• Tidak ada hasil yang ditemukan

THE MONTREAL PROTOCOL

4.3 Amandemen dan Penyesuaian dari Montreal Protocol

Amandemen pertama yakni pada tahun 1990 memperkenalkan perubahan penting terhadap Montreal Protocol. Perubahan-perubahan tersebut antara lain:

1. Pada bagian pembukaan dimasukkan referensi untuk memperhatikan developmental needs of developing countries

2. Adanya ketentuan mengenai tambahan sumber dana dan akses kepada teknologi yang relevanserta transfer teknologi alternative

3. Perubahan definisi dari controlled substances dan production, serta pengenalan definisi dari transitional substances

4. Pasal 2 ayat (5) diamandemen untuk mencipatakan peraturan baru tentang transfer dan penghitungan tingkat produksi zat-zat diantara negara peserta.

43 5. Perubahan juga dilakukan terhadap semua ketentuan operasional yang dianggap penting, terutama ketentuan-ketentuan yang mengenai pengurangan dan pelarangan controlled substances yang berkaitan dengan tindakan pengaturan yang berhubungan dengan kegiatan konsumsi, produksi dan perdagangan.

Amandemen kedua dilakukan pada tahun 1992, melalui sebuah konferensi di Kopenhagen, Denmark. Amandemen-amandemen yang dilakukan antara lain:

1. Memperkenalkan jangka waktu yang baru untuk program penghilangan zat-zat yang termasuk dalam controlled substances di bawah Pasal 2A-2E

2. Menambah tiga zat dalam list control substances dan lebih jauh lagi pembatasan perdagangannya

3. Mengadopsi system pelaporan yang baru 4. Memperbesar Komite Implementasi

5. Mengadopsi daftar indikasi tentang tindakan yang harus diambil terhadap Negara yang tidak mematuhi protocol

6. Mendirikan Multilateral Fund secara permanen

Amademen tahun 1997 menghasilkan jangka waktu yang baru untuk penghilangan penggunaan metil bromide dan mengadopsi system lisensi yang baru untuk mengkontrol perdagangan berdasarkan lisensi yang dikeluarkan oleh Negara-negara peserta dalam setiap ekspor-impor controlled substances. Sistem lisensi ini akan memungkinkan pejabat bea dan cukai serta polisi untuk memantau perdangan CFC dan mendeteksi perdagangan yang tidak berlisensi.

Amandemen tahun 1999 menghasilkan kontrol produksi baru di daftar Grup I, Annex C substances yakni control produksi bromoklorometana sebagai controlled substance dan menciptakan kewajiban pelaporan yang baru untuk mengkarantina dan pra-pengiriman metil bromide.

44 4.4 Controlled Substances

Pasal 2 dan Annex A Montreal Protocol memuat mekanisme pengaturan controlled substances yang sangat kompleks. Annex A memuat 2 grup controlled substances dan estimasi potensi penipisan lapisan ozon dari dua grup tersebut. Grup I berisi daftar tentang zat-zat CFC dan Grup II berisi daftar zat-zat Hallon. Protokol Montreal membolehkan Negara peserta untuk menentukan sendiri serta melakukan penyesuaian terhadap zat-zat yang dimuat dalam Annex A serta pengurangan produksi dan konsumsi dari tingkatan yang telah ditetapkan pada tahun 1986.

Amandemen tahun 1990 menambahkan controlled substances ke dalam dua annex baru. Annex B dengan tiga grup controlled substances yaitu: Grup I mengenai additional CFC‟s, Grup II mengenai karbon tetraklorida dan Grup III mengenai metil kloroform. Sedangkan Annex C menambahkan daftar tentang transitional substances (HCFCs). Tahun 1991, Negara-negara peserta dari Montreal Protokol menambah Annex D yang berisi tentang daftar produk yang mengandung controlled substances. Tahun 1992 ditambahkan pula Annex E ke dalam protocol yang menambahkan metil bromida sebagai controlled substances, serta pada tahun 1999 ditambahkan Grup II di Annex C yang memuat tentang daftar bromoklorometan sebagai controlled substances.

Dalam tindakan-tindakan kontrol dalam kaitannya dengan konsumsi dan produksi terdapat istilah phasing out yakni merupakan suatu tingkatan dimana jumlah controlled substance suatu zat harus direduksi hingga tingkatan 100% atau hilang sama sekali. Terdapat juga istilah base level atau batas awal penghitungan controlled substance sebelum proses reduksi akan dimulai secara bertahap. Mengenai fase phasing out ini, untuk negara berkembang dibedakan ketentuannya dengan negara maju sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 5 ayat (1) protokol, dimana negara berkembang diberikan kesempatan lebih lama untuk menuju phasing out ini. Berikut daftar annex, beserta controlled substances-nya dan tahun phasing out berdasarkan negara maju dan negara berkembanganya.

45 4.4.1 Annex A

Group I: CFC a) Negara Maju

Dibawah Montreal Protocol sebagaimana diamandemen dan disesuaikan, setiap negara maju wajib membatasi tingkat konsumsi zat-zat yang termasuk kategori Annex A Grup I (CFC) berdasarkan base level tahun 1986 dimulai dari 19 bulan setelah berlakunya Protokol. Sehingga konsumsi tahunan harus dikurangi 75% dari tingkat yang dicapai pada tahun 1986 pada tanggal 1 Juni 1994, dengan fase phasing out sampai pada tanggal 1 Januari 1996.

b) Negara Berkembang

Negara-negara berkembang harus mengurangi produksi CFC berdasarkan average base level tahun 1995-1997. Pada tanggal 1 Januari 2005 negara-negara berkembang harus mereduksi hingga 50% produksi dan konsumsi CFC-nya, serta 85% pada 1 Januari 2007. Untuk fase phasing out harus dicapai tanggal 1 Januari 2010.

Group II: Hallons a) Negara Maju

Untuk hallons berdasarkan Annex A Grup 2, setiap negara harus membekukan level konsumsi sesuai dengan base level tahun 1986 sampai pada tanggal 1 Januari 1992, hingga mencapai phasing out pada tanggal 1 Januari 1994.

b) Negara Berkembang

Negara-negara berkembang harus mengurangi produksi hallons berdasarkan average base level tahun 1995-1997. Pada tanggal 1 Januari 2005 negara-negara berkembang harus mereduksi hingga 50% produksi dan konsumsi hallons. Untuk fase phasing out harus dicapai tanggal 1 Januari 2010.

4.4.2 Annex B

Group I: Additional CFCs a) Negara Maju

46 Setiap negara maju wajib membatasi tingkat konsumsi zat-zat yang termasuk kategori additional CFCs berdasarkan base level tahun 1989. Sehingga konsumsi tahunan harus dikurangi 75% dari tingkat yang dicapai pada tahun 1986 pada tanggal 1 Januari 1994, dengan pencapaian fase phasing out sampai pada tanggal 1 Januari 1996.

b) Negara Berkembang

Negara-negara berkembang harus mengurangi produksi additional CFCs berdasarkan average base level tahun 1998-2000. Pada tanggal 1 Januari 2003 negara-negara berkembang harus mereduksi hingga 20% produksi dan konsumsi additional CFCs dan 85% pada tanggal 1 Januari 2007. Untuk fase phasing out harus dicapai tanggal 1 Januari 2010.

Group II: Karbon Tetraklorida a) Negara Maju

Setiap negara maju wajib membatasi tingkat konsumsi zat-zat yang termasuk kategori karbon tetraklorida berdasarkan base level tahun 1989. Sehingga konsumsi tahunan harus dikurangi 85% dari tingkat yang dicapai pada tahun 1986 pada tanggal 1 Januari 1995, dengan pencapaian fase phasing out sampai pada tanggal 1 Januari 1996.

b) Negara Berkembang

Negara-negara berkembang harus mengurangi produksi karbon tetraklorida berdasarkan average base level tahun 1998-2000. Pada tanggal 1 Januari 2003 negara-negara berkembang harus mereduksi hingga 85% produksi dan konsumsi karbon tetraklorida pada tanggal 1 Januari 2005. Untuk fase phasing out harus dicapai tanggal 1 Januari 2010.

Group III: Metil Kloroform a) Negara Maju

Setiap negara maju wajib membatasi tingkat konsumsi zat-zat yang termasuk kategori metil kloroform berdasarkan base level tahun 1989. Sehingga konsumsi tahunan

47 harus dikurangi 50% dari tingkat yang dicapai pada tahun 1986 pada tanggal 1 Januari 1994, dengan pencapaian fase phasing out sampai pada tanggal 1 Januari 1996.

b) Negara Berkembang

Negara-negara berkembang harus mengurangi produksi karbon metil kloroform berdasarkan average base level tahun 1998-2000. Pada tanggal 1 Januari 2003 negara-negara berkembang harus mereduksi hingga 30% produksi dan konsumsi karbon tetraklorida pada tanggal 1 Januari 2005 dan 70% pada tanggal 1 Januari 2010. Untuk fase phasing out harus dicapai tanggal 1 Januari 2015.

4.4.3 Annex C

Group I: HCFCs (Hidrokloro Fluorokarbon) a) Negara Maju

Setiap negara maju wajib membatasi tingkat konsumsi zat-zat yang termasuk kategori hidrokloro fluorokarbon berdasarkan base level tahun 1989. Sehingga konsumsi tahunan harus dikurangi 35% dari tingkat yang dicapai pada tahun 1986 pada tanggal 1 Januari 2004, 65% pada tanggal 1 Januari 2010, 90% pada tanggal 1 Januari 2015, dan 99,5% pada tanggal 1 Januari 2020 dengan pencapaian fase phasing out sampai pada tanggal 1 Januari 2030.

b) Negara Berkembang

Negara-negara berkembang harus mengurangi produksi hidrokloro fluorokarbon berdasarkan base level tahun 2015 untuk mencapai fase phasing out harus dicapai tanggal 1 Januari 2040.

Group II: HBFCs (Hidrobromo Fluorokarbon) a) Negara Maju

Setiap negara maju wajib mencapai fase phasing out dari hidrobromo fluorocarbon pada tanggal 1 Januari 1996.

b) Negara Berkembang

Setiap negara berkembang wajib mencapai fase phasing out dari hidrobromo fluorocarbon pada tanggal 1 Januari 2006.

48 4.4.4 Annex D

Berbeda dengan Annex A, B, C, maupun E, Annex D tidak berisikan controlled substances melainkan hanya berisi daftar barang-barang yang mengandung controlled substances beserta kode-kodenya.

4.4.5 Annex E Metil Bromida a) Negara Maju

Setiap negara maju wajib membatasi tingkat konsumsi zat-zat yang termasuk kategori metil bromida berdasarkan base level tahun 1991. Sehingga konsumsi tahunan harus dikurangi 25% dari tingkat yang dicapai pada tahun 1986 pada tanggal 1 Januari 2001, 50% pada tanggal 1 Januari 2005 dengan pencapaian fase phasing out sampai pada tanggal 1 Januari 2010.

b) Negara Berkembang

Negara berkembang dibawah Pasal 5 harus membekukan produksi metil bromide untuk kebutuhan dasar domestic berdasarkan 1995-8 baseline pada 1 Januari 2002 dengan total pengurangan tahun 2015.

CONTROLLED SUBSTANCES AND CONTROL MEASURES TABLE

ANNEX GROUP SUBSTANCES PHASING OUT (COUNTRIES)

DEVELOPED DEVELOPING

A I CFCs 1 January 1996 1 January 2010

II Halons 1 January 1994 1 January 2010

B I Additional CFCs 1 January 1996 1 January 2010

II Carbon tetrachloride 1 January 1996 1 January 2010 III Methyl chloroform 1 January 1996 1 January 2015

C I HCFCs 1 January 2015 1 January 2030

II HBFCs 1 January 1996 1 January 1996

E - Methyl Bromide 1 January 2010 1 January 2015

49 4.5 Basket Strategy

Untuk memberikan negara-negara fleksibilitas dalam jadwal reduksi mereka, Protokol telah mengembangkan suatu basket strategy. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, setiap ODP diperbandingkan dengan CFC 11. Oleh karena CFC 113, sebagai contoh, adalah tidak sedestruktif CF 11 terhadap terhadap lapisan ozon, maka ODP nya adalah 0,8. Dengan menggunakan basket strategy, suatu negara dapat mencapai reduksi yang sama dengan tingkat konsumsi baik itu dengan menggunakan 8 ton kurang dari CFC 11 atau 10 ton kurang dari CFC 113 (8 ton dikali ODP dari 1 = 10 ton dikali ODP dari 0,8). Ini memberikan fleksibilitas dalam implementasi protokol dan mengurangi biaya keseluruhan dari proses phasing out atas CFCs dan ODSs lainnya. CF 113 sebagai contoh, telah banyak digunakan sebagai pelarut pada industri elektronik. Negara yang ekonomi nya disokong teknologi tingkat tinggi (countries with high-tech economies), seperti Jepang, telah menentang dimasukkannya CFC 113 di dalam Protokol, sekarang dapat mengurangi persentase CFCs lainnya dalam jumlah besar sambil mengkonservasi penggunaan CFC 113.

Dalam Protokol Montreal, terdapat dua keranjang (baskets) dari ODSs yang dimasukkan ke dalam Annex A. Keranjang yang pertama atau grup 1, terdiri dari lima CFCs, yaitu :

a. CFC 11 b. CFC 12 c. CFC 113 d. CFC 114 e. CFC 115

Keranjang yang kedua atau grup 2, terdiri atas tiga halons, yaitu : a. Halons 1211

b. Halons 1301 c. Halons 2402

Halons 2402 yang dahulu sering dipergunakan oleh Uni Soviet dan banyak negara-negara Eropa Timur, telah dimasukkan di dalam kontrol pada Protokol atas saran dari Norwegia. Setiap zat kimia telah diberikan ODP yang direkomendasikan oleh para ilmuwan. Produksi dan

50 konsumsi atas masing keranjang (grup) merupakan tambahan dari jumlah dari masing-masing substansi yang dalam keranjang yang telah dikalikan dengan ODP. Definisi ini memberikan keleluasan bagi negara-negara Protokol untuk memilih sendiri strategi dalam memilih ODS untuk mengurangi konsumsi, tergantung pada situasi dan subjek atas control measure dalam keranjang. Dengan demikian, penggunaan sektoral dalam mengkontrol zat kimia ODS telah ditinggalkan dengan adanya basket strategy yang lebih mengakomodasi perbedaan masing-masing negara dalam produksi dan konsumsi ODS55.

55 Stephen O. Anderson dan K. Madhava Sarma, Protecting the Ozone Layer (The United Nations History), (London : Earthscan Publications, Ltd, 2002), hal. 84.

51 BAB V.

Dokumen terkait