• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyusunan anggaran kas yang spesifik merupakan kegiatan yang paling penting untuk kelangsungan hidup perusahaan. Perusahaan akan mengetahui keadaan kas yang ada secara lebih pasti demi menjaga likuiditas perusahaan. Keberadaan kas sebgai bagian dari aktiva lancar atau mempengaruhi posisi keuangan perusahaan. Dengan anggaran kas ini maka perusahaan akan mengetahui apakah perusahaan dalam keadaan defisit atau bahkan mengalami surplus.

Untuk menganalisa dan mengevaluasi anggaran kas yang ada pada CV. F & F Teknik Mandiri, maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Menganalisis pos-pos penerimaan, seperti penerimaan dari penjualan tunai dan kredit, menganalisa proses penagihan piutang, dengan melihat cara penagihan yang dilakukan perusahaan apakah proses penagihan piutang dilakukan secara aktif (terus-menerus) atau tidak (lamban), serta penerimaan lain-lain.

2. Menganalisis dan mengevaluasi pos-pos pengeluaran yang dilakukan perusahaan, misalnya pengeluaran untuk pembelian barang, biaya operasional, biaya komisi penjualan, biaya gaji karyawan, biaya umum dan administrasi, serta biaya-biaya lain. 3. Menganalisis dan mengevaluasi realisasi anggaran kas. Apakah anggaran yang sudah

disusun tersebut tidak terjadi kekurangan (defisit) atau bahkan terjadi kerugian anggaran (surplus) dari yang sebenarnya (aktual).

Dari uraian diatas, disini penulis hanya terbatas pada menganalisa masalah-masalah penerimaan kas, pengeluaran kas, dan laporan penyimpangan kas, dimana akan dilakukan perbandingan antara anggaran (estimasi) dengan aktual (realisasi).

Dari pos penerimaan, khususnya pada bagian penjualan, perusahaan lebih banyak melakukan penjualan secara kredit, yaitu sebesar 70% dari total penjualan pada setiap triwulan. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen lebih cenderung melakukan pembelian secara kredit, sedangkan pembelian secara tunai lebih kecil, yaitu sebesar 30% dari total penjualan, sehingga memperkecil penerimaan kas.

Meskipun penerimaan kas dari sektor penjualan tunai kecil yaitu 30%, namun hal ini tidak begitu memperburuk keadaan kas dalam suatu perusahaan, karena pendapatan piutang cukup besar, yaitu 70% dari penjualan kredit, dan 30% dari penjualan sebelumnya, sehingga kekurangan kas dapat ditutupi dengan meningkatkan proses penagihan piutang.

Anggaran penjualan, anggaran piutang, dan anggaran penerimaan lain-lain yang telah disusun CV. F & F Teknik Mandiri dapat mengetahui jumlah penjualan tunai dan kredit (piutang) serta tahap-tahap pelunasannya dari waktu ke waktu selama periode yang akan datang. Dari sini diketahui bahwa dari penjualan produk dengan syarat pembayaran 5/10, n/30 diperkirakan sebanyak 70% dari transaksi penjualan produk tersebut yang melakukan pembelian secara tunai.

Total anggaran penjualan pada triwulan I = Rp.281.400.000,- Anggaran penjualan tunai 30% x Rp.281.400.000,- = Rp. 84.420.000,- Anggaran penjualan kredit 70% x Rp.281.400.000,- = Rp.196.980.000,-

Jadi penerimaan kas dari penjualan tunai pada triwulan I adalah Rp.84.420.000,00, dengan cara yang sama maka akan dapat pula diketahui besarnya penerimaan kas dari sumber penjualan dari triwulan I ke triwulan berikutnya selama tahun 2009 yang akan datang.

Dari anggaran piutang, CV. F & F Teknik Mandiri memiliki persentase piutang yang cukup besar, ini artinya penjualan lebih banyak dilakukan secara kredit. Walaupun penjualan lebih banyak dilakukan secara kredit, tetapi pendapatan yang diperoleh cukup besar, serta terjadinya penurunan piutang tak tertagih dari periode sebelum ke periode berikutnya. Berdasarkan data yang diperoleh penulis dari perusahaan, terlihat bahwa jumlah piutang tahun 2009 dianggarkan sebesar 70% dari penjualan kredit dan 30% dari penjualan periode sebelumnya. Besarnya penerimaan kas dari sumber penagihan piutang dari triwulan I ke triwulan berikutnya selama tahun 2009 yang akan datang adalah sebagai berikut :

Pada triwulan I dianggarkan : Rp.164.115.000,- Pada triwulan II dianggarkan : Rp.202.986.000,- Pada triwulan III dianggarkan : Rp.221.200.000,- Pada triwulan IV dianggarkan : Rp.235.200.000,-

Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa penerimaan piutang CV. F & F Teknik Mandiri dari triwulan I ke berikutnya meningkat. Hal ini sangat baik bagi perusahaan karena jumlah pendapatan dari piutang bertambah besar. Jika anggaran piutang yang ditetapkan tersebut dapat dicapai oleh perusahaan, maka secara otomatis saldo akhir perusahaan pada periode ter sebut meningkat, sehingga terjadi surplus anggaran kas.

Untuk penerimaan kas dari sumber-sumber lain (non-operating), CV. F & F Teknik Mandiri memperkirakan tidak begitu besar penerimaan yang akan didapat, karena penerimaan ini hanya tergantung pada penerimaan hasil bunga, yaitu Rp.41.050.000,-.

Dari penjelasan diatas, disimpulkan bahwa seluruh anggaran penerimaan kas CV. F & F Teknik Mandiri tergolong baik, artinya perusahaan menganggarkan jumlah penerimaan kas yang cukup besar, hal ini dilakukan agar jangan terjadi defisit anggaran. Total seluruh anggaran penerimaan kas yang disiapkan oleh CV. F & F Teknik Mandiri pada tahun 2009 adalah Rp.1.245.971.000,-. Dari dana yang dianggarkan cukup besar, maka dananya harus digunakan untuk peningkatan laba yang diharapkan, karena jika dana anggaran tersebut tidak dimanfaatkan, maka akan dapat merugikan perusahaan. Hal ini disebabkan karena banyaknya uang/dana yang menganggur yang tidak memberikan keuntungan sehingga pemanfaatan dana tidak efektif.

2. Menganalisa dan Mengevaluasi Anggaran Pengeluaran Kas

Anggaran pengeluaran kas yang disusun oleh CV. F & F Teknik Mandiri tidak terlihat begitu besar anggaran pengeluaran yang direncanakan dibandingkan dengan anggaran penerimaan kasnya.

Dari anggaran untuk membiayai pembelian barang, CV. F & F Teknik Mandiri melakukan anggaran pembelian yang kurang besar. Hal ini tidak seimbang antara anggaran

penjualan dengan anggaran pembelian barang, seharusnya dana yang besar yang dianggarkan dari penerimaan kas dialokasikan untuk menambah pembelian barang. Disini dapat terlihat bahwa jumlah anggaran pembelian barang CV. F & F Teknik Mandiri selama tahun 2009 adalah sebagai berikut :

Triwulan I : Rp.180.000.000,- Triwulan II : Rp.195.000.000,- Triwulan III : Rp.200.000.000,- Triwulan IV : Rp.218.000.000,-

Dari data tersebut, seharusnya dengan memiliki anggaran penerimaan kas yang besar yang dianggarkan dari penerimaan penjualan tunai maupun kredit, maka pembelian barang harus ditingkatkan, karena jika jumlah barang meningkat secara otomatis jumlah barang yang akan dibeli konsumen juga meningkat, meskipun pembelian tersebut dilakukan secara kredit oleh konsumen. Disini yang menjadi masalah bagi CV. F & F Teknik Mandiri adalah pembelian barang yang dilakukan oleh perusahaan tidak dapat dibeli secara kredit, sehingga mengeluarkan uang kas yang cukup besar. Untuk mengatasi masalah ini perusahaan harus meningkatkan posisi perusahaan terhadap supplier barang. Bilamana posisi perusahaan cukup kuat, maka perusahaan dapat melakukan pembelian barang secara kredit sehingga akan memperkecil pengeluaran kas untuk membeli barang.

Dari anggaran untuk biaya operasional, dapat diketahui bahwa besarnya pengeluaran kas untuk membiayai biaya penjualan barang dari satu periode ke periode berikutnya selama tahun 2009 yang akan datang adalah :

Triwulan I : Rp. 9.000.000,- Triwulan II : Rp. 9.500.000,- Triwulan III : Rp.10.000.000,- Triwulan IV : Rp.11.500.000,-

Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa besarnya biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membiayai proses penjualan tidak mengalami kenaikan yang besar. Dengan kata lain anggaran ini sudah cukup baik bagi perusahaan.

Dari anggaran yang ditetapkan perusahaan untuk membiayai biaya komisi penjualan sudah cukup relatif, hanya saja disini terlihat bahwa peningkatan biaya komisi penjualan yang dianggarkan terjadi pada triwulan ke-2, yaitu Rp.60.000.000,- menjadi Rp.62.400.000,-. Data anggaran komisi penjualan yang disusun adalah :

Triwulan I : Rp. 60.000.000,- Triwulan II : Rp. 62.400.000,- Triwulan III : Rp. 63.000.000,- Triwulan IV : Rp. 64.200.000,-

Dari anggaran biaya gaji yang disusun oleh perusahaan sudah terlihat baik, artinya gaji yang diberikan sudah memuaskan bagi karyawan sehingga mereka merasa bertanggung jawab untuk meningkatkan laba, jika laba meningkat setiap periode maka karyawan akan mendapatkan bonus tambahan gaji lagi.

Dari anggaran pengeluaran biaya umum dan administrasi yang disusun oleh perusahaan mengalami peningkatan setiap triwulannya. Hal ini ditandai dengan penghematan pengeluaran yang dilakukan, misalnya menghemat listrik, menghemat dana-dana yang tak terduga, serta menghemat pengeluaran-pengeluaran lainnya. Jika anggaran ini berhasil maka secara otomatis dapat mengurangi biaya-biaya, sehingga anggaran pengeluaran kas menurun untuk biaya-biaya yang kurang penting.

3. Menganalisis dan Mengevaluasi Laporan Realisasi Anggaran Kas

Dari data laporan anggaran kas perusahaan yang telah disajikan pada Bab II tersebut, diperoleh data bahwa perbandingan antara anggaran dengan data sesungguhnya. Penerimaan kas yang dianggarkan tahun 2009 adalah Rp.1.245.971.000,- dan dana penerimaan sesungguhnya adalah Rp.1.156.350.000,- ; sedangkan dana yang dianggarkan untuk pengeluaran kas adalah Rp.1.206.038.000,- dan dana pengeluaran sesungguhnya adalah

Rp.1.214.000.000,- . Jadi dari data ini terdapat penyimpangan total anggaran penerimaan dengan total penerimaan yang sesungguhnya yaitu sebesar Rp.21.671.000,- ; ini artinya perusahaan mengalami defisit penerimaan kas sebesar Rp.21.671.000,- . Hal ini dikarenakan menurunnya kinerja perusahaan sehingga menyebabkan berkurangnya pendapatan.

Dari segi anggaran pengeluaran dengan yang sebenarnya, disini terjadi juga penyimpangan yaitu sebesar Rp.7.962.000,- ; hal ini berarti perusahaan harus mengeluarkan dana tambahan untuk membiayai semua kegiatan operasional perusahaan selama tahun 2009 sebesar Rp.7.962.000,- . Meskipun nilai ini tidak begitu besar, namun secara otomatis menambah biaya pengeluaran. Dengan adanya penyimpangan ini, maka CV. F & F Teknik Mandiri harus melakukan evaluasi terhadap pengeluaran dan penerimaan pada perusahaan tersebut, serta lebih teliti lagi dalam menyusun anggaran kas untuk periode berikutnya.

BAB IV

Dokumen terkait