• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONDISI EKSISTING DAN KAPASITAS PRODUKSI 4.1 Kondisi Topografi di Sekitar Sumber Air Baku di Kebun Tambunan

4.7 Analisa Break Even Point (BEP)

Dalam menganalisa BEP dianggap bahwa biaya operasional telah termasuk dalam biaya produksi dan produk seluruhnya terjual sesuai target pasar. Analisa BEP di asumsikan dengan modal awal Rp.3.700.000.000 untuk target pasar Universitas Sumatera Utara dan Rp.5.000.000.000 untuk target pasar 2 kali Universitas Sumatera Utara.

Modal digunakan untuk pembangunan pabrik, pembersihan lahan, dan alat alat operasional untuk kebutuhan produksi AMDK. Penambahan modal untuk target pasar 2 kali Universitas Sumatera Utara dialokasikan untuk penambahan unit distribusi, biaya operasional dan peralatan lain yang diperlukan untuk meningkatkan kapasitas produksi. Untuk perhitungan laba pertahun dari hasil produksi adalah sebagai berikut.

1. Target pasar Universitas Sumatera Utara

Untuk target pasar Universitas Sumatera Utara target produksi yang direncanakan adalah sebesar 1.669 liter/ jam. Untuk rencana jenis AMDK yang akan diproduksi dapat dilihat pada Tabel 4.14.

Tabel 4.14 Rencana Produksi AMDK untuk Target Pasar USU No. Kemasan

AMDK jenis botol 600 ml dalam satu pack berjumlah 24 botol, sedangkan AMDK jenis botol 330 ml dalam satu pack berjumlah 24 botol. Keuntungan yang diperoleh dari produksi AMDK berdasarkan tabel 4.14, dapat dilihat pada tabel 4.15.

Tabel 4.15 Laba Produksi AMDK untuk Target Pasar USU No. Kemasan

(unit)

Produksi

Harian Laba Harian Laba Mingguan Laba Tahunan 1 Galon 19 L 600 Rp.3.600.000,00 Rp.18.000.000,00 Rp.864.000.000,00 2 Botol 600

mL 93 Rp.463.611,11 Rp.2.318.055,56 Rp.111.266.666,67 3 Botol 330

mL 84 Rp.337.171,72 Rp.1.685.858,59 Rp.80.921.212,12 Total Laba Tahunan Rp.1.056.187.878,79

Dari laba yang dihasilkan pada tabel 4.15 maka dapat diprakirakan break event point (BEP) terjadi pada 3,5 tahun produksi dengan target pasar Universitas Sumatera Utara. Berikut adalah skema break event point (BEP) yang dapat dilihat pada Gambar 4.2.

Gambar 4.2 Skema Break Event Point Untuk Pasar USU

Sumber: Hasil Perhitungan, 2018 Sumber: Hasil perhitungan, 2018

3,7 M

Sumber: Hasil Perhitungan, 2018

2. Target pasar 2 kali Universitas Sumatera Utara

Untuk target pasar Universitas Sumatera Utara target produksi yang direncanakan adalah sebesar 4.000 liter/ jam. Untuk rencana jenis AMDK yang akan diproduksi dapat dilihat pada tabel 4.16.

Tabel 4.16 Rencana Produksi AMDK untuk Dua Kali Target Pasar USU No. Kemasan

(unit)

Persentase

Kemasan Produksi (liter) Produksi (Unit)

AMDK jenis botol 600 ml dalam satu pack berjumlah 24 botol, sedangkan AMDK jenis botol 330 ml dalam satu pack berjumlah 24 botol. Keuntungan yang diperoleh dari produksi AMDK berdasarkan tabel 4.16, dapat dilihat pada tabel 4.17 berikut.

Tabel 4.17 Laba Produksi AMDK untuk Dua Kali Target Pasar USU No. Kemasan

(unit)

Produksi

Harian Laba Harian Laba Mingguan Laba Tahunan 1 Galon 19 L 1432 Rp.8.589.473,68 Rp.42.947.368,42 Rp.2.061.473.684,21 2 Botol 600 mL 222 Rp .1.111.111,11 Rp.5.555.555,56 Rp.266.666.666,67 3 Botol 330 mL 202 Rp.808.080,81 Rp.4.040.404,04 Rp.193.939.393,94 Total Laba Tahunan Rp.2.522.079.744,82

Dari laba yang dihasilkan pada Tabel 4.17 maka dapat diprakirakan break event point (BEP) terjadi pada 1,9 tahun produksi dengan target pasar dua kali Universitas Sumatera Utara. Berikut adalah skema break event point (BEP) yang dapat dilihat pada Gambar 4.3.

Gambar 4.3 Skema Break Event Point Untuk Dua Kali Pasar USU

Sumber: Hasil Perhitungan, 2018

5 M Rupiah

Tahun 4 5

3 1 2

0

BEP

Pada 1,9 Tahun Keterangan :

: Investasi : Laba

2,43 M 2,43 M 2,43 M 2,43 M 2,43 M

BAB V

ANALISA DAN PERHITUNGAN PERANCANGAN 5.1 Rencana Pengolahan Air Minum Dalam Kemasan

Sistem pengolahan air minum harus direncanakan sedemikian rupa sehingga memenuhi syarat kualitas, kuantitas, dan kontinuitas dalam penyediaan air minum.

Maka dari itu perlu direncanakan sistem perpipaan dari sumber mata air hingga sampai ke pabrik air minum dalam kemasan.

Setelah itu langkah selanjutnya adalah membuat sketsa jalur pipa dan sketsa bak penampungan air. Sketsa ini adalah bagian dari proses desain yang penting, dimana besar diameter pipa dan jenis pipa yang digunakan mempengaruhi headloss yang dihasilkan. Serta proses perjalanan air di bak penampungan sebelum akhirnya didistribusikan ke unit pengolahan AMDK untuk diolah menjadi AMDK siap konsumsi. Terdapat tiga alternatif pengolahan air minum dalam kemasan yaitu

1. Pada alternatif I air baku diproses menggunakan sand filter, carbon filter, dan unit ultrafiltrasi kemudian air diproses melalui unit reverse osmosis.

Setelah melalui proses tersebut kemudian dilakukan desinfeksi dengan sinar ultraviolet.

2. Pada alternatif II air baku diproses menggunakan sand filter dan carbon filter, kemudian air diproses melalui unit reverse osmosis. Setelah melalui proses tersebut kemudian dilakukan desinfeksi dengan sinar ultraviolet.

3. Pada alternatif III air baku diproses menggunakan sand filter dan carbon filter, kemudian air diproses melalui unit ultrafiltrasi. Setelah melalui proses tersebut kemudian dilakukan desinfeksi dengan sinar ultraviolet.

Untuk ilustrasi alur proses pengolahan alternatif I-III, diagram alir alternatif proses pengolahan tersebut dapat dilihat pada Gambar 5.1-5.3.

Keterangan :

Air Baku

Air Hasil Pengolahan

Air Buangan

Keterangan :

Gambar 5.2 Diagram Alir Proses Pengolahan Air Alternatif II Sumber : Hasil Perencanaan, 2018

Air Baku

Air Hasil Pengolahan

Air Buangan

Keterangan :

Air Baku

Air Hasil Pengolahan

Air Buangan

Air dari sumber mata air ditangkap menggunakan pipa dengan diameter 6” untuk dialirkan ke bak penampungan, pipa 6” digunakan agar air pada mata air dapat tertangkap seluruhnya, kemudian secara gravitasi dialirkan menuju ke bak penampungan. Lalu didalam bak penampungan air ditampung sebelum nantinya dialirkan ke pabrik AMDK menggunakan pipa dengan diameter 2” menuju proses pengolahan. Pemilihan diamater pipa 2” berdasarkan perhitungan trial and error, untuk mendapatkan headloss terkecil. Sketsa perpipaan dan bak penampungan dapat dilihat pada Gambar 5.4.

Gambar 5.4 Sketsa perpipaan dan bak penampungan Sumber : Hasil Perencanaan, 2018

Aliran mata air menuju sungai Penyokong pipa

Pipa Intake 6”

Pipa 2”

Menuju Pabrik

Pada pengolahan reverse osmosis diperkirakan memiliki recovery rate 40% maka dibutuhkan air baku sebesar 10 m3 untuk menghasilkan air hasil olahan sebesar 4 m3. Berikut adalah perhitungan bak penampung.

Debit Mata Air = 18,15 l/detik

Debit yang dibutuhkan = 2,77 l/detik

Waktu detensi (Dirjen Cipta Karya) = 5 – 15 menit (digunakan 15 menit) Diameter pipa intake = 6 inch

Diameter pipa outlet = 2 inch

Maka perhitungan dimensi bak penampung adalah sebagai berikut.

Vbak penampung = Debit kebutuhan x Waktu Detensi

= 2,77 liter/detik x 900 detik

= 2.493 liter ≈ 2,5 m3

Bak penampung diletakkan dibawah bangunan dengan atap pelindung agar air tidak terganggu oleh air hujan, sampah organik seperti daun-daun dan ranting pohon.

Sketsa atap pelindung bak penampungan dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Untuk gambar desain bak penampung dapat dilihat di Lampiran 2.

Dokumen terkait