• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

4.4 Analisa Diagram Sebab Akibat (Fish Bone)

Untuk mendapatkan penanganan masalah secepat mungkin, maka perlu dilakukannya analisa sebab akibat terhadap faktor – faktor yang mengakibatkan masalah - masalah tersebut.Diagram sebab akibat ini sering juga disebut sebagai diagram tulang ikan (fish bone). Seperti diperlihatkan pada gambar 4.9.

Analisa ini dilakukan dengan pengamatan secara langsung dilapangan, wawancara dengan operator, dan juga wawancara dengan shift engineer di pabrik tersebut. Hasil wawancara tersebut, merupakan salah satu kemungkinan penyebab dari sulitnya pencapaian OEE yang diharapkan.

Kerusakan yang sering terjadi pada mesin digester adalah kebocoran pada paking (gasket) pada blow valve, check valve, manual valve, dan pompa mesin

digester.Kerusakan yang terjadi sangat mempengaruhi jumlah blow mesin digester dan tingginya waktu downtimesehingga menggurangi waktu efektif

pengoperasian mesin.

Dalam wawancara yang didapat maka diambil parameter – parameter yang mempengaruhi terjadinya kerugian (Losses) tersebut, yaitu :manusia, material, metode, dan lingkungan.

51% IMS 24% RDL 14% YL 10% SUAL 1% EFL 0% RL

Digester 1 Total Time Losses

1 Idling and Minor Stoppages Losses 2 Reduce Speed Losses

3 Yield Losses

4 Set up and Adjustment Losses

5 Equipment Failure Losses

Gambar 4.9 Diagram tulang ikan penyebab frekwensi kebocoran paking yang tinggi.

Tabel 4.16 Usulan penyelesaian masalah Six Big Losses

No. Faktor – Faktor Penyelesaian masalah 1. Manusia

a. Penanganan

kerusakan.

a. Dibuat pelatihan-pelatihan khusus

terhadap teknisi sebagai asset perusahaan. 2. Material a. Komponen berkualitas buruk. b. Ukuran kompenen tidak tepat. c. Getaran tinggi

pada blow line.

a. Komponen yang asli harus diusahakan

untuk dipakai.

b. Melakukan pengecekan persediaan

komponen yang sering mengalami kerusakan.

c. Menjaga kondisi pipe support dalam

kondisi layak operasi.

3. Metode

a. Kerusakan tiba-

tiba.

a. Melakukan pemeliharaan secara berkala

atau ketika terjadi penurunan kualitas kinerja mesin untuk mencegah waktu

breakdown yang tinggi. 4. Lingkungan

a. Kebersihan.

a. Menanamkan kesadaran kepada operator

akan kebersihan di area mesin setelah siap melakukan perbaikan mesin.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa dan uraian hasil pengukuran Overal Equipment

Effectiveness (OEE) Mesin Digester #1 PT. Toba Pulp Lestari, Tbk dapat diambil

beberapa kesimpulan, yaitu:

1. Pengukuran tingkat efektivitas mesin dengan menggunakan metode

Overall Equipment Effectiveness (OEE) di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk

antara bulan Juni 2015 – Mei 2016 adalah 90.2%, Nilai ini memenuhi standar JIPM dan produksi dianggap kelas dunia. Persentase terbesar berada pada bulan April sebesar 95.85% dan terendah pada bulan Nopember sebesar 78.72%.

2. Faktor yang memiliki persentase terbesar dari factor six big losses adalah

idling and minor losses sebesar 50.98%, reduce speed losses sebesar

23.59%, yield/scrap losses 14.49% set up and adjustment sebesar 10.20%,

Breakdown lossessebesar 0.78%.

3. Usulan pemecahan masalah six big lossespada mesin Digester adalah

komponen yang asli digunakan untuk mengganti komponen yang rusak, hal ini bertujuan untuk memperpanjang umur life timekomponen mesin dan mencegah terjadinya kerusakan tiba-tiba.

5.2 Saran

Dari penelitian ini dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Perlunya penyediaan spareparts genuie maupun persediaan komponen

dalam perawatan dan pemeliharaan berjangka.

2. Perusahaan sebaiknya juga menerapkan TPM pada bagian perusahan

lainnya untuk mengukur keefektifan mesin/peralatan keseluruhan perusahaan.

3. Perusahaan

perlumenanamkankesadarankepadaseluruhkaryawanuntukdapatikutsertabe rperanaktifdalampeningkatanefesiensidanproduktivitasbagiperusahaan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1.MesinDigester Plant

Digester adalah alat yang berfungsi untuk memasak serpihan kayu

(chip)yang berasal dari penampungan serpihan kayu (chip pile)yang akan dijadikan menjadi bubur kertas (pulp). Proses pemasakan serpihan kayuini menggunakan panas dan bahan kimia, dengan memanfaatkan Lindi Putih (White

Liquor) dan Lindi Hitam (Black Liquor) sebagai cairan pemasaknya.Dalam proses

pembuburan (pulping) secara kimiawi ditambahkan panas dan zat kimia dan juga serpihan kayu yang dimasukkan ke dalam tabung bertekanan yang disebut

Digester.

Pemasakan dilakukan pada digester jenis Cooking Compact.Digester ini terdiri dari tutup atas (top separator) dan bagian penyaringan (screen section) yang berkerja dengan metodesearah (concurrent) dan terdapat juga zona pencucian(washing) yang dilakukan secara berlawanan arah (counter current), metode pemasakkanya cendrung pada suhu yang lebih rendah tetapi dengan pamasakan yang cendrung lebih lama.

Gambar 2.1 Mesin digester plant

Serpihan kayu yang berasal dari tempat penampungan (chip

melalui bagian atas digester dan diukur laju alir chipnya menggunakan

chipmeter.Digester merupakan bejana (vessel) yang memiliki tekanan sama

dengan tekanan atmosfer serta memiliki fungsi pemanasaan awal (presteaming) sekaligus fungsi pemadatan pori kayu(impregnasi).

Campuran lindi putih dan lindi hitamyang diekstrak dari pompa sirkulasi (transfer circulation) ke bagian saringan atas (screen digester)dan dimasukan kebagian atas digester melalui pipa sirkulasi (centralpipe). Sebelum serpihan kayu bercampur dengan cairan pemasak (liquor), temperatur serpihan

kayu terlebih dahulu dinaikkan sampai mencapai suhu 100oC dan dengan

penambahan cairan pemasak yang akan meningkatan proses penghilangan busa dalam serat (deaerasi chip).

Gambar 2.2 Chip file tempat penampungan chip sebelum dimasak di Digester. Proses pembuatan kertas adalah pembuatan kertas dengan proses kimia menggunakan sodium sulfat (kraft process). Kraft pulping menghasilkan bubur kertas (pulp) kurang dari 50% dari bahan baku kayu, sisanya menjadi endapan berbentuk seperti lumpur (sludge) yang akhirnya dibakar, disebar ke tanah atau dibuang dengan sistem penimbunan dalam satu lubang.

Kelebihan dari kraft pulping adalah bahan kimia yang dapat didaur ulang

(recycle) dan digunakan kembali dalam proses berikutnya. Kelebihan lainnya

adalah dihasilkannya serat yang kuat.Majalah, kertas grafis, kantong belanja dan pembungkus terbuat dari kraft pulp.Kraft pulp biasanya berwarna gelap dan

umumnya diputihkan dengan senyawa klorin.1

1

2.1.1. Cara Kerja Mesin Digester.

Dalam proses pulping secara kimiawi ditambahkan panas dan zat kimia serpihan kayu yang dimasukkan ke dalam tabung bertekanan yang disebut

Digester. Pembuburan pulp dengan proses kraft menggunakan lindi putih (white liquor), yaitu larutan campuran sodium hidroksida dan sodium sulfida yang secara

selektif akan melarutkan getah (lignin) dan membuatnya lebih larut dalam cairan pengolah.

Setelah 2-4 jam, campuran antara pulp, sisa zat kimia dan limbah kayu dikeluarkan dari digester.Pulp kemudian dicuci untuk memisahkannya dengan lindi hitam (sisa zat kimia dan limbah).Larutan yang mengandung serat kayu terlarut kemudian masuk ke digester dan dipanaskan. Larutan hasil pemanasan yang berwarna hitam (black liquor) dipisahkan dari pulp (brownstock) setelah proses pemanasan.

Dalam batch digester, pulp (brownstock) diambil dari dasar tabung

digester untuk dilanjutkan dengan pencucian. Pada digester berkesinambungan,

pencucian dilakukan didalam digester untuk menghilangkan larutan lain dan mendinginkan pulp. Kraft pulping adalah proses dengan hasil rendah yaitu hanya 45% dari kayu yang akan menjadi bubur kertas yang dapat digunakan. Pulp atau disebut brownstock pada tahap ini siap diputihkan.

2.1.2. MesinDigester dan Komponen-komponen Pendukung.

Digester terdiri dari top separator, screen suction, tabung bejana itu

sendiri, dan bagian lubang cairan pemasak dan uap dan juga terdapat sebuah aliran

pulp menuju blow tank.

Gambar 2.4 Mesin Digester

Sedangkan bagian pendukung mesin digester terdiri atas:

a. Shuttle Conveyor

Shuttle Conveyor merupakan belt conveyor yang bisa dijalankan maju

mundur dan bisa dipindahkan/gerakkan dengan berlawanan arah.Adalah alat pengangkut serpihan kayu dari chip pile ke digester bagian atas.

b. Tungku Pemasak (Digester)

Tungku Pemasak (Digester) merupakan bejana berbentuk selinder yang terbuat dari stainless steel khusus dipasang secara vertical dan dirancang untuk

bekerja pada tekanan sampai 12 kg/cm2 dan temperatur sampai 190o.

Gambar 2.6 Digester

c. Telescopic Chutes

Telescopic Chutes merupakan slide chute vertical dipasang dibawah lantai

digunakan untuk mengangkut chip-chip kayu yang keluar dari shuttle conveyor ke

digester.

Gambar 2.7 Telescopic chutes

d. Pemanas liquor (Liquor heater)

Pemanas liquor merupakan alat penukar panas yang berbentuk

tubulartegak yang diletakkan berdampingan dengan digester. Cara kerjanya

Gambar 2.8 Liqour heater

e. Pompa sirkulasi

Alat yang digunakan untuk mensirkulasikan cairan pemasak dari dalam bagian tengah digester ke bagian atas dan bawah.

Gambar 2.9 Pompa sirkulasi

f. Blow tank

Alat ini adalah tangki untuk menampung bubur kayu yang sudah siap

dimasak dari digester dan dilengkapi alat pengaduk.2

2

Sirait, Suhunan. 2003. Module Bleaching. Porsea: Pt. Toba Pulp Lestari, Tbk Agitator mencampur pulp

dari digesterdengan black liquor sehingga bubur pulp dapat dipompa. Panas yang dihasilkan dari gas oleh blow tank diproses kembali oleh blow heat accumulator, sebesar alat penukar panas yang besar.

Gambar 2.10 Blow tank

g. Accumulator tank

Alat ini adalah tangki untuk menampung panas yang dihasilkan dari blow

tank yang dihasilkan oleh blowing. Panas tersebut diproses kembali dengan

memanaskan air yang hangat yang akhirnya air tersebut digunakan pada bagian

washing dan bleaching.

Gambar 2.11 Accumulator tank

h. Relief condenser

Alat untuk mengembunkan panas dari digester bagian atas pada waktu proses pemasakan.

Gambar 2.12 Relief Condenser

i. Air evacuation scrubber

Alat untuk menyerap sisa panas dari digester sesudah digester blowing. j. Heating up white liquor and black liquor system

Alat untuk memanaskan cairan pemasak sebelum memasak.

2.1.3. Jenis-jenis Digester.

Digester terbagi dalam 2 tipe, yaitu : a) Batch digester

Digester batch adalah sebuah digester besar, biasanya 70-350 m3 (2.500

sampai12.500 ft 3), yang diisi dengan chip dan cairan pemasak. Biasanya pabrik memiliki enam sampai delapan digestersehingga sementara beberapa memasak, yang lain dapat mengisi, masuk ke dalam blow tank, dan lain-lain.

Pemanasan dengan uap dapat secara langsung, di mana uap ditambahkan langsung ke digester yang mengencerkan cairan memasak, atau secara tidak langsung, di mana uap melewati bagian dalam tabung di dalam digester yang

memungkinkan penggunaan kembali uap dan memberikan pemanasan lebih

seragam.3

1. Pertama, digester dibuka dan diisi dengan chip, cairan pemasak putih

(white liquor), dan cairan pemasak hitam (black liquor).

Urutan proses pemasakan adalah sebagai berikut:

2. Setelah sirkulasi awal dari penambahan cairan pemasak, chip ditambahkan

sebagai isi tetap.

3. Digester tersebut kemudian ditutup dan pemanasan dengan uap dimulai.

Suhu akan naik selama sekitar 90 menit sampai suhu pemasakan dicapai.

4. Suhu pemasakan dipertahankan selama sekitar 20-45 menit untuk proses

kraft. Selama waktu pemanasan, udara dan gas lain yang tidak dapat

dikondensasikan dari digester tersebut dibuang.

5. Ketika pemasakan selesai, isi dari digester yang dibuang untuk

dipindahkan ke blow tank.

Gambar 2.13 Perbedaan Batch digester dan Continous digester

b) Digester Kontinu

Digester kontinu adalah digester berbentuk tabung di mana chip

dipindahkan melalui suatu aliran yang mengandung tahap presteaming,

impregnasi cairan pemasak, pemanasan, pemasakan, dan pencucian. Chip masuk

dan keluar digester secara terus menerus. Digester kontinu cenderung lebih

efisien dalam hal ruang, lebih mudah untuk mengontrol dan memberikan hasil yang lebih baik, serta mengurangi penggunaan bahan kimia, hemat tenaga, dan lebih efisien dari batch digesterdalam hal energi.

Karena digester kontinu selalu dalam kondisi bertekanan, pengumpan khusus harus digunakan untuk memungkinkan chip pada tekanan atmosfer untuk memasuki digester bertekanan tanpa membiarkan isi digester akan hilang. Katup

rotary bekerja seperti pintu putar. Sebuah pocket diisi dengan serpihan kayu atau

sumber serat lainnya pada tekanan atmosfer. Ketika katup diputar maka akan tersegel dari atmosfer dan kemudian membuka ke digesterdimana isinya disimpan.

Dalam prosesnya, chip diangkut oleh feed sekrup. Chip melewati pengumpanan bertekanan tinggi dimana cairan pemasak akan membawanya ke

digester. Sebagian besar cairan dikembalikan ke pengumpan bertekanan tinggi.

Impregnasi terjadi selama sekitar 45 menit pada suhu 130 °C sehingga pemasakan akan jauh lebih seragam.

2.1.4. Bahan baku pengolahan pulp

Pulp dan kertas yang diproduksi dari bahan baku yang mengandung

selulosa fiber seperti pada kayu jugapada kertas daur ulang , dan limbah pertanian

. Di negara-negara berkembang , sekitar 60 % dari selulosa fiber berasal dari bahan baku nonwood (bukan kayu) seperti ampas tebu , jerami , bambu , alang- alang. Langkah-langkah utama dalam manufaktur pulp dan kertas adalah : persiapan bahan baku dan penanganan, manufaktur Pulp, Pulp cuci dan

Screening, pemulihan kimia,Bleaching, Stock Preparation, dan pembuatan kertas.

Pabrik pulp dan pabrik kertas dapat berdiri secara terpisah atau sebagai satu kesatuan operasi terpadu. Pabrik terpadu salah satunya melakukan pembuatan bubur kertas (pulp) di tempat. Sedangkan pabrik yang tidak terintegrasi tidak memiliki kapasitas untuk pulping tetapi harus membawa pulp pabrik dari sumber

luar.4

4

Arryati, H. 2010. Pengaruh Komposisi Bahan Baku Campuran Batang terhadap

Jenis kayu yang banyak digunakan dalam pembuatan kertas adalah:

Kayu lunak (softwood) adalah kayu dari tumbuhan konifer contohnya

pohon pinus.

Kayu keras (hardwood) adalah kayu dari tumbuhan yang menggugurkan

daunnya setiap tahun.

Kayu lunak yang memiliki panjang dan kekasaran lebih besar digunakan untuk memberikan kekuatan pada kertas.Kayu keras lebih halus dan kompak sehingga menghasilkan permukaan kertas yang halus.Kayu keras juga lebih mudah diputihkan hingga warnanya lebih terang karena memiliki lebih sedikit

lignin.Kertas umumnya tersusun atas campuran kayu keras dan kayu lunak untuk

mencapai kekuatan dan permukaan cetak yang diinginkan pembeli.

Kayu sebagai bahan dasar dalam industri kertas mengandung beberapa komponen antara lain:

 Selulosa, tersusun atas molekul glukosa rantai lurus dan panjang yang

merupakan komponen yang paling disukai dalam pembuatan kertas karena panjang dan kuat.

 Hemiselulosa, tersusun atas glukosa rantai pendek dan bercabang.

Hemiselulosa lebih mudah larut dalam air dan biasanya dihilangkan dengan proses pulping.

Lignin, adalah jaringan polimer fenolik tiga dimensi yang berfungsi

merekatkan serat selulosa sehingga menjadi kaku. Pulping kimia dan proses pemutihan akan menghilangkan lignin tanpa mengurangi serat selulosa secara signifikan.

 Ekstraktif, meliputi hormom tumbuhan, resin, asam lemak, dan unsur lain.

Komponen ini sangat beracun bagi kehidupan perairan dan mencapai jumlah toksik akut dalam limbah industri kertas.

Gambar 2.14 Kayu Eucaliptus

2.2. Pemeliharaan (Maintenance)

2.2.1. Pengertian Pemeliharaan (Maintenance)

Secara alamiah tidak ada barang yang dibuat oleh manusia yang tidak dapat rusak, tetapi usia kegunaannya dapat diperpanjang dengan melakukan perbaikan berkala dengan suatu aktivitas yang dikenal sebagai pemeliharaan.

Pemeliharaan/maintenance, menurut The American Management Association, Inc. (1971), adalah kegiatan rutin, dan pekerjaan berulang yang dilakukan untuk menjaga kondisi fasilitas produksi agar dapat dipergunakan sesuai dengan fungsi dan kapasitas sebenarnya. secara efesien ini berbeda dengan perbaikan. Pemeliharaan atau mantaince juga didefinisikan untuk menjaga suatu barang

dalam, atau memperbaikinya sampai suatu kondisi yang bisa diterima.5

Pemeliharaan adalah suatu kombinasi dari berbagai tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang, atau memperbaikinya sampai mencapai suatu kondisi yang bisa diterima. Tetapi, istilah ‘pemeliharaan’ pada kenyataanya menunjuk kepada fungsi pemeliharaan secara keseluruhan yang bisa dibayangkan ,dan sebagai hasilnya, kata tersebut dengan mudah digunakan dalam industri

5

Corder, Antony dan Kusnul Hadi. 1992.

untuk menunjuk setiap pekerjaan yang dikerjakan oleh pekerja bagian pemeliharaan. Pemeliharaan juga merupakan suatu fungsi dalam suatu perusahaan pabrik yang sama pentingnya dengan fungsi-fungsi lain seperti produksi. Hal ini karena apabila seseorang mempunyai peralatan atau fasilitas, maka biasanya dia akan selalu berusaha untuk tetap mempergunakan peralatan atau fasilitas tersebut. Demikian pula halnya dengan perusahaan pabrik, dimana pimpinan perusahaan pabrik tersebut akan selalu berusaha agar fasilitas maupun peralatan produksinya dapat dipergunakan sehingga kegiatan produksinya berjalan lancar. (corder,1992).

Dalam usaha untuk dapat terus menggunakan fasilitas tersebut agar kualitas produksi dapat terjamin, maka dibutuhkan kegiatan-kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang meliputi kegiatan pemeriksaan, pelumasan (lubrication), dan perbaikan atau reparasi atas kerusakan-kerusakan yang ada, serta penyesuaian atau penggantian spare part atau komponen yang terdapat pada fasilitas tersebut.

Seluruh kegiatan ini sebenarnya tugas bagian pemeliharaan. Peranan bagian ini tidak hanya untuk menjaga agar pabrik dapat tetap bekerja dan produk dapat diproduksi dan diserahkan kepada pelanggan tepat pada waktunya, akan tetapi untuk menjaga agar pabrik dapat bekerja secara efisien dengan menekan atau mengurangi kemacetan produksi sekecil mungkin. Jadi, bagian perawatan mempunyai peranan yang sangat menentukan dalam kegiatan produksi suatu perusahaan pabrik yang menyangkut kelancaran atau kemacetan produksi, kelambatan, dan volume produksi serta efisiensi berproduksi.

Dalam masalah pemeliharaan ini perlu diperhatikan bahwa sering terlihat dalam suatu perusahaan bahwa kurang diperhatikannya bidang pemeliharan atau

maintenance ini, sehingga terjadilah kegiatan pemeliharaan yang tidak teratur.

Peranan yang penting dari kegiatan baru diperhatikan setelah mesin-mesin tersebut rusak dan tidak dapat berjalan sama sekali. Hendaknya kegiatan harus dapat menjamin bahwa selama proses produksi berlangsung, tidak akan terjadi kemacetan - kemacetan yang disebabkan oleh mesin maupun fasilitas produksi.

Gambar 2.15Ilustrasi peralatan pemeliharaan

Maintenance dapat diartikan sebagai kegiatan untuk memelihara atau

menjaga fasilitas maupun peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan atau penyesuaian maupun penggantian yang diperlukan agar diperoleh suatu keadaan operasi produksi yang memuaskan sesuai apa yang telah direncanakan. Jadi, dengan adanya kegiatan maintenance ini, maka fasilitas maupun peralatan pabrik dapat digunakan untuk produksi sesuai dengan rencana dan tidak mengalami kerusakan selama fasilitas atau peralatan tersebut dipergunakan untuk proses produksi atau sebelum jangka waktu tertentu yang direncanakan tercapai sehingga dapatlah diharapkan proses produksi berjalan lancar dan terjamin karena kemungkinan-kemungkinan kemacetan yang disebabkan tidak berjalannya fasilitas atau perlatan produksi telah dihilangkan atau dikurangi.

2.2.2. Tujuan Pemeliharaaan (Maintenance)

Maintenance merupakan kegiatan pendukung bagi kegiatan komersil,

maka seperti kegiatan lainnya, maintenance harus efektif, efisien dan, berbiaya rendah.Dengan adanya kegiatan maintenance ini, maka mesin/peralatan produksi dapat digunakan sesuai dengan rencana dan tidak mengalami kerusakan selama jangka waktu tertentu yang telah direncanakan tercapai.

Beberapa tujuan maintenance yang utama antara lain:

2. Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang di butuhkan oleh produk itu sendiri dan kegiatan produksi yang tidak terganggu.

3. Untuk membantu mengurangi pemakain dan penyimpangan yang di luar

batas dan menjaga modal yang diinvestasikan dalam perusahaan selama waktu yang ditentukan sesuai dengan kebijakan perusahaan mengenai investasi tersebut.

4. Untuk mencapai tingkat biaya maintenance secara efektif dan efisien

keseluruhannya.

5. Untuk menjamin keselamatan orang yang mengunakan keselamatan

tersebut

6. Memaksimumkan ketersediaan semua peralatan sistem produksi

(mengurangi downtime)

7. Untuk memperpanjang umur/masa pakai dari mesin/peralatan.

Gambar 2. 16 Ilustrasi tujuan perawatan

2.2.3. Jenis- jenis Maintenance

Planned maintenance adalah yang terorganisir dan dilakukan dengan

pemikiran ke masa depan, pengendalian dan pencatatan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Oleh karena itu program maintenance yangakan dilakukan harus dinamis dan memerlukan pengawasan dan pemeliharaansecara aktif bagian maintenance melalui informasi dari catatan riwayat mesin/peralatan.

Gambar 2.17 Contoh form perawatan terencana

Konsep planned maintenance di tunjukan untuk dapat mengatasi masalah yang dihadapi manajer dengan pelaksanaan kegiatan maintenance. Komunikasidapat di perbaiki dengan informasi yang dapat memberi data yang lengkap untukmengambil keputusan.Adapun data yang penting dalam kegiatan

maintenanceantara lain laporan permintaan pemeliharaan,laporan pemeriksaan,

laporanperbaikan, dan lain-lain.6

2. Pemeliharaan pencegahan (Preventive maintenance)

Preventive maintenace adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan

yangdi lakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan kerusakan yang tidak terdugadan menemukan kondisi atau keadaan yang dapat menyebabkan fasilitas produksimengalami kerusakan pada waktu di gunakan dalam proses produksi.Dengan demikian semua fasilitas produksi yang di berikan

preventivemaintenance akan terjamin kelancaranya dan selalu diusahakan dalam

kondisiatau kedaan yang siap di pergunakan untuk setiap operasi atau proses produksipada setiap saat.Sehingga dapatlah di mungkinkan pembuatan suatau rencana dan jadwal pemeliharaan dan perawatan yang sangat cermat dan rencana produksiyang lebih tepat.

Sebuah fasilitas atau peralatan produksi termasuk dalam “critical

unit“apabila kerusakan fasilitas atau peralatan tersebut akan membahayakan

kesehatan atau keselamatan para pekerja, mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan, menyebabkan kemacetan pada seluruh produksi, dan modal yang ditanamkan dalam fasilitas tersebut cukup besar atau harganya mahal.Dalam prakteknya, preventive maintenance yang dilakukan oleh suatu pabrik dapat dibedakan menjadi routine maintenance dan periodic maintenance.Routine

maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan

berdasarkan lamanya jam kerja mesin sebagai jadwal kegiatan, misalnya seratus jam sekali, dan seterusnya. Kegiatan periodic maintenance ini jauh lebih berat

dari routine maintenance.7

Gambar 2.18 ilustrasi kegagalan komponen pada Preventive maintenance

3. Pemeliharaan perbaikan (corrective maintenance)

Corrective maintenance adalah suatu kegiatan maintenance yangdilakukan

setelah terjadinya kerusakan atau kelainan pada mesin/peralatansehingga tidak dapat berfungsi dengan baik.pemeliharaan korektif (corrective maintenance) adalah peralatan yang dilaksanakan karena adanya hasil produk yang tidak sesuai dengan rencana. Kegiatan ini dimaksudkan agar fasilitas/ peralatan tersebut dapat digunakan kembali dalam operasi, sehingga proses produksi dapat berjalan lancer

kembali.8

Gambar 2.19 Ilustrasi corrective maintenance

4. Pemeliharaan yang telah diprediksi (predictive maintenance)

Predictive maintenance adalah tindakan - tindakan maintenance

yangdilakukan pada tanggal yang di tetapkan berdasarkan prediksi hasil analisa danevaluasi data operasi yang di ambil untuk melakukan predictive maintenance itudapat berupa data getaran,temperature, kebisingan,flow rate, sampel oli,

residual stess dan lain lainnya.Perencanaan predictive maintenance dapat

dilakukan berdasarkan data darioperator di lapangan yang di ajukan melalui work

order ke department maintenance untuk di lakukan tindakan tepat sehingga tidak

Dokumen terkait