• Tidak ada hasil yang ditemukan

AMDAL, UKL, UPL dan SPPLH

3. Identifkasi KRP

4.3.2 AMDAL, UKL, UPL dan SPPLH

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) adalah kajian mengenai dampak penting suatu Usaha dan/atau Kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan Usaha dan/atau Kegiatan.

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup, yang selanjutnya disebut UKL-UPL, adalah pengelolaan dan pemantauan terhadap Usaha dan/atau Kegiatan yang tidak berdampak penting terhadap lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan Usaha dan/atau Kegiatan.

Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan Hidup (SPPLH) adalah merupakan pernyataan kesanggupan dari penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan untuk melakukan pengelolaan dan pemantauanlingkungan hidup atas dampak lingkungan hidup dari Usaha dan/atau kegiatannya diluar usaha dan/atau kegiatan yang wajib amdal atau UKL-UPL.

Panduan kerangka Lingkungan dirumuskan berdasarkan sejumlah regulasi terkait yang berlaku, antara lain:

1. Undang-undang (UU) No. 32/2009 Tentang Perlindungaan dan Pengelolaan

lingkungan hidup,pasal 22-33 mengenai rencana kegiatan atau pekerjaan yangkemungkinan dapat menimbulkan dampak lingkungan besar dansignifikan diharuskan wajib AMDAL. Pasal 34 mengenai rencana kegiatan atau pekerjaan yangkemungkinan dapat menimbulkan dampak lingkungan yang wajibUKL/UPL. Pasal 35 rencana kegiatan atau pekerjaan yang diminta untuk dilengkapi dengan SPPL

2. Peraturan Pemerintah (PP) No. 27/2012 tentang Izin Lingkungan, Dokumen

Lingkungan Hidup (AMDAL dan UKL-UPL) menyediakan informasi yang diperlukan untuk proses pengambilan keputusan terkait dengan penerbitan izin lingkungan. Informasi yang disajikan berupa dampak lingkungan yang terjadi akibat rencana usaha dan/atau kegiatan dan langkah-langkah pengendaliannya dari aspek

RAN

AKHI

R

teknologi social dan institusi, pemantauan lingkungannya serta komitmen pemrakarsa

3. Peraturan Pemerintah (PP) No. 27/2012 pasal 32-33, Keputusan Kelayakan

Lingkungan atau ketidaklayakan diambil oleh Mentri/Gubernur/Bupati/Walikota dari hasil rekomendasi hasil penilaian Andal & RKL-RPL dari Komisi Penilai Amdal dengan jangka waktu 10 hari kerja.

4. Peraturan Pemerintah (PP) No. 27/2012 pasal 47, izin lingkungan diterbitkan oleh

Mentri, gubernur, atau bupati/walikota bersamaan dengan diterbitkannya keputusan kelayakan lingkungan hidup

5. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 15/2012, tentang Jenis Rencana

Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Memiliki Mengenai Dampak Lingkungan Hidup;

6. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 16 tahun 2012 tentang Upaya

Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan hidup

7. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 10 tahun 2008 tentang Penetapan

Jenis Usaha dan/atau Kegiatan Bidang Permukiman dan Prasarana Wilayah yang Wajib Dilengkapi dengan Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL); dan

Seluruh program investasi inrfrastruktur bidang PU/Cipta Karya yang diusulkan oleh Kabupaten/Kota harus sesuai dan memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut ini.

1. Penilaian lingkungan (environtment assesment) dan rencana mitigasi dampak

sub-proyek, dirumuskan dalam bentuk :

a. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) atau Analisis Dampak

Lingkungan (ANDAL) dikombinasikan dengan Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL), khususnya bagi kegiatan sub proyek yang diprakirakan menimbulkan dampak penting atau perubahan mendasar bagi lingkungan.

b. Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL),

bagi kegiatan sub proyek yang tidak menimbulkan dampak penting pada lingkungan.

RAN

AKHI

R

c. Standar Operasi Baku (SOP) untuk petunjuk pelaksanaan mitigasi dilapangan

termasuk petunjuk pelaksanaan operasional dan pemeliharaan sarana yang dibangun.

d. Tergantung pada kategori dampak sub proyek yang dimaksud.

2. AMDAL harus dilihat sebagai alat peningkatan kualitas lingkungan. Format

AMDAL atau UKL/UPL merupakan bagian tidak terpisahkan dari analisis teknis, ekonomi, sosial, kelembagaan dan keuangan sub-proyek.

3. Sejauh mungkin, subproyek harus menghindari atau meminimalkan dampak

negatif terhadap lingkungan. Selaras dengan hal tersebut, sub proyek harus dirancang untuk dapat memberikan dampak positif semaksimal mungkin pada masyarakat dan lingkungan. Sub proyek yang diperkirakan dapat mengakibatkan dampak negatif yang penting terhadap lingkungan, dan dampak tersebut tidak dapat ditanggulangi melalui rancangan dan konstruksi sedemikian rupa harus dilengkapi dengan AMDAL.

4. Usulan program investasi infrastruktur bidang PU/Cipta Karya tidak dapat

dipergunakan untuk mendukung kegiatan yang dapat mengakibatkan dampak negatif terhadap habitat alamiah, warga terasing dan rentan, wilayah yang dilindungi / kawasan lindung, alur laut internasional atau kawasan sengketa. Disamping itu dari usulan RPIJM juga tidak membiayai pembelian, produksi atau penggunaan :

a. Bahan-bahan yang merusak ozon, tembakau atau produk-produk tembakau;

b. Asbes. Bahan-bahan yang mengandung unsur asbes;

c. Bahan/material yang termasuk dalam ketegori B3 (bahan beracun dan

berbahaya). Rencana investasi tidak membiayai kegiatan yang menggunakan, menghasilkan, menyimpan atau mengangkut bahan/material beracun, korosif atau eksplosif atau bahan/material yang termasuk dalam kategori B3 menurut hukum yang berlaku di Indonesia;

d. Pestisida, herbisida, dan insektisida. RPIJM tidak diperuntukkan membiayai

kegiatan yang melakukan pengadaan pestisida, herbisida atau insektisida;

e. Pembangunan bendungan. RPIJM bidang infrastruktur PU/Cipta Karya tidak

membiayai pembangunan atau rehabilitasi bendungan atau investasi yang mempunyai ketergantungan pada kinerja bendungan yang telah ada ataupun yang sedang dibangun;

RAN

AKHI

R

f. Kekayaan budaya. RPIJM bidang infrastruktur PU/Cipta Karya tidak membiayai

kegiatan yang dapat merusak atau menghancurkan kekayaan budaya baik berupa benda dan budaya maupun lokasi yang dianggap sakral atau memiliki nilai spiritual; dan

g. Penebangan kayu. RPIJM bidang Infrastruktur PU/Cipta Karya tidak membiayai

kegiatan yang terkait dengan kegiatan penebangan kayu atau pengadaan peralatan penebangan kayu.

Prosedurpelaksanaan AMDAL terdiri dari berbagai kegiatan utama, yakni: pentapisan awal sub proyek sesuai dengan kriteria persyaratan Safeguard, evaluasi dampak lingkungan; pengklasifikasian/kategorisasi dampak lingkungan dari sub proyek yang diusulkan (lihat tabel 4.6), perumusan dokumen SOP, UKL/UPL atau AMDAL (KA-ANDAL, ANDAL dan RKL/RPL), pelaksanaan dan pemantauan pelaksanaan.

Tabel 4.6

Kategori Pendugaan Safeguard Lingkungan

Kategori Dampak Persyaratan

Pemerintah

A

Sub proyek dapat mengakibatkan dampak lingkungan yang buruk, berkaitan dengan kepekaan dan keragaman dampak yang ditimbulkan, upaya pemulihan kembali sangat sulit dilakukan

ANDAL dan RKL/RPL

B Sub proyek dengan ukuran dan volume kecil, mengakibatkan dampak

lingkungan akan tetapi upaya pemulihannya sangat mungkin dilakukan UKL/UPL

C Sub proyek yang tidak memiliki komponen konstruksi dan tidak

mengakibatkan pencemaran udara, tanah dan air. Tidak ada

Catatan :

ANDAL : Analisis Dampak Lingkungan RPL : Rencana Pemantauan Lingkungan UKL : Upaya Pengelolaan Lingkungan UPL : Upaya Pemantauan Lingkungan

Tabel 4.7

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No.5 Tahun 2012 Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Wajib AMDAL

No Jenis Kegiatan Skala/ Besaran Alasan Ilmiah

1 Normalisasi Sungai (termasuk sodetan) dan pembuatan kanal banjir

- Terjadi timbunan tanah galian kana kiri sungai yang menimbulkan dampak lingkungan, dampak sosial, dan gangguan

- Mobilisasi alat besar dapat menimbulkan a. Kota besar/ metropolitas

RAN

AKHI

R

No Jenis Kegiatan Skala/ Besaran Alasan Ilmiah

- Panjang >= 5 km gangguan dampak

- Volume pengerukan >= 500.000 m3 b. Kota sedang - Panjang >= 10 km - Volume pengerukan >= 500.000 m3 c. Perdesaaan - Panjang >= 15 km - Volume pengerukan >= 500.000 m3

2 Persampahan a.Dampak potensial adalah pencemaran gas/udara, resiko kesehatan masyarakat dan pencemaran dari leachate

b.Dampak potensial berupa pencemaran dari leachate, udara, bau, vektor, penyakit dan gangguan kesehatan

c.Dampak potensial berupa pencemaran dari leachate, udara, gas beracun, bau, vektor, penyakit dan gangguan kesehatan d.Dampak potensial berupa fly ash dan

bottom ash, pencemaran udara, emisi biogas, limbah, cooling water, bau dan gangguan kesehatan

e.Dampak potensial berupa pencemaran dari bau, dan gangguan kesehatan a. Pembangunan Tempat

Pembuangan Akhir Sampah domestik dengan sistem control landfill atau sanitary landfill

(luas < 10 Ha dan kapasitas < 10.000 ton)

b. TPA di daerah pasang surut , Semua

kapasitas/besaran

c. Pembangunan Transfer Station (kapasitas operasional)

≥ 500 ton/ hari

d. Pembangunan incenarator Semua kapasitas

e. Bangunan Komposting dan Daur Ulang (kapasitas sampah baku)

≥ 500 ton/ hari

f. Transportasi sampah dengan kereta api

≥ 500 ton/ hari

3 Pembangunan perumahan/ permukiman

Besaran untuk masing-masing tipologi kota diperhitungkan berdasarkan :

- Tingkat pembebasan lahan

- Daya dukung lahan; seperti daya dukung tanah, kapasitas resapan air tanah, tingkat kepadatan bangunan per hektar

- Tingkat kebutuhan air sehari-hari - Limbah yang dihasilkan sebagai akibat

hasil kegiatan perumahan dan permukiman

- Efek pembangunan terhadap lingkungan sekitar (mobilisasi material dan manusia) - KDB dan KLB a. Kota metropolitan ≥25 ha b. Kota besar ≥ 50 ha c. Kota sedang ≥100 ha d. Keperluan Settlement transmigrasi ≥2000 ha

4 Air limbah domestik

a. Pembangunan instalasi

pengolahan lumpur tinja (IPLT), termasuk fasilitas penunjangnya

Luas ≥2 ha Kapasitas ≥11 m3 / hari

- Setara dengan layanan untuk 100.000 orang

- Dampak potensial berupa bau, gangguan kesehatan, lumpur sisa yang tidak diolah dengan baik dan gangguan visual

RAN

AKHI

R

No Jenis Kegiatan Skala/ Besaran Alasan Ilmiah

b. Pembangunan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) limbah domestik termasuk fasilitas penunjangnya

Luas ≥ 3 ha

Kapasitas ≥2.4 ton/

hari

- Setara dengan layanan untuk 100.000 orang

c. Pembangunan sistem perpipaan air limbah

Luas ≥ 500 ha Kapasitas ≥16.000

m3 / hari

- Setara dengan layanan untuk 100.000 orang

- Setara dengan 20.000 unit

- Dampak potensial berupa gangguan lalulintas, kerusakan prasarana umum, ketidaksesuaian atau nilai kompensasi 5 Pembangunan saluran drainase

(primer dan/atau skunder) di permukiman

- Berpotensi menimbulkan gangguan lalulintas, kerusakan prasarana umum, pencemaran di daerah hilir, perubahan tata air disekitar jaringan, bertambahnya aliran puncak dan perubahan perilaku masyarakat disekitar jaringan

- Pembangunan jaringan skunder di kota sedang yang melewati permukiman padat a. Kota besar/ metropolitas ≥ 5 km

b. Kota sedang, panjang ≥ 10 km

6 Jaringan air bersih di kota besar/ metropolitas

Berpotensi menimbulkan dampak hidrologi dan persoalan keterbatasan air

a. Pembangunan jaringan distribusi ≥ 500 ha

b. Pembangunan jaringan transmisi >= 10 km

7 Pengambilan air dari danau, sungai, mata air permukaan atau sumber air permukaan lainnya

>= 250 l/d - setara kebutuhan air bersih 200.000 orang

- setara kebutuhan kota sedang

8 Pembangunan pusat perkantoran, pendidikan, olahraga, kesenian, tempat ibadah, pusat perdagangan/ perbelanjaan relatif terkonsentrasi

Luas lahan >= 5 ha

Bangunan >= 10. 000 m3

Besaran diperhitungkan berdasarkan :

- Pembebasan lahan - Daya dukung lahan

- Tingkat kebutuhan air sehari-hari - Limbah yang dihasilkan

- Efek pembangunan terhadap lingkungan sekitar (getaran, kebisingan, polusi udara dan lain-lain)

- KDB dan KLB

- Jumlah dan jenis pohon yang mungkin hilang

Khusus bagi pusat

perdagangan/perbelanjaan relatif terkonsentarsi dengan luas tersebut diperkirakan akan menimbulkan dampak penting :

- Konflik sosial akibat pembebasan lahan (umumnya berlokasi dekat pusat kota

RAN

AKHI

R

No Jenis Kegiatan Skala/ Besaran Alasan Ilmiah

yang memiliki kepadatan tinggi) - Struktur bangunan bertingkat tinggi dan

bassement menyebabkan masalah dewatering dan gangguan tiang-tiang pancang terhadap akuifer sumber air sekitar

- Bangkitan pergerakan dan kebutuhan permukiman dari tenaga kerja yang besar - Bangkitan pergerakan dan kebutuhan

perkir pengunjung - Produksi sampah 9 Pembangunan kawasan permukiman

untuk pemindahan penduduk/ transmigasi

Luas lahan >= 2000 ha

Berpotensi menimbulkan dampak yang disebabkan oleh :

- Pembebasan lahan - Tingkat kebutuhan air

- Daya dukung lahan; seperti daya dukung tanah, kapasitas resapan air tanah, tingkat kepadatan bangunan per hektar, dan lain-lain

Sumber : Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5 Tahun 2012

Pendugaan dampak lingkungan juga mengacu pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No 10. Tahun 208 Penetapan Jenis Usaha dan/atau Kegiatan Bidang Permukiman dan Prasarana Wilayah yang Wajib Dilengkapi dengan Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan. Untuk lebih jelasnya adalah sebagai berikut :

Tabel 4.8

UKL dan UPL Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 10 Tahun 2008 No Jenis Usaha/ Kegiatan Skala (Besaran) Dasar Pertimbangan Alasan Ilmiah Khusus

1 Normalisasi Sungai

a. Kota Besar/Metropolitan (panjang atau luas)

1 Km s/d < 5 Km, 5 Ha s/d 50 Ha

Perubahan bentang alam dan bentuk

lahan, serta perubahan ekosistem sungai,

perubahan

morfologisungai, dan

pengaruh kondisi sosial ekonomi budaya

masyarakat.

Perubahan alur, dasar Dan tebing

sungai dalam mencapai

keseimbangan baru, meningkatnya

pencemaran air, gangguan lalu

lintas dan gangguan estetika

lingkungan. b. Kota Sedang (panjang

sungai) 3 Km s/d < 10 Km, 10 ha s/d 50 Ha c. Perdesaaan (panjang sungai) 5 Km s/d < 15 Km, 15 Ha s/d 50 Ha

RAN

AKHI

R

No Jenis Usaha/ Kegiatan Skala (Besaran) Dasar Pertimbangan Alasan Ilmiah Khusus

2 Persampahan

a. Tempat Pembuangan Akhir Sampah dengan sistem control landfill atau sanitary landfill

(luas < 10 Ha dan kapasitas < 10.000 ton)

Perubahan tentang bentang alam dan bentuk lahan,

pengaruh penggunaan teknologinya terhadap lingkungan fisik, kimia dan sosial ekonomi budaya, introduksi jenis kawasan

Gangguan kesehatan, estetika, bau, asap, pembakaran, emisi bio gas (H2S, NOX, Sox, Cox, dixioan), pencemaran air tanah maupun air permukaan leachate (air lindi), gangguan lalat, keluahan penduduk sekitar terhadap keberadaan tempat pembuangan sampah disekitar, dll

b. TPA di daerah pasang surut

(luas < 5 Ha dan kapasitas < 5.000 ton)

Kedalam proses pembusukan, kecuali untuk lokasi yang berada di bantaran sungai Tidak dibangun di sekitar sungai/ berbatasan langsung dengan sungai c. Pembangunan Transfer Station (kapasitas operasional) <1000 ton/ hari

d. Pembangunan incenarator < 500 ton/hari

e. Bangunan Komposting dan Daur Ulang (kapasitas sampah baku)

> 50 s/d 100 ton/Ha

3 Pembangunan Perumahan dan Permukiman

Perubahan bentang alam, eksploitasi dan pemanfaatan sumber daya alam yang menimbulkan pemborosan dan kemerosotan,

pengaruhnya terhadap lingkungan fisik-kimiawi, biologi, sosial ekonomi dan budaya

Perubahan tata guna lahan skala kawasan, perubahan daya dukung dan tingkat pelayanan kota, bangkitan LHR, bangkitan sampah dan limbah, perubahan tingkat konsumsi air bersih, perubahan volume run-off, perubahan kawasan resap air, kesenjangan sosial dengan masyarakat

a. Kota Metropolitan (luas) 2 Ha s/d <25 Ha

b. Kota Besar (luas) 2 Ha s/d 50 Ha

c. Kota Sedang (luas) 2 Ha s/d 100 Ha

4 Peremajaan Perumahan dan Permukiman

Perubahan bentuk lahan, pengaruhnya terhadap lingkungan sosial, ekonomi dan budaya dan pelestarian cagar budaya

Perubahan kepadatan penduduk, perubahan tingkat pelayanan prasarana dan sarana kota, perubahan kondisi sosial ekonomi dan budaya, kehilangan bangunan bersejarah atau peningkatan nilai asset bangunan bersejarah

a. Kota Metropolitan dan Besar >= 1Ha b. Kota Sedang >= 2 Ha c. Revitalisasi kawasan (memfungsikan kembali kawasan) >= 1 Ha 5 Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja

Perubahan bentuk lahan, pengaruh proses

Gangguan kesehatan, estetika, bau, perubahan kualitas air

RAN

AKHI

R

No Jenis Usaha/ Kegiatan Skala (Besaran) Dasar Pertimbangan Alasan Ilmiah Khusus

(IPLT) dan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)

teknologi terhadap lingkungan fisik, kimiawi, biologi, sosial, ekonomi dan budaya

tanah maupun air permukaan sekitar IPAL/IPLT, perubahan pola mata pencaharian masyarakat sekitar

a. IPLT < 2 Ha

b. IPAL < 3 Ha

6 Pembangunan Sistem Perpipaan Air Limbah (sewerage)

Penurunan daya dukung dan daya

tampung lingkungan, penerapan teknologi

yang mempengaruhi lingkungan fisik

kimia, serta proses dan hasilnyamempengaruhi kondisi sosial masyarak

Gangguan

kesehatanmasyarakat sekitar menurunnya

estétika lingkungan, timbulnyabau, lalat, vektor penyakit,pencmaran udara akibat emisigas hasil

pembakaranpencemaran atau perubahankualitas dan kuantitas air tanah,air permukaan dan air bakuserta keresahan

masyarakatterhadap pengelolaan airlimbah. Kota Besar/ Metropolitan

(luas/ layanan) < 500 Ha

7 Drainase Permukiman Kota

a. Pembangunan saluran di Kota Besar dan

Metropolitan

Perubahan bentang alam dan bentuk lahan, penerapan teknologinya mempengaruhi lingkungan fisik, kimiawi, proses dan hasilnya

mempengaruhi lingkungan sosial, ekonomi dan budaya

Gangguan lalulintas, kerusakan prasarana dan sarana umum, ketidapuasan atas nilai kompensasi kerusakan property atau kompensasi pembebasan lahan, perubahan kualitas air di bagian hilir saluran

*) pembangunan drainase skunder dan tertier di kota sedang kemungkinan melewati permukiman padat - Drainase Utama (panjang) < 5 Km

- Drainase Skunder dan Tertier (panjang)

1 Km – 5 Km b. Pembangunan Saluran di

Kota Sedang

- Drainase Utama (panjang) < 10 Km - Drainase Skunder dan

Tertier (panjang)

2 – 10 Km* c. Pembangunan Saluran di

Kota Kecil (panjang)

< 5 Km

8 Pembangunan Bangunan Gedung, meliputi apartemen/ perkantran dan rumah sakit kelas A, B, dan C Perubahan bentuk lahan, penerapan teknologinya mempengaruhi lingkungan fisik, kimiawi, proses dan hasilnya

Gangguan lalulintas, kebisingan, kesehatan, getaran, gangguan genagan lokal, gangguan cahaya, gangguan kebakaran, bangkitan LHR, air limbah, sampah, peningkatan (Luas Lantai) < 10.000 m2

RAN

AKHI

R

No Jenis Usaha/ Kegiatan Skala (Besaran) Dasar Pertimbangan Alasan Ilmiah Khusus

mempengaruhi lingkungan sosial, ekonomi dan budaya, flora fauna, perubahan intensitas bangunan gedung terhadap linkungan

kebutuhan pelayanan prasarana dan sarana perkotaan (air bersih, air limbah, jalan akses, drainase, area parkir), perubahan KDB, KLB, pningkatan emisi gas, bahan bersifat ozon

9 Air Bersih Perkotaan

Penerapan teknologinya mempengaruhi lingkungan fisik, kimia, proses dan hasilnya mempengaruhi lingkungan sosial budaya, eksploiatsi sumberdaya air yang pemanfaatnnya berpotensi menimbulkan pemborosan maupun kerusakan sumber daya alam, ekologi waduk

Gangguan lalulintas, kecemburuan sosial antar konsumen air bersih, konflik pemakaian sumber daya air, perubahan pasokan air, penurunan muka tanah akibat penyedotan air tanah yang berlebihan, intusi air asin, perubahan kualitas air badan penerima limbah hasil proses pengolahan air.

*)skala besaran wajib UKL?UPL untuk pengambilan dari mata air > 5 l/dt s/d <50 l/d (khususnya di P. Jawa dan pulaupulau kecil)

*) sepanjang belum diatur oleh instansi yang berwenang a. Pembangunan Jaringan

Distribusi (luas layanan)

100 Ha s/d < 500 Ha

b. Pembangunan Jaringan Pipa Transmisi

5 Km s/d <10 Km

c. Pengambilan Air Baku dan Sungai, Danau dan Sumber Air Lainnya (debit)

50 l/dt < 250 l/d*

d. Pembangunan Instalasi Pengelohan Air Lengkap (debit)

< 50 l/d

e. Pengambilan Air Tanah < 5 l/d dan < 50

10 Pembangunan Kawasan Permukiman Untuk Pemindahan Penduduk dan atau Permukiman Kembali

Perubahan bentang alam, eksploitasi sumber daya alam, proses dan hasilnya mempengaruhi lingkungan fisik kimia biologi, mempengaruhi pelestarian kawasan konservasi sumber daya alam

Perubahan tata guna lahan kawasan, ketidakpuasan atas pemberian kompensasi penggantian bangunan, adaptasi dengan penduduk sekitar, perubahan ekosistem kawasan, perubahan daya dukung kawasan (lahan, sumber daya air, pertanian, kehutanan, perkebunan, dll), perubahan koefisien run off , perubahan KDB, KLB.

Catatan

*) kedalam kegiatan ini termasuk yang dipersiapkan untuk menampung pengungsi a. Jumlah Penduduk

Pendukung Yang Dipindahkan

50 KK – 200 KK

RAN

AKHI

R

No Jenis Usaha/ Kegiatan Skala (Besaran) Dasar Pertimbangan Alasan Ilmiah Khusus

dan memukimkan kembali, penduduk yang dipindahkan akibat pembangunan proyek misalnya waduk, jalan, bencana sosial, dll.

Sumber : Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5 Tahun 2012

Beberapa kegiatan pada bidang Pekerjaan Umum untuk mempertimbangkan skala/besaran menggunakan ketentuan berdasarkan jumlah populasi, yaitu :

- Kota Metropolitan : > 1.000.000 jiwa

- Kota Besar : 500.000 – 1.000.000 jiwa

- Kota Sedang : 200.000 – 500.000 jiwa

- Kota Kecil : 20.000 – 200.000 jiwa

Seperti halnya pengelolaan persampahan, dampak yang ditimbulkan bisa menjadi positif pada peningkatan kualitas lingkungan dan kesehatan masyarakat, memberikan tatanan lingkungan yang bersih dan sehat, memperkecil resiko terjangkitnya penyakit pada masyarakat serta dapat menekan peningkatan volume limbah padat/sampah.

Namun, khusus untuk pengembangan untuk lokasi tempat pembuangan akhir (TPA) sendiri, akan menerima segala resiko akibat pola pembuangan sampah terutama yang berkaitan dengan kemungkinan terjadinya pencemaram lindi (leachate) ke badan air maupun air tanah, pencemaran udara oleh gas dan efek rumah kaca serta berkembang biaknya vektor penyakit seperti lalat. Selain itu dampak lainnya cara jelas dapat diliat pada tabel berikut :

Tabel 4.9

Dampak Potensial Kegiatan Pembuangan Akhir Tahap

Pembangunan Kegiatan Perkiraan Dampak

Prakonstruksi Pemilihan lokasi TPA

Perencanaan Pembebasan lahan

Lokasi yang tidak memenuhi persyaratan akan mencemari lingkungan dan mengganggu kesehatan masyarakat

Perencanaan yang tidak didukung oleh data yang akurat akan menghasilkan konsntruksi yang tidak memadai

Ganti rugi yang tidak memadai akan menimbulkan keresahan masyarakat

RAN

AKHI

R

Tahap

Pembangunan Kegiatan Perkiraan Dampak

Konstruksi Mobilisasi alat berat & tenaga

Pembersihan lahan Pekerjaan sipil

Meningkatkan polusi udara (debu, kebisingan) Keresahan sosial apabila tenaga setempat tidak

dimaanfaatkaan Pengurangan tanaman

Pembuatan konstruksi yang tidak memenuhi persyaratan akan menyebabkan kebocoran lindi, gas dan lain-lain

Operasi Pengangkutan Penimbunan dan pemadatan Penutupan tanah Ventilasi gas Pengumpulan lindi

dan pengolahan lindi

Pengangkutan sampah dalam keadaan terbuka dapat

menyebabkan bau dan sampah berceceran di sepanjang jalan yang dilalui truk

Penimbunan sampah yang tidak beraturan dan pemadatan yang kurang baik menyebabkan masa pakai TPA lebih singkat Penutupan tanah yang tidak memadai dapat menyebabkan

bau, populasi lalat tinggi dan pencemaran udara

Ventilasi gas yang tidak memadai menyebabkan pencemaran udara, kebakaran dan bahaya asap

Lindi yang tidak terkumpul dan terolah dengan baik dapat menggenangi jalan dan mencemari badan air dan air tanah

Pasca operasi Reklamasi lahan

Pemantauan kualitas lindi dan gas

Reklamasi yang tidak sesuai dengan peruntukan lahan apalagi digunakan untuk perumahan dapat membahayakan konstruksi bangunan dan kesehatan masyarakat

Tanpa upaya pemantauan yang memadai, maka akan menyulitkan upaya perbaikan kualitas lingkungan

Untuk mengurangi dampak tersebut, dalam melaksanakan pembangunan dan pengoperasian TPA perlu kajian lingkungan TPA yang disesuaikan dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku. Secara umum dokumen yang harus dilengkapi untuk melaksanakan pembangunan dan pengoperasian TPA adalah :

1. AMDAL

a. Untuk kegiatan pembangunan TPA > 10 Ha

b. Untuk kegiatan pembangunan TPA yang terletak dikawasan lindung, berbatasan

dengan kawasan lindung atau yang secara langsung mempengaruhi kualitas lingkungan kawasan lindung. Seperti di pinggir sungai, pantai, laut dan kawasan lindung lainnya (< 10 ha)

c. Dokumen AMDAL terdiri dari Kerangka Acuan (KA) ANDAL, ANDAL, RKL / RPL.

d. Kerangka Acuan KA ANDAL meliputi pendahuluan (latar belakang, tujuan dan

RAN

AKHI

R

ditelaah, lingkup rona lingkungan hidup awal dan lingkup wilayah studi), metode studi (metode pengumpulan dan analisa data, metode prakiraan dampak dan penentuan dampak penting, metode evaluasi dampak), pelaksanaan studi (tim studi, biaya studi dan waktu). KA ANDAL juga dilengkapi dengan daftar pustaka dan lampiran

e. Penyusunan dokumen ANDAL meliputi pendahuluan (latar belakang, tujuan studi

Dokumen terkait