• Tidak ada hasil yang ditemukan

POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI I. Pola makan dan minum

IV. Pola eliminasi 1. BAB

2. Analisa Data

Tabel 9. Analisa Data dengan Gangguan Keamanan atau Perlindungan : Risiko Jatuh

No. Data Etiologi Masalah

1 Ds :

Tn. A mengatakan sudah mengalami sakit selama 3 tahun.

Tn. A mengatakan sering merasa kebas di bagian kaki sebelah kiri saat bangun tidur dan saat ingin berdiri.

Tn. A mengatakan bahwa ia pernah terjatuh dari tempat tidur sebanyak 2 kali selama dirawat di RS Esthomihi

Tn. A mengatakan cucu – cucunya sering bermain dirumah

Tn. A mengatakan sering ditinggal istrinya keluar rumah

Lingkungan yang tidak terorganisasi

Ruang yang memiliki pencahayaan yang redup

Karpet yang tidak rata atau terlipat

Kondisi cuaca (kondisi lantaiyang licin, lantai

kamar mandi yang berlumut)

Gangguan Keamanan Perlindungan : Risiko

Jatuh

Gangguan Keamanan atau Perlindungan : Risiko Jatuh

Do :

Atap rumah bocor, saat hujan rumah banjir, terdapat sekat – sekat penghalang banjir di pintu – pintu rumah. Kondisi kamar mandi yang berlumut.

Wc tertutup.

Perlengkapan rumah tangga yang sudah tua (kondisi kursi yang sering digunakan klien sudah lapuk)Klien tidak dapat berjalan tegak lurus.

Tabel 10. Analisa Data dengan Hambatan Mobilitas Fisik

No. Data Etiologi Masalah

2. Ds :

Tn. A mengatakan sulit untuk

menggunakan pakaian.

Tn. A mengatakan saat berjalan ia berpegangan dengan dinding.

Tn. A mengatakan sedikit kesulitan saat bangun tidur dan

Gangguan neuromuskular

Gangguan muskuloskeletal

Penurunan kekuatan otot

Keterbatasan dalam pergerakan

Hambatan Mobilitas Fisik.

ingin berdiri.

Do :

Klien berjalan tidak tengak lurus, klien mengalami penurunan fungsi penglihatan, terjadinya tremor setelah melakukan aktivitas.

Hambatan moilitas fisik

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan hasil pengkajian dan analisa data diatas, ditemukan dua masalah yaitu Gangguan Keamanan atau Perlindungan: Risiko Jatuh dan hambatan mobilitas fisik. Berdasarkan masalah yang didapatkan, Didapatkan diagnosa Gangguan Keamanan atau Perlindungan: Risiko Jatuhditandai dengan penggunaan alat bantu berjalan, memiliki riwayat jatuh dan keadaan lingkungan rumah yang berisiko tinggi jatuh dan hambatan mobilitas fisik berhubungan penurunan kekuatan otot yang ditandai dengan perubahan cara berjalan, pergerakan lambat dan dispnea setelah beraktivitas.

4. Perencanaan

Berdasarkan masalah yang ditemukan dari analisa data diatas, maka penulis melakukan perencanaan tindakan keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan kepada Tn. A yang tercantum dalam tabel berikut:

Tabel 11. Perencanaan Keperawatan dengan Masalah Keamanan atau Perlindungan : Risiko Jatuh

No.

DX

Perencanaan Keperawatan

1. Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan, diharapkan klien terhindar dari jatuh.

Kriteria Hasil :

• Terciptanya lingkungan yang aman.

• Dapat mengidentifikasi risiko yang meningkatkan kerentanan terhadap jatuh.

• Dapat menghindari cedera fisik akibat jatuh.

• Mampu menggunakan alat bantu jalan secara tepat.

• Mampu mengatur pencahayaan lingkungan fisik rumah.

• Mampu mengatur letak alat bantu di tempat yang mudah dijangkau.

Rencana Tindakan Rasional

1. Kaji lingkungan fisik untuk memfasilitasi keamanan

2. Ajarkan anggota keluarga

mengenal faktor yang

menyebabkan jatuh dan cara menurunkan risiko jatuh.

3. Pantau gaya berjalan, keseimbangan, dan tingkat keletihan saat ambulasi.

4. Anjurkan keluarga untuk menyediakan lampu malam disamping tempat tidur.

5. Pertahankan nutrisi yang adekuat, eliminasi, hidrasi, dan higiene personal.

6. Kaji riwayat jatuh yang pernaj dialami klien.

7. Identifikasi karakteristik lingkungan yang meningkatkan

potensial jatuh.

8. Anjurkan keluarga untuk meletakkan benda – benda yang sering digunakan dalam jangkauan pasien.

1. Menetapkan intervensi secara tepat dan benar.

2. Membantu keluarga untuk mengenal penyebab jatuh dan cara menurunkan risiko jatuh.

3. Untuk mengetahui rentang pergerakan klien sebelum melakukan tindakan keperawatan.

4. Untuk mencegah terjadinya risiko jatuh karena pencahayaan yang kurang.

5. Untuk memenuhi kebutuhan dasar klien.

6. Untuk mengetahui apakah klien memiliki riwayat jatuh atau tidak.

7. Untuk mengetahui riwayat jatuh klien.

8. Untuk mempermudah klien menemukan benda – benda yang sering digunakannya.

Tabel 12. Perencanaan Keperawatan dengan Masalah Hambatan Mobilitas

Klien mampu melakukan aktivitas tanpa adanya hambatan.

Kriteria Hasil :

• Klien mampu menggunakan alat bantu secara benar.

• Klien dapat melakukan aktivitas kehidupan sehari – hari secara mandiri dengan alat bantu (berjalan dengan menggunakan kruk yang benar).

• Klien mampu menyangga berat badan saat berdiri

• Klien mampu berjalan dengan menggunakan langkah – langkah yang tepat dan benar.

Rencana Tindakan Rasional

1. Cegah klien jatuh, berikan bantal sebagai pengganjal pada tempat tidur.

2. Latih klien untuk melakukan gerakan – gerakan yang dimodifikasi.

3. Anjurkan untuk berlatih bersama anggota keluarga atau teman.

4. Tingkatkan aktivitas sesuai batas toleransi.

5. Berikan terapi nyeri jika ada indikasi nyeri sebelum atau sesudah latihan.

6. Bantu klien dalam memutuskan penggunaan alat bantu berjalan (misalnya kruk atau rostul).

7. Pertahankan nutrisi yang adekuat, kolaborasikan dengan ahli gizi dan keluarga.

1. Mempertahankan keamanan klien.

2. Untuk melatih tingkat aktivitas klien.

3. Melakukan perawatan lanjutan di rumah dengan bantuan keluarga atau teman.

4. Mempertahankan tonus otot.

5. Mengurangi rasa nyeri.

6. Menentukan pilihan yang tepat dalam penggunaan alat bantu berjalan.

7. Untuk memenuhi kebutuhan energi klien.

5. Implementasi

Setelah intervensi asuhan keperawatan disusun, penulis melakukan implementasi sesuai jadwal implementasi yang telah direncanakan. Selain itu penulis juga menyusun implementasi yang tidak ada di intervensi seperti implementasi untuk mengkaji kondisi emosional kien dan mengontrol emosinya yang labil dengan cara teknik relaksasi,pencegahan terjadinya jatuh dengan memberikan bantal pengganjal pada tempat tidur, dikarenakan penulis melakukan implementasi tidak pada saat klien tidur, memberi pelatihan senam stroke pada klien, mengkaji tanda – tanda vital saat melakukan implementasi, meskipun tidak tercantum didalam intervensi.

6. Evaluasi

Tujuan dan kriteria hasil yang direncanakan pada dua masalah yang ditemukan pada klien dapat tercapai. Beberapa kendala yang dihadapi penulis dalam pengelolaan kasus dengan prioritas masalah gangguan masalah keamanan atau perlindungan: risiko jatuh, hal ini terjadi karena beberapa sebab antara lain:

keterbatasannya pengetahuan penulis tentang risiko jatuh, saat melakukan intervensi ada beberapa keadaan lingkungan yang tidak dapat dirubah, seperti sekat – sekat yang memungkinkan klien untuk jatuh tidak dapat disingkirkan begitu saja berhubung sekat yang dibuat itu permanen dengan menggunakan semen. Namun, kendala yang dihadapi penulis dapat terselesaikan dengan adanya faktor pendukung. Seperti, memberi tahu keluarga untuk selalu berada di samping klien saat klien ingin keluar rumah. Kooperatifnya klien dan keluarga klien saat melakukan pengkajian sampai evaluasi. Serta dukungan dari teman – teman selama pengelolaan kasus dilaksanakan.

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait