BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini pertumbuhan dunia usaha mengalami kemajuan yang pesat sesuai dengan
perkembangan zaman dan kemajuan teknologi. Setiap perusahaan baik milik pemerintah
maupun swasta saling berlomba dan bersaing untuk memberikan pelayanan yang terbaik
dengan tenaga professional untuk mencari keuntungan semaksimal mungkin dan cepat
memberikan kepuasan kepada konsumen.
Pada suatu perusahaan, dalam kelangsungannya, dibutuhkan suatu perencanaan yang
baik agar perusahaan dapat bekerja lebih efisien. Perencanaan dapat dibuat dalam berbagai
bidang. Salah satu bidang perencanaan tersebut adalah bidang keuangan, yaitu anggaran kas.
kas merupakan salah satu aktiva yang dimiliki perusahaan disamping aktiva-aktiva lainnya.
Kas merupakan aktiva lancar dalam neraca yang dengan segera dapat dicairkan dan aset yang
paling aktif, sehingga pengelolaan kas menjadi sangat penting.
Anggaran kas dinilai banyak memberikan informasi mengenai kemampuan
perusahaan dalam mendapatkan laba dan kondisi likuiditas perusahaan dimasa yang akan
datang. Penyusunan anggaran kas yang spesifik merupakan kegiatan yang paling penting
untuk kelangsungan hidup perusahaan. Perusahaan akan mengetahui keadaan kas yang ada
secara lebih pasti demi menjaga likuiditas perusahaan. Keberadaan kas sebagai bagian dari
aktiva lancar akan berpengaruh terhadap likuiditas perusahaan. Dengan adanya anggaran kas
ini maka perusahaan akan mengetahui posisi keuangan kasnya, apakah perusahaan dalam
keadaan defisit atau bahkan mengalami surplus.
Anggaran kas harus disusun dengan cermat dan teliti, dimana manajemen keuangan
sebagai pihak yang diberi wewenang untuk mengelola kas harus membuat suatu pengawasan
tindakan penyelewengan uang kas dan untuk menjamin bahwa aktifitas yang dilaksanakan
dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan.
Menurut Martono dan Marjito, D. Agus (2001 : 40), pengertian arus kas yang
terjadi di suatu perusahaan merupakan aliran keluar masuknya dana yang ada pada
perusahaan yang bersangkutan. Dana yang masuk dalam perusahaan merupakan dana yang
berasal dari sumber dana perusahaan, baik sumber intern maupun ekstern. Sedangkan dana
yang keluar merupakan dana yang dipergunakan untuk operasi kegiatan perusahaan.
Saldo kas yang terlalu besar di perusahaan akan menimbulkan hal yang kurang baik
dan kurang efisien bagi perusahaan, karena banyaknya kas yang menganggur yang tidak
digunakan untuk kegiatan operasi perusahaan. Sebaliknya penyediaan dana dalam bentuk
yang terlalu kecil dapat memungkinkan perusahaan tidak dapat melakukan
pembayaran-pembayaran yang merupakan kewajibannya. Besarnya saldo kas ditentukan dengan rencana
penerimaan dan rencana pengeluaran kas. Dalam hal ini, rencana penerimaan dan
pengeluaran yang dilakukan CV. F & F Teknik Mandiri semuanya terdapat pada anggaran
kas.
Melihat sangat berpengaruhnya kas dalam kelangsungan hidup suatu perusahaan,
maka penulis memilih judul “Analisa Anggaran Kas pada CV. F & F Teknik Mandiri“,
agar dapat memperdalam pengetahuan penulis mengenai anggaran kas yang baik pada
perusahaan.
B. Perumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis akan
melakukan pembahasan mengenai :
1. Bagaimana penyusunan anggaran kas yang dilakukan oleh CV. F & F Teknik
Mandiri.
2. Perbandingan antara anggaran kas CV. F & F Teknik Mandiri dengan aktual kasnya,
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penyusunan anggaran kas
pada suatu perusahaan. Sedangkan manfaat yang didapat dari penelitian ini :
1. Bagi penulis, untuk memperdalam pengetahuan penulis mengenai analisis anggaran
kas, yang dikemudian hari diharapkan dapat dipergunakan.
2. Bagi perusahaan, sebagai bahan evaluasi atas keputusan-keputusan yang telah dibuat
di masa lalu dan sebagai bahan perbandingan untuk memutuskan kebijakan-kebijakan
yang akan diambil dimasa yang akan datang.
3. Bagi pembaca, diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan sumber informasi bagi
yang membutuhkan.
D. Metodologi Penelitian
Dalam penulisan skripsi minor, pembahasan maupun uraiannya haruslah berdasarkan
data atau fakta yang benar. Melakukan penelitian perlu diketahui lokasi penelitian, sumber
data, teknik pengumpulan data, dan metode analisis yang digunakan.
1. Lokasi Penelitian.
Penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah pada CV. F & F Teknik Mandiri, yang
beralamatkan diPerumahan Bumi Asri Blok C nomor 44, Medan.
2. Sumber Data
Adapun data-data yang diperoleh penulis dalam menyelesaikan skripsi minor ini
adalah bersumber dari bagian keuangan CV. F & F Teknik Mandiri.
Untuk memperoleh data penelitian ini, penulis melakukan teknik pengumpulan data
sebagai berikut :
a. Wawancara (interview)
Melakukan pengumpulan data dengan cara tanya jawab langsung kepada staff
dan pegawai, khususnya bagian keuangan.
b. Observasi
Melakukan pengamatan langsung terhadap objek penilitian pada perusahan,
guna melengkapi hasil interview yang telah dilakukan.
4. Metode Analisis
Setelah mendapatkan data-data yang diinginkan, penulis menggunakan analisis
deskriptif kuantitatif yaitu suatu metode yang dilakukan dengan cara mengklarifikasi,
merumuskan, menganalisa, serta menginterpretasikan data yang berhubungan dengan
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. PROFIL PERUSAHAAN
Sejarah Singkat CV. F & F Teknik Mandiri
Berdirinya suatu perusahaan tidak terlepas dari maksud dan tujuan yang hendak
dicapai oleh perusahaan tersebut. Jika dilihat dari tujuan perusahaan, yaitu suatu unit kegiatan
produksi yang mengolah sumber-sumber ekonomi untuk menyediakan barang dan jasa agar
dapat memperoleh keuntungan dan agar dapat memuaskan kebutuhan masyarakat.
CV. F & F Teknik Mandiri merupakan suatu perseroan komanditer yang bergerak di
bidang perdagangan alat-alat berat, yang berkedudukan dan berkantor pusat di kota Medan,
tepatnya di Perumahan Bumi Asri Blok C nomor 44, Kelurahan Cinta Damai, Kecamatan
Medan Helvetia. Didirikan oleh Ir. Indarawan Nusa, selaku pimpinan perusahaan, pada
tanggal 24 Februari 2006, dengan akte pendirian No.10 tahun 2006, di hadapan notaris
Darmansyah Nasution, SH.
Adapun maksud dan tujuan didirikannya perseroan ini, sekaligus yang menjadi latar
belakang pendiriannya, adalah sebagai berikut :
1. Menjalankan usaha berdagang alat-alat berat atau supply sparepart, alat-alat teknik,
aspal mixing plant, Stone crusher plant yang diantaranya seperti : belt conveyor,
roller conveyor, wirescreen, chain sprocket, gear box, elektro motor, dan lain-lain yang berhubungan dengan usaha tersebut diatas.
2. Menjalankan usaha-usaha sebagai grosir, distributor, dan leveransir (supplier)
terutama barang-barang atau perlengkapan teknikal, elektrikal, mekanikal,
laboratorium dan lain sebagainya, termasuk sebagai komisioner dan perwakilan atau
keagenan dari perusahaan atau badan hukum lain, baik dalam maupun luar negeri.
3. Menjalankan usaha-usaha sebagai pemborong bangunan-bangunan (gedung-gedung,
dan drainage), pabrik kelapa sawit, playwood, pemasangan instalasi dan pemipaan
pada umumnya (listrik, telepon, dan air bersih), pembersihan dan penyiapan lahan,
proyek perumahan (developer dan real estate) serta pekerjaan-pekerjaan lainnya
dalam bidang teknik yang meliputi civil engineering dan electrical engineering
(general contractor), didalamnya termasuk pula usaha-usaha sebagai perancang dan
perencana bangunan-bangunan (design dan consultant).
4. Menjalankan usaha-usaha pengangkutan (transportation) umum maupun barang.
5. Menjalankan usaha-usaha dibidang jasa penunjang telekomunikasi, terutama
membuka dan mengelola warung telekomunikasi (wartel) serta lain-lainnya yang
bertalian dengan itu.
6. Menjalankan usaha-usaha dalam bidang pembersihan dan perawatan alat-alat,
perkakas-perkakas atau perlengkapan elektronika serta sarana dan prasarana industry
(cleaning service dan maintenance)
Selanjutnya menjalankan usaha-usaha lainnya yang bertalian dengan maksud dan
tujuan tersebut diatas dalam arti kata seluas-luasnya, asal saja sepanjang tidak bertentangan
dengan perundang-undangan yang berlaku serta kesusilaan yang baik.
Jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan oleh CV. F & F Teknik Mandiri adalah 20
orang yang merupakan karyawan bulanan, yang terdiri dari 15 orang tenaga kerja pria dan 5
orang tenaga kerja wanita. Semua tenaga kerja yang ada ditempatkan di bagian-bagian yang
telah ditentukan sesuai dengan keahlian dan keterampilannya serta pengalaman yang dimiliki
oleh masing-masing tenaga kerja. Sistem pemberian upah yang berlaku adalah diberikan
secara bulanan.
Selain upah tetap yang diberikan, kepada setiap karyawan juga diberikan
tunjangan-tunjangan bagi peningkatan kesejahteraan, antara lain :
1. Tunjangan kesehatan
2. Tunjangan kemalangan
3. Tunjangan hari raya dan tahun baru
4. Tunjangan lembur
Struktur Organisasi Perusahaan
Pada umumnya, setiap perusahaan memiliki struktur organisasi. Bagi perusahaan
besar maupun kecil, struktur organisasi memiliki peranan yang sangat penting, dimana
struktur organisasi menunjukkan kerangka dan susunan dari hubungan-hubungan diantara
fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan,
tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang berbeda dari suatu organisasi. Secara garis besar
struktur organisasi menunjukkan susunan jabatan, siapa atasan yang memberikan perintah
dan siapa yang bertanggung jawab kepada atasan dalam melaksanakan perintah tersebut.
Struktur organisasi CV. F & F Teknik Mandiri disusun sebagai berikut :
Sumber : CV. F & F TEKNIK MANDIRI
1. Direksi
Bertugas melakukan koordinasi, mengawasi dan mengontrol setiap unit tugas yang ada dibawah pengawasannya.
Membuat strategy planning bagi perusahaan sebagai long term dan short term planning.
Mengangkat dan memberhentikan pegawai yang berada di pengawasannya.
Direksi
Manager
Sekretaris
Site Engineer
Pemasaran
Keuangan
Supervisor
Personalia
2. Manajer
Bertanggung jawab kepada direksi.
Membuat transaksi penjualan atau kontrak kerja.
Membuat ramalan terhadap hasil penjualan.
Membuat strategi penjualan dan operasi.
Membuat anggaran belanja perusahaan.
Mengontrol dan mengkoordinasi kegiatan yang ada di perusahaan.
3. Site engineer
Bertanggung jawab kepada manajer.
Sebagai pemegang wewenang tertinggi terhadap stone coordinator.
Menjalankan proyek perusahaan.
Menganalisa, mengawasi, mengevaluasi, dan melaporkan seluruh kegiatan proses produksi.
Menemukan solusi yang tepat untuk memperbaiki kegiatan proses produksi.
Mengatur pekerjaan dan mengkoordinir anggota-anggota di lapangan.
4. Pemasaran
Bagian yang melaksanakan dan menganalisa segala hal yang berhubungan dengan konsumen.
Bagian yang merencanakan, melaksanakan, dan menganalisa promosi perusahaan.
5. Keuangan
Bertanggung jawab kepada manajer.
Membuat arus kas harian, bulanan, triwulan, dan tahunan.
Membuat faktur, kwitansi, dan tanda terima.
6. Personalia
Bertanggung jawab kepada manajer.
Melakukan proses seleksi karyawan.
Mengatur, merencanakan, dan melaksanakan sistem penggajian karyawan.
Input data karyawan.
Menghitung jumlah lembur.
Menghitung tunjangan, pinjaman, potongan, dan bonus karyawan.
7. Supervisor mechanical
Bertanggung jawab kepada site engineer.
Membawahi langsung unit produksi.
Bertanggung jawab kepada kerusakan-kerusakan atas bahan-bahan dan alat-alat selama proyek berjalan.
B. PENGERTIAN ANGGARAN KAS
Kas mempunyai kedudukan sentral dalam usaha menjaga kelancaran operasi
perusahaan. Jumlah kas yang memadai sangat penting bagi kelancaran usaha sehari-hari
maupun bagi keperluan menunjang pelaksanaan keputusan-keputusan strategis berjangka
panjang, seperti usaha penelitian dan pengembangan usaha, perluasan kapasitas dan
sebagainya.
Jumlah uang kas yang berlebihan maupun yang kurang, keduanya mempunyai akibat
negatif bagi perusahaan. Kekurangan kas dapat mengakibatkan tidak terbayarnya berbagai
kewajiban, seperti hutang gaji, bunga bank, hutang dagang, dan sebagainya. Jelas hal ini akan
menurunkan produktifitas kerja, serta merugikan nama baik perusahaan dimata para supplier.
sehingga menaikkan beban tetap perusahaan. Dengan demikian uang kas yang ada dalam
perusahaan juga merupakan salah satu bentuk atau pilihan investasi seperti halnya piutang
dan persediaan. Kas merupakan elemen aktiva lancar, tetapi jumlah dana rata-rata yang
tersimpan didalamnya adalah dana jangka panjang. Oleh karena itu, cara pembelanjaannya
perlu pertimbangan hal tersebut.
Dari penjelasan tersebut, maka pengertian anggaran kas, menurut beberapa ahli
ekonomi, adalah sebagai berikut :
1. Menurut Nafarin (2004:122), Anggaran Kas (Cash Budget) adalah merupakan
skedul yang menyajikan perkiraan aliran kas masuk dan kas keluar suatu perusahaan
selama periode tertentu pada waktu yang akan datang. Periode penyusunan anggaran
kas ini dapat disusun untuk waktu tahunan, semester, triwulan, bulanan, bahkan
harian. Namun pada umumnya perusahaan menggunakan anggaran kas bulanan yang
disusun untuk jangka waktu tiga bulan, enam bulan, sampai satu tahun. Anggaran kas
untuk jangka waktu yang lebih panjang digunakan untuk perencanaan yang bersifat
umum dan menyeluruh, sedangkan anggaran kas dalam jangka waktu yang lebih
pendek biasanya untuk pengendalian kas yang lebih riil dan spesifik.
2. Menurut Munandar (2001:311), Anggaran Kas adalah anggaran yang merencanakan
lebih terperinci tentang jumlah kas beserta perubahan-perubahannya dari waktu ke
waktu selama periode yang akan datang, baik perubahan yang berupa penerimaan kas,
maupun perubahan yang berupa pengeluaran kas. Anggaran kas secara langsung
berhubungan dengan rencana lainnya, seperti anggaran penjualan, anggaran piutang,
anggaran biaya-biaya, dan anggaran pengeluaran modal. Namun anggaran-anggaran
tersebut tidak secara otomatis langsung berpengaruh terhadap anggaran kas, karena
anggaran kas ini menekankan arus kas masuk dan keluar pada saat tertentu.
3. Menurut Bambang Riyanto (1997:97), bahwa Anggaran Kas adalah estimasi
terhadap posisi kas untuk suatu periode tertentu yang akan datang. Anggaran kas
menunjukkan rencana aliran kas masuk, kas keluar, dan posisi akhir pada setiap
periode. Anggaran kas memiliki hubungan erat secara langsung dengan
anggaran-anggaran lain, misalnya rencana pembelian, anggaran-anggaran piutang, dan anggaran-anggaran
pengeluaran modal.
4. Menurut Parentahen Purba (2002:244), Anggaran Kas adalah suatu daftar dari
usaha yang disusun dengan tujuan meramalkan kebutuhan keuangan perusahaan pada
masa yang akan datang (firm’s future financial needs).
5. Menurut Abdul Halim (1999:141), Anggaran Kas adalah suatu skedul aliran kas
masuk dan aliran kas keluar pada suatu periode tertentu, dimana periode tersebut bias
harian, bulanan, triwulanan, atau tahunan.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa fokus anggaran kas
meliputi dua bagian, yaitu penerimaan kas yang direncanakan dan pengeluaran kas yang
direncanakan. Merencanakan aliran uang kas masuk dan kas keluar akan memberikan saldo
posisi awal dan saldo akhir kas yang direncanakan untuk suatu jangka waktu tertentu.
Perencanaan aliran uang kas masuk dan kas keluar akan menunjukkan :
1. Kebutuhan untuk membiayai kekurangan kas masuk dan kas keluar yang mungkin
terjadi, atau
2. Kebutuhan terhadap perencanaan investasi atas kelebihan uang pada penggunaan
yang mendatangkan keuntungan.
Menurut Abdul Halim (1999:141), terdapat beberapa ciri pada anggaran kas, ciri-ciri
tersebut antara lain :
1. Memusatkan pada Penerimaan dan Pengeluaran
Ramalan aliran kas tidak mempedulikan laba atau rugi, penjualan dan
biaya-biaya. Alat ini memusatkan pada penerimaan kas, tanpa mempedulikan kapan
penjualan itu dilakukan. Jadi penjualan tunai, pengumpulan piutang sebagai hasil
penjualan kredit akan terliput. Mengenai utang-utang perusahaan, hanya pembayaran
kas saja yang diperhatikan, penciptaan utang tidak menyangkut aliran kas dan oleh
karenanya diabaikan.
2. Biaya-biaya Non-Kas Ditiadakan
Anggaran kas harus jelas, karena biaya-biaya non-kas, seperti penyusutan,
tidak menyangkut pembayaran, maka tidak dipertimbangkan didalam ramalan kas.
Tetapi pembelian mesin per kas diliputkan.
Walaupun anggaran kas dipersiapkan dibawah pengarahan manajer keuangan,
tetapi menunjukkan suatu usaha bersama beberapa departemen operasi didalam
perusahaan. Perkiraan penjualan, pengumpulan piutang disiapkan oleh personalia
departemen pemasaran. Biaya produksi diperhitungkan oleh pimpinan departemen
produksi dan akuntan. Departemen-departemen yang lain sedikit banyak terlibat
bahwa mereka bertanggung jawab atas penerimaan dan pengeluaran kas
masing-masing departemen.
Didalam menyiapkan anggaran kas diperlukan tiga informasi, yaitu saldo awal,
besarnya saldo kas yang diharapkan akan diterima, serta besarnya pembayaran yang
diharapkan. Adapun untuk menyiapkan anggaran kas secara terperinci dijelaskan oleh
Garbutt (1997:27), antara lain sebagai berikut :
1. Saldo Awal Kas
Segala jenis kas harus diperhitungkan apabila jumlahnya material (besar).
Angka-angka yang tidak material harus diabaikan. Bagi perusahaan kecil, nilai yang
tidak material mungkin besarnya Rp.10.000,- yang sering terdapat didalam register
kas. Bagi perusahan-perusahaan besar yang urusan sehari-harinya mungkin puluhan
juta, maka nilai Rp.10.000.000,- dapat dianggap tidak material. Pada dasarnya
penentuan material tidaknya suatu nilai bergantung pada skala pengeluarannya.
2. Penerimaan yang Diharapkan
Penerimaan perusahaan yang utama adalah dari penjualan, baik penjualan
tunai maupun penjualan kredit. Penjualan kredit menimbulkan pembayaran oleh
kreditur. Kegiatan penjualan biasanya mendominasi penerimaan dalam daur modal
kerja. Selain itu, ada pula penerimaan-penerimaan dari aktiva jangka panjang yang
dijual ataupun dari penambahan modal, akan tetapi sifatnya tidak rutin.
3. Pembayaran yang Diharapkan
Pembayaran untuk jangka pendek biasanya didominasi oleh dua pos, yaitu
gaji dan upah. Meskipun masing-masing perusahaan berbeda-beda. Kedua jenis
pembayaran ini biasanya mencapai 70% - 80% dari anggaran biaya. Untuk alasan
inilah maka kedua pos ini harus diperhatikan dengan seksama pada saat menyiapkan
anggaran. Biaya-biaya lainnya juga perlu diperhatikan meskipun masih
memungkinkan untuk ditaksir secara global. Akan tetapi, bisa jadi biaya-biaya ini
menimbulkan keterkejutan, misalnya pada waktu pembayaran asuransi jatuh tempo,
pembayaran pajak, dan lain-lain. Selain itu, biaya-biaya dapat ditimbulkan dalam
jangka panjang, misalnya pembayaran dividen, bunga pinjaman, pembelian aktiva
tetap, ataupun pembayaran hutang jangka panjang. Pembayaran ini juga sifatnya tidak
rutin.
4. Kebutuhan Jangka Pendek dan Jangka Panjang
Baik dalam hal penerimaan maupun pembayaran, dalam mengestimasi
biasanya seseorang cenderung lebih memfokuskan pada kebutuhan sekarang, atau
kebutuhan akan modal kerja. Alasannya sudah jelas, yaitu bersifat rutin atau harian
untuk kegiatan operasional perusahaan. Kebutuhan jangka panjang timbul dari
kebutuhan yang lebih spesifik, sehingga kadang-kadang diutamakan.
Beberapa kebutuhan ini dapat diprediksikan sebelumnya, seperti untuk
membayar hutang jangka panjang, sedangkan lainnya mungkin tergantung pada
tersedianya kas, seperti investasi dalam aktiva tetap. Meskipun bukan merupakan
keharusan, sebaiknya perlu ada keluwesan (fleksibilitas) dalam perencanaan kas
jangka panjang. Apabila perencanaan kas jangka panjang dilakukan dengan tidak
benar, maka jumlah investasi yang besar ini memberikan kontribusi yang menonjol
didalam krisis kas.
5. Saldo Akhir Kas
Dari ketiga informasi disebutkan sebelumnya, yaitu saldo awal kas, besarnya
kas yang diharapkan akan diterima dan dibayar, anggaran kas menunjukkan selisihnya
saldo akhir. Karena angka ini hanya merupakan anggaran atau ramalan. Berdasarkan
beberapa asumsi, maka saldo kas ini dapat ditaksir apakah sudah cukup untuk
memenuhi kebutuhan perusahaan. Apabila sudah mencukupi maka kita dapat mulai
demikian, maka surplus tersebut harus direncanakan untuk digunakan pada
tempat-tempat yang menguntungkan. Sebaliknya, apabila saldo tersebut terlalu kecil untuk
memenuhi kebutuhan, maka harus diambil tindakan guna menjamin bahwa akan
tersedia dana pada saat diperlukan.
Saldo akhir sebenarnya juga merupakan titik awal untuk anggaran kas periode
berikutnya. Apa yang tersisa pada akhir periode merupakan saldo awal untuk periode
berikutnya, dan seterusnya. Saldo akhir juga digunakan untuk tindakan manajerial
dalam menangani kemungkinan posisi yang paling menguntungkan. Tujuan dari
ramalan adalah untuk memberitahukan sesuatu sebelum peristiwa yang sebenarnya
terjadi, untuk merencanakan sesuatu yang lebih baik sebelum terjadinya suatu hal
yang mungkin terlambat untuk diperbaiki.
6. Data Pokok – Lembaran Data
Pada tahap awal didalam menyiapkan anggaran kas, perlu disiapkan lembaran
data. Pada awalnya hal ini memerlukan suatu tindakan yang meskipun agak
merepotkan, tetapi dapat mempermudah penyusunan anggarannya. Salah satu sebab
sulitnya pekerjaan ini adalah karena memaksa untuk memikirkan bisnis kita dengan
cara yang baru. Akan tetapi bukankah ini berarti juga suatu keuntungan penganggaran
kas karena memberikan informasi mengenai bagaimana bisnis tersebut berlangsung.
Lembaran data berisi tiga bagian yang akan diisi, yaitu : (1) saldo awal kas;
(2) penerimaan kas; (3) pembayaran kas. Informasi pada masing-masing bagian
dicatat dalam empat kolom yang tersedia, yaitu :
a. Pos-pos (items). Disini diurutkan masing-masing pos yang akan
dianggarkan sesuai dengan bagian masing-masing.
b. Nilai (Rp). Pada kolom ini dicatat besarnya uang yang dianggarkan
dikurangi dengan diskon dan rabat. Angka ini tidak boleh merupakan
angka rata-rata (kecuali yang nilainya kecil). Apabila anggaran
tersebut untuk tiga bulan dan pada suatu bulan tertentu dibayar
Rp.300.000,- maka angka tersebut harus ditunjukkan untuk periode
berapa.
c. Waktu masing-masing pos. dalam kolom ini disebutkan tanggal atau
penerimaan dapat ditulis sebagaimana adanya, misalnya gaji bulanan.
Apabila satu kali pembayaran tertentu akan dilakukan, maka tanggal
atau waktunya harus ditunjukkan secara khusus.
d. Kondisi dan Fleksibilitasnya. Kadang-kadang penerimaan dapat
dipercepat, atau pembayaran dapat diperlambat atau ditunda tanpa
menimbulkan banyak kesulitan. Dalam hal lain tidak demikian,
misalnya menunda pembayaran kepada pemasok dapat berarti
kehilangan diskon. Informasi semacam inilah yang harus dicatat
kedalam kolom ini.
7. Lembaran Data Sebagai Catatan
Lembaran data harus menunjukkan judul, tanggal pembuatan, periode
cakupan, dan oleh siapa disiapkan. Lembaran data adalah titik awal untuk
menyiapkan anggaran kas, dan harus diarsipkan bersama-sama dengan anggarannya.
Lembaran data ini akan sangat membantu pada waktu periode berikutnya, dimana
anggaran harus disiapkan.
8. Kertas Kerja
Apabila anggaran kas tersebut memerlukan perhitungan, maka kertas kerja
perlu disiapkan guna mencatat perhitungan tersebut sebagai bukti pendukung dan
perincian atas perhitungan yang dilakukan. Meskipun tidak ada format yang standar,
disarankan kertas kerja ini mencakup :
a. Lembaran data dan anggaran yang diacu.
b. Bagian-bagian dalam anggaran, yang diurutkan sedemikian rupa sehingga
lembaran data dan anggarannya dapat diacu.
Menyiapkan kertas kerja adalah sangat berguna untuk mengingatkan mengapa
suatu angka dapat muncul didalam anggaran. Hal ini disebabkan karena angka-angka
C. LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN ANGGARAN KAS
Penyusunan anggaran kas akan memberikan gambaran tentang sumber-sumber
penerimaan kas, pengeluaran kas, saat terjadinya kelebihan atau kekurangan kas, dan saat
pembayaran-pembayaran pinjaman dan atau bunga pinjamannya. Untuk penyusunan
anggaran kas menurut Martono dan Harjito (2002:123), dilakukan melalui beberapa tahap,
antara lain adalah sebagai berikut :
1. Menyusun rencana penerimaan dan pengeluaran dari operasi perusahaan (transaksi
operasi). Rencana penerimaan dapat berasal dari penjualan tunai, penerimaan piutang
jika penjualan dilakukan dengan kredit, pendapatan bunga dan pendapatan lain-lain
yang memungkinkan diperoleh perusahaan CV. F & F Teknik Mandiri. Sedangkan
rencana pengeluaran meliputi pembelian tunai, pembayaran hutang, pembayaran gaji,
dan pembayaran lainnya. Dengan rencana penerimaan dan pengeluaran ini, dapat
diketahui pula adanya defisit atau surplus yang terjadi di perusahaan.
2. Menyusun rencana transaksi finansial, yaitu transaksi yang berhubungan dengan
rencana kebutuhan dana yang diperoleh dari pinjaman untuk menutupi defisit yang
terjadi serta rencana pembayaran-pembayaran pinjaman tersebut beserta bunganya.
3. Menyusun anggaran kas finansial, yaitu meliputi transaksi operasi dan transaksi
finansial. Disini terlihat anggaran kas secara keseluruhan dari rencana penerimaan dan
pengeluaran kas.
Menurut Adisaputro (2002:98), ada dua pendekatan yang diperlukan dalam
menyusun anggaran kas yang diperlukan, antara lain :
a. Anggaran kas jangka pendek yang merupakan alat operasional pengendalian kas
sehari-hari, jangka waktunya disesuaikan tidak lebih dari satu tahun. Anggaran kas
seperti ini terutama berfungsi sebagai alat pemberian otorisasi kas keluar secara terus
menerus disesuaikan dengan arus kas masuk dan situasi keuangan perusahaan.
b. Anggaran kas jangka panjang meliputi waktu 5 – 10 tahun. Kegunaannya yang
sumber-sumber intern dan sekaligus memperkirakan saldo kas pada akhir setiap tahun
anggaran.
Sektor penerimaan kas pada umumnya berasal dari :
a. Penjualan tunai.
b. Penagihan piutang.
c. Pendapatan lain-lain, seperti bunga.
d. Menjual aktiva tetap yang tidak terpakai lagi.
e. Penambahan modal sendiri oleh perusahaan.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan kas menurut Munandar
(2001:312), antara lain :
1. Anggaran penjualan, khususnya rencana tentang jenis dan jumlah barang yang akan
dijual dari waktu ke waktu selama periode yang akan datang. Semakin besar jumlah
penjualan, maka akan cenderung semakin besar pula transaksi penjualan secara tunai
yang akan dilakukan, sehingga akan memperbesar penerimaan kas. Sebaliknya
semakin kecil jumlah penjualan akan cenderung semakin kecil pula transaksi
penjualan secara tunai yang akan dilakukan, sehingga akan memperkecil penerimaan
kas.
2. Keadaan persaingan di pasar. Persaingan yang lebih keras akan memaksa perusahaan
untuk lebih banyak melakukan transaksi-transaksi penjualan secara kredit, sehingga
memperkecil transaksi penjualan secara tunai. Akibatnya akan memperkecil pula
penerimaan kas. Sebaliknya persaingan yang lebih lunak akan memungkinkan
perusahaan memperkecil transaksi-transaksi penjualan secara kredit, sehingga
memperbesar transaksi penjualan secara tunai. Akibatnya akan memperbesar
3. Posisi perusahaan dalam persaingan. Bilamana posisi perusahaan cukup kuat, maka
perusahaan lebih dapat memaksakan penjualan secara tunai, sehingga akan
memperbesar angka penerimaan kas, sebaliknya posisi perusahaan yang lemah dalam
persaingan kurang memungkinkan untuk memaksakan penjualan secara tunai,
sehingga akan memperkecil penerimaan kas.
4. Syarat pembayaran yang ditawarkan perusahaan. Bilamana potongan penjualan
(diskon) yang ditawarkan perusahaan cukup menarik para calon pembeli, maka akan
mendorong mereka untuk melakukan pembelian-pembelian secara tunai, sehingga
akan memperbesar penerimaan kas, sebaliknya, bilamana potongan penjualan
(diskon) yang ditawarkan perusahaan kurang menarik para calon pembeli, maka akan
memperkecil penerimaan kas.
5. Kebijakan CV. F & F Teknik Mandiri dalam penagihan piutang. Penagihan piutang
yang lebih aktif akan mempercepat penerimaan kas, sedangkan penagihan piutang
yang kurang aktif akan memperlambat penerimaan kas.
6. Budget perubahan aktiva tetap, khususnya rencana tentang pengurangan (penjualan) aktiva tetap. Bilamana selama periode yang akan datang perusahaan merencanakan
atau melakukan penjualan aktiva tetap, maka akan memperbesar penerimaan kas.
Sedangkan sebaliknya, bilamana selama periode yang akan datang perusahaan tidak
merencanakan akan melakukan penjualan aktiva tetap, maka akan memperkecil
penerimaan kas.
7. Rencana-rencana yang lain tentang penerimaan kas (non-operating), misalnya penghasilan bunga, penghasilan sewa, penghasilan deviden, dan sebagainya.
Langkah dalam menyusun anggaran kas bergantung pada pendekatan penyusunan
anggaran kas yang digunakan. Dalam hal ini, pendekatan penyusunan anggaran kas ada dua,
dengan demikian langkah penyusunan kas juga ada dua, yaitu sebagai berikut :
1. Pendekatan Kas Masuk dan Kas Keluar
Metode ini didasarkan pada analisis naik dan turun kas yang dianggarkan yang
mencerminkan semua arus kas masuk dan kas keluar dari anggaran jualan, anggaran
biaya/beban, dan anggaran tambahan produk modal. Disebut anggaran kas masuk dan
masuk, kemudian ditaksir belanja kas keluar. Setelah itu ditentukan apakah terjadi
kelebihan kas atau kekurangan kas.
Penyusunan anggaran kas dengan menggunakan pendekatan kas masuk dan kas keluar
ini dapat dilakukan dengan empat langkah, yaitu :
1. Penyusunan dimulai dari menyusun anggaran kas masuk (penerimaan),
dimana bersumber dari kas masuk kegiatan operasi, kas masuk kegiatan
pendanaan, dan kas masuk kegiatan investasi.
2. Menyusun anggaran kas keluar (pengeluaran). Juga bersumber dari kas keluar
kegiatan operasi, kas keluar kegiatan pendanaan, dan kas keluar kegiatan
investasi.
3. Mengurangkan arus kas masuk dengan arus kas keluar. Bila arus kas masuk
lebih besar daripada arus kas keluar, maka terjadi kelebihan (surplus) kas.
Sebaliknya jika arus kas masuk lebih kecil dari arus kas keluar berarti terjadi
kekurangan (defisit) kas. Bila kekurangan kas tersebut lebih besar dari saldo
kas awal dan/atau dibawah saldo minimal maka kekurangan kas tersebut harus
segera ditutup, misalnya dengan menambah pinjaman (utang).
4. Menghitung saldo kas akhir, dengan cara saldo kas awal ditambahkan dengan
kelebihan kas atau saldo kas awal dikurangi dengan kekurangan kas, ditambah
dengan tambahan pinjaman, dikurangi dengan angsuran (pembayaran)
pinjaman dan bunga.
2. Pendekatan Akunting Keuangan
Titik tolak dalam pendekatan ini adalah laba bersih diubah dari dasar akrual menjadi
dasar kas, artinya disesuaikan dengan perubahan rekening perubahan rekening bukan
kas, seperti: beban/biaya terutang, beban/biaya dibayar dimuka, depresisasi /
penyusutan / penghapusan / amortisasi. Pendekatan ini tidak membutuhkan data yang
rinci dan lebih sedikit perinciannya tentang arus kas masuk dan keluar. Dikatakan
pendekatan akunting keuangan karena cara penyusunan anggaran kas berdasarkan
ikhtisar laba rugi dan neraca yang dihasilkan akunting keuangan. Dan oleh karena itu
Penyusunan dalam pendekatan ini dilakukan dengan cara menganalisis perubahan
yang terjadi dalam anggaran neraca dan anggaran laba rugi yang diperbandingkan
antara dua periode serta informasi lain yang mendukung terjadinya perubahan
tersebut. Harus diperhatikan kemungkinan adanya perubahan atau transaksi yang
tidak memengaruhi kas, yaitu : beban penyusutan, dividen dalam bentuk saham, dan
asset dinilai kembali.
Untuk selanjutnya, penulis akan melakukan langkah penyusunan dengan
menggunakan Pendekatan Kas Masuk dan Kas Keluar. Berikut adalah data-data yang
diperoleh penulis dari CV.F & F Teknik Mandiri tentang anggaran kas masuk (penerimaan),
yaitu sebagai berikut :
CV. F & F TEKNIK MANDIRI
ANGGARAN PENJUALAN
TAHUN 2009 (dalam rupiah)
Tabel.1
Periode Penjualan tunai Penjualan kredit Total
Triwulan I 84.420.000 196.980.000 281.400.000
Triwulan II 93.000.000 217.000.000 310.000.000
Triwulan III 99.000.000 231.000.000 330.000.000
Triwulan IV 105.000.000 245.000.000 350.000.000
Jumlah 381.420.000 889.980.000 1.271.400.000
CV. F & F TEKNIK MANDIRI
ANGGARAN PENERIMAAN PIUTANG
TAHUN 2009 (dalam rupiah)
Tabel.2
Penjualan kredit
periode
sebelumnya
Penjualan kredit
Triwulan I 105.021.000 59.094.000 164.115.000
Triwulan II 137.886.000 65.100.000 202.986.000
Triwulan III 151.900.000 69.300.000 221.200.000
Triwulan IV 161.700.000 73.500.000 235.200.000
CV. F & F TEKNIK MANDIRI
ANGGARAN PENERIMAAN KAS
TAHUN 2009 (dalam ribuan rupiah)
Tabel.3
Keterangan Triwulan
(I)
Penjualan tunai 84.420 93.000 99.000 105.000 381.420
Penerimaan piutang 164.115 202.986 221.200 235.200 823.501
Penerimaan lain-lain 8.500 9.250 10.800 12.500 41.050
Total penerimaan 257.035 305.236 331.000 352.700 1.245.971
Sektor pengeluaran kas pada umumnya berupa pengeluaran untuk pembayaran
biaya-biaya, baik biaya utama (operating), maupun biaya bukan utama (non-operating). Biaya yang
dikeluarkan CV. F & F TEKNIK MANDIRI antara lain :
a. Pembelian tunai
b. Pengeluaran biaya-biaya pengeluaran
c. Pembayaran komisi penjualan
e. Pembayaran biaya umum dan administrasi
f. Pembayaran-pembayaran lainnya (non-operating), misalnya pembayaran bunga, sewa
gedung, dan lain-lain.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pengeluaran kas menurut Munandar
(2001:312), antara lain :
1. Pembelian barang. Rencana tentang pembelian barang berhubungan dengan jenis,
jumlah, dan kualitasnya. Semakin besar jumlah barang yang akan dibeli, maka akan
cenderung semakin besar pula transaksi pembelian secara tunai yang akan dilakukan
sehingga akan memperbesar pengeluaran kas. Sebaliknya semakin kecil jumlah
pembelian maka akan cenderung semakin kecilpula transaksi pembelian secara tunai
yang akan dilakukan, sehingga akan memperkecil pengeluaran kas.
2. Keadaan persaingan para supplier barang di pasar. Persaingan yang lebih keras akan
memaksa para supplier akan melakukan transaksi-transaksi penjualan secara kredit,
sehingga memperkecil transaksi pembelian barang oleh perusahaan, akibatnya akan
memperkecil pengeluaran kas. Sebaliknya persaingan yang lebih lunak akan
memungkinkan supplier memperkecil transaksi-transaksi penjualan secara kredit,
sehingga memperbesar transaksi pembelian tunai barang oleh perusahaan, akibatnya
akan memperbesar pengeluaran kas.
3. Posisi perusahaan terhadap pihak supplier barang. Bilamana posisi perusahaan cukup
kuat, maka perusahaan lebih dapat “memaksakan” pembelian barang secara kredit,
sehingga akan memperkecil pengeluaran kas. Sebaliknya posisi perusahaan yang
lemah, kurang memungkinkan untuk “memaksa” pembelian secara kredit, sehingga
lebih banyak dilakukan transaksi pembelian barang secara tunai, akibatnya akan
memperbesar pengeluaran kas.
4. Syarat pembayaran yang ditawarkan oleh supplier. Bilamana potongan pembelian
(diskon) yang ditawarkan supplier menarik perhatian perusahaan, maka akan
mendorong perusahaan untuk melakukan pembelian-pembelian secara tunai, sehingga
akan memperbesar pengeluaran kas. Sebaliknya bilamana potongan pembelian
mendorong perusahaan untuk melakukan pembelian secara kredit, sehingga akan
memperkecil pengeluaran kas.
5. Pembayaran gaji karyawan. Semakin besar upah (gaji) karyawan yang akan
dibayarkan, maka akan semakin besar pula pengeluaran kas yang akan dilakukan.
Sebaliknya semakin kecil jumlah gaji karyawan akan semakin kecil pula pengeluaran
kas yang akan dilakukan perusahaan.
6. Biaya umum dan administrasi. Semakin besar biaya umum dan administrasi yang
akan dibayarkan, maka akan semakin besar pula pengeluaran kas yang akan
dilakukan. Sebaliknya semakin kecil biaya umum dan administrasi, maka akan
semakin kecil pula pengeluaran kas yang akan dilakukan.
7. Penambahan aktiva tetap. Bilamana selama periode yang akan datang perusahaan
merencanakan akan melakukan penambahan aktiva tetap, maka akan memperbesar
pengeluaran kas. Sedangkan sebaliknya bilamana selama periode yang akan datang
perusahaan tidak merencanakan akan melakukan penambahan aktiva tetap, maka akan
memperkecil pengeluaran kas.
8. Rencana-rencana perusahaan tentang pengeluaran-pengeluaran kas untuk keperluan
lainnya (seperti biaya bunga, biaya sewa, dan lain-lain).
Berikut ini adalah rencana pengeluaran kas CV. F & F TEKNIK MANDIRI pada
tahun 2009, adalah sebagai berikut :
CV. F & F TEKNIK MANDIRI
ANGGARAN PENGELUARAN KAS
TAHUN 2009 (dalam rupiah)
Tabel.4
Jenis pengeluaran Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
Pembelian barang 180.000.000 195.000.000 200.000.000 218.000.000
Biaya operasional 9.000.000 9.500.000 10.000.000 11.500.000
Biaya umum administrasi 4.000.000 4.200.000 4.500.000 5.288.000
Biaya gaji karyawan 25.000.000 25.000.000 25.000.000 25.000.000
Biaya lain-lain 1.000.000 1.200.000 1.500.000 1.750.000
CV. F & F TEKNIK MANDIRI
ANGGARAN KAS FINAL
TAHUN 2009 (dalam rupiah)
Tabel.5
Keterangan Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
Saldo kas awal 100.000.000 78.035.000 86.371.000 113.371.000
Rencana Penerimaan
Penjualan tunai 84.420.000 93.000.000 99.000.000 105.000.000
Penerimaan piutang 164.115.000 202.986.000 221.200.000 235.200.000
Penerimaan lain-lain 8.500.000 9.250.000 10.800.000 12.500.000
Total Penerimaan 257.035.000 305.236.000 331.000.000 352.700.000
Rencana Pengeluaran
Pembelian barang 180.000.000 195.000.000 200.000.000 218.000.000
Biaya operasional 9.000.000 9.500.000 10.000.000 11.500.000
Biaya komisi penjualan 60.000.000 62.000.000 63.000.000 64.200.000
Biaya gaji karyawan 25.000.000 25.000.000 25.000.000 25.000.000
Biaya umum dan
administrasi 4.000.000 4.200.000 4.500.000 5.288.000
Biaya lain-lain 1.000.000 1.200.000 1.500.000 1.750.000
CV. F & F TEKNIK MANDIRI
LAPORAN PENYIMPANGAN ANGGARAN KAS
TAHUN 2009 (dalam rupiah)
Tabel.6
Keterangan Anggaran (estimasi) Realisasi (aktual) Penyimpangan
PENERIMAAN
Penjualan tunai 381.420.000 367.800.000 13.620.000
Pendapatan piutang 823.501.000 750.000.000 73.501.000
Pendapatan lain-lain 41.050.000 38.550.000 2.500.000
Total penerimaan 1.245.950.000 1.156.350.000 21.671.000
PENGELUARAN
Pembelian barang 793.000.000 800.000.000 (7.000.000)
Biaya operasional 40.000.000 40.000.000 0
Biaya komisi penjualan 249.600.000 248.000.000 1.600.000
Biaya gaji karyawan 100.000.000 100.000.000 0
Biaya umum adm. 17.988.000 20.000.000 (2.012.000)
Biaya lain-lain 5.450.000 6.000.000 (550.000)
Total pengeluaran 1.206.038.000 1.214.000.000 (7.962.000)
D. MANFAAT PENYUSUNAN ANGGARAN KAS
Menurut Munandar (2001:312), secara umum, semua anggaran termasuk anggaran
kas mempunyai tiga kegunaan pokok, yaitu :
1. Sebagai pedoman kerja
2. Sebagai alat pengkoordinasian kerja, dan
3. Sebagai alat pengawasan kerja yang membantu manajemen dalam memimpin
jalannya perusahaan.
Secara khusus, anggaran kas berguna sebagai dasar untuk penyusunan Anggaran
Sedangkan menurut Nafarin (2000:49), dengan adanya perencanaan dan
pengendalian kas, maka penyusunan anggaran kas secara terperinci akan bermanfaat untuk :
1. Menentukan posisi kas pada berbagai waktu dengan membandingkan uang kas masuk
dan uang kas keluar, sehingga saldo kas pada akhir suatu periode akan sama dengan
saldo kas awal ditambah penerimaan-penerimaan kas pada suatu periode dan
dikurangi dengan pengeluaran-pengeluaran kas pada waktu yang sama.
2. Memperkirakan kemungkinan terjadinya defisit maupun surplus. Defisit terjadi
bilamana pemasukan ditambah saldo awal ternyata lebih kecil dari kebutuhan
pengeluaran yang harus dibayar. Sebaliknya surplus akan terjadi bilamana pemasukan
melebihi pengeluaran, sehingga jumlah saldo kas akhir periode mengalami
peningkatan.
3. Mempersiapkan keputusan pembelanjaan jangka pendek atau jangka panjang. Dengan
terjadinya defisit, kas perusahaan perlu mencari dana tambahan dari sumber yang
paling menguntungkan. Sebaliknya dengan adanya surplus yang diketahui lama
sebelumnya, dapat dipersiapkan pemilihan alternatif penggunaan yang paling
menguntungkan.
4. Menggunakannya sebagai dasar kebijaksanaan pemberian kredit. Besar kecilnya kas
yang tersedia juga menunjukkan kemampuan perusahaan membelanjakan modal
kerjanya. Kemampuan pembelanjaan modal kerja ini pada gilirannya juga merupakan
dasar bagi perusahaan untuk menggunakan kebijakan kredit sebagai upaya
meningkatkan volume penjualan.
5. Menggunakannya sebagai dasar otorisasi dana anggaran yang disediakan suatu jenis
biaya yang sudah dianggarkan perlu diatur penggunaannya lewat mekanisme otorisasi
pengeluaran kas. Dengan demikian anggaran tidak akan terlampaui dan sekaligus
disesuaikan dengan keadaan likuiditas perusahaan.
6. Anggaran kas yang sudah ada juga berfungsi sebagai dasar penilaian terhadap
realisasi pengeluaran kas yang sebenarnya. Dengan demikian, uraian dalam arus kas
BAB III
ANALISA DAN EVALUASI
Penyusunan anggaran kas yang spesifik merupakan kegiatan yang paling penting
untuk kelangsungan hidup perusahaan. Perusahaan akan mengetahui keadaan kas yang ada
secara lebih pasti demi menjaga likuiditas perusahaan. Keberadaan kas sebgai bagian dari
aktiva lancar atau mempengaruhi posisi keuangan perusahaan. Dengan anggaran kas ini maka
perusahaan akan mengetahui apakah perusahaan dalam keadaan defisit atau bahkan
mengalami surplus.
Untuk menganalisa dan mengevaluasi anggaran kas yang ada pada CV. F & F Teknik
Mandiri, maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Menganalisis pos-pos penerimaan, seperti penerimaan dari penjualan tunai dan kredit,
menganalisa proses penagihan piutang, dengan melihat cara penagihan yang
dilakukan perusahaan apakah proses penagihan piutang dilakukan secara aktif
(terus-menerus) atau tidak (lamban), serta penerimaan lain-lain.
2. Menganalisis dan mengevaluasi pos-pos pengeluaran yang dilakukan perusahaan,
misalnya pengeluaran untuk pembelian barang, biaya operasional, biaya komisi
penjualan, biaya gaji karyawan, biaya umum dan administrasi, serta biaya-biaya lain.
3. Menganalisis dan mengevaluasi realisasi anggaran kas. Apakah anggaran yang sudah
disusun tersebut tidak terjadi kekurangan (defisit) atau bahkan terjadi kerugian
anggaran (surplus) dari yang sebenarnya (aktual).
Dari uraian diatas, disini penulis hanya terbatas pada menganalisa masalah-masalah
penerimaan kas, pengeluaran kas, dan laporan penyimpangan kas, dimana akan dilakukan
perbandingan antara anggaran (estimasi) dengan aktual (realisasi).
Dari pos penerimaan, khususnya pada bagian penjualan, perusahaan lebih banyak
melakukan penjualan secara kredit, yaitu sebesar 70% dari total penjualan pada setiap
triwulan. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen lebih cenderung melakukan pembelian
secara kredit, sedangkan pembelian secara tunai lebih kecil, yaitu sebesar 30% dari total
penjualan, sehingga memperkecil penerimaan kas.
Meskipun penerimaan kas dari sektor penjualan tunai kecil yaitu 30%, namun hal ini
tidak begitu memperburuk keadaan kas dalam suatu perusahaan, karena pendapatan piutang
cukup besar, yaitu 70% dari penjualan kredit, dan 30% dari penjualan sebelumnya, sehingga
kekurangan kas dapat ditutupi dengan meningkatkan proses penagihan piutang.
Anggaran penjualan, anggaran piutang, dan anggaran penerimaan lain-lain yang telah
disusun CV. F & F Teknik Mandiri dapat mengetahui jumlah penjualan tunai dan kredit
(piutang) serta tahap-tahap pelunasannya dari waktu ke waktu selama periode yang akan
datang. Dari sini diketahui bahwa dari penjualan produk dengan syarat pembayaran 5/10,
n/30 diperkirakan sebanyak 70% dari transaksi penjualan produk tersebut yang melakukan
pembelian secara tunai.
Total anggaran penjualan pada triwulan I = Rp.281.400.000,-
Anggaran penjualan tunai 30% x Rp.281.400.000,- = Rp. 84.420.000,-
Anggaran penjualan kredit 70% x Rp.281.400.000,- = Rp.196.980.000,-
Jadi penerimaan kas dari penjualan tunai pada triwulan I adalah Rp.84.420.000,00,
dengan cara yang sama maka akan dapat pula diketahui besarnya penerimaan kas dari sumber
penjualan dari triwulan I ke triwulan berikutnya selama tahun 2009 yang akan datang.
Dari anggaran piutang, CV. F & F Teknik Mandiri memiliki persentase piutang yang
cukup besar, ini artinya penjualan lebih banyak dilakukan secara kredit. Walaupun penjualan
lebih banyak dilakukan secara kredit, tetapi pendapatan yang diperoleh cukup besar, serta
terjadinya penurunan piutang tak tertagih dari periode sebelum ke periode berikutnya.
Berdasarkan data yang diperoleh penulis dari perusahaan, terlihat bahwa jumlah piutang
tahun 2009 dianggarkan sebesar 70% dari penjualan kredit dan 30% dari penjualan periode
sebelumnya. Besarnya penerimaan kas dari sumber penagihan piutang dari triwulan I ke
Pada triwulan I dianggarkan : Rp.164.115.000,-
Pada triwulan II dianggarkan : Rp.202.986.000,-
Pada triwulan III dianggarkan : Rp.221.200.000,-
Pada triwulan IV dianggarkan : Rp.235.200.000,-
Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa penerimaan piutang CV. F & F Teknik
Mandiri dari triwulan I ke berikutnya meningkat. Hal ini sangat baik bagi perusahaan karena
jumlah pendapatan dari piutang bertambah besar. Jika anggaran piutang yang ditetapkan
tersebut dapat dicapai oleh perusahaan, maka secara otomatis saldo akhir perusahaan pada
periode ter sebut meningkat, sehingga terjadi surplus anggaran kas.
Untuk penerimaan kas dari sumber-sumber lain (non-operating), CV. F & F Teknik
Mandiri memperkirakan tidak begitu besar penerimaan yang akan didapat, karena
penerimaan ini hanya tergantung pada penerimaan hasil bunga, yaitu Rp.41.050.000,-.
Dari penjelasan diatas, disimpulkan bahwa seluruh anggaran penerimaan kas CV. F &
F Teknik Mandiri tergolong baik, artinya perusahaan menganggarkan jumlah penerimaan kas
yang cukup besar, hal ini dilakukan agar jangan terjadi defisit anggaran. Total seluruh
anggaran penerimaan kas yang disiapkan oleh CV. F & F Teknik Mandiri pada tahun 2009
adalah Rp.1.245.971.000,-. Dari dana yang dianggarkan cukup besar, maka dananya harus
digunakan untuk peningkatan laba yang diharapkan, karena jika dana anggaran tersebut tidak
dimanfaatkan, maka akan dapat merugikan perusahaan. Hal ini disebabkan karena banyaknya
uang/dana yang menganggur yang tidak memberikan keuntungan sehingga pemanfaatan dana
tidak efektif.
2. Menganalisa dan Mengevaluasi Anggaran Pengeluaran Kas
Anggaran pengeluaran kas yang disusun oleh CV. F & F Teknik Mandiri tidak terlihat
begitu besar anggaran pengeluaran yang direncanakan dibandingkan dengan anggaran
penerimaan kasnya.
Dari anggaran untuk membiayai pembelian barang, CV. F & F Teknik Mandiri
penjualan dengan anggaran pembelian barang, seharusnya dana yang besar yang dianggarkan
dari penerimaan kas dialokasikan untuk menambah pembelian barang. Disini dapat terlihat
bahwa jumlah anggaran pembelian barang CV. F & F Teknik Mandiri selama tahun 2009
adalah sebagai berikut :
Triwulan I : Rp.180.000.000,-
Triwulan II : Rp.195.000.000,-
Triwulan III : Rp.200.000.000,-
Triwulan IV : Rp.218.000.000,-
Dari data tersebut, seharusnya dengan memiliki anggaran penerimaan kas yang besar
yang dianggarkan dari penerimaan penjualan tunai maupun kredit, maka pembelian barang
harus ditingkatkan, karena jika jumlah barang meningkat secara otomatis jumlah barang yang
akan dibeli konsumen juga meningkat, meskipun pembelian tersebut dilakukan secara kredit
oleh konsumen. Disini yang menjadi masalah bagi CV. F & F Teknik Mandiri adalah
pembelian barang yang dilakukan oleh perusahaan tidak dapat dibeli secara kredit, sehingga
mengeluarkan uang kas yang cukup besar. Untuk mengatasi masalah ini perusahaan harus
meningkatkan posisi perusahaan terhadap supplier barang. Bilamana posisi perusahaan cukup
kuat, maka perusahaan dapat melakukan pembelian barang secara kredit sehingga akan
memperkecil pengeluaran kas untuk membeli barang.
Dari anggaran untuk biaya operasional, dapat diketahui bahwa besarnya pengeluaran
kas untuk membiayai biaya penjualan barang dari satu periode ke periode berikutnya selama
tahun 2009 yang akan datang adalah :
Triwulan I : Rp. 9.000.000,-
Triwulan II : Rp. 9.500.000,-
Triwulan III : Rp.10.000.000,-
Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa besarnya biaya yang dikeluarkan
perusahaan untuk membiayai proses penjualan tidak mengalami kenaikan yang besar.
Dengan kata lain anggaran ini sudah cukup baik bagi perusahaan.
Dari anggaran yang ditetapkan perusahaan untuk membiayai biaya komisi penjualan
sudah cukup relatif, hanya saja disini terlihat bahwa peningkatan biaya komisi penjualan
yang dianggarkan terjadi pada triwulan ke-2, yaitu Rp.60.000.000,- menjadi Rp.62.400.000,-.
Data anggaran komisi penjualan yang disusun adalah :
Triwulan I : Rp. 60.000.000,-
Triwulan II : Rp. 62.400.000,-
Triwulan III : Rp. 63.000.000,-
Triwulan IV : Rp. 64.200.000,-
Dari anggaran biaya gaji yang disusun oleh perusahaan sudah terlihat baik, artinya
gaji yang diberikan sudah memuaskan bagi karyawan sehingga mereka merasa bertanggung
jawab untuk meningkatkan laba, jika laba meningkat setiap periode maka karyawan akan
mendapatkan bonus tambahan gaji lagi.
Dari anggaran pengeluaran biaya umum dan administrasi yang disusun oleh
perusahaan mengalami peningkatan setiap triwulannya. Hal ini ditandai dengan penghematan
pengeluaran yang dilakukan, misalnya menghemat listrik, menghemat dana-dana yang tak
terduga, serta menghemat pengeluaran-pengeluaran lainnya. Jika anggaran ini berhasil maka
secara otomatis dapat mengurangi biaya-biaya, sehingga anggaran pengeluaran kas menurun
untuk biaya-biaya yang kurang penting.
3. Menganalisis dan Mengevaluasi Laporan Realisasi Anggaran Kas
Dari data laporan anggaran kas perusahaan yang telah disajikan pada Bab II tersebut,
diperoleh data bahwa perbandingan antara anggaran dengan data sesungguhnya. Penerimaan
kas yang dianggarkan tahun 2009 adalah Rp.1.245.971.000,- dan dana penerimaan
sesungguhnya adalah Rp.1.156.350.000,- ; sedangkan dana yang dianggarkan untuk
Rp.1.214.000.000,- . Jadi dari data ini terdapat penyimpangan total anggaran penerimaan
dengan total penerimaan yang sesungguhnya yaitu sebesar Rp.21.671.000,- ; ini artinya
perusahaan mengalami defisit penerimaan kas sebesar Rp.21.671.000,- . Hal ini dikarenakan
menurunnya kinerja perusahaan sehingga menyebabkan berkurangnya pendapatan.
Dari segi anggaran pengeluaran dengan yang sebenarnya, disini terjadi juga
penyimpangan yaitu sebesar Rp.7.962.000,- ; hal ini berarti perusahaan harus mengeluarkan
dana tambahan untuk membiayai semua kegiatan operasional perusahaan selama tahun 2009
sebesar Rp.7.962.000,- . Meskipun nilai ini tidak begitu besar, namun secara otomatis
menambah biaya pengeluaran. Dengan adanya penyimpangan ini, maka CV. F & F Teknik
Mandiri harus melakukan evaluasi terhadap pengeluaran dan penerimaan pada perusahaan
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan analisis dan evaluasi, maka penulis mengambil beberapa kesimpulan
sebagai berikut :
1. Dalam penyusunan anggaran kas, perusahaan memulainya dengan anggaran
penjualan, karena rencana penerimaan kas didasarkan atas permintaan pelanggan,
yang mana hal ini dapat diketahui dari penjualan yang terjadi dari periode sebelum ke
periode berikutnya.
2. Dari anggaran penerimaan kas CV. F & F Teknik Mandiri sudah melakukan
penyusunan anggaran penerimaan kas dengan baik, dimana penerimaan ditargetkan
meningkat dari periode sebelum ke periode berikutnya, hanya saja pelaksanaannya
kurang efisien, sehingga terjadi penyimpangan yang cukup besar dari yang
dianggarkan. Penyimpangan ini biasa terjadi pada setiap perusahaan, hanya saja
perusahaan harus dapat mengurangi jumlah penyimpangan tersebut.
3. Dari anggaran pengeluaran kas, CV. F & F Teknik Mandiri melakukan penghematan
pengeluaran. Hal ini dapat dilihat dari biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk
menjalankan seluruh kegiatan operasionalnya stabil, meskipun terjadi kenaikan, hal
ini tidak begitu menjadi masalah, tetapi dalam penyusunan ini terjadi penyimpangan
dari yang sebenarnya.
4. Dari segi penyusunan kas final, CV. F & F Teknik Mandiri mempunyai kelebihan
saldo kas masuk dibandingkan saldo kas keluar, yang perbedaannya cukup besar,
sehingga mengakibatkan banyak kas yang menganggur yang tidak dipergunakan
5. Dari seluruh penyusunan anggaran kas yang dilakukan CV. F & F Teknik Mandiri
sudah terlihat bahwa proses keputusan penyusunan dilakukan dengan baik dan tepat,
hanya saja system pengawasan yang dilakukan dalam menjalankan keputusan belum
begitu efektif dan efisien.
6. Dari segi karyawan, penyusunan anggaran gaji sudah baik. Hal ini ditandai dengan
kepuasan yang dirasakan karyawan dalam masalah kesejahteraan yang diberikan.
B. SARAN
Dari kesimpulan yang dikemukakan, diberikan beberapa saran yang akan berguna
bagi CV. F & F Teknik Mandiri dalam mengambil keputusan dan kebijakan pada periode
mendatang. Adalah sebagai berikut :
1. Perusahaan harus melakukan evaluasi terhadap kinerja perusahaan sehingga dapat
diketahui penyebab terjadinya defisit kas, sekaligus menghindari defisit yang lebih
besar pada periode berikutnya.
2. Tingkatkan posisi perusahaan terhadap supplier agar perusahaan dapat melakukan
pembelian barang secara kredit, sehingga akan memperkecil pengeluaran kas untuk
DAFTAR PUSTAKA
Teguh, Muhammad (1999). Metodologi Penelitian Ekonomi, Edisi Pertama, Penerbit PT.
Raja Erafindo Persada, Jakarta.
Niswonger, Rollin, 1999. Prinsip-prinsip Akuntansi, Jilid 1, Cetakan Kesebelas, Jakarta.
Garbutt, Douglas, (1997). Manajemen Kas, Cetakan Pertama, PT. Pustaka Binaman Presindo,
Jakarta.
T. Hani, Handoko, 1991, Manajemen, Edisi Kedua, Cetakan Kedua, BPFE, Yogyakarta.
Harjito, D. Agus, dan Matono (2002). Manajemen Keuangan, Edisi Pertama, Cetakan Kedua,
Ekonosia, Yogyakarta.
M. Nafarin, 2007. Penganggaran Perusahaan, Edisi Ketiga, Penerbit Salemba Empat,
Jakarta.
Adisaputro, Ginawan, (2002). Anggaran Perusahaan 2, Edisi Pertama, Cetakan Kedelapan,
BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta.
Ikatan Akuntansi Indonesia, 2002, Standard Akuntansi Indonesia, Buku Satu, Penerbit
Salemba Empat, Jakarta.
Daft L. Richard, 2000, Manajeman , Edisi Kelima, Cetakan Pertama, Penerbit Erlangga,
Jakarta.