolehkan adalah 40-60 dBA - Tidak membutuhkan isolasi bunyi
Penggunaan bahan akustik sisesuaikan dengan tema
Mercandise Shop
- Tingkat kebisingan yang diperbolehkan adalah 40-55 dBA - Tidak membutuhkan isolasi bunyi
Penggunaan bahan akustik sisesuaikan dengan tema Lavatory - Tingkat kebisingan yang
diperbolehkan adalah 40-60 dBA - Tidak membutuhkan isolasi bunyi
Penggunaan bahan akustik sisesuaikan dengan tema
( sumber : analisa penulis ) d. Keamanan
Tabel 21
Analisa Sistem Keamanan
Ruang Kriteria Analisa Alternatif Sistem Lobby - Dapat mendeteksi api
- Bekerja secara manual
- Dapat memadamkan api dalam pencapaian area yang lebih luas - Diletakkan di area yang mudah dijangkau
- Penggunaan smoke detector yang disambungkan ke alarm - Penggunaan sistem hidrant
Office - Dapat mendeteksi api - Bekerja secara otomatis
- Dapat memadamkan api dalam pencapaian area yang lebih luas - Dapat memadamkan api yang besar
- Diletakkan di area yang mudah dijangkau
- Penggunaan thermal detector yang disambungkan ke alarm - Penggunaan sprinkler
Bioskop - Dapat mendeteksi api - Bekerja secara otomatis
- Dapat memadamkan api dalam pencapaian area yang lebih luas - Dapat memadamkan api yang besar
- Diletakkan di area yang mudah dijangkau
- Penggunaan thermal detector yang disambungkan ke alarm - Penggunaan sprinkler
Cafe - Dapat mendeteksi api - Bekerja secara manual
- Dapat memadamkan api dalam pencapaian area yang lebih luas - Diletakkan di area yang mudah
- Penggunaan smoke detector yang disambungkan ke alarm - Penggunaan sistem hidrant
Shop - Bekerja secara otomatis
- Dapat memadamkan api dalam pencapaian area yang lebih luas - Dapat memadamkan api yang besar
- Diletakkan di area yang mudah dijangkau
yang disambungkan ke alarm - Penggunaan sprinkler
( sumber : analisa penulis )
2). Dari Ancaman Kejahatan Manusia
Sistem keamanan dari ancaman kejahatan manusia (pencurian) diterapkan pada fasilitas Cinerama, dengan penerapan CCTV (Close Circuit Television) dan Heavy duty door contact (sensor yang dipasang pada pintu).
10. Analisa Tema dan Gaya Perancangan a). Tema
Dalam suatu perancangan desain interior, tema memegang peranan penting, karena tema dapat memberikan suasana dan membentuk karakter ruangan tertentu sesuai dengan yang diharapkan oleh tema tersebut. Tema dalam desain sering kali menjadi permasalahan, sehingga sebagai seorang desainer itu kita harus menganggap tema sebagai pemecahan permasalahan yang perlu diselesaikan dengan visualisasi yang menarik dan tidak melenceng dari konsep awal perancangan.
Tema yang diambil dalam perancangan cinerama ini adalah “in space” atau luar angkasa Luar angkasa sangat erat keterkaitanya dengan udara dan udara berarti kebebasan, arti kebebasan disini adalah pengunjung bebas dalam hal sirkulasi.
Dengan tema di atas desainer ingin menampilkan sesuatu yang begitu erat kaitannya dengan aktivitas kegiatan manusia yang berada di dalamnya. Ini merupakan aspek desain yang mungkin belum dipenuhi oleh bioskop yang ada di kota Surakarta. Maka dengan tema “in space” ini desainer ingin menjawab permasalahan yang selama ini timbul.
b). Gaya
Gaya pada perancangan ini adalah “Moderen Organic”, dimana gaya/ style mengacu pada perpaduan dua unsur yang unik yaitu gaya desain modern dan efektifitas. Gaya ini merupakan
psikologis, mempunyai nilai dan bertujuan mengangkat harkat aktivitas manusia. (Frank Loyd Wright, 1867-1959). Karakter utama pada gaya ini adalah :
1). Mengandung unsur komunikatif yang bersifat akal atau populer dengan menitikberatkan pada keefektifan tempat tapi dari segi fungsional dapat terpenuhi.
2). Memberikan suasana baru yang tidak didapat di bioskop yang lain dan memberi sentuhan futuristik pada perancangan interior ini.
3). Berkonteks urban, dimana terdapat pendekatan lingkungan yang menghasilkan komposisi lingkungan yang serasi dan dapat menampung kegiatan manusia di dalamnya.
4). Menempatkan teknik detail yang dapat ditonjolkan di gaya yang dipakai.
5). Bersifat representasional, yaitu penempatan warna –