• Tidak ada hasil yang ditemukan

“Anak muda tidak boleh malu untuk bekerja apa saja Anak muda harus punya kemauan untuk berusaha.

Dalam dokumen Anggur Merah AM 12 Flotim (Halaman 30-33)

Karena di mana ada kemauan, pasti di situ ada jalan.”

Cerita Sukses

esan ini disampaikan oleh Antonius Rohi Hera saat menyampaikan

P

kesan dan pesannya dalam pertemuan bersama tim buletin Anggur Merah di Aula Kantor Desa Watotike Ili, Kecamatan Demon Pagong.

Antonius merupakan ketua kelompok Soulmate Glorious

yang menyampaikan pesan dan kesannya tentang Anggur Merah dalam pertemuan tersebut.

Beberapa kelompok yang hadir pada kesempatan tersebut lewat jubirnya menyampaikan unek-unek hatinya secara apa adanya tentang dana Anggur Merah yang mereka terima lewat KSP Keban Ara pada tahun 2014 lalu.

Situasi pertemuan siang itu sedikit kaku pada awalnya. Dipandu oleh Master Ceremony

yang sudah tidak asing bagi warga masyarakat setempat, Thomas Tue Tama Kedeng, Kasie Pemerintahan Kecamatan Demon Pagong, pertemuan ini diawali dengan sambutan dan pengantar oleh Bapak Kepala Desa Watotike Ili,Yohanes Mai Tobin.

Setelah Kades menjelaskan maksud dan tujuan pertemuan, pemandu acara menyerahkan sepenuhnya mikerophone

kepada tim Buletin Anggur

Sebelum memperkenalkan diri, tim Buletin coba

mencairkan suasana yang tadnya sedikit terkesan resmi.

“Kami ke sini tidak maksud apa-apa. Hanya mau

mendengarkan cerita bapak/ibu sekalian tentang Prgoram Desa Mandiri Anggur Merah. Ini seperti bagi pengalaman dari penerima manfaat program ini. Semua orang boleh bercerita bebas, baik atau buruknya Anggur Merah,” jelas salah satu anggota tim.

Rupanya pengantar itu memancing semangat peserta. Semua mulai menegakkan

badan pada sandaran kursi dan berancang-ancang dengan gerakan mau mengangkat tangan, tak tahan ingin segera mulai cerita tentang Anggur Merah apa adanya.

Kelompok ini beranggotakan 4 anak muda yang berteman cukup kental. “Nama Soulmate Glorious menjelaskan

kedekatan hubungan kami berempat yang sudah menjalin persahabatan sejak lama. Selain itu nama tersebut kelihatannya anak muda banget dan keren

kedengarannya untuk kami,” jelas Antonius saat ditanya tentang arti nama kelompok.

Cerita Sukses

Sebelum Anggur Merah, kami bekerja secara serampangan, tetapi pada umumnya berkebun. “Kami sangat bersyukur dengan program Anggur Merah karena dengan program ini, mata kami jadi terbuka untuk berusaha. Anak muda harus punya

kemauan untuk berusaha,” ajak pria tamatan SMA tersebut.

Ia menambahkan bahwa mereka mengakses pinjaman sebesar Rp. 15 juta untuk usaha perkiosan dan penjualan

bensin. Modal yang sudah dikembalikan ke kas sebanyak Rp. 9 jutaan lebih. Ia bersama- sama temannya berencana meminjam lagi dengan platform besar untuk usaha penimbunan beras.

Menurut Ketua Koperasi, usaha kelompok ini cukup laris karena mereka menjual bensin 24 jam penuh.

Di tempat yang sama, ibu Veronika Palondan, Ketua Kelompok Melati mengawali kisah tentang Anggur Merah dengan riwayat perjalanan

”Saya menginjakan kaki pertama kali di Flores pada tahun 1999 setelah menikah dengan orang asli sini pada tahun 1994. Saya bersama suami pulang dalam keadaan kosong sama sekali. Mau buka usaha, tapi modal tidak ada,” jelas wanita asli Tanah Toraja tersebut sambil mengisahkan bahwa ia hanya memiliki modal 1 jerigen minyak kelapa.

Dengan tambahan sedikit modal wanita yang mengaku menikah di Makasar pada tahun 1994 membangun usaha jual beli bensin. Wanita berusia 45 tahun tersebut mengingat bahwa hanya ia seorang diri yang menjual bensin eceran sepanjang jalan Boru sampai dengan Larantuka.

“Mau pinjam uang di BRI untuk pengembangan usaha tapi jaminan tak punya. “ Sampai akhirnya muncul bantuan PPK (Proyek

Pengembangan Kecamatan, red.). Kami membentuk kelompok dengan anggota 5 orang. Mengajukan pinjaman secara kelompok namun bidang usaha secara sendiri, saya mendapat suntikan dana sebesar Rp. 10 juta,” ceritanya di hadapan tim buletin dan peserta yang hadir. Ia melanjutkan bahwa

kelompoknya bisa bertahan sampai sekarang.

Setalah melunasi pinjaman, ia mendapat guliran kedua dari program tersebut sebesar Rp. 20 juta. Saya memakai sebagian uang tersebut untuk membeli motor dan dijadikan sebagai ojek.

“Saat PNPM datang, saya mendapat guliran pinjaman sebesar Rp. 20 juta. Rp. 10 juta dipakai untuk membeli

Veronika Palondan, Ketua Kelompok Melati

Guliran kedua mendapat bantuan Rp. 30 juta.

Setengahnya saya pakai untuk mengkredit oto pick-up, sisanya, Rp. 5 juta ditaruh di lembaga keuangan Mitra dan Rp. 10 juta lainnya dipakai untuk merehab rumah,” jelas wanita beranak dua ini.

Saat Anggur Merah datang, wanita tamatan salah satu SMEA di Makasar tersebut mendapat suntikan modal Rp. 40 juta.

“Rp 26 jutanya saya pakai untuk melunasi sisa angsuran mobil. Langkah pelunasan ini lebih meringankan

dibandingkan harus dicicil setiap bulan. Bunga tinggi dengan sisa kontrak 1 tahun lebih. Bunga pinjaman Anggur Merah juga sangat rendah dibandingkan dengan program lain yang memberlakukan bunga sebesar 1,2 % tapi tidak mendapat jasa pinjaman,” jelas Veronika.

Ciclannya sudah memasuki bulan keempat. Ia berharap

Cerita Sukses

Anggur Merah tetap berjalan dengan baik sehingga ia

mendapat pinjaman berikutnya. Tak berapa lama, hidangan berupa secangkir kopi dengan beberap piring pisang goreng dan beberapa makanan ringan lainnya disodorkan. Kami memilih rehat sebentar

menikmati hidangan yang telah tersedia.

“Kami kelompok janda-janda dan wanita-wanita beuusia tua yang tidak menikah kurang diperhatikan selama ini dalam pemanfaatand dana-dana dari pemerintah,” jelas Eti Tukan, Ketua Kelompok Wae Kriden Kebarat setelah rehat minum.

Kelompoknya beranggotan 5 orang serta dibentuk sejak lama pada tahun 2002 dengan

besaran iuran wajib sebesar Rp. 5.000, iuran khusus Rp. 5.000, simpanan sukarela lebih dari 10 ribu.

Disamping itu, mereka juga pernah menerima bantuan dari Sekretariat Nasional Perempuan (SNP) sebesar Rp. 30 juta.

“Bunga Anggur Merah sangat kecil dan cocok untuk

masyarakat kecil seperti kelompok mereka,” jelas ibu tersebut. Ia sendiri meminjam dana Anggur Merah sebesar Rp 7 juta untuk beternak ayam potong asli. Pinjaman dilakukan melalui dan atas nama

kelompok.

Penerima manfaat lainnya, Leonardus Lado Herun, Sekretaris Kelompok Nubun Tawa yang beranggotakan 5 orang mengaku sangat terbantu dengan aliran dana tersebut.

Dari kelima anggotanya, 3 orang membuka usaha

sementara 2 yang lainnya mengusahakan ayam potong.

“Uang sebesar 10 juta yang dipinjamka melalui kelompok dibagi habis dan rata kepada lima orang anggota. Usaha pembuatan batu bata baru saya jalankan setelah mendapat kucuran dana Anggur Merah. Usaha ini sangat membantu ekonomi keluaga terutama untuk membantu meringankan cicilan uang sekolah anak- anak” jelas pria tamatan SD itu.

PKM Desa Watotika Ili, Euphrasia Skolastika, menjelaskan sebelum dana digulirkan, dilakukan uji petik lapangan oleh tim verifikasi. “Ada surat perjanjian pinjaman dengan jaminan berupa BPKP Motor, STNK Motor, sertifikat tanah dan lain sebagainya,”

Ia menambahkan bahwa tanggal cicilan ditetapkan pada setiap tanggal 6 dalam

bulannya. Ada sanksi yang akan diterima seseoran jika tak mencicil selama tiga bulan, pungkas sarjana pertanian lulusn Undana tersebut.

(AR/hms)

Euphrasia Skolastika PKM Desa Watotika Ili

Cerita Sukses

Dalam dokumen Anggur Merah AM 12 Flotim (Halaman 30-33)

Dokumen terkait