Bahaya E.coli terhadap kesehatan. Penyebab infeksi pada manusia disebabkan oleh galur E.coli seperti infkesi meningitis pada neonates, infeksi saluran kemih, dan infkesi intensin (gastro enteritis). Ketiga penyakit infeksi ini sangat tergantung pada ekspresi penyebab virulensi masing-masing serotipe E.coli, termasuk terdapat invasion, adhesin, jenis toksin yang di produksi, dan kemampuan mengatasi pertahanan tubuh hospes.
Infeksi E.coli sering kali berupa diare yang disertai darah, kejang perut, demam, dan terkadang dapat menyebabkan gangguan pada ginjal. Sindrom uremic hemolitik merupakan infeksi E.coli pada beberapa penderita, anak-anak dibawah 5 tahun, dan orang tua dapat menimbulkan komplikasi. Sekitar 2-7% infeksi E.coli menimbulkan komplikasi.
Pada umumnya penyakit yang diakibatkan oleh infeksi E.coli dapat ditularkan lewat makanan yang tidak dimasak dan daging yang terpapar.
Penularan penyakit juga dapat terjadi lewat bersentuhan langsung dan biasanya terjadi di tempat yang kondisi lingkungan dan sanitasi yang kurang bersih.
Dilihat dari sifat virulensi, E.coli dikelompokkan menjadi E.coli yang dapat menyebabkan infeksi intensin dan infeksi ekstrantestin.
Landasan Teori
Penanganan sanitasi makanan dimana termasuk sesuatu yang penting untuk menentukan kualitas makanan, E.coli sebagai salah satu indikator terjadinya pencemaran makanan yang dapat menyebabkan penyakit akibat makanan (food borne disease). Pada umumnya bakteri yang hidup sebagai flora normal pada usus manusia yaitu bakteri-bakteri indikator sanitasi. Apabila bakteri masuk ke saluran pencernaan, baik melalui makanan atau minuman bakteri E.coli dapat mengakibatkan diare. (Budiono dkk, 2016).
Suatu mikroba dengan cepat tumbuh pada bagian yang di dalamnya terdapat nutrisi untuk kebutuhan hidupnya. Produk makanan tradisional termasuk jajanan pasar tradisional memiliki kelemahan dalam hal kandungan mikrobiologis.
Jajanan pasar cepat sekali terpapar mikroba karena proses penanganan sanitasinya yang kurang baik. Tidak selayaknya masyarakat mengkonsumsi jenis jajanan yang terkontaminasi oleh mikroba (Pratiwi, 2005).
Kerangka Konsep
Metode Penelitian
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian dekriptif dengan melakukan observasi dan uji laboratorium untuk mengetahui gambaran penanganan sanitasi serta kandungan E.coli pada jajanan pasar berjenis kue basah di Pasar Tradisional Sukaramai Kota Medan tahun 2019.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian. Penelitian ini dilakukan di Pasar Tradisional Sukaramai, Kecamatan Medan Area, Kota Medan, Sumatera Utara. Untuk uji mikrobiologi E.coli dilakukan di Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKL PP) Kelas I kota Medan.
Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada bulan Juli sampai dengan bulan Oktober tahun 2019.
Populasi dan Sampel
Populasi penelitian. Populasi dari penelitian ini adalah pedagang jajanan pasar yang terdapat di Pasar Tradisional Sukaramai kota Medan sebanyak 6 orang pedagang.
Sampel penelitian. Sampel penelitian ini diambil dari 6 pedagang jajanan pasar, dari masing-masing pedagang diambil 3 buah jajanan kue basah yang paling laku di pasaran yaitu bolu pisang, kue lapis, dadar gulung, getuk, ongol-ongol, dan kue mangkuk. Jumlah sampel keseluruhan adalah 18 sampel.
Teknik sampling. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Sampel jajanan yang diambil adalah jajanan yang
dijajakan di pinggiran Pasar Sukaramai. Sampel diambil berdasarkan kriteria jajanan yang paling laku di pasaran yaitu jajanan berjenis kue basah. Setiap populasi penelitian, diambil sampel jajanan pasar sebanyak tiga waktu pengambilan. Kriteria pengambilan sampel ini adalah berdasarkan waktu yang telah ditentukan. Pengambilan sampel pertama yaitu saat jajanan pasar baru dijajakan (baru dimasak), jam 08.00 wib. Pengambilan sampel kedua yaitu saat pembeli ramai, jam 10.00 wib. Pengambilan sampel ketiga yaitu saat di akhir penjualan, jam 12.00 wib. Pemeriksaan E.coli dilakukan di Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKL PP) Kelas I Medan.
Variabel dan Defenisi Operasional
Variabel bebas. Variabel bebas penelitian ini adalah gambaran penanganan sanitasi makanan (personal hygiene pedagang, sanitasi penyajian dan pengemasan makanan, sanitasi lokasi dan bangunan tempat penjualan, serta sanitasi fasilitas tempat penjualan).
Variabel terikat. Variabel terikat pada penelitian ini adalah keberadaan E.coli.
Defenisi operasional
Untuk memberikan arahan dalam penelitian ini, maka diberikan penjelasan atau definisi operasional, sebagai berikut:
Penanganan sanitasi makanan. Penanganan sanitasi makanan adalah upaya untuk mengendalikan faktor personal hygiene pedagang, sanitasi penyajian dan pengemasan makanan, sanitasi lokasi bangunan tempat penjualan makanan,
sanitasi fasilitas tempat penjualan makanan yang mungkin dapat menimbulkan gangguan kesehatan atau keracunan.
Personal hygiene pedagang. Personal hygiene adalah orang yang secara langsung berhubungan dengan makanan dan peralatan mulai dari tahap persiapan, pembersihan, penyajian, sampai pengemasan.
Sanitasi penyajian dan pengemasan jajanan pasar. Penyajian dan pengemasan jajanan pasar adalah kue yang disajikan dalam wadah yang terjaga kebersihannya, menggunakan peralatan yang bersih serta penyaji berpakaian bersih.
Sanitasi lokasi dan bangunan tempat penjualan. Lokasi dan bangunan tempat penjualan harus memenuhi syarat hygiene sanitasi seperti tidak berada dekat sumber pencemaran dan memperhatikan bangunan tempat penjualan yang kokoh serta jauh dari serangga dan tikus.
Sanitasi fasilitas tempat penjualan. Sanitasi fasilitas tempat penjualan memperhatikan air bersih dan tempat sampah di lokasi penjualan.
Jajanan pasar. Jajanan pasar adalah makanan tradisional Indonesia yang di perjual belikan di pasar, khususnya di pasar-pasar tradisional. Atau disebut juga dengan nama lain dari berbagai macam kue yang pada awalnya di perjual belikan di pasar-pasar tradisional.
Kue basah. Kue basah adalah kudapan atau makanan ringan yang bukan makanan utama. Kue biasanya bercita rasa manis atau ada pula yang gurih dan asin. Kue seringkali diartikan sebagai makanan ringan yang dibuat dari adonan
tepung, seperti kue lapis, kue dadar gulung, kue brownies kukus, kue sus, dan lain-lain.
Kandungan E.coli. Kandungan E.coli adalah spesies bakteri yang ditemukan dalam usus manusia dan hewan sehat dan diperlukan untuk membantu dalam pemecahan selulosa dan penyerapan vitamin K (yang membantu pembekuan darah). Namun, bakteri ini sering menjadi penyebab infeksi saluran kemih, diare pada bayi, dan infeksi luka.
Pasar. Pasar merupakan suatu tempat pertemuan penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi jual beli dan jasa, seperti menjual jajanan pasar.
Metode Pengumpulan Data
Data primer. Data primer diperoleh dari hasil observasi langsung serta wawancara dengan pedagang jajanan pasar dan hasil pemeriksaan laboratorium terhadap kandungan E.coli pada jajanan pasar berjenis kue basah di Pasar Tradisional Sukaramai Kota Medan.
Data sekunder. Data sekunder diperoleh dari buku-buku, hasil karya ilmiah, penelitian terdahulu, maupun instansi terkait yang memiliki relevansi dengan penelitian ini.
Instrumen Penelitian dan Aspek Pengukuran
Instrumen penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi langsung ke lokasi menggunakan lembar observasi yang sudah disiapkan oleh peneliti, teknik wawancara kepada pedagang jajanan pasar dengan pertanyaan-pertanyaan yang sudah disusun peneliti, dan pemeriksaan laboratorium.
Metode Pengukuran Penanganan sanitasi.
Karakteristik responden. Karakteristik responden dikategorikan sebagai berikut:
1. Umur
Umur responden dapat dikategorikan seebagai berikut:
a. > 50 tahun b. < 50 tahun 2. Jenis kelamin responden
Jenis kelamin responden, yaitu:
a. Laki-laki b. Perempuan 3. Pendidikan
Pendidikan responden dapat dikategorikan sebagai berikut:
a. SMP b. SMA 4. Masa kerja
Masa kerja responden dapat dikaregorikan sebagai berikut:
a. 1 tahun b. 2 tahun c. 3 tahun d. 16 tahun e. 30 tahun
Personal hygiene pedagang. Personal hygiene dapat diukur berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene yang dilakukan dengan cara observasi terhadap reponden.
Skala pengukuran yang digunakan dalam variabel ini adalah skala rating, dengan kriteria ya, kadang-kadang, dan tidak pernah (Sugiyono, 2007).
Pengukuran variabel personal hygiene dilakukan dengan menjumlahkan skor dari setiap pertanyaan yang diberi bobot dengan kriteria:
a. Jika responden menjawab “Ya, selalu”, skor = 2 b. Jika responden menjawab “Kadang-kadang”, skor = 1 c. Jika responden menjawab “Tidak pernah”, skor = 0
Berdasarkan skor yang diperoleh maka personal hygiene dikategorikan berdasarkan (Pratomo, 1990) :
a. Memenuhi syarat kesehatan, jika skor yang diperoleh responden > 75%
yaitu skor > 15
b. Tidak memenuhi syarat kesehatan, jika skor yang diperoleh responden <
75% yaitu skor < 15
Sanitasi penyajian dan pengemasan. Sanitasi penyajian dan pengemasan dapat dikategorikan berdasarkan (Kepmenkes RI No. 942/Menkes/SK/VII/2003):
a. Memenuhi syarat kesehatan: jika semua jawaban “Ya” dari setiap kriteria penilaian.
b. Tidak memenuhi syarat kesehatan: jika salah satu jawaban “Tidak” dari setiap kriteria penilaian.
Sanitasi lokasi dan bangunan tempat penjualan. Sanitasi lokasi dan
bangunan tempat penjualan dapat dikategorikan berdasarkan:
a. Memenuhi syarat kesehatan: jika semua jawaban “Ya” dari setiap kriteria penilaian.
b. Tidak memenuhi syarat kesehatan: jika salah satu jawaban “Tidak” dari setiap kriteria penilaian.
Sanitasi fasilitas tempat penjualan. Sanitasi fasilitas tempat penjualan dapat dikategorikan berdasarkan:
a. Memenuhi syarat kesehatan: jika semua jawaban “Ya” dari setiap kriteria penilaian.
b. Tidak memenuhi syarat kesehatan: jika salah satu jawaban “Tidak” dari setiap kriteria penilaian.
Pemeriksaan kandungan E.coli. Pengukuran E.coli dapat diperoleh melalui pemeriksaan laboratorium dengan metode MPN (Most Probable Number), kemudian dikategorikan sebagai berikut:
1. Ada, jika pada sampel jenis kue terdapat positif (+) bakteri E.coli.
2. Tidak ada, jika pada sampel jenis kue terdapat negatif (-) bakteri E.coli.
Instruksi kerja metode E.coli pada jajanan pasar (kue basah).
Peralatan dan Bahan Alat
1. Inkubator 2. Tabung reaksi
3. Inokulum equipment (ose) 4. Pipet ukur 10,0 ml
5. Pipet ukur 1,0 ml Bahan
1. Lauryl Triptose Broth (LTB) 2. Tryptone Water
3. Reagen kovacs Cara Uji
Prosedur Uji E.coli
a. Preparasi Sampel Uji
Timbang sampel makanan dalam bag filter sebanyak 25 gr dan tambahkan 225 gr/ml larutan buffer phosphate steril (perbandingan 1/10) kemudian hancurkan/ homogenkan dengan alat stomacher.
b. Uji Praduga (Presumtif Test)
1. Siapkan 10 tabung LTB (isi 10 ml), sampel yang sudah di encerkan 2. Dipipet masing-masing 10 ml kedalam media LTB
3. Homogenkan sampel yang sudah ditanam 4. Inkubasi pada suhu 35°C ± 2°C
c. Uji Penegasan (Comfirmasi Test)
Dari setiap tabung yang menunjukkan gas positif pada uji presumtif ditandai dengan adanya gas pada tabung durham, kocok dan ambil masing-masing 1 ose inokulasikan pada media Tryptone Water , kemudian di inkubasikan pada suhu 44°C selama 24-48 jam.
d. Pembacaan Hasil Positif Pada Tryptone Water
1. Teteskan 2-5 tetes kovaks pada media Tryptone Water yang sudah diinkubasi
2. Bila terbentuk cincin merah di permukaan artinya terdapat bakteri E.coli positif
Metode Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data. Data yang dikumpulkan diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Editing (pemeriksaan data)
Editing dilakukan untuk memeriksa ketepatan dan kelengkapan jawaban atas pertanyaan. Apabila terdapat jawaban yang belum tepat atau terdapat kesalahan maka data harus dilengkapi dengan cara wawancara kembali terhadap responden.
b. Coading (pembersihan data)
Data yang telah terkumpul dan dikoreksi ketepatan dan kelengkapannya kemudian diberi kode kepada masing-masing kategori.
c. Entry (memasukkan data)
Data yang akan dimasukkan yakni dengan jawaban-jawaban dari masing-masing pertanyaan yang diajukan pada responden dalam bentuk “kode”
(angka atau huruf) yang dimasukkan dalam program statistik komputer yang dipakai ialah program SPSS (Statistical Product Service Solution).
d. Cleaning (pembersihan data)
Semua data dari setiap sumber data atau responden yang telah selesai dimasukkan, perlu diperiksa kembali untuk melihat kemungkinan adanya
kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi kembali (Nazir, 2014).
Analisa data. Analisa data yang dilakukan adalah analisa data deskriptif untuk mendeskripsikan penanganan sanitasi pada jajanan pasar di Pasar Tradisional Sukaramai Kota Medan dan kandungan E.coli yang terdapat pada jajanan pasar.
Analisa data dalam penelitian ini menggunakan sistem komputerisasi yang mencakup analisa univariat. Analisa univariat bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan karakteristik setiap variabel penelitian, kemudian disajikan dalam tabel distribusi frekuensi (Natoatmodjo 2010).
Hasil Penelitian
Gambaran Umum Pasar Tradisional Sukaramai Kota Medan
Pada tahun 1998 Pasar Tradisional Sukaramai resmi berdiri dan dikelola langsung oleh Pemerintah Daerah Pasar Kota Medan saat itu. Sebelumnya pasar ini hanya terdiri dari tenda-tenda yang tidak beraturan. Pesatnya perkembangan Pasar Tradisional Sukaramai saat itu, pemerintah memutuskan mengelola secara lebih baik.
Pada bulan Oktober 2010, bangunan tiga lantai ini mengalami musibah kebakaran dan rusak berat sehingga tidak layak pakai sebagai tempat proses berdagang. Kondisi ini memaksa pedagang yang ada di pasar tradisional Sukaramai untuk menempati penampungan sementara yang disediakan pemerintah untuk berjualan. Penampungan sementara yang disediakan oleh pemerintah berupa kios yang terbuat dari seng, di tempatkan pada bagian jalan AR. Hakim.
Dikarenakan musibah kebakaran, dalam beberapa bulan terakhir pasar baru tradisional Sukaramai sedang dalam proses pembangunan. Pasar tradisional Sukaramai merencanakan bahwa pasar baru ini dapat menampung hingga 866 pedagang, terdiri dari 406 kios, 343 stand dan 117 meja. Setelah proses pembangunan pasar baru, saat ini Pasar Sukaramai sudah mulai beroperasi lagi.
Keadaan geografis Pasar Sukaramai. Pasar tradisional Sukaramai terletak di Kecamatan Medan Area Kota Medan Provinsi Sumatera Utara, tepatnya di persimpangan antara jalan AR. Hakim dengan jalan Sutrisno. Secara Geografis Pasar Sukaramai memiliki luas wilayah 7,75 km2 dengan ketinngian
wilayah 30 meter diatas permukaan laut.
Secara geografis, di sebelah Utara Kecamatan Medan Area berbatasan langsung dengan Kecamatan Medan Perjuangan, sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Medan Kota, sebelah Timur berbatasan dengan Medan Denai, sedangkan sebelah Barat berbatasan dengan Medan Kota .
Keadaan geografis Kotamadya Medan. Luas wilayah kota Medan mencapai 265,10 km2.
a. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang d. Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka
Data demografi. Jumlah penduduk kota Medan mencapai 2.122.804 jiwa.
Pasar Sukaramai berlokasi di Kecamatan Medan Area. Jumlah penduduk di Medan Area 96.675 jiwa. Berdasarkan jenis kelamin laki-laki sebanyak 47.802 jiwa dan perempuan sebanyak 48.873 jiwa.
Karakteristik Responden
Distribusi responden berdasarkan karakteristik pedagang jajanan pasar di Pasar Tradisional Sukaramai kota Medan dapat dilihat pada tabel 4 sebagai berikut:
Tabel 4
Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Pedagang Jajanan Pasar di Pasar Tradisional Sukaramai Kota Medan Tahun 2019
Karakteristik Responden n = 6 %
Umur
>50 tahun 2 33,3
Tabel 4
Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Pedagang Jajanan Pasar di Pasar Tradisional Sukaramai Kota Medan Tahun 2019 (bersambung)
Karakteristik Responden n = 6 %
<50 tahun 4 66,7
Jenis Kelamin
Laki-laki 1 16,7
Perempuan 5 83,3
Pendidikan
SMP 3 50,0
SMA 3 50,0
Masa Kerja
1 tahun 1 16,7
2 tahun 1 16,7
3 tahun 2 33,3
16 tahun 1 16,7
30 tahun 1 16,7
Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat bahwa pedagang jajanan pasar dengan jumlah 6 orang yang berusia 20 tahun hingga 65 tahun, pedagang yang berusia >
50 tahun berjumlah 2 orang (33,3%), dan pedagang yang berusia < 50 tahun berjumlah 4 orang (66,7%). Untuk distribusi jenis kelamin sebagian besar responden adalah pedagang yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 5 orang (83,3%). Dari 6 orang pedagang jajanan pasar yang menjadi responden, pendidikan terakhir responden yang tertinggi yaitu tingkat pendidikan SMA sebanyak 3 orang (50,0%).
Dilihat dari tabel 4, masa kerja pedagang yang menjual jajanan pasar berbeda-beda, 2 orang pedagang menjadi pedagang jajanan pasar sudah 3 tahun (33,3%), dan 4 orang lainnya ada yang sudah bedagang selama 1 tahun, 2 tahun, 16 tahun, dan 30 tahun.
Gambaran Penanganan Sanitasi Pedagang Jajanan Pasar Kue Basah di Pasar Tradisional Sukaramai
Adapun distribusi responden berdasarkan jenis personal hygiene pedagang jajanan pasar kue basah yang dilakukan oleh responden dapat dilihat pada tabel 5 berikut ini:
Tabel 5
Distribusi Personal Hygiene Pedagang Jajanan Pasar Kue Basah di Pasar Sukaramai Kota Medan Tahun 2019
Personal Hygiene
Berdasarkan tabel 5 diatas, diketahui seluruh pedagang jajanan pasar (100%) menjaga kebersihan rambut, (83,3%) pedagang saat berkerja
menggunakan tutup kepala dan penutup rambut, (50,0%) pedagang menjaga kebersihan tangan dan kuku, (33,3%) pedagang menjaga kebersihan pakaian, pedagang menggunakan sarung tangan saat berkerja, dan mencuci tangan setiap kali hendak menangani makanan, (100%) pedagang tidak menggunakan celemek saat berkerja dan tidak menggunakan masker penutup mulut.
Tabel 6
Distribusi Kategori Personal Hygiene pada Pedagang Jajanan Pasar Kue Basah di Pasar Tradisional Sukaramai Kota Medan Tahun 2019
Personal Hygiene n %
Memenuhi Syarat Kesehatan 0 0
Tidak Memenuhi Syarat Kesehatan
6 100
Jumlah 6 100
Berdasarkan tabel 6 diatas, diketahui bahwa personal hygiene seluruh pedagang jajanan pasar kue basah (100%) tidak memenuhi syarat kesehatan.
Tabel 7
Distribusi Sanitasi Penyajian dan Pengemasan Jajanan Pasar Kue Basah di Pasar Tradisional Sukaramai Kota Medan Tahun 2019
Sanitasi Penyajian dan
Tabel 7
Distribusi Sanitasi Penyajian dan Pengemasan Jajanan Pasar Kue Basah di Pasar Tradisional Sukaramai Kota Medan Tahun 2019
Sanitasi Penyajian dan makan atau mengunyah saat menyajikan makanan, (66,7%) tidak mengobrol saat menyajikan makanan, (50,0%) tidak menggaruk anggota badan (hidung, mulut dan lainnya) ketika menyajikan makanan dan tidak batuk serta bersin dihadapan makanan tanpa menutup hidung dan mulut, (33,3%) peralatan dan pembungkus untuk menyajikan makanan dalam keadaan bersih dan ketika melakukan pengemasan tangan penyaji tidak kontak langsung dengan jajanan (menggunakan penjepit makanan atau sendok).
Tabel 8
Distribusi Kategori Sanitasi Penyajian dan Pengemasan Jajanan Pasar Kue Basah di Pasar Tradisional Sukaramai Kota Medan Tahun 2019
Sanitasi Penyajian dan Pengemasan
n %
Memenuhi Syarat Kesehatan 0 0
Tidak Memenuhi Syarat Kesehatan
6 100
Jumlah 6 100
Berdasarkan tabel 8 diatas, diketahui bahwa sanitasi penyajian dan pengemasan seluruh pedagang jajanan pasar kue basah (100%) tidak memenuhi syarat kesehatan.
Tabel 9
Distribusi Sanitasi Lokasi dan Bangunan Tempat Penjualan Jajanan Pasar Kue Basah di Pasar Tradisional Sukaramai Kota Medan Tahun 2019
Sanitasi Lokasi dan
Tabel 9
Distribusi Sanitasi Lokasi dan Bangunan Tempat Penjualan Jajanan Pasar Kue Basah di Pasar Tradisional Sukaramai Kota Medan Tahun 2019
Sanitasi Lokasi dan
Berdasarkan tabel 9 diatas, diketahui bahwa terdapat seluruh pedagang (100%) memiliki bangunan tempat penjualan kokoh dan permanen, (83,3%) lokasi tempat penjualan tidak berdekatan dengan rumah potong hewan, (50,0%) lokasi tempat penjualan tidak berdekatan dengan Saluran Pembuangan Limbah (SPAL), (33,3%) bangunan tempat penjualan terpisah dari ruang yang lainnya, (16,7%) lokasi tempat penjualan tidak berdekatan dengan tempat pembuangan sampah terbuka.
Tabel 10
Distribusi Kategori Sanitasi Lokasi dan Bangunan Tempat Penjualan Jajanan Pasar Kue Basah di Pasar Tradisional Sukaramai Kota Medan Tahun 2019
Sanitasi Lokasi dan Bangunan Tempat Penjualan
n %
Memenuhi Syarat Kesehatan 0 0
Tidak Memenuhi Syarat Kesehatan
6 100
Jumlah 6 100
Berdasarkan tabel 10 diatas, diketahui bahwa seluruh pedagang sanitasi lokasi dan bangunan tempat penjualan jajanan pasar kue basah (100%) tidak memenuhi syarat kesehatan.
Tabel 11
Distribusi Sanitasi Fasilitas Tempat Penjualan Jajanan Pasar Kue Basah di Pasar Tradisional Sukaramai Kota Medan Tahun 2019
Sanitasi Fasilitas
Berdasarkan tabel 11 diatas, diketahui bahwa seluruh pedagang (100%)
bersih yang berasal dari PDAM/sumur, memiliki tempat cuci tangan tersedia air bersih dan sabun, (83,3%) memiliki air bersih tersedia dalam jumlah yang cukup, (66,7%) sampah diangkut setiap 24 jam dan tersedia alat pengering lap pada tempat cuci tangan, (50,0%) tempat sampah mudah diangkat.
Tabel 12
Distribusi Kategori Sanitasi Fasilitas Tempat Penjualan Jajanan Pasar Kue Basah di Pasar Tradisional Sukaramai Kota Medan Tahun 2019
Sanitasi Fasilitas Tempat Penjualan
n %
Memenuhi Syarat Kesehatan 0 0
Tidak Memenuhi Syarat Kesehatan
6 100
Jumlah 6 100
Berdasarkan tabel 12 diatas, diketahui bahwa seluruh sanitasi fasilitas tempat penjualan jajanan pasar kue basah (100%) tidak memenuhi syarat.
Hasil Pemeriksaan Kandungan E.coli pada jajanan pasar
Pemeriksaan kandungan E.coli dilakukan saat sampel jajanan pasar kue basah diambil pada 3 waktu pengambilan: pengambilan I pada jam 08.00 wib, pengambilan II pada jam 10.00 wib, dan pengambilan III pada jam 12.00 wib.
Hasil pengukuran E.coli dapat dilihat pada tabel 13 berikut ini Tabel 13
Pemeriksaan Kandungan E.coli pada Jajanan Pasar Kue Basah yang di Jual oleh 6 Pedagang Jajanan Pasar Tradisional Sukaramai Kota Medan Tahun 2019
Sampel Hasil
Tabel 13
Pemeriksaan Kandungan E.coli pada Jajanan Pasar Kue Basah yang di Jual oleh 6 Pedagang Jajanan Pasar Tradisional Sukaramai Kota Medan Tahun 2019
Sampel Hasil
Berdasarkan tabel 13 diketahui bahwa pemeriksaan kandungan E.coli pada 6 pedagang jajanan pasar di Pasar Tradisional Kota Medan hanya 3 pedagang
dengan 5 sampel jajanan pasar kue basah terdapat pertumbuhan bakteri (+) E.coli.
Hasil pemeriksaan bakteri E.coli yang tertinggi terdapat pada pedagang 2 yang menjual kue lapis pada lokasi pengambilan sampel titik II dengan jumlah e.coli 12 MPN dan titik III dengan jumlah E.coli 16 MPN. Dan pada pedagang 1 terdapat bakteri E.coli juga, yang menjual kue bolu pisang pada lokasi pengambilan sampel titik II dengan jumlah E.coli 3,6 MPN dan titik III dengan jumlah E.coli 9,2 MPN. Pada pedagang 5 yang menjual kue ongol-ongol pada lokasi pengambilan sampel titik III dengan jumlah E.coli 2,2 MPN. Sedangkan pada pedagang lainnya tidak terdapat bakteri E.coli (-).
Pembahasan
Karakteristik Responden Pedagang Jajanan Pasar di Pasar Sukaramai Kota Medan
Responden pedagang jajanan pasar di Pasar Sukaramai berjumlah 6 orang dengan jumlah pedagang yang paling banyak adalah berusia < 50 tahun (66,7%).
Berdasarkan Kemenkes RI (2018) disebutkan bahwa usia produktif adalah antara 15-54 tahun, sehingga usia < 50 tahun masih tergolong usia produktif. Sedangkan pedagang yang berusia > 50 tahun hanya tergolong 2 orang (33,3%).
Berdasarkan hasil observasi, sebagian besar pedagang jajanan pasar adalah pedagang perempuan sebanyak 5 orang (83,3%) sedangkan pedagang laki-laki hanya 1 orang (16,7%). Hal ini dikarenakan pekerjaan sebagai pedagang penjual jajanan lebih didominasi oleh perempuan. Kegiatan yang dilakukan oleh perempuan pada umumnya lebih banyak membutuhkan keterampilan, untuk membuat (menyajikan) suatu makanan juga sangat dibutuhkan keterampilan agar makanan yang akan disajikan menarik untuk dibeli oleh masyarakat. Dan kegiatan ini juga tidak terlalu membutuhkan tenaga. Akan tetapi, terdapat 1 orang pedagang laki-laki sebagai responden, hal ini dikarenakan pekerjaan pada laki-laki lebih banyak membutuhkan tenaga yang besar.
Berdasarkan hasil observasi, sebagian besar pedagang jajanan pasar adalah pedagang perempuan sebanyak 5 orang (83,3%) sedangkan pedagang laki-laki hanya 1 orang (16,7%). Hal ini dikarenakan pekerjaan sebagai pedagang penjual jajanan lebih didominasi oleh perempuan. Kegiatan yang dilakukan oleh perempuan pada umumnya lebih banyak membutuhkan keterampilan, untuk membuat (menyajikan) suatu makanan juga sangat dibutuhkan keterampilan agar makanan yang akan disajikan menarik untuk dibeli oleh masyarakat. Dan kegiatan ini juga tidak terlalu membutuhkan tenaga. Akan tetapi, terdapat 1 orang pedagang laki-laki sebagai responden, hal ini dikarenakan pekerjaan pada laki-laki lebih banyak membutuhkan tenaga yang besar.