• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab III PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NO.89 PK/PID/2008 YANG MEMBEBASKAN

B. Amar Putusan Mahkamah Agung No. 89 PK/PID/2008

Penerimaan peninjauan kembali oleh Mahkamah Agung dikarenakan terdapat keadaan baru yang menimbulkan dugaan kuat, bahwa maksud keadaan baru dalam ketentuan Pasal 263 ayat (2) huruf a KUHAP tersebut sesungguhnya bukan keadaannya yang baru, akan tetapi diketahuinya yang baru atau baru diketahui. Keadaan yang dimaksudkan itu sesungguhnya sudah ada pada saat perkara pokoknya diperiksa di pengadilan. Keadaan baru dalam Pasal 263 ayat (2) huruf a KUHAP dapat disimpulkan suatu keadaan yang sesungguhnya secara (materiil) sudah ada, namun ketika perkara sedang diperiksa belumlah dibuktikan/

64

diketahui tentang keberadaanya itu. Untuk membuktikan adanya keadaan itu haruslah dengan alat bukti, yaitu jika alat bukti itu diperiksa di muka persidangan maka terbuktilah tentang keadaan tersebut.

Keadaan baru yang pertama dan dijadikan dasar permohonan peninjauan kembali ini adalah pengakuan Very Idham Heryansyah alias Ryan pada tanggal 17 Agustus 2008 yang menyatakan bahwa mayat/korban ke 11 yang saat itu belum diketahui identitasnya (disebut Mr.X) yang dikuburkan di pekarangan belakang rumah orang tuanya di Dusun Maijo, Desa Jatiwates, Kecamatan Tembeleng, Kabupaten Jombang adalah bernama Asrori dan dibunuh sekitar bulan Oktober 2007.

Berdasarkan pernyataan yang dibuat Kemat, peninjauan kembali tertanggal 10 Juni 2008 menyatakan bahwa dirinya dan Sugik tidak pernah membunuh Asrori, pengakuan yang dibuat dalam BAP dihadapan Penyidik POLRI bahwa dirinya dan Sugik telah membunuh Asrori dibuat semata-mata karena Kemat tidak tahan disiksa dan dipukuli oleh oknum anggota Polsek Bandar Kedungmulyo di pinggir sungai.

Devid juga dalam pernyataannya yang dibuat pada tanggal 10 Juni 2008 menyatakan tidak tahu tentang pembunuhan Asrori dan benar-benar tidak melakukan pembunuhan tetapi karena dipukuli oleh oknum aparat Polsek Bandar kedungmulyo akhirnya mengakui turut serta membunuh Asrori. Asrori juga turut menyertakan kliping korang harian Surya rabu tanggal 20 Agustus 2008 dengan

judul “Ryan Pelaku, Orang lain Dibui” dan koran harian Surya kamis tanggal 21

Agustus 2008 dengan judul “Ryan: Polisi Salah Tangkap”.77

Keadaan baru yang kedua berdasarkan DNA Mr. X yang dikubur di belakang rumah orang tua Ryan identik dengan DNA M. Jalal (ayah kandung Moch. Asrori) dan Dewi Muntari (ibu kandung Moch. Asrori). Dengan demikian terbukti mayat yang ditemukan di kebun tebu di Desa Braan, Kecamatan Bandar Kedungmulyo, Kabupaten Jombang pada tanggal 29 September 2007 bukanlah Moch. Asrori melainkan Fauzin Suyanto alias Antonius. Akan tetapi sampai dengan memori peninjauan kembali ini pemohon peninjauan kembali daftarkan copy hasil DNA tersebut belum pemohon peninjauan kembali dapatkan, maka pemohon peninjauan kembali mengacu pada keterangan Kasatpidum Polda Jatim AKBP Susanto yang dimuat dalam media massa yaitu koran harian pagi Jawa Pos

yang diterbitkan pada tanggal 28 Agustus 2008 dengan judul “Asrori Korban ke

-11 Ryan” dan koran harian Surya yang diterbitkan hari kamis tanggal 28 Agustus 2008 dengan judul “Tragedi Sengkon Karta Terulang” dan koran harian pagi Surya yang terbit pada hari kamis tanggal 28 Agustus 2008 dengan judul “3 Orang Tak Bersalah Dibui” yang pada intinya menegaskan bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan DNA terhadap Mr. X menunjukan bahwa Mr. X adalah Moch. Asrori.

DNA Mr. XX yang ditemukan di kebun tebu Desa Braan, Kabupaten Jombang identik dengan Ny. Suyati selaku ibu kandung Fauzin Suyanto alias Antonius melalui hasil tes laboratorium DNA No.Pol.: R/08012.D/DNA/V

77

66

III/2008/Biddokpol tanggal 27 Agustus 2008 dengan nilai kebenaraan pemeriksaan DNA lebih dari 99,999% bahwa Mr. XX yang dibunuh oleh Ryan teridentifikasi sebagai Moch. Asrori alias Aldo, maka pihak kepolisian menindaklanjuti dengan melakukan pembongkaran makam Mr. XX yang selanjutnya diyakini sebagai mayat Moch. Asrori di Dusun Kalangan, Desa Kalangan Semanding, Kecamatan Perak, Kabupaten Jombang yang dilakukan pada tanggal 28 Agustus 2008.

Tanggal 17 September 2008 Mabes POLRI melalui Kadiv Humas Polda Brigjen Pol. R. Abubakar Nataprawira, Direktur I Keamanan dan Trans Nasional Bareskrim Polda Brigjen Pol. Badrodin Haiti, dan Kabid Dokpol Pusdokkes Polri Kombes Pol Mussadeq Ishaq di Mabes Polda berdasarkan Surat Pemeriksaan DNA No. R/08012.E/DNA/IX/2008/Biddokpol, tanggal 16 September 2008 menyatakan bahwa hasil tes DNA mayat di kebun tebu (Mr. XX) di Desa Braan, Kecamatan Bandar Kedungmulyo, Kabupaten Jombang adalah identik dengan keluarga Fauzin Suyanto alias Antonius artinya Mr.XX adalah anak biologis Ny. Suyati orang tua Fauzin Suyanto.

Bukti lain yang menguatkan fakta bahwa Mr.XX adalah Fauzin Suyanto adalah bukti baru berupa berita acara penyerahan/pengambilan mayat (jenazah) Fauzin Suyanto tertanggal 19 September 2008 dengan uraian singkat jalannya penyerahan/pengambilan mayat sebagai berikut: “Pada hari Kamis tanggal 28 Agustus 2008 Penyidik Ditreskim Polda Jatim telah melakukan penggalian di makam Islam Desa Kalang Semanding, Kecamatan Perak, Kab. Jombang yang sebelumnya ditemukan di TKP Kebun Tebu Dusun Braan, Desa / Kecamatan

Bandar Kedungmulyo, Kabupaten Jombang pada tanggal 29 September 2007 yang diduga merupakan korban pembunuhan. Kemudian setelah dilakukan identifikasi, otopsi atau pemeriksaan forensik guna kepentingan penyidikan oleh penyidik Polda Jatim, maka diketahui identitas atau jati diri jenazah tersebut dan selanjutnya dimasukan ke dalam peti dan diserahkan/dikembalikan kepada pihak keluarga”.

Kadiv Humas Polda Brigjen Pol. R. Abubakar Nataprawira, Direktur I Keamanan dan Trans Nasional Bareskrim Polda Brigjen Pol. Badrodin Haiti, dan Kabid Dokpol Pusdokkes Polri Kombes Pol Mussadeq Ishaq di Mabes POLRI melalui media massa juga mengumumkan bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan hasil forensik terhadap Mr. XX diketahui bahwa Mr. XX adalah Fauzin Suyanto, yang antara lain dikutip oleh Koran Harian Pagi JAWA POS terbit Kamis tanggal 18 September 2008 dengan judul “Tes DNA Pastikan Mr.XX Fauzin” dan Koran Harian Pagi SURYA terbit Kamis tanggal 18 September 2008 dengan judul “Mayat Kebun Tebu 100% Fauzin”. Jelas bahwa mayat yang diketemukan di Desa Braan, Desa/Kecamatan Bandar Kedungmulyo, Kabupaten Jombang bukanlah mayat Moch Asrori melainkan mayat Fauzin Suyanto.

Pemohon Peninjauan Kembali berpendapat bahwa dalam memutus perkara No. 48/Pid.B/2008/PN.JMB, Pengadilan Negeri telah melakukan kekhilafan dan kekeliruan yang nyata dalam memberikan pertimbangan hukumnya, sehingga putusan tersebut dalam pertimbangannya tidak sempurna dan terdapat kekeliruan yang nyata dalam amar putusannya yang sangat merugikan Pemohon Peninjauan Kembali. Tidak adanya saksi fakta yang dalam perkara tersebut, saksi-saksi yang

68

dihadirkan di muka persidangan pada tingkat pertama yang terdiri dari H. Ishak Hidayat, Suyoto, Jalal, Agung Wibowo, Kasyono, Bambang Hermanto, Supandi, Bambang Sucipto, Alex Hadi Saputro, H. Djaimudin, Abdul Wahid, dan Devid Eko Priyanto adalah untuk memberikan keterangan terkait dengan berkas perkara tindak pidana pembunuhan berencana terhadap Moch. Asrori.

C. Pertimbangan Hukum (Interpretasi Hakim) Putusan Mahkamah Agung

Dokumen terkait