• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PEMBELAJARAN SENI MUSIK DI SLB-G DAYA ANANDA SLEMAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STRATEGI PEMBELAJARAN SENI MUSIK DI SLB-G DAYA ANANDA SLEMAN."

Copied!
111
0
0

Teks penuh

(1)

Diajukan Kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

FLORENTINE WINA KURNIAYU 09208241026

JURUSAN PENDIDIKAN SENI MUSIK FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

v

Serahkanlah kuatirmu kepada Tuhan

maka Ia akan memelihara engkau,

karena masa depan sungguh ada dan

(6)

vi

Skripsi ini saya persembahkan untuk mama saya tercinta: Syeane Maria Magdalena Manumpil yang selalu memberi saya

semangat untuk menyelesaikan skripsi ini sampai akhir hayatnya. Skripsi ini juga saya persembahkan untuk papa CarolusWiharjanto dan

Gerardo Happy Alle Gratio, my beloved son.

Semua anggota keluarga besar Siswosoemarto dan keluarga besar Manumpil yang telah memberikan semangat dan saran pada saya

Sahabat-sahabat saya: Nurul Risqa, Wahyu Yudi, Ririn, Reni, Yunda, Winda, Vani, Novi, Wahyu, Yoan dan semua teman-teman

(7)

vii

karunia-Nya, sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik.

Skripsi berjudul “Strategi Pembelajaran Seni Musik Di SLB-G Daya Ananda Sleman”, disusun guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Seni Musik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta. Saya menyadari bahwa penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik dengan bantuan, bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini saya menyampaikan terima kasih kepada:

1. Dra. Heni Kusumawati, M.Pd. selaku pembimbing pertama dan Tumbur Silaen, S.Mus.,M.Hum. selaku pembimbing kedua yang telah memberi saran, arahan dan bimbingan, serta meluangkan waktu selama proses penulisan skripsi ini.

2. Bapak Supriyanto selaku Kepala Sekolah, Zakharia Mohammad selaku guru seni musik dan siswa-siswi SLB-G Daya Ananda yang telah membantu saya dalam penelitian ini.

3. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut serta memberikan bantuan dan sumbangan pemikiran.

(8)

viii

(9)

ix

a. Pengertian Strategi... 19

b. Pengertian Strategi Pembelajaran ... 20

c. Strategi Pembelajaran Tuna Grahita ... 22

d. Prinsip Pembelajaran Tuna Daksa ... 25

B. Penelitian yang relevan ... 27

G. Instrumen Penelitian... 34

(10)

x

a. Ceramah ... 42

b. Demonstrasi ... 42

c. Imitasi ... 43

d. Drill ... 43

e. Kodaly ... 43

3. Media ... 47

4. Strategi penyampaian ... 48

a. Strategi Penggunaan Prinsip Individualisasi ... 48

b. Strategi Kognitif ... 49

c. Strategi Motivasi ... 49

C. Evaluasi Pembelajaran ... 50

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 54

B. Saran ... 55

(11)

xi

(12)

xii

1. Pedoman Observasi ... 59

2. Pedoman Wawancara ... 60

3. Transkrip Wawancara ... 66

4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 72

5. Rubrik penilaian ... 76

6. Teks Lagu Ceria ... 78

7. Teks Lagu Masih Cinta ... 79

8. Teks Lagu Tinggal Kenangan ... 80

9. Teks Lagu Aku Memilih Setia ... 81

10.Teks Lagu Pelan-Pelan Saja ... 82

11.Akor Lagu Masih Cinta untuk gitar bass ... 83

12.Akor Lagu Tinggal Kenangan untuk gitar bass ... 83

13.Akor Lagu Ceria untuk gitar bass ... 83

14.Akor Lagu Aku Memilih Setia untuk gitar bass ... 84

15.Akor Lagu Pelan-Pelan Saja untuk gitar bass ... 84

16.Foto-foto ... 85

17.Partitur untuk drum ... 91

(13)

xiii ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru seni musik pada kegiatan pembelajaran band di SLB-G Daya Ananda.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Fokus penelitian ini pada strategi pembelajaran seni musik yang diterapkan di SLB-G Daya Ananda. Subjek penelitian ini adalah guru seni musik dan siswa yang mengikuti pembelajaran band di SLB-G Daya Ananda.Instrumen penelitian ini adalah peneliti itu sendiri. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu teknik pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Keabsahan data dalam penelitian ini mengggunakan teknik triangulasi sumber.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi yang digunakan oleh guru seni musik di SLB-G Daya Ananda adalah: 1) Strategi penggunaan prinsip individualisasi,dengan cara memberikan bahan pelajaran pada tiap siswa yang disesuaikan dengan kemampuan masing-masing siswa, 2) Strategi Kognitif,pola pikir setiap siswa bergantung pada kemampuan masing-masing siswadalam mempelajari ilmu yang diberikan guru,3) Strategi Motivasi. Guru melakukan pendekatan secara personal dan kelompok, karena setiap siswa memiliki karakteristik dan keterbatasan fisik yang berbeda,4) Strategi Evaluasi pembelajaran.Guru mengevaluasi pembelajaran setiap akhir pelajaran dengan cara meminta siswa memainkan lagu yang baru saja dipelajari.

(14)

1

SLB-G Daya Ananda merupakan Sekolah Luar Biasa dibawah naungan Yayasan Sayap Ibu. SLB-G Daya Ananda yang terletak di Desa Kadirojo II,Purwomartani Kalasan, Sleman ini merupakan sekolah khusus bagi anak-anak tuna ganda. Di SLB ini juga terdapat asrama bagi anak-anak tuna ganda yang tidak memiliki tempat tinggal. SLB ini terdiri dari empat kelas, yaitu SD kelas kecil (I, II, dan III), SD kelas besar (IV, V, dan VI), SMP, dan SMA. Di SLB-G Daya Ananda terdapat berbagai macam pembelajaran, diantaranya: Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, Bahasa Jawa, Bahasa Inggris, Olahraga, dan Pramuka. Terdapat juga kelas ketrampilan seperti kelas merias, membatik, bengkel, memasak, melukis, dan pembelajaran seni musik. Pembelajaran seni musik di SLB-G Daya Ananda terdiri dari kenthongan, angklung, dan band.

(15)

memainkan kenthongan yang kadang terlalu keras sehingga sering rusak bahkan sampai pecah, juga saat mencabut kabel dengan kasar yang menyebabkan putusnya kabel. Tetapi kekurangan ini bukan penghalang besar karena yang diutamakan dalam pembelajaran seni musik di SLB-G Daya Ananda yaitu melatih motorik anak-anak tuna ganda dan keindahan dalam bermain musik menjadi prioritas kedua.

Dibalik kekurangan kekurangan anak-anak difabel, mereka memiliki kelebihan yang harus dihargai. Seperti halnya dengan anak-anak cacat ganda yang menimba ilmu di SLB Daya Ananda. Mereka dapat mengembangkan bakat seni musiknya di SLB. Bagi guru yang mengajar anak-anak ini tentulah harus ekstra sabar menghadapi anak-anak didiknya. Setiap siswa diberi pendekatan yang berbeda oleh guru. Tidak hanya itu, guru di sekolah ini juga perlu mempelajari bahasa isyarat yang biasa digunakan oleh anak-anak didiknya, setidaknya guru mempelajari dasar-dasarnya dan mengerti apa yang dimaksud oleh anak didiknya.

(16)

mengikuti pembelajaran band masih bisa memainkan alat-alat musik mereka dengan baik. Sebagai contoh siswa yang memainkan keyboard yaitu Yanuar (menyandang tuna daksa dan tuna grahita) bisa memainkan melodi dan akor dengan baik. Adapula siswa yang memainkan gitar bass yaitu Arbi (menyandang tuna rungu dan tuna grahita) bisa memainkan gitar bass dibantu dengan arahan dari guru seni musik dengan cara guru memberi simbol-simbol tangan untuk mewakili akor yang digunakan dan untuk ritmisnya guru menepuk pundak Arbi sesuai ritmis atau guru memberi contoh cara memainkan ritmisnya kemudian Arbi menirukannya. Adapun kekurangan siswa-siswi di SLB-G ini yaitu kemauan untuk mengikuti pembelajaran seni musik berubah-ubah, sehingga terkadang anggota band tidak lengkap.

(17)

wacana bagi para orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus untuk dapat membantu meningkatkan bakat anaknya.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasi masalah– masalah yang timbul, antara lain:

1. Kurangnya media pembelajaran.

2. Sarana prasarana yang kurang mendukung.

3. Siswa yang mengikuti pembelajaran band di SLB Daya Ananda dapat berprestasi

C. Fokus Penelitian

Masalah dalam penelitian ini difokuskan pada strategi pembelajaran seni musik yang diterapkan di SLB Daya Ananda.

D. Rumusan Masalah

(18)

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah tersebut, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan strategi pembelajaran seni musik di SLB Daya Ananda.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak. Manfaat ini secara umum diklasifikasikan dalam dua manfaat sebagai berikut ini:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah referensi dan informasi yang berkaitan dengan strategi pembelajaran seni musik untuk anak-anak cacat ganda. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam dunia pendidikan terutama dalam kajian pendidikan seni musik.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dalam pembelajaran seni musik untuk anak difabel.

b. Bagi Sekolah

(19)

c. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai wacana yang nantinya dapat membantu meningkatkan bakat anak-anak difabel di bidang musik. Sehingga masyarakatpun dapat ikut andil dalam mendidik anak-anak difabel di daerah mereka.

d. Bagi Peneliti

1) Penelitian ini digunakan sebagai syarat menyelesaikan studi dan mendapat gelar sarjana pada program studi Pendidikan Seni Musik FBS UNY.

2) Memberi bekal pengalaman untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan selama di bangku kuliah ke dalam karya nyata.

(20)

7 BAB II KAJIAN TEORI

A. Kerangka Teori

1. Anak Berkebutuhan Khusus

Menurut Thompson (2014: 2) istilah anak berkebutuhan khusus (ABK) digunakan untuk mendeskripsikan anak/murid yang memiliki keterbatasan (disabilitas) yang mengalami kesulitan dalam belajar. ABK kesulitan untuk mengakses fasilitas sekolah di sekolah umum karena dipandang sebagai anak yang kurang sempurna. Anak-anak dikatakan memiliki kesulitan belajar jika mereka:

a. memiliki kesulitan belajar yang jauh lebih besar dibandingkan kebanyakan anak seusia mereka; atau

b. memiliki ketidakmampuan yang menghambat atau menghalangi mereka dalam menggunakan fasilitas pendidikan yang umumnya disediakan untuk anak seusia mereka di sekolah;

c. berada dalam usia wajib belajar dan memenuhi definisi (a) atau (b) di atas, atau akan memenuhi definisi tersebut jika ketentuan pendidikan khusus tidak dibuat

(21)

berupa kelainan dalam segi fisik, psikis, sosial, dan moral (Hadis, 2006: 4).

Keterbelakangan mental (mental retardation) adalah keadaan keterbatasan kemampuan mental yang ditandai oleh IQ yang rendah, biasanya dibawah skor 70 pada tes intelegensi tradisional, dan adanya kesulitan menyesuaikan diri pada kehidupan sehari-hari (Santrock, 2003: 159).

Keterbelakangan organik (organic retardation) adalah keterbelakangan mental yang disebabkan kelainan genetik atau kerusakan otak; organik menunjuk pada jaringan atau organ tubuh, jadi ada kerusakan fisik pada keterbelakangan organik (Santrock, 2003: 159).

(22)

2. Anak Tunaganda

Menurut Muljono (1994: 204) anak-anak yang tergolong tunaganda adalah anak-anak yang mempunyai masalah-masalah jasmani, mental atau emosional yang sangat berat atau kombinasi dari beberapa masalah tersebut, memerlukan pelayanan pendidikan, sosial, psikologis, dan medik yang melebihi pelayanan program pendidikan luar biasa regular, agar potensi mereka dapat berkembang secara maksimal sehingga berguna dalam partisipasi mereka di masyarakat dan dapat memenuhi kebutuhannya sendiri.

Sedangkan menurut pandangan Karyana dan Widati (2013: 25), anak tunaganda adalah anak yang menyandang kelainan lebih dari satu atau lebih, sehingga memerlukan pendidikan khusus. Anak tunaganda memerlukan pelayanan pendidikan yang lebih rumit dengan penyandang kelainan lainnya, karena semakin multi kelainannya maka lebih kompleks masalah yang ditimbulkan dalam pemberian pelayanan pendidikannya.

(23)

3. Anak Tunagrahita

Menurut Karyana dan Widati (2013: 17), tuna berarti merugi. Grahita berarti pikiran. Dilanjutkan oleh Karyana dan Widati, pengertian tunagrahita adalah sebagai berikut:

a. Kelainan yang meliputi fungsi intelektual umum di bawah rata-rata (sub-average), yaitu IQ 84 ke bawah sesuai tes.

b. Kelainan yang muncul sebelum usia 16 tahun.

c. Kelainan yang menunjukkan hambatan dan perilaku adaptif.

Tunagrahita atau keterbelakangan mental merupakan kondisi di mana perkembangan kecerdasannya mengalami hambatan sehingga tidak mencapai tahap perkembangan optimal (Somantri, 2012: 105). Menurut Apriyanto (2012: 21) anak tunagrahita adalah anak yang secara signifikan memiliki kecerdasan di bawah rata-rata anak pada umumnya dengan disertai hambatan dalam penyesuaian diri dengan lingkungan sekitarnya.

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa tunagrahita adalah seseorang yang mempunyai kecerdasan di bawah rata-rata, mengalami kesulitan dalam komunikasi dan sosial sehingga memerlukan layanan pendidikan yang khusus.

4. Sekolah Luar Biasa

(24)

“Sekolah Luar Biasa” disingkat SLB. Untuk menentukan jenis penyandang cacat mana yang dapat diterima pada sekolah tersebut di belakangnya diberi tanda urutan alfabetis, seperti:

a. Sekolah Luar Biasa bagi anak-anak tunanetra di singkat menjadi SLB/A. Kalau ia sekolah negeri maka di belakang SLB ditambah N, jadi SLBN/A.

b. Sekolah Luar Biasa bagi anak-anak tunarungu di singkat SLB/B. Kalau negeri menjadi SLBN/B.

c. Sekolah Luar Biasa bagi anak-anak tunagrahita/ terbelakang di singkat SLB/C untuk negeri SLBN/C.

d. Sekolah Luar Biasa bagi anak-anak tunadaksa di singkat SLB/D untuk negeri SLBN/D.

e. Sekolah Luar Biasa bagi anak-anak tunalaras di singkat SLB/E untuk negeri SLBN/E.

f. Sekolah Luar Biasa bagi anak-anak berbakat/ cerdas di singkat SLB/F untuk negeri SLBN/F.

g. Sekolah Luar Biasa bagi anak-anak tunaganda (multiple handicapped) di singkat SLB/G untuk negeri SLBN/G.

Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional atau yang disingkat dengan USPN Pasal 8 ayat (1) dinyatakan bahwa: “Warga negara yang memiliki kelainan fisik dan atau mental berhak memperoleh perhatian khusus” (Muljono, 1994: 243). Hal ini dapat diartikan bahwa semua warga berhak mendapatkan pendidikan, termasuk warga yang cacat fisik maupun mental.

Selanjutnya menurut Muljono (1994: 244) yang dimaksud dengan peserta didik yang menyandang kelainan fisik dan atau mental seperti yang tertulis dalam USPN Bab III pasal 3 ayat (1) sampai ayat (5) ialah:

a. Jenis kelainan peserta didik terdiri atas kelainan fisik dan atau mental atau perilaku.

b. Kelainan fisik meliputi tunanetra, tunarungu dan tunadaksa.

(25)

e. Kelainan peserta didik dapat berwujud sebagai kelainan ganda.

Secara lebih khusus Bratanata (1977: 11) menjelaskan tujuan pendidikan luar biasa dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Agar anak menjadi warga negara yang ber-Pancasila dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

b. Agar anak memiliki jasmani dan rohani yang sehat.

c. Agar anak dapat menghayati kemampuannya, menyadari dan menerima keadaan dirinya secara positif dan selalu berusaha memperkembangkannya.

d. Agar anak dapat memperoleh pengetahuan dan ketrampilan hidup, yaitu dapat berkomunikasi, mampu mengerti dan menghargai pendapat/ pandangan orang lain, mampu mentafsirkan fenomena-fenomena kehidupan dan penghidupan di lingkungannya yang selalu berubah-ubah (bagi yang mempunyai tingkat kecerdasan tinggi). e. Agar anak dapat memperoleh pengetahuan dan ketrampilan untuk di

kemudian hari dapat bertanggungjawab pada dirinya sendiri, pada lingkungannya dan dapat mencari nafkah (bagi yang mampu dididik). f. Agar anak dapat menolong diri sendiri dan dapat mengembangkan rasa

aman dan bahagia kepada lingkungannya/ keluarganya (bagi yang kurang mampu dididik, yaitu yang mampu latih).

g. Agar anak dapat tumbuh dan berkembang sebagai pribadi yang mempunyai watak, budi dan sikap luhur dan menyadari akan tanggungjawabnya sebagai anggota keluarga, masyarakat lingkungannya dan masyarakat bangsanya.

(26)

5. Pembelajaran

a. Pengertian Belajar

Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah lalu sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Sugihartono (2007: 74) mendefinisikan belajar sebagai perubahan yang relatif permanen karena adanya pengalaman.

Slameto (2003: 5) menyatakan belajar adalah “suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Sedangkan Aunurrahman (2010: 35) menyimpulkan bahwa “belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu”.

(27)

Sehingga, dapat disimpulkan belajar adalah proses atau usaha yang dilakukan tiap individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku baik dalam bentuk pengetahuan, keterampilan maupun sikap dan nilai yang positif sebagai pengalaman untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari. Kegiatan belajar hanya dialami oleh siswa sendiri dan akan menjadi penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar.

b. Faktor Yang Mempengaruhi Belajar

Menurut Sugihartono (2007: 76), terdapat 2 faktor yang mempengaruhi belajar, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Berikut ini kutipan penjelasannya:

Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedang faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor internal meliputi: faktor jasmaniah dan faktor psikologis. Faktor eksternal yang berpengaruh dalam belajar meliputi faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.

Ditinjau dari faktor pendekatan belajar, terdapat 3 bentuk dasar pendekatan belajar siswa manurut hasil penelitian Biggs (dalam Sugihartono, 2007: 77), yaitu:

1. Pendekatan Surface (permukaan/bersifat lahiriah), yaitu kecenderungan belajar siswa karena adanya dorongan dari luar (ekstrinsik), misalnya mau belajar karena takut tidak lulus ujian sehingga dimarahi orangtua.

(28)

3. Pendekatan Achieving (pencapaian prestasi tinggi), yaitu kecenderungan belajar siswa karena adanya dorongan untuk mewujudkan ego enhancement yaitu ambisi pribadi yang besar dalam meningkatkan prestasi keakuan dirinya dengan cara meraih prestasi setinggi-tingginya.

Dari beberapa pendapat tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor yang mempengaruhi belajar yaitu faktor internal (dalam diri individu) dan eksternal (luar individu). Pendekatan belajar siswa ada yang timbul dari dirinya, karena membutuhkan materi pelajaran tersebut. Ada pula yang belajar hanya karena takut tidak lulus. Kemudian ada siswa yang menginginkan prestasi yang terbaik.

c. Pengertian Pembelajaran

(29)

Menurut Riyanto (2012: 131) pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa untuk belajar. Kegiatan pembelajaran akan melibatkan siswa mempelajari sesuatu dengan cara efektif dan efisien.

Sugihartono (2007: 80) membagi konsep pembelajaran dalam 3 pengertian, yaitu:

a. Pembelajaran dalam Pengertian Kuantitatif

Secara kuantitatif pembelajaran berarti penularan pengetahuan dari guru kepada murid. Dalam hal ini guru dituntut untuk menguasai pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat menyampaikannya kepada siswa dengan sebaik-baiknya. b. Pembelajaran dalam Pengertian Institusional

Secara institusional pembelajaran berarti penataan segala kemampuan mengajar sehingga dapat berjalan efisien. Dalam pengertian ini guru dituntut untuk selalu siap mengadaptasikan berbagai teknik mengajar untuk bermacam-macam siswa yang memiliki berbagai perbedaan individual.

c. Pembelajaran dalam Pengertian Kualitatif

Secara kualitatif pembelajaran berarti upaya guru untuk memudahkan kegiatan belajar siswa. Dalam pengertian ini peran guru dalam pembelajaran tidak sekedar menjejalkan pengetahuan kepada siswa, tetapi juga melibatkan siswa dalam aktivitas belajar yang efektif dan efisien.

(30)

audio visual, juga computer. Prosedur, meliputi jadwal dan penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian, dan sebagainya.”

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan pembelajaran adalah proses menjadikan seseorang untuk belajar, sehingga akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut. Dalam pembelajaran, guru harus membuat situasi dan kondisi yang efektif, sehingga siswa akan lebih mudah memahami pembelajaran tersebut.

d. Metode Pembelajaran

Menurut Sugihartono (2007: 81), metode pembelajaran berarti cara yang dilakukan dalam proses pembelajaran sehingga dapat diperoleh hasil yang optimal. Dalam pembelajaran terdapat beragam jenis metode pembelajaran. Masing-masing metode memiliki kelebihan dan kelemahan. Guru dapat memilih metode yang dipandang tepat dalam kegiatan pembelajarannya. Berikut ini berbagai metode pembelajaran:

a. Metode Ceramah

Metode Ceramah merupakan metode penyampaian materi dari guru kepada siswa dengan cara guru meyampaikan materi melalui bahasa lisan baik verbal maupun non verbal.

b. Metode Latihan

Metode Latihan merupakan metode penyampaian materi melalui upaya penanaman terhadap kebiasaan-kebiasaan tertentu.

c. Metode Tanya Jawab

(31)

d. Metode Demonstrasi

Metode Demonstrasi merupakan metode pembelajaran dengan cara memperlihatkan suatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkaitan dengan bahan pelajaran.

Dalam buku “Introduction to Music Education”, Hoffer (1983: 133) menyatakan bahwa,

“Dari negara Inggris, Kodaly mengadopsi dua teknik, yaitu sistem hand signs yang dikembangkan sekitar 100th oleh John Curwen dan sistem lainnya yang mendekati dengan hand signs yaitu kegunaan sol-fa atau movable do (dalam movable do, tonika selalu do).

Tiap ketepatan nada disajikan mirip dengan yang digunakan Orff‟s Schulwerk: sol, mi, la, do, re dan kemudian di tahun kedua (tahun ketiga di sekolah non musik) fa dan ti. Di tahun-tahun berikutnya fi, si, dan ta ditambahkan, dan musik modulasi dinyanyikan menggunakan syllables ini. Selama tahun-tahun utama instruksi musik dinyanyikan banyak tentang pentatonic. Kodaly menemukan bahwa anak-anak cenderung untuk menyanyi fourth slightly sharp dan seventh slightly flat, dan skala pentatonic menghilangkan masalah-masalah itu. Skala pentatonic juga berakar kuat di folk musik Hungaria”.

Berdasarkan metode yang dikemukakan Kodaly, dapat disimpulkan bahwa Kodaly menggunakan sistem hand signs atau simbol tangan sebagai cara untuk membuat anak lebih mudah belajar nada-nada dalam sebuah tangga nada (menggunakan movable do atau tonika selalu do).

(32)

6. StrategiPembelajaran a. Pengertian Strategi

Kata strategi sederhananya adalah cara melakukan sesuatu (Sharon, Deborah dan Russel, 2011: 23). Strategi sebagai prosedur pengajaran yang dipilih untuk membantu para siswa meraih tujuan belajar (Sharon, dkk, 2011: 23). Strategi pembelajaran diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Sanjaya, 2006: 124). Ada dua hal yang dicermati dari pengertian tersebut. Pertama, strategi merupakan rencana atau rangkaian tindakan termasuk metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan. Ini berarti penyusunan suatu strategi baru sampai pada proses penyusunan rencana kerja belum sampai pada tindakan. Kedua, strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya, arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan. Dengan demikian, penyusunan langkah-langkah ini termasuk pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar semua diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan. Sebelum menentukan strategi, perlu dirumuskan tujuan yang jelas yang dapat diukur keberhasilannya, sebab tujuan adalah rohnya dalam implementasi suatu strategi (Sanjaya, 2006: 124).

(33)

tertentu atau bantuan kepeda peserta didik menuju tercapainya tujuan pembelajaran tertentu (Hamzah, 2012: 4). Strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan (Bahri, 2006 : 5).

Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran berarti perencanaan pengajaran yang dipersiapkan oleh guru untuk membantu siswa didiknya mencapai tujuan pembelajaran, dengan mempertimbangkan kondisi kelas, kebutuhan siswa, dan karakter siswa.

b. Pengertian Strategi Pembelajaran

Menurut Hamzah B. Uno (2008: 45) Strategi pembelajaran merupakan hal yang perlu diperhatikan guru dalam proses pembelajaran. Ada 3 jenis strategi yang berkaitan dengan pembelajaran, yaitu 1) strategi pengorganisasian pembelajaran, 2) strategi penyampaian pembelajaran, dan 3) strategi pengelolaan pembelajaran.

(34)

Riyanto berpendapat (2012: 132), bahwa strategi pembelajaran mencakup jawaban atas pertanyaan:

a. Siapa melakukan apa dan menggunakan alat apa dalam proses pembelajaran. Kegiatan ini menyangkut peranan sumber, penggunaan bahan, dan alat-alat bantu pembelajaran.

b. Bagaimana melaksanakan tugas pembelajaran yang telah didefinisikan (hasil analisis) sehingga tugas tersebut dapat memberikan hasil yang optimal. Kegiatan ini menyangkut metode dan teknik pembelajaran.

c. Kapan dan di mana kegiatan pembelajaran dilaksanakan serta berapa lama kegiatan tersebut dilaksanakan.

Menurut Gagne dan Biggs (1992: 228) terdapat sembilan urutan kegiatan pembelajaran, yaitu:

1) Memberi motivasi atau menarik perhatian.

2) Menjelaskan tujuan instruksional kepada peserta didik. 3) Mengingatkan kompetensi prasyarat.

4) Memberikan stimulus (menyajikan materi pembelajaran). 5) Memberikan petunjuk belajar.

6) Menimbulkan tercapainya penampilan peserta didik. 7) Memberikan umpan balik.

8) Menilai Penampilan.

9) Menyimpulkan hasil yang dicapai

Sehubungan dengan penetapan strategi pembelajaran, ada empat masalah pokok yang sangat penting yang dapat dijadikan pedoman untuk pelaksanaaan kegiatan pembelajaran agar berhasil sesuai dengan yang diharapkan Riyanto (2012:135), yaitu:

1. Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan.

2. Memilih sistem pendekatan pembelajaran berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat.

(35)

4. Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria serta standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar yang selanjutnya akan dijadikan umpan balik untuk penyempurnaan sistem instruksional yang bersangkutan secara keseluruhan.

Dari beberapa pengertian strategi pembelajaran, dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan pendekatan dalam mengelola kegiatan, dengan mengintegrasikan urutan kegiatan, peralatan dan bahan serta waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran, untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan secara aktif dan efisien.

c. Strategi Pembelajaran Tunagrahita

Apriyanto (2012: 63) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran anak tunagrahita ringan yang belajar di sekolah umum akan berbeda dengan strategi anak tunagrahita yang belajar di sekolah luar biasa. Strategi yang dapat digunakan dalam mengajar anak tunagrahita antara lain:

a. Strategi pembelajaran yang diindividualisasikan

Dalam strategi pembelajaran yang diindividualisasikan berada pada lingkup program Bina Diri tidak dapat terlepas dari program pembelajaran yang lainnya pada satu satuan pendidikan, dalam pengertian pembelajaran Bina Diri dapat saling berkontribusi dengan pembelajaran yang lain, misalnya kebutuhan komunikasi sangat erat kaitannya dengan program pembelajaran bahasa.

b. Strategi Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif

(36)

yang berbeda. Sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok, setiap kelompok akan memperoleh penghargaan atau reward, jika kelompok mampu menunjukkan prestasi yang dipersyaratkan. Dengan demikian setiap anggota kelompok akan mempunyai ketergantungan positif. Ketergantungan semacam itulah yang selanjutnya akan memunculkan tanggungjawab individu terhadap kelompok dan keterampilan interpersonal dari setiap anggota kelompok.

c. Strategi Motivasi

Guru harus senantiasa memberikan motivasi kepada siswa agar memiliki gairah dan semangat yang tinggi dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar dan memberikan reward kepada siswa yang berbakat.

d. Strategi Belajar dan Tingkah Laku

Dalam kegiatan belajar mengajar, guru perlu mengembangkan strategi pembelajaran yang mampu mengoptimalkan interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, guru dengan siswa dan lingkungan, serta interaksi banyak arah.

e. Strategi Kognitif

Sesuatu yang dipelajari siswa tergantung pada apa yang diketahui dari masing-masing siswa dan bagaimana informasi baru diproses.

Smart (2012: 98) berpendapat bahwa proses pembelajaran untuk anak-anak tunagrahita yang menggunakan lesson study menggunakan tiga langkah yang harus dilaksanakan: a. Menyusun rencana pembelajaran; b. Melaksanakan praktik pembelajaran; c. Evaluasi dan tindak lanjut.

(37)

Perbedaan karakteristik setiap anak berkebutuhan khusus, memerlukan kemampuan guru berkaitan dengan cara mengkombinasikan kemampuan dan bakat setiap anak dalam kemampuan berpikir, melihat, mendengar, berbicara, dan bersosialisasi yang ditujukan pada tujuan akhir pembelajaran. Kemampuan guru semacam ini mempunyai tujuan pembelajaran yang diarahkan kepada hasil akhir berupa kemandirian setiap siswa untuk dapat hidup dan menghidupi diri pribadinya tanpa bantuan khusus dari orang-orang sekitarnya dalam kehidupan nyata setelah siswa bersangkutan selesai menyelesaikan program-program pembelajaran di sekolah. Hasil akhir dari program pembelajran semacam ini secara konseptual adalah mengarahkan para siswa berkebutuhan khusus untuk mampu berperilaku sesuai dengan lingkungannya atau berperilaku adaptif. Perilaku adaptif diartikan sebagai suatu kemampuan peserta didik untuk dapat mengatasi secara efektif terhadap keadaan-keadaan yang tengah terjadi dalam masyarakat lingkungannya. Perilaku adaptif secara khusus merupakan kemampuan berperilaku merespon tuntutan lingkungan. (Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, 2007: 38)

Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat ditarik kesimpulan strategi pembelajaran untuk anak tunagrahita yaitu: a. Strategi pembelajaran yang diindividualisasikan

(38)

b. Strategi Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan system pengelompokan / tim kecil, yaitu antara empat antara enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras atau suku yang berbeda. Setiap anak bertanggungjawab terhadap kelompoknya dan penilaian dilakukan terhadap kelompok. c. Strategi Motivasi

Strategi yang dilakukan oleh guru dengan memberikan motivasi kepada siswa agar siswa memiliki gairah dan semangat yang tinggi dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar dan memberikan penghargaan kepada siswa yang berbakat.

d. Strategi Belajar dan Tingkah Laku

Strategi yang dilakukan oleh guru dengan mengembangkan strategi pembelajaran yang mampu mengoptimalkan interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, guru dengan siswa dan lingkungan, serta interaksi banyak arah.

e. Strategi Kognitif

Strategi ini dipelajari oleh siswa, tergantung pada apa yang diketahui dari masing-masing siswa dan bagaimana informasi baru diproses.

d. Prinsip Pembelajaran Tunadaksa

Menurut Misbach (2012:56) ada beberapa prinsip utama dalam memberikan pendidikan pada anak tunadaksa, diantaranya sebagai berikut:

a. Prinsip multisensori (banyak indra)

Proses pendidikan anak tunadaksa sedapat mungkin memanfaatkan dan mengembangkan indra-indra yang ada dalam diri anak karena banyak anak tunadaksa yang mengalami gangguan indra. Dengan pendekatan multisensori, kelemahan pada indra lain dapat difungsikan sehingga dapat membantu proses pemahaman.

b. Prinsip individualisasi

(39)

kelompok individu yang cenderung memiliki kemampuan yang hampir sama, dan bahan pelajaran yang diberikan pada masing anak sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing.

Pembelajaran untuk anak berkebutuhan khusus atau special needs student membutuhkan suatu pola tersendiri sesuai dengan

kebutuhan dari masing-masing anak bersangkutan yang berbeda satu dengan lainnya. Dalam penyusunan program pembelajaran untuk setiap bidang studi hendaknya guru kelas sudah memiliki data pribadi kompetensi yang dimiliki dan tingkat perkembangannya. (Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, 2007: 37)

(40)

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian tentang strategi pembelajaran seni musik pernah dilakukan oleh Mita Ambriani (2014) dengan judul “Strategi Pembelajaran Seni Musik Untuk Peningkatan Prestasi Belajar Siswa di SMP Negeri 1 Wates”. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa strategi pembelajaran seni musik yang diterapkan yaitu: Strategi persiapan pembelajaran, Strategi pengelolaan pada masing-masing kelas, Strategi penggunaan media pembelajaran, Strategi pendekatan untuk memotivasi siswa, Strategi evaluasi dan pengambilan nilai serta Strategi pengembangan pengalaman belajar seni musik siswa.

Selain penelitian yang dilakukan oleh Mita Ambriani juga terdapat penelitian yang sejenis yaitu penelitian yang dilakukan oleh Rahmadi Setiawan (2014) yang berjudul “Strategi Pembelajaran Angklung Pada Kegiatan Ekstrakurikuler Di SMP Negeri 1 Tangerang”. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu Strategi pengelolaan, Strategi penggunaan media pembelajaran, Strategi Pendekatan untuk memotivasi siswa dan Strategi evaluasi.

(41)

28 A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Penggunaan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Metode penelitian kualitatif dipilih karena metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi serta dapat menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dengan informan.Penelitian yang dilakukan merupakan suatu proses untuk memperoleh informasi mengenai strategi pembelajaran Seni Musik di SLB-G Daya Ananda Sleman dari narasumber yang diperoleh di lapangan melalui wawancara dan pengamatan secara langsung. Penentuan metode penelitian ini berdasarkan pada tujuan utama penelitian, yaitu untuk mengetahui strategi pembelajaran yang diterapkan di SLB-G Daya Ananda Sleman.

B. Lokasi danWaktuPenelitian

(42)

Maret tahun 2015. Lokasi penelitian di SLB-G Daya Ananda Sleman dipilih, karena di SLB-G ini terdapat pembelajaran seni musik dengan band yang berprestasi. Peneliti ingin mengetahui lebih dalam mengenai strategi pembelajaran seni musik di SLB-G Daya Ananda Sleman agar dapat menjadi bahan acuan bagi SLB-G yang lain.

C. TahapanPenelitian

Penelitian kualitatif dibagi menjadi empat tahap yaitu tahap sebelum terjun ke lapangan (pra-survey), tahap pekerjaan lapangan (observasi), tahap analisis data, dan tahap penulisan laporan. Tahap pertama, tahap pra lapangan yang mempersoalkan segala macam persiapan yang diperlukan seperti mengurus izin penelitian. Pengurusan izin penelitian sangat menentukan awal dari penelitian tersebut.

(43)

mendapat surat pengantar yang ditujukan kepada kepala SLB-G Daya Ananda Sleman. Setelah izin diperoleh peneliti, selanjutnya peneliti memilih informan yang bisa dimintai keterangan terkait dengan strategi pembelajaran seni musik di SLB-G Daya Ananda Sleman, yaitu guru seni musik dan para siswa yang mengikuti pembelajaran tersebut.

Tahap ke dua yaitu pekerjaan lapangan. Peneliti mengamati proses pembelajaran seni musik di SLB-G Daya Ananda Sleman sejak tanggal 5 Maret 2015 sampai dengan 26 Maret 2015. Penelitian ini juga ditunjang dengan wawancara kepada guru seni musik serta beberapa siswa dan mendokumentasikannya.

Tahap ketiga yaitu melakukan analisis data. Peneliti memilah terlebih dulu data-data yang diperlukan dan yang tidak diperlukan, kemudian dilakukan penyajian data serta penarikan kesimpulan.

Tahap ke empat yaitupenulisan laporan. Penulisan laporan dilakukan dengan buku panduan tugas akhir dan dokumentasi yang ada di perpustakaan Fakultas Bahasa dan Seni serta perpustakaan pusat Universitas Negeri Yogyakarta.

D. Narasumber

(44)

Slemandan Yanuar Dwi Antoko (salah satu siswa yang mengikuti pembelajaran band).

E. Teknik Pengumpulan Data

Beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian yaitu: 1. Wawancara

Wawancara dalam penelitian ini dilakukan face-to-face interview atau wawancara berhadap-hadapan dengan partisipan. Metode wawancara yang digunakan adalah wawancara secara mendalam dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya.

(45)

Antoko dilaksanakan beberapa kali pada saat pembelajaran berlangsung antara tanggal 5 - 26 Maret 2015 dan wawancara terakhir pada 17 Februari 2016.

2. Observasi

Peneliti telah melakukan observasi pada kelas Seni Musik di SLB-G Daya Ananda Sleman pada bulan Maret 2014. Peneliti mengamati dan menganalisis berbagai situasi dan kondisi nyata yang terjadi, baik secara formal maupun non-formal. Dalam penelitian ini observasi yang dilakukan di SLB-G Daya Ananda Sleman menggunakan observasi langsung yaitu dengan melakukan pra-survey dan survey ke lokasi penelitian.

Pada saat peneliti mengamati pembelajaran, guru sibuk mencari siswa-siswinya di sekitar sekolah. Setelah siswanya lengkap, guru menyiapkan alat-alat musik dan sound system yang akan digunakan untuk pembelajaran Seni Musik. Selanjutnya, guru memulai pelajaran dengan mengulang lagu yang dipelajari minggu lalu. Guru kemudian menawarkan pada siswanya akan mempelajari lagu apa saat itu.

(46)

3. Dokumentasi

Dalam penelitian ini metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data atau informasi mengenai sejauh mana strategi pembelajaran seni musik (band) di SLB-G Daya Ananda Sleman diantaranya adalah dokumentasi tertulis seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran seni musik di SLB-G Daya Ananda Sleman serta dokumentasi tidak tertulis seperti video band dan foto-foto band.

F. Sumber Data

Data yang dihasilkan dari penelitian ini berupa dokumen atau data tertulis yang diperoleh dari hasil observasi serta wawancara dengan beberapa narasumber yang diambil dari tempat penelitian. Sumber data dalam penelitian ini terdiri atas dua sumber data yaitu data primer dan data sekunder. Secara rinci kedua data tersebut diuraikan sebagai berikut:

1. Data Primer

(47)

Ananda Sleman menggunakan beberapa strategi dalam pembelajaran seni musik diantaranya: strategi penggunaan prinsip individualisasi, strategi kognitif, strategi motivasi dan strategi evaluasi pembelajaran. Metode yang digunakan adalah metode pembelajaran ceramah, metode pembelajaran demonstrasi, imitasi, drill dan metode Kodaly. Metode Kodaly dikhususkan untuk siswa tuna rungu.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain tak langsung oleh peneliti dari subjek penelitian. Biasanya berwujud datadokumentasi atau data lampiran yang telah tersedia.Sumber data sekunder adalah dokumentasi yang berasal dari materi pembelajaran dan observasi kelas pada saat guru mengajar. Pada penelitian ini data sekunder diperoleh peneliti melalui RPP Seni Musik, foto-foto saat siswa mengikuti lomba dan foto-foto saat pembelajaran berlangsung.

G. Instrumen Penelitian

(48)

H. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan teknik analisis interaktif yang terdiri dari empat komponen teknik analisis data, yaitu: teknik pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Penjelasan dari empat komponen tersebut sebagai berikut:

1. Pengumpulan Data

Peneliti mengumpulkan data dengan melakukan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Peneliti melakukan tahap wawancara dengan beberapa narasumber yang sudah ditentukan oleh peneliti yaitu guru Seni Musik dan siswa yang mengikuti pembelajaran band di SLB-G Daya Ananda Sleman. peneliti kemudian melakukan observasi dengan melihat kondisi lokasi penelitian yaitu SLB-G Daya Ananda Sleman yang terletak di Desa Kadirojo II, Purwomartani Kalasan, Sleman. Setelah melakukan observasi, peneliti kemudian mengumpulkan dokumentasi yang relevan dengan penelitian ini diantaranya yaitu penelitian yang telah dilakukan oleh Mita Ambriani (2014) dengan judul “Strategi Pembelajaran Seni Musik Untuk Peningkatan Prestasi Belajar Siswa di SMP Negeri 1 Wates” dan penelitian yang dilakukan oleh Rahmadi Setiawan (2014) yang berjudul “Strategi Pembelajaran Angklung Pada Kegiatan Ekstrakurikuler Di SMP Negeri 1 Tangerang”.

(49)

wawancara telah dilakukan sejak penelitian dimulai yaitu tanggal 5 Maret 2015 sampai dengan bulan Februari 2016.

2. Reduksi Data

Peneliti mereduksi data dengan meringkas hasil observasi serta hasil wawancara dengan Bapak Ari dan Yanuar, kemudian mengelompokan data-data tersebut sesuai dengan tema yang akan bahas peneliti. Data hasil observasi dan wawancara yang kurang relevan dengan tema penelitian dan tidak sesuai masuk ke semua kelompok data, dihilangkan dan tidak digunakan untuk analisis data.

3. Penyajian Data

Data yang sudah direduksi kemudian dikelompokan kedalam sub penyajian, yaitu data tentang strategi pembelajaran seni musik di SLB-G Daya Ananda Sleman, penggunaan strategi kooperatif dan strategi kognitif dalam pembelajaran Seni Musik, data tentang pendekatan guru untuk memotivasi siswa dan evaluasi penilaian hasil belajar.

4. Penarikan kesimpulan

Tahap kesimpulan atau verifikasi merupakan tahap terakhir. Kesimpulan menjurus pada jawaban dari pertanyaan penelitian yaitu “Bagaimanakah strategi pembelajaran seni musik di SLB Daya Ananda?”

(50)

I. Keabsahan Data

Penelitian ini menggunakan triangulasi data untuk menjamin dan mengkaji keabsahan (validitas) data. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai data pembanding. Dalam teknik triangulasi, peneliti menggunakan berbagai teknik pengumpulan data (observasi, wawancara, dan dokumentasi) dari sumber yang berbeda.

Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.

Gambar 1: Triangulasi teknik pengumpulan data (Moleong, 2006: 330)

Triangulasi dibedakan menjadi empat macam, yaitu triangulasi dengan sumber, triangulasi dengan metode, triangulasi penyidik dan triangulasi dengan teori. Dalam penelitian ini teknik pemeriksa keabsahan data yang digunakan adalah triangulasi sumber. Triangulasi dengan sumber dari penelitian ini diperoleh dengan cross-check informasi sebagai data pembanding.

Data Observasi

(51)

Hal ini dilakukan dengan cara:

1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara. Peneliti melakukan pengamatan di SLB-G Daya Ananda Sleman dengan membandingkan hasil wawancara guru seni budaya dengan beberapa siswa SLB-G Daya Ananda Sleman. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan data yang relevan dengan penelitian.

(52)

39 A. Perencanaan

Tujuan pembelajaran dirancang guru sebelum mengadakan pembelajaran di kelas. Langkah pertama yang Pak Ari lakukan yaitu menyiapkan tujuan pembelajaran dengan menyusun sendiri Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada silabus. Menurutnya strategi pembelajaran yang pertama kali harus dipersiapkan adalah menyusun dan mempelajari RPP. Hal tersebut dikarenakan bahwa di dalam RPP telah mancakup seluruh komponen-komponen strategi pembelajaran yang akan digunakan, dan setelah rancangan dibuat guru selanjutnya menerapkannya di dalam kelas pada proses pembelajaran. Menurut hasil penelitian pada tanggal 5 Maret 2015 di SLB-G Daya Ananda, guru seni musik di SLB-G Daya Ananda yaitu Bapak Ari telah menyiapkan dan mempelajari RPP sebelum beliau mengajar.

(53)

materi lagu dengan baik, benar dan hafal (bagi siswa penyanyi). Materi pembelajarannya adalah lagu yang berjudul Masih Cinta yang dipopulerkan oleh Kotak dan lagu Ceria yang dipopulerkan olehJ-Rock.

(54)

dan lagu Ceria yang dipopulerkan oleh J-Rock. Media yang digunakan yaitu mp3 player.

B. Pelaksanaan

1. Materi

Berdasarkan observasi peneliti di SLB-G Daya Ananda, materi pembelajaran band pada saat itu adalah memainkan lagu “Masih Cinta” yang dipopulerkan oleh band Kotak. Lagu tersebut dimainkan dalam 3 kali pertemuan yang berdurasi 2 x 35 menit pada setiap pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 5 Maret 2015, pertemuan kedua pada tanggal 12 Maret 2015, dan pertemuan ketiga pada tanggal 26 Maret 2015.

Selain lagu “Masih Cinta”, Pak Ari juga memberikan lagu lain pada pertemuan-pertemuan selanjutnya, yaitu lagu “Aku Memilih Setia” yang dipopulerkan oleh Fatin Shidqia Lubis dan juga lagu berjudul “Pelan-Pelan Saja” yang dipopulerkan oleh Kotak. Pengenalan materi lagu baru tersebut mulai dilaksanakan pada tanggal 7 Mei 2015.Lagu lain yang juga diajarkan pada siswa yang mengikuti pembelajaran band ini adalah lagu “Ceria” yang dipopulerkan oleh J-Rock dan lagu “Tinggal Kenangan”.

(55)

baru untuk mereka. Tetapi hal ini bukan menjadi penghalang, karena setelah hafal mereka bisa memainkannya dengan baik.

2. Metode

Siswa-siswa yang mengikuti band di SLB-G Daya Ananda Sleman berjumlah 5 anak dan masing-masing anak mempunyai ketunaan ganda yang berbeda-beda. Nana sebagai vokalis wanita, tuna grahita dan cacat fisik. Bisana sebagai vokalis pria, tuna grahita dan celebral palsy. Yanu sebagai pemain keyboard, mengalami tuna daksa dan celebral palsy (kelumpuhan otak besar yang ditandai dengan buruknya pengendalian otot, kekakuan, kelumpuhan dan gangguan fungsi saraf lainnya). Arbi sebagai bassis, mengalami tuna rungu, dan tuna grahita. Bim-Bim sebagai drummer merupakan anak tuna grahita. Guru menggunakan metode yang berbeda pada setiap siswa yang disesuaikan dengan ketunaannya. Metode pembelajaran yang digunakan guru dalam pembelajaran seni musik di SLB-G Daya Ananda adalah:

a. Ceramah

Metode ceramah digunakan guru selama pembelajaran berlangsung, dari awal, inti, sampai akhir pembelajaran.

b. Demonstrasi

(56)

memainkan keyboard untuk sebuah lagu, pada Nana dan Bisana guru mendemonstrasikan cara menyanyikan sebuah lagu.

c. Imitasi

Siswa di SLB Daya Ananda ini tidak bisa membaca not angka maupun not balok, sehingga guru menggunakan metode imitasi. Siswa belajar memainkan alat musik dengan cara menirukan yang telah dimainkan oleh guru.

d. Drill

Siswa belajar memainkan alat musik untuk sebuah lagu dengan cara menirukan yang telah dimainkan oleh guru secara berulang-ulang.Sebagai contoh, pada pembelajaran seni musik dengan materi lagu Ceria yang di populerkan oleh J-Rock. Nana dan Bisana menyanyikan lirik lagu Ceria secara berulang-ulang. Yanu belajar memainkankeyboarduntuk lagu Ceria secara berulang-ulang. Bim-Bim memainkan drum untuk lagu Ceria secara ulang. Arbi memainkan gitar bass untuk lagu Ceria secara berulang-ulang.

e. Metode Kodaly

(57)

cm CM

dm DM

(58)

fm FM

gm GM

(59)

bm BM

fis m

Gambar 2: Simbol tangan untuk akor gitar. (dok.Florentine, 2016)

Ada beberapa cara yang digunakan guru seni musik di SLB-G Daya Ananda untuk melatih siswa disabilitas dalam bermain alat musik, diantaranya:

a. Vokal (untuk anak tuna grahita dan cacat fisik)

(60)

b. Drum (untuk anak tuna grahita)

Dalam melatih drumer, guru menggunakan metode demonstrasi, imitasi dan drill. Guru memberi contoh memainkan drum untuk sebuah lagu pada siswa, kemudian siswa tersebut menirukannya secara berulang-ulang.

c. Gitar Bass (untuk anak tuna rungu dan tuna grahita)

Dalam melatih bassis, guru menggunakan metode Kodaly, demonstrasi dan imitasi. Guru memberi contoh memainkan gitar bass untuk sebuah lagu pada siswa, kemudian siswa tersebut menirukannya. Perpindahan akor pada sebuah lagu diberi aba-aba oleh guru dengan simbol-simbol tangan yang dibuat oleh guru.

d. Keyboard (untuk anak tuna daksa dan tuna grahita)

Dalam melatih pemain keyboard, guru menggunakan metode demonstrasi dan imitasi. Guru memberi contoh memainkan keyboard untuk sebuah lagu pada siswa, kemudian siswa tersebut menirukannya.

3. Media

(61)

Menurut hasil wawancara dengan Pak Ari, selain media pembelajaran, sarana pendukung pembelajaran yang memadai juga berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran, karena semakin baik sarana pendukung pembelajaran maka keberhasilan pembelajaran akan semakin baik pula. 4. Strategi penyampaian

Strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru-guru di Sekolah Luar Biasa memang tidak sama dengan sekolah umum, guru di SLB harus lebih memahami anak-anak didiknya secara mendalam sehingga dapat menentukan strategi yang akan digunakan dalam proses pembelajaraan. Strategi pembelajaran untuk anak disabilitas (kategori ringan) yang belajar di sekolah umum akan berbeda dengan strategi untuk anak disabilitas yang belajar di Sekolah Luar Biasa.

Peneliti melakukan penelitian tentang strategi pembelajaran seni musik di SLB Daya Ananda. Peneliti memperoleh data yang relevan dengan permasalahan yang diteliti, yaitu berkaitan dengan strategi pembelajaran. Terdapat beberapa strategi yang diterapkan pada proses belajar mengajar, yaitu:

a. Strategi Penggunaan Prinsip Individualisasi

(62)

mudah dipelajari oleh Bim-Bim. Yanu sebagai pemain keyboard, guru membina Yanu untuk memainkan akor-akor yang telah Yanu kuasai. Untuk Arbi pemain bass, guru membina Arbi untuk memainkan akor-akor bass yang telah Arbi kuasai.

b. Strategi kognitif

Strategi kognitif ini digunakan Pak Ari saat memberi contoh bagaimana cara memainkan alat musik pada sebuah lagu, kemudian siswa belajar menirunya. Pola pikir setiap siswa disabilitas bergantung pada kemampuan masing-masing siswa dalam mempelajari ilmu yang telah diterimanya. Sebagai contoh: Guru melatih Yanu untuk memainkan lagu “Masih Cinta”, saat Yanu tidak mengerti akor lagu tersebut, guru menyebutkan akor yang harus dimainkan. Berbeda dengan Arbi,untuk memainkan lagu “Masih Cinta”, guru mencontohkan cara memainkannya kemudian Arbi menirukannya dengan didamping oleh guru yang memberi simbol-simbol tangan pada setiap akor.

c. Strategi Motivasi

(63)

Menurut hasil wawancara dengan Pak Ari, awalmengajar di SLB Daya Ananda sangat sulit dan ingin pembelajaran cepat usai. Pak Ari mencoba memahami karakter setiap siswa dan perlahan memulai pendekatan pada tiap siswa. Pak Ari mendekati siswa dengan menjadikan teman dan dengan cara itulah Pak Ari lebih mudah untuk melatih mereka bermain band.

Salah satu cara memotivasi yang diterapkan di SLB-G Daya Ananda adalah dengan cara membagikan permen seusai pembelajaran seni musik agar para siswa merasa lebih senang. Selain itu penerapan sistem pertemanan antara guru dengan siswa agar siswa juga dilakukan agar mereka merasa nyaman saat pembelajaran seni musik, sehingga jika terhadap kesulitan saat pembelajaran seni lebih nyaman untuk mengutarakannya.Untuk membangun motivasi dan minat siswa dalam pembelajaran musik diimbangi dengan dukungan dariorang tua siswa dan pihak sekolah terhadap pembelajaran seni musik baik dalam maupun luar sekolah.

C. Evaluasi

(64)

dipelajari, sebagai contoh lagu “Masih Cinta” dimainkan kembali secara utuh dan menanyakan kesulitan apa saja yang dialami siswanya dalam memainkan lagu tersebut.Cara guru mengevaluasi sama dengan siswa normal, perbedaannya terletak pada standar penilaiannya (standar penilaian terdapat pada rubrik penilaian terlampir).

(65)

anak-anak band SLB Daya Ananda ikut mempersiapkan diri dan berlatih lagu yang akan mereka tampilkan sewaktu lomba.

Dapat disimpulkan bahwa, Pak Ari menerapkan empat strategi, yaitu strategi penggunaan prinsip individualisasi, strategi kognitif, strategi motivasi, dan strategi evaluasi. Strategi pembelajaran untuk anak disabilitas memang perlu menggabungkan beberapa strategi, mengingat mereka memiliki keterbatasan yang berbeda-beda dan semangat untuk mengikuti pembelajaran setiap siswa juga berbeda.Maka, Pak Ari tidak hanya menerapkan satu strategi dalam proses pembelajarannya.Strategi-strategi tersebut dapat diterima dengan baik oleh siswanya. Guru mengungkapkan bahwa seorang guru dapat dikatakan berhasil apabila siswanya mampu berkembang, dalam arti siswa tersebut memang memiliki keterbatasan, tetapi guru dapat mengasah keterampilan bermain musik mereka.

(66)

Berdasarkan beberapa strategi yang digunakan oleh guru seni musik di SLB Daya Ananda dapat dilihat bahwa strategi yang telah diterapkan guru cukup optimal. Strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru seni musik di SLB Daya Ananda dapat dijadikan acuan bagi guru seni musik di SLB lainnya agar tujuan pembelajaran dapat maksimal.

(67)

54 A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang strategi pembelajaran seni musik di SLB Daya Ananda, strategi pembelajaran band yang diterapkan di SLB Daya Ananda terbilang cukup baik. Peneliti menemukan beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Perencanaan pembelajaran. Guru merencanakan pembelajaran seni musik dengan membuat rencana pelaksanaan pembelajaran yang terdiri dari standar kompetensi, kompetensi dasar, tujuan pembelajaran, langkah-langkah kegiatan pembelajaran, penilaian dan media yang digunakan. 2. Pelaksanaan pembelajaran. Guru menggunakan materi lagu Masih Cinta,

Ceria, Tinggal Kenangan, Aku Memilih Setia, Pelan-Pelan Saja. Metode yang digunakan yaitu: metode ceramah, demonstrasi, imitasi, drill, dan metode Kodaly. Guru menggunakan mp3 player sebagai media pembelajaran. Strategi penyampaian yang digunakan guru yaitu strategi penggunaan prinsip individualisasi, strategi kognitif dan strategi motivasi.

(68)

B. Saran-saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan, maka dalam penelitian ini dapat diajukan saran-saran sebagai berikut:

1. Memperbanyak agenda untuk mengikuti beberapa kegiatan pertunjukan band guna menambah pengalaman, meningkatkan kepercayaan diri siswa dan kemampuan siswa dalam bermain band.

(69)

56

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Matius. 2006. Seni Musik SMA Untuk Kelas X. Jakarta: Erlangga. Aunurrahman. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Penerbit Alfabeta Apriyanto, Nunung. 2012. Seluk-Beluk Tunagrahita dan Strategi

Pembelajarannya. Jogjakarta: Javalitera.

Bahri, Syaiful dan Aswan. 2006. Strategi Belajar-Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Banoe, Pono. 2003. Kamus Musik. Yogyakarta: Kanisius.

Bratanata. 1977. Pendidikan Anak-Anak Terbelakang. Jakarta: Masa Baru.

Bungin, Burhan. 2009. Penelitian Kualitatif, Komunikasi, Ekonomi Kebijkan dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana.

Chapoenk. 2010. Jurus Kilat Jago Main Drum secara Otodidak. Jakarta: Laskar Aksara.

Creswell, John W. 2010. Reseach Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Darsono, Max. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: CV. IKIP Semarang Press.

Dayu. 2013. Mendidik Anak ADHD. Jogjakarta: Javalitera.

Departemen Pendidikan Nasional. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka.

Dick, W. & Carey, L. 2005. The Systematic Design of Instruction (6th Ed). Illionis: Scot, Foresman and Company.

Gagne, RM. & Briggs, LJ. 1992. Principles of Instruction Design (4th Ed). Newyork: Harcourt Brace Janovich College Publisher.

Hadis, Abdul. 2006. Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Autistik. Bandung: Alfabeta.

(70)

Hamzah, Nurdin.2012, Belajar dengan Pendekatan PAILKEM. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Hendro. 2003. Teknik Termudah Bermain Organ Tunggal. Jakarta: Titik Terang. Hestrio, Yohanes. 2007. Pembelajaran Seni Musik. http://www.academia.edu/.

Diakses pada tanggal 6 Maret 2015.

Hoffer, Charles R. 1983. Introduction to Music Education. California: Wadsworth Publishing Company

Karyana, Asep., dan Widati, Sri. 2013. Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Tunadaksa. Jakarta: PT. Luxima Metro Media.

Kurniawan, Eko. 2011. Super Mudah Menjadi Pemain Bass Andal. Jogjakarta: Bukubiru.

Landman, Yuri. 2012. Nice Noise Modification and Preparaion for Guitar. California: Experimental Musical Instruments.

Miles, M.B. dan Huberman, A. Michael. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI Press.

Misbach, D., 2012. Seluk-Beluk Tunadaksa dan Strategi Pembelajarannya. Jogjakarta: Javalitera.

Moleong, Lexy J. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mudjilah, Hanna Sri. 2004. Teori Musik Dasar. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Muljono. 1994. Makalah Seminar Sehari Pendidikan Inklusi Sebagai Alternatif Peningkatan Pemerataan Akses Pendidikan. Semarang: Dinas P dan K Provinsi Jawa Tengah.

Pramayuda, Yudha. 2010. Buku Pintar Olah Vokal. Jogjakarta: Bukubiru.

Purwanto, Agapitus., dan Gregorius, Koko. 2003. Pendidikan Seni Musik 1 Untuk SMA Kelas 1. Bekasi: PT Galaxy Puspa Mega.

(71)

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media.

Santrock, John W. 2003. Adolescence Perkembangan. Jakarta: Erlangga.

Sharon, Deborah dan Russel. 2011. Instructional Tecnology And Media For Learning: Teknologi Pembelajaran dan Media untuk Belajar. Edisi ke-9. Penerbit Kencana Prenada Media Grup

Simanungkalit. 2008. Teknik Vokal Paduan Suara. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Smart, Aqila. 2012. Anak Cacat Bukan Kiamat. Jogjakarta: Ar-ruzz media.

Somantri, Sutjihati. 2012. Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: PT. Refika Aditama.

Sugihartono, dkk., 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Presss

Sungkar, Ossa. 2012. Panduan Bermain Drum Untuk Pemula. Jakarta: Kawan Pustaka.

Thompson, Jenny. 2014. Memahami Anak Berkebutuhan Khusus. Jakarta: Erlangga.

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan Seri 3. Bandung: PT. Imperial Bhakti Utama.

(72)
(73)

LAMPIRAN 1: PEDOMAN OBSERVASI

Observasi dilakukan untuk mengetahui strategi yang diterapkan oleh guru seni musik di SLB-G Daya Ananda

Tabel 1. Kisi – kisi observasi No Aspek yang diamati Hasil pengamatan

1 Persiapan Guru mempersiapkan alat-alat band dan media pembelajaran (teks lagu)

2 Pelaksanaan Memainkan lagu “Butiran Debu”

Metode pembelajaran yang diterapkan

di SLB-G Daya Ananda mencangkup

ceramah, demonstrasi, imitasi dan drill.

3 Evaluasi Guru meminta siswa memainkan

kembali lagu yang telah dipelajari yaitu

(74)

LAMPIRAN 2: PEDOMAN WAWANCARA

A. Tujuan

Wawancara dilaksanakan untuk mengetahui dan memperoleh data tentang strategi pembelajaran seni musik yang digunakan oleh guru di SLB-G Daya Ananda.

B. Batasan

1. Dalam pelaksanaan wawancara, peneliti membatasi beberapa hal, yaitu: a. Strategi pembelajaran

b. Tujuan pembelajaran

c. Penyajian materi pembelajaran d. Proses pembelajaran

e. Media yang digunakan 2. Responden atau narasumber

(75)

Tabel Kisi-Kisi

Tabel 2. Kisi – kisi Wawancara

Subjek No Aspek Wawancara Kisi-kisi Pertanyaan Pelatih 1 Seni musik di SLB-G Tujuan pembelajaran seni musik

di SLB-G

2 Motivasi siswa Bagaimana tingkat motivasi siswa dalam pembelajaran seni musik

3 Strategi pembelajaran Strategi apa yang digunakan dalam pembelajaran seni musik (band)

4 Keaktifan siswa Apakah siswa aktif mengikuti pembelajaran

5 Metode pembelajaran Metode apa yang diterapkan oleh guru seni musik

6 Penyajian materi pembelajaran

Media apa saja yang digunakan dalam pembelajaran band

7 Prestasi siswa dalam bidang musik

Apa saja prestasi siswa di bidang musik

8 Kendala dalam pembelajaran seni musik

(76)

Siswa 1 Anggota band Apakah kamu salah satu anggota dari band

2 Ketertarikan mengikuti band

Mengapa kamu tertarik untuk ikut dalam band

3 Keaktifan siswa dalam band mempengaruhi pelajaran lainnya

Apakah keikutsertaanmu dalam band menggangu aktivitas belajar di kelas

4 Peran orang tua Apakah orang tua mendukung kamu dalam kegiatan band

5 Manfaat band Apa manfaat yang kamu peroleh

6 Waktu pembelajaran band

Berapa kali dalam seminggu kamu bermain band

7 Perasaan siswa dapat bermain band

(77)

Materi Wawancara Guru seni musik SLB-G Daya Ananda

1. Biografi Guru Nama Lengkap Tempat, Tgl Lahir Riwayat Pendidikan

Singkat cerita guru memulai mengajar di SLB-G Daya Ananda 2. Seni Musik di SLB-G Daya Ananda

Bagaimana menurut Bapak pendidikan seni musik di SLB-G?

Menurut Bapak, apa tujuan pembelajaran musik di SLB-G Daya Ananda?

Bagaimana siswa menyerap mata pelajaran seni musik?

Bagaimana ketersediaan sarana pendukung dalam pembelajaran seni musik untuk anak difabel?

3. Motivasi Siswa

Bagaimana tingkat motivasi siswa dalam pembelajaran seni musik? Bagaimana cara Bapak memotivasi siswa?

Bagaimana respon siswa?

Menurut Bapak, apakah siswa termotivasi?

Menurut Bapak, faktor yang dominan siswa termotivasi/siswa tertarik dengan pembelajaran seni musik?

Faktor apa yang mempengaruhi motivasi siswa?

Latar belakang, sosial ekonomi siswa apakah mempengaruhi? 4. Pemilihan strategi pembelajaran

Apakah Bapak menggunakan Strategi Pembelajaran (SP)? Mengapa menggunakan SP dalam pembelajaran?

Apa SP yang Bapak terapkan?

Apa saja pertimbangan dalam memilih SP?

Apa saja yang perlu disiapkan untuk melaksanakan SP? Bagaimana pengelolaan kelas yang Bapak terapkan?

Bagaimana menurut Bapak tentang SP yang Bapak pilih apakah efektif?

(78)

Bagaimana Bapak mengkondisikan siswa dalam pembelajaran? Apakah siswa aktif dan bagaimana cara Bapak untuk membuat siswa menjadi aktif?

5. Keaktifan siswa

Bagaimana keaktifan dan respon siswa dalam pembelajaran seni musik?

Apakah siswa senang dan apakah siswa bersemangat? Apa yang mempengaruhi keaktifan siswa?

6. Metode Pembelajaran

Apakah Bapak menguasai berbagai metode pembelajaran (MP)? Metode apa saja yang Bapak terapkan?

Bagaimana langkah atau cara Bapak dalam menerapkan metode yang variatif?

Bagaimana cara Bapak agar kelas kondusif?

Perencanaan apa saja yang Bapak siapkan sebelum kegiatan pembelajaran?

7. Penyajian Materi pembelajaran

Bagaimana langkah Bapak dalam pemilihan materi pembelajaran? Bagaimana ketersediaan bahan ajar di sekolah?

Apakah bahan ajar atas dasar ide Bapak atau dari sumber lain? Menurut Bapak, materi pembelajaran apa yang diminati siswa? Apakah siswa tertarik dengan materinya?

Alat musik apa yang Bapak gunakan dalam membantu pembelajaran seni musik?

Media pembelajaran apa yang Bapak gunakan? Bagaimana menggunakannya?

Bagaimana Bapak membuat dan menyajikan materi dengan menggunakan alat bantu atau media?

Bagaimana respon siswa?

(79)

8. Prestasi siswa

Menurut Bapak apakah prestasi siswa yang dapat membuktikan keberhasilan pembelajaran seni musik?

Apa saja prestasi siswa dalam bidang musik? Bagaimana pemerolehannya?

Apakah prestasi siswa mempengaruhi pembelajaran?

Kegiatan apa sajakah yang mendukung prestasi siswa dalam bidang musik?

Apakah Bapak berperan serta dalam kegiatan itu? Bagaimana respon dan minat siswa?

Bagaimana upaya Bapak dalam peningkatan prestasi siswa? 9. Kendala PSM

Kendala-kendala apa saja yang mempengaruhi pembelajaran seni musik?

Gambar

Gambar 1: Triangulasi teknik pengumpulan data (Moleong, 2006: 330)
Gambar 2: Simbol tangan untuk akor gitar. (dok.Florentine, 2016)
Tabel 1. Kisi – kisi observasi
Tabel 2. Kisi – kisi Wawancara

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis gelatin sapi dan gelatin babi dengan metode FTIR dan KCKT dapat disimpulkan bahwa metode FTIR dan teknik kemometrik PCA dapat mengklasifikasikan

[r]

Model pengembangan kultur kewirausahaan di SMK dapat diimplementasikan dengan mempertimbangkan hal-hal berikut: (1) pengembangan kultur kewirausahaan di SMK dapat

Indikator lainnya adalah diterapkannya standar kelulusan yang lebih tinggi dari standar kompetensi lulusan (SKL) sekolah nasional, dan proses pembelajaran R SMA BI dapat

Sehubungan dengan e-Seleksi Sederhana Paket Pekerjaan Jasa Konsultansi Penyusunan Masterplan Pengembangan Kawasan Transmigrasi pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kab. Muna,

Note that, a polynomial, natural exponential and trigonometric function are continuous in the

Go Show : Penumpang yang datang ke bandara untuk terbang tidak sesui jadwal atau tidak punya ticket.. Go Show Fee : Biaya yang dikenakan kapada penumpang

Dengan demikian hasil perhitungan statistik menunjukkan bahwa secara parsial variabel likuiditas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penyelesaian penyajian