• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

3.5 Teori Analisa Data

3.5.2 Analisa Ekonomi

(3.28) dimana : = arus rating solar charge controller (ampere)

= banyak panel surya x Pnom (watt) d. Baterai

Baterai adalah alat penyimpanan tenaga lsitrik arus searah (DC) yang dibangkitkan oleh panel surya. Kapasitas baterai yang tertulis dalam satuan Ah (Ampere hour), yang menyatakan kekuatan baterai, seberapa lama baterai dapat bertahan mensuplai arus untuk beban (lampu).

Maka untuk menentukan total kapasitas baterai berdasarkan periode penyimpanan yang diinginkan sebagai berikut :

(

)

(3.29) dimana : = kapasitas baterai (Ah/Ampere.hour)

= tegangan baterai (volt) = deep of discharge (%) = banyak panel surya x

Penerangan jalan umum solar cell adalah penerangan yang menggunakan energi matahari sebagai sumber energi dan energinya dapat dibangkitkan sendiri ataupun sebuah perusahaan. PJU sistem solar cell mempunyai biaya operasi dan perawatan yang rendah dan bahkan terkadang tidak ada pada suatu periode, ini dikarenakan PJU solar cell tidak memerlukan bahan bakar dalam pengoperasiannya. Namun sistem pembangkitannya memerlukan biaya investasi yang sangat besar. Sedangkan PJU konvensional sebaliknya, biaya investasi yang rendah, namun biaya operasionalnya besar dan selalu ada setiap periode.

Adapun parameter dasar biaya yang mempengaruhi perkiraan ekonomi PJU solar cell dan konvensional adalah :

3.5.2.1 Biaya Investasi

Yaitu biaya yang ditanamkan dalam rangka menyiapkan kebutuhan usaha untuk siap beroperasi dengan baik. Biaya ini biasanya dilakukan pada awal-awal kegiatan usaha dalam jumlah yang relatif besar ya berdampak jangka panjang untuk berkesinambungan usaha tersebut. Investasi sering dianggap juga sebagai modal dasar usaha yang dibelanjakan untuk penyiapan dan pembangunan sarana prasarana dan fasilitas usaha termasuk pembangunan dan peningkatan sumber daya manusianya.

3.5.2.2 Biaya operasional

Yaitu biaya yang dikeluarkan dalam rangka menjalankan aktifitas usaha tersebut sesuai dengan tujuan. Biaya ini biasanya dilakukan secara rutin atau periodik waktu tertentu dalam jumlah yang relatif sama atau sesuai dengan jadwal produksi.

49

Biaya operasional pada PJU konvensional sangat bergantung pada TDL (Tarif Dasar Listrik) yang telah ditetapkan pemerintah. Tarif dasar listrik sendiri ditentukan pemerintah melihat kondisi harga dan pasokan BBM (Bahan Bakar Minyak). Untuk menghitung biaya pemakaian listrik PJU konvensional selama satu bulan adalah Eload (Pers 3.21) dikali 30 (banyak hari dalam sebulan) dan dikali besar TDL yang ditetapkan pemerintah untuk penerangan jalan :

(3.30) dimana : TDL = Tarif dasar listrik yang ditetapkan pemerintah untuk

penerangan jalan (Rp –/Kwh)

waktu pemakaian lampu jalan dalam satu periode (hours) Sedangkan pada PJU solar cell, karena biaya bahan bakar tidak ada jadi hanya biaya operasi seperti persediaan air accu (baterai) dan biaya pengawas modul surya (membersihkan panel surya) yang ada.

Karena biaya kegiatan operasional dilakukan secara berkala (annuity) dan akan terus naik biayanya setiap beberapa periode, maka untuk menghitung total keseluruhan biaya operasional PJU konvensional dan solar cell sampai pada waktu periode yang diinginkan, digunakan metode nilai masa depan (future value annuity):

(3.31)

FVAn = A (FVAn/A, i%, N)

dimana : FVAn = Nilai mendatang (future worth),nilai ekuivalen satu atau lebih aliran kas (cash flow) pada satu titik yang didefenisikan sebagai waktu mendatang

A = Aliran kas akhir pada periode yang besarnya sama untuk bebeapa periode yang berurutan (annual worth)

N = Jumlah periode pemajemukan i = Tingkat bunga efektif per periode

3.5.2.3 Biaya Perawatan

Pada PJU (Penerangan Jalan Umum) ada kegiatan yang dilakukan untuk tetap mempertahankan fungsi atau kemampuan dari PJU yaitu pergantian material. Pergantian material dilakukan ketika material PJU rusak atau tidak layak dipakai, baik itu disebabkan oleh alam (bencana alam), ulah manusia (pencurian atau perusakan) dan karena umur dari material tersebut. Pergantian material itu dinamakan perawatan. Sehingga biaya perawatan yaitu biaya yang diperuntukkan dalam rangka menjaga/menjamin performance kerja fasilitas atau peralatan agar selalu prima dan siap dioperasikan.

Harga suatu material dari PJU tidak akan selalu sama dengan ketika awal pendirian PJU (biaya investasi), ada kenaikan harga tiap material tersebut dalam setiap suatu periode. Sehingga untuk menentukan harga material pada masa yang akan datang digunakan metode Future Value, dimana rumusnya adalah :

(3.32)

Fv = Pv (Fv / Pv , i%, N)

Dan total biaya suatu material dengan menjumlahkan setiap nilai mendatang dengan periode yang telah ditentukan (usia material), pada suatu jumlah periode yang diinginkan adalah :

51

dimana : = Nilai sekarang (present worth) atau nilai ekuivalen satu atau lebih aliran kas (cash flow) pada satu titik yang didefenisikan sebagai waktu saat ini

= Nilai mendatang (future worth),nilai ekuivalen satu atau lebih aliran kas (cash flow) pada satu titik yang didefenisikan sebagai waktu mendatang

= Jumlah periode pemajemukan ditentukan (Usia Material) = Jumlah periode pemajemukan yang diinginkan (10 tahun) = Tingkat bunga efektif per periode

Seluruh material dari penerangan jalan memiliki umur yang berbeda-beda, sehingga untuk mendapatkan biaya perawatan dari PJU yaitu mengalikan harga untuk tiap satu material dengan total pergantian satu material pada selutuh PJU tersebut, kemudian ditotalkan dengan pergantian material-material yang lain.

3.5.2.4 Break Even Point (BEP)PJU

Break Even Point merupakan suatu kondisi dimana perusahaan pada saat itu penghasilan yang diterima sama dengan biaya yang dikelurkan dengan mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume kegiatan dari komposisi produk yang diperlukan selama periode tertentu.

Sehingga dari pengertian diatas break even point terjadi apabila TR (Total Revenue/Pendapatan Total) = TC (Total Cost/Biaya Total).

Beberapa manfaat analisa break even point untuk memanajemen suatu proyek atau perusahaan, yaitu :

a) Hubungan antara penjualan biaya dan laba.

c) Untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menekan biaya dan batas dimana perusahaan tidak mengalami laba dan rugi.

d) Untuk mengetahui hubungan antara cost, volume, harga dan laba.

Analisa break even point memberikan penerapan yang luas untuk menguji tindakan-tindakan yang diusulkan dalam mempertimbangkan alternatif-alternatif atau tujuan pengambilan keputusan yang lain. Analisa break even point tidak hanya semata-mata untuk mengetahui keadaan perusahaan yang break even saja, akan tetapi analisa break even point mampu memeberikan informasi kepada pimpinan perusahaan mengenai berbagai tingkat volume penjualan, serta hubungan dengan kemungkinan memperoleh laba menurut tingkat penjualan yang bersangkutan.

Sekalipun Analisa break even ini banyak digunakan oleh perusahaan, tetapi tidak dapat dilupakan bahwa analisa ini mempunyai beberapa kelemahan. Kelemahan utama dari analisa break even point ini antara lain : asumsi tentang linearity, kliasifikasi cost dan penggunaannya terbatas untuk jangka waktu yang pendek.

53

BAB IV

Dokumen terkait