1. Menentukan harga pokok produksi
Unsure-unsur biaya dalam penentuan harga pokok produksi adalah sebagai berikut:
a. Biaya bahan baku
Bahan baku yang digunakan untukmembuat tahu adalah hanya kedelai yang cukup tersedia untuk diperoleh. Untuk mengetahui nialai bahan baku yang digunakan adalah sebagai berikut:
kedelai 800 Kg @ × Rp 4000 = Rp 3.200.000 jumlah produksi : 14 kali @ 50 kotak = 700 kotak 1 kotak = 5 bak
jadi 700*5 = 3500 bak
biaya bahan baku per bak adalah : Rp 3.200.000/Rp 3.500 = Rp 914,28
biaya pengiriman Rp 50.000/3500 = Rp14,28
b. Biaya tenaga kerja langsung
Pada usaha tahu ini tenaga kerja yang digunakan adalah sebagian besar pria yang tinggal di sekitar kecamatan karangploso.
Pembuatan tahu ini tidaklah membutuhkan keterampilan kusus hanya dibutuhkan karyawan yang mampu bekerja keras karena pada tahap pembuatannya memerlukan tenaga yang cukup besar.
Adapun unsure-unsur biaya tenaga kerja langsung adalah sebagai berikut:
1) Upah tukang : Rp 3.500 * 14 kali memasak
= Rp 49.000
2) Upah pembantu : Rp 2.500 * 14 kali memasak = Rp 35.000
Jumlah tukang 4 orang : 4 * 49.000 = 196.000
Jumlah pembantu 10 orang : 10 * 35.000 = 3500.00 Jumlah produksi 3500 bak per hari
Biaya tenaga kerja per bak adalah :
Tenaga kerja tukang :Rp 196.000/3500 = Rp 56 Tenaga kerja pembantu :Rp 350.000/3500 = Rp 100
c. Biaya ovehed pabrik
Jenis-jenis biaya overhed yang dapat diidentifikasi dalam penelitian ini adalah:
a) Kayu bakar
1 pikup kayu baker seharga Rp 200.000 Rp 200.000
jadi, = Rp 57,14 3500
b) Biaya listrik
Jumlah pemakaian listrik adalah Rp 2.000.000 Rp 2.000.000
= Rp 571,42 3500
2) Biaya overhead tetap
a) biaya penyusutan peralatan
Untuk menghitung biaya penyusutan maka perlu diketahui harga perolehan dan taksiran umur ekonomis dari peralatan dengan menggunakan metode garis lurus. Adapun jenis dan umur peralatan yang digunakan dalah sebagai berikut
Table 3: Jenis dan umur peralatan pembuatan tahu
1 2 3 4 5 6 Mesin penggiling Ketel uap Tungku masak Penyaring Pencetak Kotak kontener 5 tahun 5 tahun 5 tahun 1 tahun 5 tahun 3 tahun Rp 5.000.000 Rp 4.000.000 Rp 4.500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 100.000
Jumlah produksi yang telah dihasilkan dalam kapasitas normal adalah 105.000 bak jadi nilai penyusutan peralatan ini adalah sebagai berikut:
-Mesin penggiling tahu
Rp 5.000.000 Rp 1.000.000 = = Rp 83333,33× 3 bulan 5 tahun 12 bulan =Rp 250000 250.000 = 2,38 105.000
Jadi biaya penyusutan mesin penggiling adalah: Rp 2,38 -Ketel uap
Rp 4.000.000 Rp 800.000
= = Rp 66666,66 × 3 bulan 5 tahun 12 bulan
200000
= 1,90 105000
Jadi biaya penyusutan ketel uap adalah: Rp 1,90 -Tungku masak Rp 4.500.000 Rp 900000 = = Rp 75000 × 3 bulan 5 tahun 12 bulan =Rp 225.000 225.000 = 2,14 105000
Jadi biaya penyusutan tungku masak adalah: Rp 2,14
-Penyaring Rp 500.000 Rp 500.000 = = Rp 41.666,67 × 3 bulan 1 tahun 12 bulan =Rp 125000 125000 = 1,19 105.000
-Pencetak Rp 500.000 Rp 100.000 = = Rp 8.333,33 × 3 bulan 5 tahun 12 bulan =Rp 25000 25000 = 0,23 105000
Jadi biaya penyusutan pencetak adalah: Rp 0,23 -Kotak kontener Rp 100.000 Rp 33.333 = = Rp 2777,77× 3 bulan 3 tahun 12 bulan = Rp 8333,33 8333,33 = 0,08 105000
Jadi biaya penyusutan kotak kontener adalah: Rp 0,08
Penentuan Harga Pokok Produksi Metode full costing
Table 4: Kalkulasi harga pokok produksi tahu dengan metode full costing
No Jenis biaya produksi Biaya perbak
1
2
Biaya bahan baku a. Kedelai
b. Ongkos Pembelian Bahan Baku Jumlah biaya bahan baku
Biaya Tenaga Kerja Langsung a. Upah Tukang
Rp 914,28 Rp 14,28
Rp 928,56
3
b. Upah Pembantu
Jumlah Biaya Tenaga kerja langsung Biaya Overhead
a. Biaya overhead Variabel 1) Kayu Bakar
2) Biaya Listrik
b. Biaya Overhed Tetap 1) Biaya Penyusutan Jumlah Biaya Overhead
Rp 100 Rp 156 Rp 57,14 Rp 571,42 Rp 7,92 Rp 636,48 Harga Pokok Produksi Perbak Rp 1721,04
Penentuan Harga Pokok Produksi Metode variable costing
Table 5: Kalkulasi harga pokok produksi tahu dengan metode variabel costing
1
2
3
Biaya Bahan Baku a. Kedelai
b. Ongkos Pembelian Bahan Baku Jumlah Biaya Bahan Baku
Biaya Tenaga Kerja Langsung a. Upah Tukang
b. Upah Pembantu
Jumlah Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya Overhead
a. Kayu Bakar b. Biaya Listrik
Jumlah Biaya Overhead
Rp 914,28 Rp 14,28 Rp 928,56 Rp 56 Rp 100 Rp 156 Rp 57,14 Rp 571,42 Rp 628,56
Harga Pokok Produksi Perbak Rp 1713,12
Evaluasi Perhitungan Harga Pokok Produksi Table :6 Evaluasi Perhitungan Harga Pokok Produksi Tahu
1
2
3
Biaya Bahan Baku
a. Kedelai
b. Ongkos Pembelian
Bahan Baku
Jumlah Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Langsung
a. Upah Tukang
b. Upah Pembantu
Jumlah Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya Overhed
a. Biaya Overhead Variabel
1) Kayu Bakar
2) Biaya Liistrik
b. Biaya Overhead Tetap
1) Biaya
Penyusutan Jumlah Biaya Overhead
Rp 914,28 Rp 14,28 Rp 928,56 Rp 56 Rp 100 Rp 156 Rp 57,14 Rp 571,42 Rp 7,92 Rp 636,48 Rp 914,28 Rp 14,28 Rp 928,56 Rp 56 Rp 100 Rp 156 Rp 57,14 Rp 571,42 Rp 628,56
Harga Pokok Produksi Perbak Rp 1721,04 Rp 1713,12
Implikasi penelitian - Full costing Laporan rugi laba
Laporan rugi laba Perusahaan tahu ADMA
per 3 bulan
Penjualan (105.000 bak * Rp 2000 ) Rp 210.000.000 Harga pokok penjualan
(105.000 bak * Rp1721,04 ) Rp 180.709.200
-Marjin bruto Rp 29.290.800
Biaya pemasaran (105.000 bak * Rp14,28 ) Rp 1.499.400
-Penghasilan netto Rp 27.791.400
Prosentase mark up
Marjin bruto Prosentase mark up =
Harga pokok penjualan Rp . 29.290.800
=
Rp . 180.709.200 = Rp .0,1620 atau 16 %
- Variabel costing Laporan rugi laba
Perusahaan tahu ADMA per 3 bulan
Penjualan (105.000 bak * Rp 2000) Rp 210.000.000 biaya variabel (105.000 bak * Rp 1713,12) Rp 179.877.600
Marjin kontribusi Rp 30.122.400
Biaya tetap:
Biaya penyusutan peralatan
(105.000 bak * Rp 7,92) Rp 831.600 Biaya pemasaran (105.000 bak * Rp14,28) Rp 1.499.400 + Rp 2.331.000 - Penghasilan netto Rp 27.791.400 Prosentase mark up Marjin bruto Prosentase mark up = Biaya variabel Rp . 30.122.400 = Rp 179.877.600
Rp 0,1674 atau 16%
2. Penentuan harga jual
Penentuan harga jual full costing dengan metode cost plus, yaitu:
Table 7: Perhitungan harga jual dengan cost-plus pricing berdasarkan pendekatan fuul costing
Bahan baku langsung Rp 914,28
Biaya kirim pembelian Rp 14,28
Tenaga kerja langsung Rp 156
Biaya overhead variabel Rp 628,56
Biaya overhed tetap Rp 7,92
Rp 1721,04
Mark up (16%*1721,04) Rp 275,36
Harga jual Rp 1996,40
Penentuan harga jual variabel costing dengan metode cost plus, yaitu: Table 8: Perhitungan harga jual dengan cost-plus pricing berdasarkan pendekatan variabel costing
Bahan baku langsung Rp 914,28
Biaya kirim pembelian Rp 14,28
Tenaga kerja langsung Rp 156
Biaya overhead variabel Rp 628,56
Rp 1713,12
Mark up (16%*1713,12) Rp 274,09
3. Kandungan biaya pembelian bahan baku pada Harga Pokok Produksi tahu
Dengan pendekatan metode Full Costing kandungan biaya pembelian bahan baku tahu adalah sebagai berikut:
Total biaya pembelian bahan baku
X 100% Total Biaya produksi
928,56
X 100% 1721,04
= 53,95 %
Jadi jumlah kandungan biaya bahan baku dalam harga pokok produksi dengan metode Full Costing adalah sebesar 54,20 %
Dengan pendekatan metode Variabel Costing kandungan biaya pembelian bahan baku tahu adalah sebagai berikut:
Total biaya pembelian bahan baku
X 100% Total biaya produksi
928,56
X 100% 1713,12
= 54,20 %
Jadi jumlah kandungan biaya bahan baku dalam harga pokok produksi dengan metode variabel Costing adalah sebesar 54,20 %
Bab V
Simpulan dan Saran
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasn yang telah dikemukakan pada hasil analisa data, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan perhitungan harga pokok produksi kandungan dari biaya pembelian bahan baku terhadap harga pokok produksi dengan pendekatan Full Costing adalah jumlah total biaya pembelian bahan baku (928,56) dibagi dengan total biaya produksi (1721,04) dikali 100 % adalah sebesar Rp 53,95 % sedangkan bila menggunakan
pendekatan Variabel Costing dengan perhitungan yang sama adalah sebesar Rp 54,20 %. Hal ini telah menjawab hipotesis bahwa biaya pembelian bahan baku mempunyai pengaruh sebesar 50 – 70 % pada harga pokok produksi.
B. Saran.
Sedangkan saran-saran yang dapat penulis berikan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan adalah sebagai berikut:
1. Mengingat pentingnya peran pembelian, sebelum melakukan kegiatan pembelian perusahaan terlebih dahulu memilih pemasok dengan mempertimbangkan factor harga, jarak tempuh, kualitas dan kuantitas.
2. Pembelian yang dilakukan perusahaan saat ini adalah pembelian dengan cara biasa untuk memenuhi kebutuhan persediaan digudang, dengan cara ini perusahaan akan selalu melakukan kegiatan pembeliannya bila persediaan kedelai digudang akan habis. Penggunaan sistem kontrak akan dapat mengurangi biaya dan waktu perusahaan untuk melakukan kegiatan pembelian, karena perusahaan supplier akan mengirimkan kembali kedelai bila persediaan kedelai mulai habis, dengan melihat siklus produksinya.
3. Dari pembahasan diatas sebaiknya perusahaan tetap bekerjasama dengan supplier dari pasuruan. Hal ini dikarenakan jumlah biaya pembelian dengan metode Full Costing sebesar 53,9 % dan dengan menggunakan metode Variabel Costing sebesar
54,20%,yang merupakan jumlah yang relatif kecil dari rata-rata biaya produksi yang berkisar antara 50 – 70 %
4. Sebaiknya perusahaan mengecek ulang setiap tahunnya dari pengelolaan pembeliannya untuk disesuaikan dengan perubahan yang terjadi pada biaya produksi