• Tidak ada hasil yang ditemukan

AMDAL, UKL-UPL dan SPPLH

3. Rekomendasi Perbaikan KRP dan Pengintegrasian Hasil KLHS

4.3.2. AMDAL, UKL-UPL dan SPPLH

Pengelompokan atau kategorisasi proyek mengikuti ketentuan yang telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5 tahun 2012 tentang jenis rencana usaha dan/atau kegiatan Wajib AMDAL dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 10 Tahun 2008 Tentang Penetapan Jenis Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan Bidang Pekerjaan Umum yang Wajib Dilengkapi dengan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup, yaitu:

1. Proyek wajib AMDAL

2. Proyek tidak wajib AMDAL tapi wajib UKL-UPL 3. Proyek tidak wajib UKL-UPL tapi SPPLH

Deskpripsi Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL_ a) Rujukan Peraturan

Perundangan

• UU 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

• Permen LH 09/2011 tentang Pedoman umum KLHS

• UU 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

• Permen PPU 10/PRT/M/2008 tentang jenis kegiatan bidang PU wajib UKL UPL

• Permen LH 5/2012 tentang jenis rencana usaha dan/atau kegiatan Wajib AMDAL

b) Pengertian Umum • Rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip

pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program.

• Kajian mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. Usaha dan/atau Kegiatan adalah segala bentuk aktivitas yang dapat

menimbulkan perubahan terhadap rona lingkungan hidup serta menyebabkan dampak terhadap lingkungan.

c) Kewajiban pelaksanaan

• Pemerintah dan Pemerintah Daerah • Pemrakarsa rencana usaha dan/atau kegiatan yang masuk kriteria sebagai wajib AMDAL

(Pemerintah/swasta)

d) Keterkaitan studi lingkungan dengan:

• Penyusunan atau evaluasi RTRW, RPJP dan RPJM • Kebijakan, rencana dan/atau program yang

berpotensi menimbulkan dampak dan/atau resiko lingkungan

• Tahap perencanaan suatu usaha dan atau kegiatan

e) Mekanisme pelaksanaan

• pengkajian pengaruh kebijakan, rencana, dan/ atau program terhadap kondisi lingkungan hidup di suatu

• Pemrakarsa dibantu oleh pihak lain yang berkompeten sebagai penyusun AMDAL

wilayah;

• perumusan alternatif penyempurnaan kebijakan, rencana, dan/atau program; dan

• rekomendasi perbaikan untuk pengambilan keputusan kebijakan, rencana, dan/atau program yang mengintegrasikan prinsip pembangunan berkelanjutan.

• Dokumen AMDAL dinilai oleh komisi penilai AMDAL yang dibentuk oleh Menteri, Gubernur, atau

Bupati/Walikota sesuai kewenangannya dan dibantu oleh Tim Teknis.

• Komisi penilai AMDAL menyampaikan rekomendasi berupa kelayakan atau ketidaklayakan lingkungan kepada Menteri, gubernur, dan bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya.

• Menteri, gubernur, dan bupati/walikota berdasarkan rekomendasi komisi penilai AMDAL menerbitkan Keputusan Kelayakan atau Ketidaklayakan lingkungan

f) Muatan Studi Lingkungan

• Isu Strategis terkait Pembangunan Berkelanjutan • Kajian pengaruh rencana/program dengan isu-isu

strategis terkait pembangunan berkelanjutan • Alternatif rekomendasi untuk rencana/program

• Kerangka acuan; • Andal; dan • RKL-RPL.

Kerangka acuan menjadi dasar penyusunan Andal dan RKL-RPL. Kerangka acuan wajib sesuai dengan rencana tata ruang wilayah dan/atau rencana tata ruang kawasan.

g) Output • Dasar bagi kebijakan, rencana, dan/atau program pembangunan dalam suatu wilayah.

• Keputusan Menteri, gubernur dan bupati/walikota sesuai kewenangan tentang kelayakan atau ketidaklayakan lingkungan.

h) Outcome • Rekomendasi KLHS digunakan sebagai alat untuk melakukan perbaikan kebijakan, rencana, dan/atau program pembangunan yang melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan.

• segala usaha dan/atau kegiatan yang telah

• Dasar pertimbangan penetapan kelayakan atau ketidak layakan lingkungan

• Jumlah dan jenis izin perlindungan hidup yang diwajibkan

i) Pendanaan • APBD Kabupaten/Kota • Kegiatan penyusunan AMDAL (KA, ANDAL, RKLRPL) didanai oleh pemrakarsa,

• Kegiatan Komisi Penilai AMDAL, Tim Teknis dan sekretariat Penilai AMDAL dibebankan pada APBN/APBD

• Jasa penilaian KA, ANDAL dan RKL-RPL oleh komisi AMDAL dan tim teknis dibiayai oleh pemrakarsa. • Dana pembinaan dan pengawasan dibebankan pada

anggaran instansi lingkungan hidup pusat, provinsi dan kabupaten/kota

j) Partisipasi Masyarakat

• Masyarakat adalah salah satu komponen dalam kabupaten/kota yang dapat mengakses dokumen pelaksanaan KLHS

• Masyarakat yang dilibatkan adalah: o Yang terkena dampak;

o Pemerhati lingkungan hidup; dan/atau o Yang terpengaruh atas segala bentuk

keputusan dalam proses AMDAL

k) Atribut Lainnya:

a. Posisi • Hulu siklus pengambilan keputusan • Akhir sklus pengambilan keputusan b. Pendekatan • Cenderung pro aktif • Cenderung bersifat reaktif

c. Fokus analisis • Evaluasi implikasi lingkungan dan pembangunan berkelanjutan

• Identifikasi, prakiraan dan evaluasi dampak lingkungan

d. Dampak kumulatif • Peringatan dini atas adanya dampak komulatif • Amat terbatas e. Titik berat

telaahan

• Memelihara keseimbangan alam, pembangunan berkelanjutan

f. Alternatif • Banyak alternatif • Alternatif terbatas jumlahnya g. Kedalaman • Luas dan tidak rinci sebagai landasan untuk

mengarahkan visi dan kerangka umum

• Sempit, dalam dan rinci h. Deskripsi proses • Proses multi pihak, tumpang tindih komponen, KRP

merupakan proses iteratif dan kontinu

• Proses dideskripsikan dengan jelas, mempunyai awal dan akhir

i. Fokus pengendalian dampak

• Fokus pada agenda pembangunan berkelanjutan • Menangani gejala kerusakan lingkungan

j. Institusi Penilai • Tidak diperlukan institusi yang berwenang memberikan penilaian dan persetujuan KLHS

• Diperlukan institusi yang berwenang memberikan penilaian dan persetujuan AMDAL

Tabel 4.12 Penapisan Rencana Kegiatan Wajib AMDAL

No Jenis Kegiatan Skala/Besaran

A Pe rsampahan:

a. Pembangunan TPA Sampah Domestik dengan sistem Control landfill/sanitary landfill:

- luas kawasan TPA, atau

- Kapasitas Total

> 10 ha

> 100.000 ton b. TPA di daerah pasang surut:

- luas landfill, atau

- Kapasitas Total

semua kapasitas/ besaran

c. Pembangunan transfer station:

- Kapasitas > 500 ton/hari

d. Pembangunan Instalasi Pengolahan Sampah terpadu:

- Kapasitas > 500 ton/hari

e. Pengolahan dengan insinerator:

- Kapasitas semua kapasitas

f. Composting Plant:

- Kapasitas > 500 ton/hari

g. Transportasi sampah dengan kereta api:

- Kapasitas > 500 ton/hari

B Pe mbangunan Perumahan/Permukiman:

a. Kota metropolitan, luas > 25 ha

b. Kota besar, luas > 50 ha

c. Kota sedang dan kecil, luas > 100 ha

d. keperluan settlement transmigrasi > 2.000 ha

C Air Limbah Domestik

a. Pembangunan IPLT, termasuk fasilitas penunjang:

- Luas, atau

- Kapasitasnya

> 2 ha > 11 m3/hari b. Pembangunan IPAL limbah domestik,

termasuk fasilitas penunjangnya:

- Kapasitasnya > 2,4 ton/hari c. Pembangunan sistem perpipaan air limbah:

- Luas layanan, atau

- Debit air limbah

> 500 ha

> 16.000 m3/hari

D Pe mbangunan Saluran Drainase (Primer dan/atau sekunder) di permukiman

a. Kota besar/metropolitan, panjang: > 5 km

b. Kota sedang, panjang: > 10 km

E Jar ingan Air Bersih Di Kota Besar/Metropolitan

a. Pembangunan jaringan distribusi

- Luas layanan > 500 ha

b. Pembangunan jaringan transmisi

- panjang > 10 km

Sumber: Permen LH 5/2012

Jenis Kegiatan Bidang Cipta Karya yang kapasitasnya masih di bawah batas menjadikannya tidak wajib dilengkapi dokumen AMDAL tetapi wajib dilengkapi dengan dokumen UKL-UPL. Jenis kegiatan bidang Cipta karya dan batasan kapasitasnya yang wajib dilengkapi dokumen UKL-UPL tercermin dalam tabel berikut

Tabel 4.13 Penapisan Rencana Kegiatan Tidak Wajib AMDAL tapi Wajib UKL-UPL

Sektor Teknis

CK Kegiatan dan Batasan Kapasitasnya

a. Persampahan

i. Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) dengan system controlled landfill atau sanitary landfill termasuk instansi penunjang:

• Luas kawasan, atau < 10 Ha • Kapasitas total < 10.000 ton ii. TPA daerah pasang surut

• Luas landfill, atau < 5 Ha • Kapasitas total < 5.000 ton iii. Pembangunan Transfer Station

• Kapasitas < 1.000 ton/hari

iv. Pembangunan Instalasi/Pengolahan Sampah Terpadu • Kapasitas < 500 ton

v. Pembangunan Incenerator • Kapasitas < 500 ton/hari

vi. Pembangunan Instansi Pembuatan Kompos Kapasitas > 50 s.d. < 100 ton/ha

b. Air Limbah Domestik/

ii. Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah • Luas < 3 ha

• Atau bahan organik < 2,4 ton/hari

iii. Pembangunan sistem perpipaan air limbah (sewerage/off-site sanitation system) diperkotaan/permukiman

• Luas < 500 ha

• Atau debit air limbah < 16.000 m3/hari

c. Drainase Permukaan Perkotaan

i. Pembangunan saluran primer dan sekunder • Panjang < 5 km

ii. Pembangunan kolam retensi/polder di area/kawasan pemukiman

• Luas kolam retensi/polder (1 – 5) ha

d. Air Minum

i. Pembangunan jaringan distribusi:

• luas layanan : 100 ha s.d. < 500 ha ii. Pembangunan jaringan pipa transmisi

• Metropolitan/besar, Panjang: 5 s.d <10 km • Sedang/kecil, Panjang: 8 s.d. M 10 km • Pedesaan, Panjang : -

iii. Pengambilan air baku dari sungai, danau sumber air permukaan lainnya (debit)

• Sungai danau : 50 lps s.d. < 250 lps • Mata air : 2,5 lps s.d. < 250 lps

iv. Pembangunan Instalasi Pengolahan air lengkap • Debit : > 50 lps s.d. < 100 lps

v. Pengambilan air tanah dalam untuk kebutuhan:

• Pelayanan masyarakat oleh penyelenggara SPAM : 2,5 lps - < 50 lps

• Kegiatan komersil: 1,0 lps - < 50 lps

e.

Pembangunan Gedung

i. Pembangunan bangunan gedung di atas/bawah tanah: • Fungsi usaha meliputi bangunan gedung perkantoran,

perdagangan, perindustrian, perhotelan, wisata dan rekreasi, terminal dan bangunan gedung tempat penyimpanan: 5000 m2 s.d. 10.000 m2

• Fungsi keagamaan, meliputi bangunan masjid termasuk mushola, bangunan gereja termasuk kapel, bangunan pura, bangunan vihara, dan bangunan kelenteng : 5000 m2 s.d. 10.000 m2

• Fungsi sosial dan budaya, meliputi bangunan gedung pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan,

keudayaan, laboratorium, dan bangunangedung pelayanan umum : 5000 m2 s.d. 10.000 m2 • Fungsi khusus, seperti reaktor nuklir, instalasi

pertahanan dan keamanan dan bangunan sejenis yang ditetapkan oleh menteri

Semua bangunan yang tidak dipersyaratkan untuk Amdal maka wajib dilengkapi UKL dan UPL

ii. Pembangunan bangunan gedung di bawah tanah yang melintasi prasarana dan atau sarana umum:

• Fungsi usaha meliputi bangunan gedung perkantoran, perdagangan, perindustrian, perhotelan, wisata dan rekreasi, terminal danbangunan gedung tempat penyimpanan: 5000 m2 s.d. 10.000 m2

• Fungsi keagamaan, meliputi bangunan masjid termasuk mushola, bangunan gereja termasuk kapel, bangunan pura, bangunan vihara, dan bangunan kelenteng : 5000 m2 s.d. 10.000 m2

• Fungsi sosial dan budaya, meliputi bangunan gedung pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan,

keudayaan, laboratorium, dan bangunangedung pelayanan umum : 5000 m2 s.d. 10.000 m2 • Fungsi khusus, seperti reaktor nuklir, instalasi

pertahanan dan keamanan dan bangunan sejenis yang ditetapkan oleh menteri

Semua bangunan yang tidak dipersyaratkan untuk Amdal maka wajib dilengkapi UKL dan UPL

iii. Pembangunan bangunan gedung di bawah atau di atas air: • Fungsi usaha meliputi bangunan gedung perkantoran,

perdagangan, perindustrian, perhotelan, wisata dan rekreasi, terminal dan bangunan gedung tempat penyimpanan: 5000 m2 s.d. 10.000 m2

• Fungsi keagamaan, meliputi bangunan masjid termasuk mushola, bangunan gereja termasuk kapel, bangunan pura, bangunan vihara, dan bangunan kelenteng : 5000 m2 s.d. 10.000 m2

• Fungsi sosial dan budaya, meliputi bangunan gedung pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan,

kebudayaan, laboratorium, dan bangunangedung pelayanan umum : 5000 m2 s.d. 10.000 m2 • Fungsi khusus, seperti reaktor nuklir, instalasi

pertahanan dan keamanan dan bangunan sejenis yang ditetapkan oleh menteri

Semua bangunan yang tidak dipersyaratkan untuk Amdal maka wajib dilengkapi UKL dan UPL

f.

Pengembangan kawasan

permukiman

i. Kawasan Permukiman Sederhana untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), misalnya PNS, TNI/POLRI, buruh/pekerja;

kegiatan sosial ekonomi local pedesaan (Kota Terpadu Mandiri eks transmigrasi, fasilitas pelintas batas PPLB di perbatasan);

• Jumlah hunian: < 500 unit rumah; • Luas kawasan: < 10 ha

iii. Pengembangan kawasan permukiman baru dengan pendekatan Kasiba/Lisiba (Kawasan Siap Bangun/ Lingkungan Siap Bangun)

• Jumlah hunian: < 500 unit rumah; • Luas kawasan: < 10 ha

g. Peningkatan Kualitas

Permukiman

i. Penanganan kawasan kumuh di perkotaan dengan pendekatan pemenuhan kebutuhan dasar (basic need) pelayanan infrastruktur, tanpa pemindahan penduduk;

• Luas kawasan: < 10 ha

ii. Pembangunan kawasan tertinggal, terpencil, kawasan perbatasan, dan pulau-pulau kecil;

• Luas kawasan: < 10 ha

iii. Pengembangan kawasan perdesaan untuk meningkatkan ekonomi lokal (penanganan kawasan agropolitan, kawasan terpilih pusat pertumbuhan desa KTP2D, desa pusat pertumbuhan DPP) • Luas kawasan: < 10 ha h. Penanganan Kawasan Kumuh Perkotaan

i. Penanganan menyeluruh terhadap kawasan kumuh berat di perkotaan metropolitan yang dilakukan dengan pendekatan peremajaan kota (urban renewal), disertai dengan

pemindahan penduduk, dan dapat dikombinasikan dengan penyediaan bangunan rumah susun

Luas kawasan: < 5 ha

Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 10 Tahun 2008

Jenis Kegiatan Bidang Cipta Karya yang kapasitasnya masih di bawah batas wajib dilengkapi dokumen UKL-UPL menjadikannya tidak wajib dilengkapi dokumen UKL-UPL tetapi wajib dilengkapi dengan Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPLH).

Tabel 4.15 Checklist Kebutuhan Analisis Perlindungan Lingkungan pada Program Cipta Karya

No Komponen kegatan Lokasi Amdal UKL/UPL SPPLH

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Bangkim

a. Pembangunan jalan dan drainase lingkungan b. Pembangunan Infratruktur Kawasn Permukiman Perdesaan Potensial c. Infratruktur Perdesaan, RSLH, PIP

a. Rengat, Pasir Penyu, Rengat Barat, Seberida, Peranap b. Rakit kulim, talang jerinjing,

buluh rampai, Kuala Cenaku, air putih, rawa bangun c. Indragiri hulu - - - v v - - v 2 PBL a. Penyusunan RTBL b. PSD penanggulangan kebakaran c. Pembangunan PSD revitalisasi kawasan d. PSD RTH e. PSD penataan lingkungan tradisional/bersejarah

a. Pematang reba, simpang empat belilas, simpang tugu peranap, simpang japura, air molek

b. Pematang reba

c. Rengat, pematang reba, lirik, peranap

d. Rengat barat, pasir penyu, peranap, seberida, lirik e. Kota lama - - - - - - v v v v v - - - - 3 AM a. SPAM MBR b. Optimalisasi IKK c. SPAM IKK d. SPAM Perdesaan e. SPAM Regional

a. Rengat, rengat barat, kuala cenaku, pasir penyu, peranap, seberida, sei lala, batang gangsal

b. Rengat, batang cenaku, kuala cenaku, seberida, sei lala, rengat barat, batang peranap, rakit kulim, kelayang, pasir penyu, peranap

c. Lubuk batu jaya, batang gangsal, kelayang, rakit kulim, batang peranap d. Petaling jaya e. Indragiri Hulu - - - - v v v v v - - - - - 4 PLP a. Pembangunan IPLT b. IPAL dan Sanimas

c. Pembangunan drainase

d. Pembangunan TPA e. Pengadaan alat berat TPA f. Pembangunan TPST/3R

a. Rengat barat

b. Rengat, rengat barat, rakit kulim, kuala cenaku, peranap, batang cenaku, batang

gangsal, kelayang, lirik, sei lala, lubuk batu jaya

c. Pematang reba, rengat, sei lala, peranap, lirik

d. Pematang reba e. Pematang reba

f. Air molek, belilas, peranap, rengat, lirik, sei lala, batang gangsal v - - v - - - v v - - v - - - - v -

Dokumen terkait