• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Pembelajaran a. Pengertian Strategi

Kata strategi sederhananya adalah cara melakukan sesuatu (Sharon, Deborah dan Russel, 2011: 23). Strategi sebagai prosedur pengajaran yang dipilih untuk membantu para siswa meraih tujuan belajar (Sharon, dkk, 2011: 23). Strategi pembelajaran diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Sanjaya, 2006: 124). Ada dua hal yang dicermati dari pengertian tersebut. Pertama, strategi merupakan rencana atau rangkaian tindakan termasuk metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan. Ini berarti penyusunan suatu strategi baru sampai pada proses penyusunan rencana kerja belum sampai pada tindakan. Kedua, strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya, arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan. Dengan demikian, penyusunan langkah-langkah ini termasuk pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar semua diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan. Sebelum menentukan strategi, perlu dirumuskan tujuan yang jelas yang dapat diukur keberhasilannya, sebab tujuan adalah rohnya dalam implementasi suatu strategi (Sanjaya, 2006: 124).

Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap kegiatan yang dipilih, yaitu yang dapat memberikan fasilitas

tertentu atau bantuan kepeda peserta didik menuju tercapainya tujuan pembelajaran tertentu (Hamzah, 2012: 4). Strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan (Bahri, 2006 : 5).

Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran berarti perencanaan pengajaran yang dipersiapkan oleh guru untuk membantu siswa didiknya mencapai tujuan pembelajaran, dengan mempertimbangkan kondisi kelas, kebutuhan siswa, dan karakter siswa.

b. Pengertian Strategi Pembelajaran

Menurut Hamzah B. Uno (2008: 45) Strategi pembelajaran merupakan hal yang perlu diperhatikan guru dalam proses pembelajaran. Ada 3 jenis strategi yang berkaitan dengan pembelajaran, yaitu 1) strategi pengorganisasian pembelajaran, 2) strategi penyampaian pembelajaran, dan 3) strategi pengelolaan pembelajaran.

Menurut Dick dan Carey (2005: 7) mengatakan bahwa strategi pembelajaran adalah komponen-komponen dari suatu set materi termasuk aktivitas sebelum pembelajaran dan partisipasi peserta didik yang merupakan prosedur pembelajaran yang digunakan kegiatan selanjutnya.

Riyanto berpendapat (2012: 132), bahwa strategi pembelajaran mencakup jawaban atas pertanyaan:

a. Siapa melakukan apa dan menggunakan alat apa dalam proses pembelajaran. Kegiatan ini menyangkut peranan sumber, penggunaan bahan, dan alat-alat bantu pembelajaran.

b. Bagaimana melaksanakan tugas pembelajaran yang telah didefinisikan (hasil analisis) sehingga tugas tersebut dapat memberikan hasil yang optimal. Kegiatan ini menyangkut metode dan teknik pembelajaran.

c. Kapan dan di mana kegiatan pembelajaran dilaksanakan serta berapa lama kegiatan tersebut dilaksanakan.

Menurut Gagne dan Biggs (1992: 228) terdapat sembilan urutan kegiatan pembelajaran, yaitu:

1) Memberi motivasi atau menarik perhatian.

2) Menjelaskan tujuan instruksional kepada peserta didik. 3) Mengingatkan kompetensi prasyarat.

4) Memberikan stimulus (menyajikan materi pembelajaran). 5) Memberikan petunjuk belajar.

6) Menimbulkan tercapainya penampilan peserta didik. 7) Memberikan umpan balik.

8) Menilai Penampilan.

9) Menyimpulkan hasil yang dicapai

Sehubungan dengan penetapan strategi pembelajaran, ada empat masalah pokok yang sangat penting yang dapat dijadikan pedoman untuk pelaksanaaan kegiatan pembelajaran agar berhasil sesuai dengan yang diharapkan Riyanto (2012:135), yaitu:

1. Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan.

2. Memilih sistem pendekatan pembelajaran berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat.

3. Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik pembelajaran yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh para guru dalam menunaikan kegiatan mengajarnya.

4. Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria serta standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar yang selanjutnya akan dijadikan umpan balik untuk penyempurnaan sistem instruksional yang bersangkutan secara keseluruhan.

Dari beberapa pengertian strategi pembelajaran, dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan pendekatan dalam mengelola kegiatan, dengan mengintegrasikan urutan kegiatan, peralatan dan bahan serta waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran, untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan secara aktif dan efisien.

c. Strategi Pembelajaran Tunagrahita

Apriyanto (2012: 63) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran anak tunagrahita ringan yang belajar di sekolah umum akan berbeda dengan strategi anak tunagrahita yang belajar di sekolah luar biasa. Strategi yang dapat digunakan dalam mengajar anak tunagrahita antara lain:

a. Strategi pembelajaran yang diindividualisasikan

Dalam strategi pembelajaran yang diindividualisasikan berada pada lingkup program Bina Diri tidak dapat terlepas dari program pembelajaran yang lainnya pada satu satuan pendidikan, dalam pengertian pembelajaran Bina Diri dapat saling berkontribusi dengan pembelajaran yang lain, misalnya kebutuhan komunikasi sangat erat kaitannya dengan program pembelajaran bahasa.

b. Strategi Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan system pengelompokan / tim kecil, yaitu antara empat antara enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras atau suku

yang berbeda. Sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok, setiap kelompok akan memperoleh penghargaan atau reward, jika kelompok mampu menunjukkan prestasi yang dipersyaratkan. Dengan demikian setiap anggota kelompok akan mempunyai ketergantungan positif. Ketergantungan semacam itulah yang selanjutnya akan memunculkan tanggungjawab individu terhadap kelompok dan keterampilan interpersonal dari setiap anggota kelompok.

c. Strategi Motivasi

Guru harus senantiasa memberikan motivasi kepada siswa agar memiliki gairah dan semangat yang tinggi dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar dan memberikan reward kepada siswa yang berbakat.

d. Strategi Belajar dan Tingkah Laku

Dalam kegiatan belajar mengajar, guru perlu mengembangkan strategi pembelajaran yang mampu mengoptimalkan interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, guru dengan siswa dan lingkungan, serta interaksi banyak arah.

e. Strategi Kognitif

Sesuatu yang dipelajari siswa tergantung pada apa yang diketahui dari masing-masing siswa dan bagaimana informasi baru diproses.

Smart (2012: 98) berpendapat bahwa proses pembelajaran untuk anak-anak tunagrahita yang menggunakan lesson study menggunakan tiga langkah yang harus dilaksanakan: a. Menyusun rencana pembelajaran; b. Melaksanakan praktik pembelajaran; c. Evaluasi dan tindak lanjut.

Salah satu bidang pembelajaran yang tidak kalah pentingnya lagi untuk dikaji adalah tentang psikomotorik. Tujuan proses pembelajaran ini adalah untuk menumbuhkembangkan atau meningkatkan kompetensi dan koordinasi, kekuatan, kecepatan, ketangkasan, keseimbangan, masalah gerak, dan sikap anak-anak penyandang tunagrahita tersebut (Smart, 2012: 99)

Perbedaan karakteristik setiap anak berkebutuhan khusus, memerlukan kemampuan guru berkaitan dengan cara mengkombinasikan kemampuan dan bakat setiap anak dalam kemampuan berpikir, melihat, mendengar, berbicara, dan bersosialisasi yang ditujukan pada tujuan akhir pembelajaran. Kemampuan guru semacam ini mempunyai tujuan pembelajaran yang diarahkan kepada hasil akhir berupa kemandirian setiap siswa untuk dapat hidup dan menghidupi diri pribadinya tanpa bantuan khusus dari orang-orang sekitarnya dalam kehidupan nyata setelah siswa bersangkutan selesai menyelesaikan program-program pembelajaran di sekolah. Hasil akhir dari program pembelajran semacam ini secara konseptual adalah mengarahkan para siswa berkebutuhan khusus untuk mampu berperilaku sesuai dengan lingkungannya atau berperilaku adaptif. Perilaku adaptif diartikan sebagai suatu kemampuan peserta didik untuk dapat mengatasi secara efektif terhadap keadaan-keadaan yang tengah terjadi dalam masyarakat lingkungannya. Perilaku adaptif secara khusus merupakan kemampuan berperilaku merespon tuntutan lingkungan. (Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, 2007: 38)

Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat ditarik kesimpulan strategi pembelajaran untuk anak tunagrahita yaitu: a. Strategi pembelajaran yang diindividualisasikan

Strategi pembelajaran yang menggunakan program Bina Diri dan program ini dapat berkontribusi dengan pembelajaran yang lain.

b. Strategi Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan system pengelompokan / tim kecil, yaitu antara empat antara enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras atau suku yang berbeda. Setiap anak bertanggungjawab terhadap kelompoknya dan penilaian dilakukan terhadap kelompok. c. Strategi Motivasi

Strategi yang dilakukan oleh guru dengan memberikan motivasi kepada siswa agar siswa memiliki gairah dan semangat yang tinggi dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar dan memberikan penghargaan kepada siswa yang berbakat.

d. Strategi Belajar dan Tingkah Laku

Strategi yang dilakukan oleh guru dengan mengembangkan strategi pembelajaran yang mampu mengoptimalkan interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, guru dengan siswa dan lingkungan, serta interaksi banyak arah.

e. Strategi Kognitif

Strategi ini dipelajari oleh siswa, tergantung pada apa yang diketahui dari masing-masing siswa dan bagaimana informasi baru diproses.

d. Prinsip Pembelajaran Tunadaksa

Menurut Misbach (2012:56) ada beberapa prinsip utama dalam memberikan pendidikan pada anak tunadaksa, diantaranya sebagai berikut:

a. Prinsip multisensori (banyak indra)

Proses pendidikan anak tunadaksa sedapat mungkin memanfaatkan dan mengembangkan indra-indra yang ada dalam diri anak karena banyak anak tunadaksa yang mengalami gangguan indra. Dengan pendekatan multisensori, kelemahan pada indra lain dapat difungsikan sehingga dapat membantu proses pemahaman.

b. Prinsip individualisasi

Individualisasi mengandung arti bahwa titik tolak layanan pendidikan adalah kemampuan anak secara individu. Model layanan pendidikannya dapat berbentuk klasikal dan individual. Dalam model klasikal, layanan pendidikan diberikan pada

kelompok individu yang cenderung memiliki kemampuan yang hampir sama, dan bahan pelajaran yang diberikan pada masing anak sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing.

Pembelajaran untuk anak berkebutuhan khusus atau special needs student membutuhkan suatu pola tersendiri sesuai dengan kebutuhan dari masing-masing anak bersangkutan yang berbeda satu dengan lainnya. Dalam penyusunan program pembelajaran untuk setiap bidang studi hendaknya guru kelas sudah memiliki data pribadi kompetensi yang dimiliki dan tingkat perkembangannya. (Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, 2007: 37)

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa ada dua prinsip pembelajaran tuna daksa, yaitu: a. Prinsip multisensori adalah proses pembelajaran tuna daksa yang memanfaatkan dan mengembangkan indra-indra yang ada dalam diri anak. b. Prinsip individualisasi adalah proses pembelajaran tuna daksa yang memanfaatkan dan mengembangkan kemampuan anak secara individu. Sehingga, guru hendaknya memiliki data pribadi kompetensi anak dan tingkat perkembangannya agar mengetahui kebutuhan dari masing-masing anak.

Dokumen terkait