• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Anak ke berapa a. 2

b. 3 c. 4 d. 5 13 2 2 1 72 11 11 6 Total 18 100

Dari tabel 5.3. dapat diketahui bahwa berdasarkan , anak ke berapa tinggi adalah anak ke-2 sebanyak 13 orang (72 %) diikuti dengan anak ke-3 dan anak ke- 4 paritas sebanyak 2 orang (11 %). Anak ke- 5 adalah sebanyak 1 orang (6 %).

Tabel 5.4. Distribusi Proporsi Ibu Bersalin Dengan Seksio Sesarea Sekarang Berdasarkan Indikasi Medis Di RSUP. H. Adam Malik Tahun 2007-2009

No. Sesksio Sesarea Atas Indikasi Medis n %

Riwayat SS indikasi sekarang 5. Panggu l Sempit 6. HELLP sindroma 7. premature

8. Partus Tak Maju 9. Pre-Eklamsi dan Hipertensi 10.Presentasi Bokong 11.Presentasi Dahi 12.Presentasi Muka 13.Fetal Distress 14.Letak Sungsang 15.Plasenta Previa 16.Gamelli 17.Makrosomia 18.Letak Lintang 19.infeksi 57 9 2 12 16 17 3 2 12 14 3 12 32 13 3 31 4,8 1,1 6,5 8,6 9,1 1,6 1,6 6,5 7,5 1,6 6,5 17,2 7 1,6

Total 186 100

Berdasarkan tabel 5.5. dapat diketahui indikasi seksio sesarea atas indikasi medis. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa indikasi seksio sesarea pada saat ini, yang tertinggi adalah karena panggul sempit yaitu sebanyak 57 orang (31%), diukuti dengan makrosomia sebanyak 32 orang (17,2%), prentasi bokong sebanyak 17 orang ( 9,1%), pre-eklamsi dan hipertensi sebanyak 16 orang ( 8,6%), letak sunsang sebanyak 14 orang (7,5%), letak lintang 13 orang ( 7 %), gamelli,fetal distress dan partus tak maju sebanyak 12 orang (6,5%), presentasi dahi, placenta previa dan infeksi adalah sebanyak 3 orang (1,6%).

Tabel 5.5. Distribusi Proporsi Ibu Bersalin Pervaginam Dengan Riwayat Seksio Sesarea Sebelumnya Berdasarkan Indikasi Medis Di RSUP. H. Adam Malik Tahun 2007-2009

No. Sesksio Sesarea Atas Indikasi Medis n (%) 1 Riwayat SS Sebelumnya Atas Indikasi

a. Makrosomia b. Fetal distress c. Post Date d. Pre-eklampsi

e.Tidak diketahui indikasinya f. Tiada 6 2 3 1 3 3 33,3 11,0 16,7 5,6 16,7 16,7

Total 18 100

Berdasarkan indikasi persalinan secara pervaginam pada riwayat seksio sesarea sebelumnya adalah berdasarkan tabel 5.5. dapat dilihat bahwa, yang tertinggi adalah kerana makrosomia sebanyak 6 orang (33,3 %), diikuti dengan tidak diketahui indikasinya, post date dan tidak ada indikasinya ,yaitu sebanyak 3 orang (16,7 %), dan yang terendah yaitu pre-eklampsi sebanyak 1 orang (5,6%)

Tabel 5.6. Distribusi Proporsi Ibu Bersalin Dengan Pervaginam dengan riwayat Seksio sesarea Berdasarkan Paritas Di RSUP. H. Adam Malik Tahun 2007-2009 No Mediko Obstetri n % 1. Paritas a. 1-3 b. 4 c. 5> 11 3 4 61,1 16,7 22,2 Total 18 100

Dari tabel 5.7 dapat diketahui bahwa berdasarkan faktor mediko obstetri, jumlah paritas yang tertinggi adalah dengan 1-3 paritas sebanyak 11 orang (61,1% ) diikuti dengan paritas 4 orang sebanyak 3 orang (16,7 %) dan paritas lebih dari 5 adalah sebanyak 4 orang (22,2 %).

5.2.Pembahasan

5.2.1 Distribusi Proporsi Ibu Bersalin dengan Riwayat Seksio Sesarea Berdasarkan Tahun di RSUP. H. Adam Malik Tahun 2007-2009

Jumlah kasus dengan riwayat persalinan seksio sesarea dari 2007-2009 adalah 186 orang (91,2 %) dan persalinan secara pervaginam adalah 18 orang (8,8 %). Walaupun angka keberhasilan masih rendah dengan penelitian yang dilakukan di rumah sakit lain, Rumah Sakit Adam Malik adalah pusat rujukan di Medan sehingga kasus yang datang adalah kasus rujukan yang sangat mungkin sudah dilakukan upaya persalinan pervaginam sebelumnya dan tidak berhasil sehingga harus dilakukan seksio sesarea kembali.

5.2.2 Distribusi Proporsi Ibu Bersalin Dengan Riwayat Seksio Sesarea Berdasarkan Kelompok Umur Di RSUP. H. Adam Malik Tahun 2007-2009

Umur rata-rata dari seluruh ibu bersalin dengan seksio sesarea di RSUP. H. Adam Malik tahun 2007 dan 2009 adalah dalam kelompok umur 21-39tahun atau masa aktif reproduksi sehat yaitu sebesar 84,3%.

Bila berada di bawah umur 20 tahun organ-organ reproduksi belum berfungsi sempurna secara keseluruhan dan ini berisiko untuk terjadi untuk komplikasi ketika kehamilan dan persalinan. Selain itu, kekuatan otot-otot perineum dan oto-otot perut belum bekerja secara optimal maka resiko terjadi komplikasi adalah tinggi. Menurut Depkes RI, kehamilan yang terjadi diatas 35 tahun dianggap sangat berbahaya sebab alat reproduksi maupun fisik sudah jauh menurun.

Kehamilan dan persalinan yang terjadi pada kelompok umur yang digolongkan beresiko seperti yang telah dijelaskan diatas akan menimbulkan banyak penyulit. Ibu dengan umur yang lebih tinggi mempunyai resiko yang lebih tinggi terjadinya komplikasi berbanding ibu hamil berumur 21-39 tahun. Bahaya yang dapat ditemukan pada saat persalinan seperti adanya gangguan his atau kekuatan mengedan, kala I yang lama, kala II yang lama yang lama sehingga memerlukan tindakan operatif kebidanan.

5.2.3 Distribusi Proporsi Ibu Bersalin Pervaginam Dengan Riwayat Seksio Sesarea Berdasarkan Anak Keberapa Di RSUP. H. Adam Malik Tahun 2007-2009.

Secara teori persalinan pertama sekali biasanya mempunyai resiko untuk seksio sesarea yang relative tinggi, akan tetapi resiko ini akan menurun pada paritas kedua dan akan meningkat lagi pada paritas keempat dan seterusnya. Ini terbukti dengan anak kedua mempunyai angka kebehasilan lebih tinggi pada persalinan pervaginam dan anak ke empat dan kelima menunjukan kemungkinan terjadinya persalinan secara seksio sesarea relatif lebih tinggi.

5.2.4 Distribusi Proporsi Ibu Bersalin Dengan Seksio Sesarea Sekarang Berdasarkan Indikasi Medis Di RSUP. H. Adam Malik Tahun 2007-2009

Indikasi seksio sesarea pada saat ini, yang tertinggi adalah karena panggul sempit yaitu sebanyak 57 orang (23,3%). Panggul sempit mempunyai pengaruh yang besar pada kehamilan maupun persalinan yang mengakibatkan berbagai komplikasi yang jika tidak ditangani bisa menyebabkan gawat janin, tindakan seksio sesarea harus dilakukan apabila upaya untuk melahirkan melalui pervaginam tidak berjaya. Maka ibu dengan indikasi panggul sempit harus dilakukan seksio sesarea pada kehamilan yang seterusnya.

5.2.5 Distribusi Proporsi Ibu Bersalin Pervaginam Dengan Riwayat Seksio Sesarea Sebelumnya Berdasarkan Indikasi Medis Di RSUP. H. Adam Malik Tahun 2007-2009.

Berdasarkan hasil dari tabel diperoleh adalah atas indikasi makrosomia yang mempunyai nilai yang tertinggi. Jadi pada kehamilan yang seterusnya mungkin janin normal dan dapat terjadi persalinan pervaginam. Harus diperhatikan juga usaha dilakukan percobaan persalinan pervaginam harus dilakukan di Rumah Sakit yang sudah dilengkapi dengan fasilitas yang dapat dilakukan operasi seksio sesarea pada keadaan darurat kerana kegagalan dan tindakan seksio secara berulang harus dilakukan di sini adalah 98%.

5.2.6 DistribusiDistribusi Proporsi Ibu Bersalin Dengan Pervaginam dengan riwayat Seksio sesarea Berdasarkan Paritas Di RSUP. H. Adam Malik Tahun 2007-2009.

Paritas sangat berpengaruh dalam reproduksi. Kecendrungan ibu berparitas rendah lebih baik dari berparitas tinggi. Hal ini disebabkan fungsi reproduksi mulai menurun. Paritas 2-3 merupakan paritas yang paling aman jika ditinjau dari sudut komplikasi.

Secara teori diketahui pada ibu dengan pirimipara, karena pengalaman melahirkan belum pernah, maka kemungkinan terjadinya kelainan dan komplikasi cukup besar baik pada kekuatan his, jalan lahir dan kondisi janin. Persalinan pertama sekali biasanya mempunyai resiko untuk seksio sesarea yang relative tinggi, akan tetapi resiko ini akan menurun pada paritas kedua dan akan meningkat lagi pada paritas keempat dan seterusnya. Resiko untuk terjadinya persalinan seksio sesarea pada primigravida dua kali lebih besar daripada multigravida. Wanita pirimipara dari semua sudut lebih beresiko terjadinya komplikasi kehamilan dan dalam persalinan serta lebih tinggi angka seksio sesarea. Wanita dengan nullipara mempunyai resiko lebih besar untuk persalinan seksio sesarea darurat daripada multipara.

BAB 6

Dokumen terkait