• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Manajemen Sumber Daya Manusia Terhadap Produktivitas Kerja Study pada Unit Bisnis Terminal Kargo (UBTK) PT. (Persero) Angkasa Pura II Polonia Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Manajemen Sumber Daya Manusia Terhadap Produktivitas Kerja Study pada Unit Bisnis Terminal Kargo (UBTK) PT. (Persero) Angkasa Pura II Polonia Medan"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA

Study pada Unit Bisnis Terminal Kargo (UBTK) PT. (Persero) Angkasa Pura II Polonia Medan

Diajukan Oleh

FERRY WIRAWAN

050921032

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

PROGRAM STRATA-I (EKSTENSION)

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

DAFTAR ISI

Halaman

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Kerangka Teori ... 7

1. Pengertian Sumber Daya Manusia ... 7

2. Manfaat Manajemen Sumber Daya Manusia... 8

3. Perencanaan Sumber Daya Manusia ... 12

4. Kinerja Organisasi Pelayanan Publik ... 17

5. Pengertian Produktivitas ... 19

6. Manfaat Produktivitas bagi Perusahaan ... 22

F. Definisi Konsep ... 26

G. Definisi Operasional ... 26

H. Hipotesis ... 27

I. Sistematika Penulisan ... 27

BAB II METODE PENELITIAN... 29

A. Bentuk Penelitian ... 29

B. Lokasi Penelitian ... 29

C. Populasi dan Sampel ... 29

(3)

E. Teknik Pengukuran Skor ... 31

F. Teknik Analisa Data ... 31

BAB III DESKRIPSI LOOKASI PENELITIAN ... 33

A. Sejarah Singkat Perusahaan ... 33

B. Uraian Tugas dan Jabatan ... 35

C. Tata Kerja Unit Bisnis Gudang Karto ... 47

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISA DATA ... 49

A. Penyajian Data ... 49

B. Analisa Data... 53

C. Pengujian Hipotesa ... 70

BAB V PENUTUP ... 77

A. Kesimpulan ... 77

B. Saran ... 78

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Selaras dengan perkembangan paradigma ilmu manajemen sumber daya

manusia, bahwa faktor manusia dalam suatu organisasi merupakan aset yang

sangat berharga. Peran karyawan sebagai salah satu unsur pendukung berjalannya

roda organisasi harus dikelola dengan strategi yang tepat dan disesuaikan dengan

nilai-nilai yang berlaku di dalam organisasi yang bersangkutan. Kondisi ini

merupakan suatu keharusan karena ketepatan pengelolaan karyawan akan sangat

mempengaruhi keberhasilan suatu organisasi.

Pengelolaan karyawan yang tepat atau sesuai dengan kompetensi yang

dimiliki juga menjadi keharusan bagi organisasi penyedia pelayanan publik.

Pemberian pelayanan tidak akan berjalan dengan baik apabila tidak didukung oleh

karyawan yang memiliki kemampuan yang baik dibidang jasa pelayanan yang

disediakan. Bahkan citra buruk yang masih melekat pada sebagian besar

pelayanan publik di Indonesia salah satunya dikarenakan masih kurang

profesionalnya petugas pada organisasi pelayanan. Kenyataan ini menyadarkan

kita semua akan perlunya pemberian perhatian yang khusus pada para karyawan

khususnya yang bertugas langsung dalam penyediaan pelayanan publik.

PT. Angkasa Pura (Persero) sebagai Badan Usaha Milik Negara di bawah

Departemen Perhubungan yang bergerak di bidang pengelolaan dan pegusahaan

(5)

tersebut, khususnya pelayanan kargo. Kargo adalah barang yang oleh pengirim

diserahkan kepada pengangkut untuk diangkut dengan pesawat udara dan di

tempat tujuan diserahkan kepada penerima kargo.

Perusahaan sejauh ini berusaha meningkatkan pengawasan barang keluar

dan masuk dari/ke terminal kargo demi keselamatan penerbangan itu sendiri

misalnya melakukan pengecekan terhadap barang-barang berbahaya yang dilarang

dimasukkan ke dalam kargo pesawat seperti senapan, senapan dan cairan kimia

seperti cat, air keras dan bahan peledak dalam kargo pesawat.

Untuk mewujudkan suatu perusahaan yang maju dan berkembang

dibutuhkan banyak komponen. Komponen mutlak dari suatu perusahaan adalah

produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Tetapi sebelum kita

melangkah lebih jauh ada hal yang sering kali terabaikan yaitu sumber daya

manusia.

Sumber daya manusia inilah yang merupakan para pelaku dalam proses

produksi dari suatu produk atau jasa, mereka adalah kreator dari produk- produk

tersebut. Penekanan sumber daya manusia telah banyak diterapkan oleh

perusahaan-perusahaan Jepang dan juga di benua Asia, mereka menyadari sumber

daya manusia adalah aset yang paling berharga. Bahkan di Jepang ada filosofi

yang berbunyi made people before product.

Manajemen sumber daya manusia berupaya untuk mengelola unsur

manusia dengan segala potensi yang dimilikinya seefektif mungkin sehingga

dapat memuaskan sumber daya manusia dan organisasi. Pengelolaan sumber daya

manusia menyangkut pengembangan dan peningkatan karier karyawan. Agar

(6)

perlu diperhatikan kepuasan dari karyawan tersebut, baik ditinjau dari segi materi

maupun non materi. Dengan peranan manajemen manusia yang sesuai untuk

perusahaan maka akan terjadi peningkatan produktivitas karyawan dan

perusahaan.

Dengan melihat kondisi pengelolaan saat ini masih ditemukan

ketidaksesuaian dalam pelaksanaan pelayanan maupun penerapan

prosedur-prosedur yang ditetapkan oleh Pemerintah dan Dunia Internasional oleh sebagian

operator pelayanan yang ada, sehingga dapat menjadikan ancaman bagi

keselamatan dan keamanan penerbangan.

Sehubungan dengan akan beroperasinya Gudang Kargo Baru di Bandara

Polonia Medan maka kami merasa terpanggil untuk memberikan

masukan-masukan dalam rangka penataan dan pengelolaan pergudangan yang mengacu

kepada peraturan pemerintah dan standard IATA/ICAO.

Saat ini pengelolaan warehousing belum sepenuhnya mengacu kepada

peraturan dan standard yang berlaku seperti:

1. KM 54 Tahun 2004,

lampiran kepmen 54 tahun 2004 Bab VI no.10 a,b,c,d tentang Kargo, kiriman

melalui jasa kurir dan kiriman Ekspress atau Pos.

(contoh: dengan kondisi yang ada masih memungkinkan beberapa barang

kiriman Kargo tidak melewati pemeriksaan X-Ray dan prosedur Acceptance

cargo).

2. KM 54 Tahun 2004,

(7)

(Contoh: Pengirim atau penerima Cargo dengan bebas dapat berada di

berbagai lokasi tersebut diatas dengan tidak mempunyai Pas Bandara yang

berlaku. Hal ini disebabkan tidak semua pengelola Warehousing mempunyai

batas/pagar pengaman.

3. SKEP/138/VII/1999 Dirjen Hubud, Bab III pasal 12 Tentang pelaksanaan

kegiatan didaerah lingkungan kerja Bandar Udara diwajibkan menjaga

kebersihan dan ketertiban serta keamanan dan fasilitas.

(contoh: Masih adanya pergudangan yang kumuh, perubahan fungsi gudang

Kargo menjadi kegiatan lain/ menjadi tempat penyimpanan/perbaikan GSE,

Menimbun BBM dan Oli).

4. IATA Standard (Airport Handling Manual) 8 Acceptance Procedure.

(contoh: Penerimaan Barang belum sesuai dengan Standard packing,

Labelling, Marking,General Rules, Rating, Documen PTI dan SLI)

5. ICAO Annex 18 dukumen ICAO 9284-AN/905 mengenai barang-barang

berbahaya.

(contoh: Penyimpanan barang-barang berbahaya)

6. Civil Aviation Safety Regulation (CASR) Nomor 135 Subpart 135.213

Special Airworthiness dan Subpart 135.211 Certification and Operating

Requirement for Commuter and charter Air Carriers serta Subpart 135.435

Transportation of Dangerous Goods Training

(contoh: Beberapa Operator Kargo belum memiliki petugas yang berlisensi

DGR dan bersertifikasi Live Animal Regulation, Basic Cargo, Advance

(8)

7. UU RI no 10 Tahun 1995 Tentang Kepabeanan Bab V Pasal 43 Tempat

Penimbunan Sementara

(Contoh: Beberapa Warehouse Operator/Airlines yang menangani Kargo

Ekspor dan Impor, tidak memiliki izin TPS dari Bea Cukai)

Untuk masa yang akan datang, pengelolaan warehousing sebaiknya

mengacu kepada peraturan seperti di bawah ini:

1. Pengelola warehousing harus mengaplikasikan semua peraturan pemerintah

(Antara lain KM 54 Tahun 2004, KM 14 Tahun 1989, SKEP/138/VI/1999,

Undang-Undang NO 10 Tahun 1995 Kepabeanan)

2. Pengelola warehousing harus mengaplikasikan peraturan IATA AHM (DGR,

LAR, PER, TACT Rules, Airlines Procedure, Security Program, Cargo

Handling Manual, Package Manual, International Message Procedure) dan

ICAO antara lain pada Annex 9,17,18.

Atas dasar inilah maka penulis memilih judul “Penerapan Manajemen

Sumber Daya Manusia Untuk Meningkatkan Produktivitas Kerja pada Unit Bisnis

Terminal Kargo — PT. (Persero) Angkasa Pura II Polonia Medan” untuk

penulisan skripsi ini.

B. Perumusan Masalah

Agar penelitian ini tidak melenceng dari jalur atau judul yang telah

digariskan, maka perlu dirumuskan permasalahan yang akan dibahas dalam

penelitian selanjutnya. Hal ini dilakukan juga disebabkan keterbatasan

(9)

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilakukan penulis maka

dirumuskan masalah sebagai berikut: “Apakah manajemen sumber daya manusia

sudah tepat sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang dilaksanakan adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh manajemen sumber daya manusia

terhadap produktivitas kerja karyawan pada Unit Bisnis Terminal Kargo

(UBTK) PT. (Persero) Angkasa Pura II Polonia Medan.

2. Untuk mengetahui seberapa efektif dan efisien pengaruh manajemen sumber

daya manusia terhadap produktivitas kerja karyawan pada Unit Bisnis

Terminal Kargo (UBTK) PT. (Persero) Angkasa Pura II Polonia Medan.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi penulis, untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai

penerapan manajemen sumber daya manusia dalam meningkatkan

produktivitas kerja.

2. Bagi perusahaan, yakni sebagai salah satu sumbangan pemikiran berupa

saran-saran yang diperlukan sehubungan dengan penerapan manajemen sumber daya

manusia dalam peningkatan produktivitas karyawannya.

3. Bagi dunia ilmu pengetahuan, yakni sebagai bahan perbandingan bagi pihak

(10)

E. Kerangka Teori

1. Pengertian Sumber Daya Manusia

Dalam membahas sesuatu secara teoritis diperlukan sumber yang jelas dan

ahli dalam bidangnya, dalam hal ini buku-buku yang sudah dikenal. Dalam hal ini

buku yang dimaksud adalah buku yang berhubungan dengan Manajemen Sumber

Daya Manusia. Manajemen Sumber Daya Manusia atau sering pula disebut

personnel management, manajemen kekaryawanan atau manajemen personalia,

adalah beberapa istilah yang sama artinya, merupakan anak atau cabang dari

manajemen.

Sering diungkapkan manajemen sebagai memperoleh hasil melalui orang

lain, oleh karena Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan salah satu

cabangnya, maka ia pun mempunyai sasaran yang sama dengan manajemen,

dengan tekanan utama terpeliharanya human relationship yang baik antar individu

dan bahwa setiap individu berusaha memberi kontribusinya yang optimal dalam

pencapaian tugas organisasi. Sebelum kita melihat pengertian dari manajemen

personalia, alangkah baiknya jika kita melihat defenisi dari manajemen itu sendiri.

George R. Terry dalam buku Moekijat mendefenisikan manajemen sebagai

berikut (Moekijat, 1990: 290): “Manajemen adalah pencapaian suatu tujuan yang

telah ditentukan sebelumnya melalui usaha-usaha orang-orang lain.”

Sedangkan menurut Djati Julitriarsa (Julitriarsa Djati & Jhon Suprihanto,

1998:1): “Manajemen adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana cara

mencapai suatu tujuan dengan efektif serta efisien dengan menggunakan bantuan

(11)

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut di atas, dapat disimpulkan

manajemen merupakan suatu ilmu yang mempelajari cara-cara mengatur atau

menggunakan orang lain untuk mencapai tujuan tertentu. Cara-cara yang

digunakan tentu harus secara manusiawi dan efektif dalam mencapai tujuan

tersebut. Di samping itu, yang perlu diperhatikan adalah bagaimana cara yang

dipergunakan dapat memberikan keuntungan bagi semua pihak yang terlibat.

H. Malayu S.P. Hasibuan (1997:10): “Manajemen sumber daya manusia

adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif

dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan

masyarakat.”

2. Manfaat Manajemen Sumber Daya Manusia

Pengertian-pengertian manajemen sumber daya manusia tersebut

berintikan fungsi-fungsi yang terkandung di dalamnya, seperti perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan, dan lain-lain. Hal ini sebagaimana dikemukakan

Heidjrachman R. dan Suad Husnan bahwa ada dua kelompok fungsi dalam

pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia yakni (Heidjrachman & Suad

Husnan, 1994:5):

1. Fungsi-fungsi manajemen terdiri dari: a. Perencanaan

b. Pengorganisasian c. Pengarahan d. Pengawasan

2. Fungsi-fungsi operasional yaitu: a. Pengadaan

b. Pengembangan

c. Pemberian kompensasi d. Pengintegrasian

(12)

Fungsi-fungsi tersebut menurut istilah Mathis dan Jackson (2000:11-12)

sebagai aktivitas manajemen sumber manusia yang meliputi:

1. Perencanaan dan Analisis Sumber Daya Manusia 2. Kesetaraan Kesempatan Bekerja

3. Perekrutan/(kebutuhan jumlah tenaga kerja) Staffing 4. Pengembangan Sumber Daya Manusia

5. Kompensasi dan Keuntungan

6. Kesehatan, Keselamatan, dan Keamanan

7. Hubungan Tenaga Kerja dan Buruh/Manajemen

Tugas manajemen personalia adalah mengelola manusia sehingga

merupakan satu kesatuan dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan

sebelumnya. Di sinilah kemampuan manajemen sumber daya manusia dituntut

untuk dapat mengelola para tenaga kerja dengan baik agar tujuan perusahaan

dapat dicapai karena manajer berupaya mencapai tujuan melalui orang lain.

Hal ini berarti bahwa orientasi pokok manajemen personalia atau sumber

daya manusia adalah bagaimana caranya untuk mendapatkan tenaga kerja yang

mampu dan mau bekerjasama. Dengan demikian nantinya diharapkan terdapat

hubungan kerja antara orang-orang yang bekerja pada suatu perusahaan demi

tercapainya tujuan bersama.

Penjelasan masing-masing fungsi manajemen sumber daya manusia

tersebut dapat penulis jabarkan sebagai berikut:

1. Perencanaan

Perencanaan adalah merencanakan tenaga kerja agar sesuai dengan kebutuhan

perusahaan dan efektif serta efisien dalam membantu terwujudnya tujuan.

Perencanaan ini untuk menetapkan program kekaryawanan. Program

(13)

pengadaan, pengembangan, kompensasi, integrasi, pemeliharaan, kedisiplinan,

dan pemberhentian karyawan. Program kekaryawanan yang baik akan

membantu tercapainya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat.

2. Pengorganisasian

Pengorganisasian adalah kegiatan untuk mengorganisasi semua karyawan

dengan menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja, delegasi wewenang,

integrasi dan koordinasinya dalam bagan organisasi. Organisasi hanya

merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dengan organisasi yang baik akan

membantu terwujudnya tujuan secara efektif.

3. Pengarahan

Pengarahan adalah kegiatan mengarahkan semua karyawan, agar mau bekerja

sama dan bekerja efektif serta efisien dalam membantu tercapainya tujuan

perusahaan, karyawan, dan masyarakat. Pengarahan dilakukan oleh pemimpin

dengan kepemimpinannya, memerintah bawahan agar mengerjakan semua

tugasnya dengan baik.

4. Pengendalian

Pengendalian adalah kegiatan mengendalikan semua karyawan agar mentaati

peraturan-peraturan perusahaan dan bekerja sesuai rencana. Bila terdapat

penyimpangan atau kesalahan, diadakan tindakan perbaikan dan atau

penyempurnaan rencana pengendalian karyawan ini meliputi kehadiran,

kedisiplinan, prilaku, kerja sama, pelaksanaan pekerjaan, dan menjaga situasi

lingkungan pekerjaan.

(14)

Pengadaan adalah proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi dan induksi

untuk mendapatkan karyawan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

Pengadaan yang baik akan membantu terwujudnya tujuan.

6. Pengembangan

Pengembangan adalah proses peningkatan keterampilan teknis, teoritis,

konseptual dan moral karyawan melalui pendidikan dan pelatihan. Pendidikan

dan latihan yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan pekerjaan masa kini

maupun masa depan.

7. Kompensasi

Kompensasi adalah pemberian balas jasa langsung dan tidak langsung uang

atau barang kepada karyawan sebagai imbalan jasa yang diberikannya kepada

perusahaan. Prinsip kompensasi adalah adil dan layak. Adil diartikan sesuai

dengan prestasi kerjanya, layak diartikan dapat memenuhi kebutuhan

primernya serta berpedoman pada batas upah minimum pemerintah dan

berdasarkan internal dan eksternal konsistensi.

8. Pengintegrasian

Pengintegrasian adalah kegiatan untuk mempersatukan kepentingan

perusahaan dan kebutuhan karyawan, agar tercipta kerja sama yang serasi dan

saling menguntungkan. Perusahaan memperoleh laba, karyawan dapat

memenuhi kebutuhan dari hasil pekerjaannya. Pengintegrasian merupakan hal

penting dan sulit dalam Manajemen Sumber Daya Manusia, karena

mempersatukan dua kepentingan yang bertolak belakang.

(15)

Pemeliharaan adalah kegiatan untuk memelihara atau meningkatkan kondisi

fisik, mental dan loyalitas karyawan, agar mereka tetap mau bekerja sama

sampai pensiun. Pemeliharaan yang baik dilakukan dengan program

kesejahteraan yang berdasarkan kebutuhan sebagian besar karyawan serta

berpedoman kepada internal dan eksternal konsistensi.

10.Kedisiplinan

Kedisiplinan merupakan fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia yang

terpenting dan kunci terwujudnya tujuan, karena tanpa disiplin yang baik sulit

terwujudnya tujuan yang maksimal.

11.Pemberhentian

Pemberhentian adalah putusnya hubungan kerja seseorang dari suatu

perusahaan. Pemberhentian ini disebabkan oleh keinginan karyawan,

keinginan perusahaan, kontrak kerja berakhir, pensiun dan sebab-sebab

lainnya.

3. Perencanaan Sumber Daya Manusia

Perencanaan sumber daya manusia akan dapat dilakukan dengan baik dan

benar jika perencananya mengetahui apa dan bagaimana sumber daya manusia itu.

Sumber daya manusia (man power) disingkat SDM merupakan kemampuan yang

dimiliki oleh setiap manusia. Sumber daya manusia terdiri dari daya pikir dan

daya fisik setiap manusia. Tegasnya kemampuan setiap manusia ditentukan oleh

daya pikir dan daya fisiknya. Sumber daya manusia menjadi unsur pertama dan

(16)

Pengertian perencanaan menurut G.R. Terry (dalam buku Malayu S.P.

Hasibuan 2001:92) yaitu: “Memilih dan menghubungkan fakta dan membuat

serta menggunakan asumsi-asumsi mengenai masa dating dengan jalan

menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk

mencapai hasil yang diinginkan.”

Pengertian perencanaan sumber daya manusia menurut Anwar Prabu

Mangkunegara (2000:4) yaitu: “Proses peramalan, pengembangan,

pengimplementasikan dan pengontrolan yang menjamin perusahaan mempunyai

kesesuaian jumlah karyawan, penempatan karyawan secara benar, waktu yang

tepat yang secara skonomis lebih bermanfaat.”

Ada tiga bagian perencanaan personalia menurut Handoko (1999:235)

yaitu:

1. Penentuan jabatan-jabatan yang harus diisi, kemampuan yang dibutuhkan

karyawan untuk melaksanakan pekerjaan tersebaut dan berapa jumlah

karyawan yang dibutuhkan

2. Pemahaman pasar tenaga kerja di mana karyawan potensial ada

3. Pertimbangan kondisi permintaan dan penawaran.

Perencanaan sumber daya manusia tidak bisa dipercayakan hanya kepada

tenaga-tenaga profesional yang menangani masalah-masalah kekaryawanan saja,

melainkan harus melibatkan para manajer yang memimpim satuan-satuan kerja

yang meyelenggarakan fungsi utama. Keterlibatan itu sangat penting bahkan

mutlak, karena pada dasarnya manajer adalah sumber daya manusia juga. dengan

(17)

diselenggarakan oleh setiap manajer adalah perencanaan, fungsi tersebut harus

mencakup perencanaan sumber daya manusia untuk satuan kerja yang

dipimpinnya bekerja sama dengan para tenaga specialis yang terdapat dalam

satuan kerja yangmengelola sumber daya manusia dalam organisasi sebagai

keseluruhan.

Terdapat paling sedikit enam manfaat yang dapat dipetik melalui

perencanaan sumber daya manusia yang mantap. Pertama, organisasi dapat

memanfaatkan sumber daya manusia dalam organisasi secara lebih baik. Berarti

perencanaan sumber daya manusia secara lebih baik. Berarti perencanaan sumber

daya manusia pun perlu diawali dengan kegiatan inventarisasi sumber daya

manusia yang terdapat dalam organisasi. Inventarisasi tersebut antara lain

menyangkut:

Jumlah tenaga kerja

Kualifikasinya

Masa kerja masing-masing

Pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki

Bakat yang masih perlu dikembangkan

Minat pekerja yang bersangkutan

Hasil inventarisasi ini sangat penting, bukan hanya dalam rangka

pemanfaatan sumber daya manusia sekarang, akan tetapi untuk paling sedikit

empat kepentingan di masa depan, yaitu:

Promosi orang-orang tertentu adalah mengisi lowongan jabatan yang lebih

(18)

Peningkatan kemampuan melaksanakan tugas yang sama.

Dalam hal terjadinya alih wilayah kerja yang berarti seseorang ditugaskan ke

lokasi baru tetapi sifat tugas dan jabatannya tidak mengalami perubahan.

Dalam hal terjadinya alih tugas yang berarti seseorang mendapat tugas atau

jabatan baru tanpa perubahan eselon dalam hirakhi organisasi.

Kedua, melalui perencanaan sumber daya manusia yang matang,

produktivitas kerja dari tenaga yang sudah ada dapat ditingkatkan. Tidak dapat

disangkal bahwa peningkatan produktivitas kerja seluruh tenga kerja dalam

organisasi mutlak perlu dijadikan sasaran perhatian manajemen.

Ketiga, perencanaan sumber daya manusia berkaitan dengan penentuan

kebutuhan akan tenaga kerja di masa depan, baik dalam arti jumlah dan

kualifikasinya untuk mengisi berbagai jabatan dan menyelenggarakan berbagai

aktivitas baru.

Agar organisasi memperoleh tenaga-tenaga yang benar sesuai dengan

kebutuhan, titik tolak yang tidak boleh dilupakan ialah:

Tujuan dan sasaran stategik yang ingin dicapai dalam satu kurun waktu

tertentu di masa depan.

Tenaga kerja yang sudah berkarya dalam organisasi dilihat bukan hanya dari

segi jumlah dan tugasnya sekarang, akan tetapi juga potensi yang dimilikinya

yang perlu dan dapat dikembangkan sehingga mampu melaksanakan tugas

(19)

Kebijaksanaan yang dianut oleh organisasi tentang lateral entry points.

Artinya perlu kejelasan apakah dalam hal terjadi lowongan, pengisianya

diutamakan oleh tenaga kerja yang sudah ada dalam organisasi.

Keempat, salah satu segi manajemen sumber daya manusia yang dewasa

ini dirasakan semakin penting ialah penanganan informasi ketenagakerjaan.

Informasi ini mencakup banyak hal seperti:

Jumlah tenaga kerja yang dimiliki.

Masa kerja setiap pekerja.

Status perkawinan dan jumlah tanggungan.

Jabatan yang pernah dipangku.

Tenaga karier yang pernah dipangku.

Jumlah penghasilan

Pendidikan dan pelatihan yang pernah ditempuh.

Keahlian dan ketrampilan khusus yang dimiliki oleh para karyawan.

Informasi lain mengenai kekaryaan setiap karyawan.

Kelima, salah satu kegiatan pendahuluan dari perencanaan, baik itu

perencanaan sumber daya manusia adalah penelitian. Berdasarkan bahan yang

diperoleh dari penelitian yang dilakukan untuk kepentingan perencanaan sumber

daya manusia, akan timbul pemahaman yang tepat tentang situasi pasar kerja

dalam arti:

Permintaan pemakai tenaga kerja atas tenaga kerja dilihat dari segi jumlah,

(20)

Jumlah pencari pekerjaan berserta bidang keahlian, ketrampilan, latar

belakang profesi, tingkat upah atau gaji dsb.

Keenam, rencana sumber daya manusia merupakan dasar pnyusunan

program kerja bagi satuan kerja yang menangani sumber daya manusia dalam

organisasi. Salah satu aspek tersebut adalah pengadaan tenaga kerja baru guna

memperkuat tenaga kerja yang sudah ada demi peningkatan kemampuan

organisasi mencapai tujuan dan berbagai sasarannya. Tanpa perencanaan sumber

daya manusia, sukar menyusun program kerja yang realistik.

Sesudah kebutuhan-kebutuhan sumber daya manusia dipikirkan dan

direncanakan, maka langkah berikutnya adalah melakukan analisis jabatan

sebelum dana dialokasikan. Analisis jabatan proses pengumpulan informasi

menegnai suatu pekerjaan yang dilakukan oleh seorang pekerja, yang

dilaksanakan dengan cara mengamati atau mengadakan interview terhadap

pekerja, dengan bukti-bukti yang benar dari supervisor.

4. Kinerja Organisasi Pelayanan Publik

Terdapat beberapa model pelayanan publik meliputi penanganan penuh

pemerintah, BUMN, BUMD, kontrak manajemen waralaba, kerjasama operasi,

privatisasi dan partnership.

Karakteristik penyediaan pelayanan publik oleh pemerintah antara lain

adalah: (1) memiliki dasar hukum yang jelas dalam penyelenggaraannya, (2)

memiliki kelompok kepentingan yang luas termasuk kelompok sasaran yang ingin

(21)

akuntabel kepada publik, (5) memiliki konfigurasi indikator kinerja yang perlu

kelugasan (complex and debated performance indicators), serta (6) seringkali

menjadi sasaran isu politik, serta (7) Problem yang dihadapi multidimensi.

Berbeda dengan pelayanan yang diberikan oleh pemerintah, penyediaan pelayanan

oleh sektor swasta memiliki karateristik: (1) didasarkan kepada kebijakan Dewan

Direksi (board of directors), (2) terfokus pada pemegang saham (shareholder)

dan manajemen, (3) memiliki tujuan mencari keuntungan, (4) harus akuntabel

pada kalangan terbatas (limited shareholders), (5) kinerjanya ditentukan atas dasar

kinerja manajemen, termasuk didalamnya kinerja finansial, serta (6) tidak terlalu

terkait dengan isu politik.

Berbagai pelayanan publik yang disediakan oleh pemerintah tersebut

masih menimbulkan persoalan. Kelemahan mendasar antara lain: pertama, adalah

kelemahan yang berasal dari sulitnya menentukan atau mengukur output maupun

kualitas dari pelayanan yang diberikan oleh pemerintah. Kedua, pelayanan

pemerintah tidak mengenal “bottom line” artinya seburuk apapun kinerjanya,

pelayanan pemerintah tidak mengenal istilah bangkrut. Ketiga, berbeda dengan

mekanisme pasar yang memiliki kelemahan dalam memecahkan masalah

eksternalities, organisasi pelayanan pemerintah menghadapi masalah berupa

internalities. Artinya, organisasi pemerintah sangat sulit mencegah pengaruh

nilai-nilai dan kepentingan para birokrat dari kepentingan umum masyarakat yang

seharusnya dilayaninya.

Sementara itu karakteristik pelayanan pemerintah yang sebagian besar

(22)

menjadikan lemahnya perhatian pengelola pelayanan publik akan penyediaan

pelayanan yang berkualitas. Lebih buruk lagi kondisi ini menjadikan sebagian

pengelola pelayanan memanfaatkan untuk mengambil keuntungan pribadi, dan

cenderung mempersulit prosedur pelayanannya.

Akibat permasalahan tersebut, citra buruk pada pengelolaan pelayanan

publik masih melekat sampai saat ini sehingga tidak ada kepercayaan masyarakat

pada pengelola pelayanan. Kenyataan ini merupakan tantangan yang harus segera

diatasi terlebih pada era persaingan bebas pada saat ini. Profesionalitas dalam

pengelolaan pelayanan publik dan pengembalian kepercayaan masyarakat kepada

pemerintah harus diwujudkan.

5. Pengertian Produktivitas

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa produktivitas merupakan ukuran

yang menggambarkan tingkat pemanfaatan sumber daya dalam mengusahakan

laba usaha, yang laba usaha tersebut merupakan tujuan yang akan dicapai oleh

perusahaan. Dengan demikian, produktivitas tenaga kerja merupakan konsep yang

universal yang dimaksudkan untuk menyediakan barang dan jasa untuk kebutuhan

dengan menggunakan sedikit sumber daya.

Menurut Moekijat (1990:441): “Produktivitas adalah nilai output dalam

hubungannya dengan suatu kesatuan input tertentu. Produktivitas biasanya

dinyatakan sebagai imbangan daripada hasil kerja rata-rata dalam hubungannya

dengan jam-orang rata-rata dari tenaga kerja yang diberikan dalam proses

(23)

Produktivitas berarti adanya keseimbangan antara semua faktor produksi

yang memberikan hasil maksimum dengan pengorbanan yang sekecil-kecilnya.

Dapat dikatakan bahwa produktivitas adalah merupakan ukuran yang

menggambarkan tingkat pemanfaatan sumber daya dalam mengusahakan laba

usaha, di mana laba usaha tersebut merupakan tujuan yang akan dicapai oleh

perusahaan. Menurut Dewan Produktivitas Nasional (1991:44), produktivitas

sebagai “suatu sikap mental yang selalu berusaha dan mempunyai pandangan

bahwa mutu kehidupan hari ini (harus) lebih baik dari hari kemarin, dan hari esok

lebih baik dari hari ini.”

Pengertian produktivitas sebenarnya mengandung dua aspek, yaitu:

1. Aspek mental

2. Aspek teknis

ad.1. Aspek mental

Dilihat dari segi aspek mental pada dasarnya produktivitas adalah sikap

mental yang selalu berusaha dan mempunyai pandangan bahwa untuk

kehidupan hari ini harus lebih baik dari kemarin dan hari esok lebih baik

dari hari ini.

ad.2. Aspek teknis

Dari segi aspek teknis, maka produktivitas mengandung pengertian

perbandingan antara masukan (input) dengan keluaran (output). Dan jika

diartikan lebih sederhana produktivitas yang dimaksudkan di sini adalah

(24)

digunakan selama proses produksi berlangsung. Adapun sumber-sumber

yang digunakan dapat berupa:

− Tanah (land)

− Bahan baku (material dan energi)

− Pabrik, mesin dan alat-alat (capital)

− Tenaga kerja (labour)

Produktivitas merupakan perbandingan antara masukan dan keluaran atau

dapat pula dibuat bentuk rumusan berikut:

Input

Input yang dimaksud adalah labour, capital, material dan energy sehingga

dari perumusan di atas dapat dijabarkan secara parsial sebagai berikut:

Input

Berdasarkan rumus di atas dapat diambil kesimpulan bahwa:

1. Produktivitas tenaga kerja dinyatakan berkurang apabila:

a) Volume produksi berkurang sedangkan penggunaan jumlah tenaga kerja

(25)

b) Volume Produksi tetap sedangkan peggunaan jumlah tenaga kerja

bertambah.

2. Produktivitas tenaga kerja dinyatakan penggunaan jumlah tenaga kerja adalah

tetap.

a) Volume produksi bertambah sedangkan penggunaan jumlah tenaga kerja

adalah tetap.

b) Volume produksi bertambah sedangkan penggunaan jumlah tenaga kerja

berkurang.

Jadi apabila produktivitas tenaga kerja meningkat, berarti kemampuan

kerja karyawan meningkat pula, hal ini terlihat dari volume produksi yang

meningkat dari jumlah penggunaan tenaga kerja. Tercapainya tujuan perusahaan

dengan efektif dan efisien menyebabkan harga pokok produksi menjadi rendah.

Dengan harga jual produk lebih rendah berarti perusahaan mempunyai daya saing

yang kuat.

Dengan menggunakan rumusan di atas, rasio produktivitas dapat diketahui

atau dihitung.

6. Manfaat Produktivitas bagi Perusahaan

Produktivitas karyawan dalam pelaksanaan tugas mempengaruhi mereka

untuk bertindak secara efisien. Karyawan yang kurang memiliki pengetahuan

akan tersendat-sendat dalam melaksanakan pekerjaan, sehingga akan terjadi

pemborosan, baik pemborosan waktu, bahan baku dan sebagainya dan

(26)

tinggi. Ini tidak akan terjadi apabila karyawan telah memiliki ketrampilan,

pengetahuan yang sesuai dengan tuntutan pekerjaan yang mereka emban.

Suatu perusahaan atau sistem produksi lainnya, menerapkan kombinasi

kebijakan, rencana, sumber-sumber dan metodenya dalam memenuhi kebutuhan

dan tujuan khususnya. Proyeksi tingkat produktivitas yang diperoleh akan

digunakan sebagai dasar untuk menuangkan kebijakan-kebijakan dalam rangka

peningkatan produktivitas.

Dari proyeksi tingkat produktivitas pada suatu periode tertentu akan

diketahui faktor-faktor apa yang perlu mendapat perhatian dalam rangka

perbaikan dan peningkatan produktivitas.

Pada tingkat perusahaan, faktor-faktor tersebut secara keseluruhan

direfleksikan dalam beberapa hal sebagai berikut:

a. Tenaga kerja, yang meliputi:

a) Kuantitas

b) Tingkat keahlian

c) Latar belakang kebudayaan dan pendidikan

d) Kemampuan, sikap dan minat

e) Struktur pekerjaan.

b. Modal, yang meliputi:

a) Mesin, gedung peralatan, volume dan struktur

b) Teknologi R dan D (resource & development)

c) Bahan baku (standar dan volume)

(27)

a) Organisasi dan perencanaan, seperti:

- perencanaan dan pengawasan produksi

- penanganan bahan baku, penolong dan mesin

b) Sistem manajemen

c) Kondisi kerja (fisik)

d) Iklim kerja (sosial)

e) Tujuan perusahaan dan hubungannya dengan tujuan lingkungan

f) Sistem intensif

g) Kebijaksanaan personalia

h) Gaya kepemimpinan

i) Ukuran perusahaan (ekonomi skala)

j) dan lain lain

Keseluruhan faktor-faktor di atas dimaksudkan untuk memperoleh

identifikasi peningkatan produktivitas. Sementara konsensus lain menyatakan

bahwa faktor-faktor penting dalam meningkatkan produktivitas didasarkan

kepada:

a. Perencanaan yang lebih baik

b. Prosedur kerja yang lebih efektif

c. Komunikasi yang baik

d. Sumber-sumber kemanusiawian yang lebih efektif

(28)

Suatu sistem pendekatan pengukuran produktivitas lebih berorientasi

kepada sistem manajemen produktivitas. Sistem manajemen produktivitas terdiri

dari dua bagian, yaitu: pengaturan bawahan dan pengaturan kerja.

Sistem ini memberikan suatu pengaturan bawahan yang bersumber dari

manajemen dan ditujukan kepada manajemen dalam mengorganisir bawahan ke

arah suatu kerjasama.

Untuk meningkatkan produktivitas, setiap manager dapat saja memilih

salah satu metode manajemen pada semua tingkatan sehingga dengan lebih mudah

dapat ditentukan faktor-faktor apa yang harus ditingkatkan untuk meningkatkan

produktivitas.

Perubahan tingkat produktivitas dalam perusahaan untuk periode tertentu

dapat saja diakibatkan adanya perubahan komposisi dari faktor-faktor sebagai

berikut: perencanaan, prosedur kerja, komunikasi, kebijakan dan pembuatan

keputusan baik dalam bentuk kualitas maupun kuantitas. Sebagai contoh:

a. Peningkatan beban kerja tanpa mengadakan perubahan teknologi yang

memungkinkan pelaksanaan pekerjaan menjadi lebih mudah

b. Memperkenalkan upah baru berdasarkan potongan.

c. Penggunaan teknologi dan dipakainya metode baru untuk meningkatkan

produktivitas.

d. Menggunakan perlengkapan baru sehingga mengurangi jumlah tenaga kerja.

Oleh karena itu, peningkatan produktivitas sangat penting untuk

(29)

perusahaan. Dengan meningkatnya produktivitas maka tentu akan sejalan dengan

apa yang telah dicita-citakan oleh perusahaan.

F. Definisi Konsep

Konsep adalah abstraksi mengenai suatu fenomena yang dirumuskan atas

dasar generalisasi dari sejumlah karakteristik kejadian, keadaan, kelompok atau

individu tertentu. (Singarimbun, 1989:34)

Dalam penelitian ini, definisi konsep terdiri dari manajemen sumber daya

manusia sebagai variabel bebas dan produktivitas kerja sebagai variabel terikat.

Untuk lebih jelasnya, variabel-variabel tersebut diuraikan sebagai berikut:

1. Manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan

dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya

tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat.

2. Produktivitas kerja adalah adalah nilai output dalam hubungannya dengan

suatu kesatuan input tertentu. Produktivitas biasanya dinyatakan sebagai

imbangan daripada hasil kerja rata-rata dalam hubungannya dengan jam-orang

rata-rata dari tenaga kerja yang diberikan dalam proses tersebut.

G. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan cara

mengukur suatu variabel. Definisi operasional dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Variabel bebas, manajemen sumber daya manusia diukur melalui indikator

(30)

• perencanaan dan analisis sumber daya manusia

• kesetaraan kesempatan bekerja

• perekrutan/(kebutuhan jumlah tenaga kerja) staffing

• pengembangan sumber daya manusia

• kompensasi dan keuntungan

• kesehatan, keselamatan, dan keamanan

• hubungan tenaga kerja dan buruh/manajemen

2. Variabel terikat, produktivitas kerja diukur melalui indikator sebagai berikut:

input output tas

produktivi =

Output (biaya keluar): biaya operasional

Input (rewards jasa): insentif, bonus

H. Hipotesis

Ho: Manajemen sumber daya manusia berpengaruh terhadap produktivitas kerja.

Ha: Manajemen sumber daya manusia tidak berpengaruh terhadap produktivitas

kerja.

I. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini berisikan Latar Belakang Masalah, Perumusan

Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Kerangka Teori,

(31)

BAB II METODE PENELITIAN

Pada bab ini berisikan Bentuk Penelitian, Lokasi Penelitian,

Populasi dan Sampel, Teknik Pengumpulan Data, Teknik

Pengumpulan Skor, Teknik Analisa Data.

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Pada bab ini berisikan Sejarah Berdirinya Perusahaan, Susunan

Organisasi, Struktur Organisasi, dan hal-hal yang berhubungan

dengan penelitian.

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISA DATA

Pada bab ini berisikan penyajian data dan analisa data yang

diperoleh dari penelitian dan memberikan interpretasi atas

permasalahan yang diteliti.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini berisikan Kesimpulan dan Saran untuk kemajuan objek

(32)

BAB II

METODE PENELITIAN

A. Bentuk Penelitian

Bentuk peneltian yang digunakan oleh penulis adalah dengan memakai

pendekatan kuantitatif atau koresional yang diharapkan dapat menjelaskan

pengaruh atau hubungan gejala yang satu dengan gejala yang lain (Amirin,

2000:12)

B. Lokasi Penelitian

Penelitian yang dilakukan di kantor Unit Bisnis Terminal Kargo PT.

(Persero) Angkasa Pura II Polonia Medan.

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruan obyek penelitian yang terdiri dari data yang

memiliki karakteristik tertentu dalam penelitian (Singarimbun, 1989:73). Yang

menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang ada di kantor

Unit Bisnis Terminal Kargo PT. (Persero) Angkasa Pura II Polonia Medan.

Sampel merupakan bagian dari populasi yang menjadi sumber penelitian

yang dianggap mewakili dari seluruh populasi. Sedangkan untuk penentuan

sampel, penulis akan mengutip pendapat Arikunto (2002:112), “Untuk

(33)

penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya, jika jumlah subjeknya

besar atau lebih dari 100 dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih”.

Jumlah keseluruhan penelitian ini adalah 47 orang dengan demikian yang

menjadi sampel adalah keseluruhan dari populasi atau total sampling.

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang akan dilakukan oleh

penulis adalah:

a. Teknik pengumpulan data primer, yang akan diperoleh melalui:

1. Observasi, yaitu pengumpulan data dengan pengamatan langsung terhadap

fenomena-fenomena yang berkaitan dengan fokus penelitian serta

mencatatnya ke dalam catatan penelitian.

2. Angket (kuesioner), yaitu pengumpulan data dengan menyebarkan

sejumlah daftar pertanyaan kepada responden.

3. Wawancara, yaitu pengumpulan data dengan melakukan tanya-jawab

secara langsung kepada informan.

b. Pengumpulan data sekunder, yaitu pengumpulan data yang dilakukan melalui

studi pustaka yang diperoleh dari buku-buku ilmiah, artikel, karangan ilmiah

(34)

E. Teknik Pengukuran Skor

Teknik pengukuran skor atau nilai jawaban dari kuesioner yang disebarkan

kepada responden, penentuan skor dari setiap pertanyaan dengan alternatif

jawaban.

• Untuk alternatif jawaban a diberi skor 3.

• Untuk alternatif jawaban b diberi skor 2.

• Untuk alternatif jawaban c diberi skor 1.

Untuk menentukan kategori jawaban responden tergolong tinggi, sedang,

atau rendah, maka ditentukan intervalnya adalah sebagai berikut:

bilangan Banyak

dah Skor teren

-nggi Skor terti

Maka diperoleh:

3 1 3−

= 0,66

Maka dapat diketahui kategori jawaban responden masing-masing variabel, yaitu:

• Skor untuk kategori tinggi = 2,34-3,00

• Skor untuk kategori sedang = 1,67-2,33

• Skor untuk kategori rendah = 1,00-1,66

F. Teknik Analisa Data

a. Analisa data kualitatif yaitu dengan mengadakan interpretasi data yang didapat

dari hasil wawancara.

b. Untuk menguji hubungan atau pengaruh antar variabel dengan menggunakan

(35)

Moment. Metode ini digunakan untuk mengetahui besar-kecilnya dan ada atau

tidaknya hubungan atau pengaruh antar variabel.

Cara perhitungannya:

r = koefisien korelasi

x = variabel bebas

y = variabel terikat

N = jumlah sampel

Selanjutnya, untuk mengetahui pengaruh yang positif antara variabel

manajemen sumber daya manusia dengan variabel prestasi kerja, maka digunakan

koefisien determinasi. Perhitungannya dilakukan dengan mengkuadratkan nilai

koefisien korelasi product moment rxy2 dan dikalikan dengan 100%, seperti

berikut ini:

r2 = rxy2 x 100%

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi Product Moment.

(36)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Singkat Perusahaan

Bandar udara Polonia Medan dikelola oleh Perusahaan Umum Angkasa

Pura II yang sebelumnya dikelola oleh bandara Polonia di bawah naungan PT.

(Persero) Angkasa Pura I. Perusahaan Angkasa Pura merupakan salah satu BUMN

yang didirikan berdasarkan peraturan pemerintah (PP) Nomor 31 tanggal 15

November 1962 dengan nama Perusahaan Negara Angkasa Pura “Kemayoran”.

Berdasarkan PP No. 21 tahun 1965 tanggal 17 Mei 1965 diadakan

perubahan nama Perusahaan Angkasa Pura Kemayoran menjadi Perusahaan

Negara Angkasa Pura dengan kantor pusat di Jakarta. Selanjutnya berdasarkan PP

No. 37 tahun 1974, ditetapkan perubahan bentuk perusahaan dari Perusahaan

Negara menjadi Perusahaan Umum Angkasa Pura. Hal ini dimaksudkan untuk

meningkatkan sistem pelayanan bagi angkutan udara.

Pada awalnya bandar udara Polonia dibangun tahun 1972 oleh Baron

Mischalsky, seorang bangsa Polandia yang mendapat konsesi dari pemerintahan

Hindia Belanda untuk membuka perkebunan tembakau di Sumatera Timur di

daerah Medan. Kemudian beliau menamakan daerah konsesinya dengan nama

“Polandia” tahun 1936. Bandar udara Polonia untuk pertama kalinya mengadakan

perbaikan dengan landasan pacu sepanjang 600 meter terletak pada 10-18 (100º

LU—200º LS) pada tahun 1984. Sesudah masa kemerdekaan negara Republik

(37)

sekutu dari tahun 1946 dan landasan pacu diperpanjang menjadi 1000 meter. Pada

tahun 1950 bandara Polonia dikelola oleh TNI-AU dan landasan pacu kembali

diperpanjang menjadi 1800 meter dengan lebar 45 meter. Bandar udara Polonia

Medan terletak lebih kurang 1 km dari pusat kota Medan.

Pada periode 1959 bandar udara Polonia dilaksanakan oleh dua instansi

yaitu TNI-AU dan Jawatan Penerbangan Sipil. Tahun 1982 sampai sekarng,

pengelolaan bandar udara Polonia dibagi menjadi dua daerah kegiatan militer dan

penerbangan sipil dengan batas penguasaan dan pengelolaan adalah landasan pacu

(run way). Kantor cabang PT. (Persero) Angkasa Pura II bandar udara Polonia

Medan mempunyai kegiatan di bidang jasa pelayanan operasi lalu lintas udara dan

jasa bandar udara, pemeliharaan fasilitas bandar udara serta kegiatan atau

tugas-tugas lain dengan kebijaksanaan yang digariskan direksi.

Struktur organisasi perusahaan merupakan alat manajemen yang besar

peranannya untuk mencapai tujuan perusahaan. Oleh karena itu struktur organisasi

yang baik harus disusun sesuai dengan jenis aktivitas dan besarnya perusahaan,

karena struktur organisasi yang baik bagi suatu perusahaan belum tentu baik bagi

perusahaan yang lain.

Berdasarkan tugas dan fungsi susunan organisasi bahwa PT. (Persero)

Angksa Pura II Kantor Cabang Medan mempunyai tugas menyelenggarakan usaha

jasa kebandarudaraan dan jasa keselamatan penerbangan dalam arti seluas-luasnya

dan usaha lain yang mempunyai hubungan dengan usaha kebandar-udaraan di

bandar udara yang bersangkutan sesuai dengan pedoman dan kebijakan yang

(38)

B. Uraian Tugas dan Jabatan

Adapun uraian tugas dari fungsionaris struktur organisasi PT. (Persero)

Angkasa Pura II Cabang Medan adalah sebagai berikut:

1. Kepala Cabang

Kepala Cabang PT. (Persero) Angkasa Pura II Medan memiliki tugas dan

tanggung jawab:

a. Penyediaan, pengelolaan, pengusahaan dan pelayanan jasa

kebandarudaraan dan jasa keselamatan penerbangan.

b. Penyediaan, pengelolaan, pengusahaan bidang usaha lain yang mempunyai

hubungan usaha jasa kebandarudaraan.

c. Mempertanggungjawabkan hasil kegiatan operasional perusahaan kepada

direksi PT. (Persero) Angkasa Pura II.

2. Divisi Pelayanan Operasi Lalu Lintas Udara, mempunyai tugas:

a. Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan pelayanan aedrome dan approach

control/terminal control area.

b. Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan pelayanan area control.

c. Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan pelayanan bantuan operasi

penerbangan/aeronautika.

3. Divisi Pelayanan Operasi Bandara, mempunyai tugas:

a. Melaksanakan pengaturan pelayanan di sisi udara (airside), pengaturan di

terminal dan fasilitasnya, sisi darat (landside), pelayanan penerangan dan

komunikasi umum yang berhubungan dengan penerbangan dan pariwisata

(39)

bandara serta sistem informasi operasional bandar udara.

b. Melaksanakan pemberian pertolongan kecelakaan penerbangan dan

pemadam kebakaran serta penanggulangan keadaan gawat darurat medik

di lingkungan kerja bandar udara dan sekitarnya.

c. Melaksanakan kegiatan pengamanan di lingkungan kerja bandar udara.

4. Divisi Teknik Elektronika dan Listrik, mempunyai tugas:

a. Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan pengoperasian, pemeliharaan dan

pelaporan fasilitas elektronika.

b. Menyiapkan dan melaksakan kegiatan pengoperasian, pemeliharaan dan

pelaporan fasilitas navigasi udara dan radar.

c. Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan dan pengoperasian, pemeliharaan

dan pelaporan fasilitas teknik listrik.

d. Membantu pelaksanaan pembangunan fasilitas teknik elektronika dan

listrik sesuai kewenangan yang diberikan direksi.

5. Divisi Teknik Umum dan Peralatan, mempunyai tugas:

a. Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan pengoperasian, pemeliharaam

dan pelaporan fasilitas bangunan.

b. Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan pengoperasian, pemeliharaan dan

pelaporan fasilitas landasan dan lingkungan bandar udara.

c. Menyiapkan dan melaksakan kegiatan dan pengoperasian, pemeliharaan

dan pelaporan fasilitas teknik mekanika dan peralatan.

d. Membantu pelaksanaan pembangunan fasilitas teknik umum dan peralatan

(40)

6. Divisi Administrasi dan Komersial, mempunyai tugas:

a. Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan pengelolaan usaha komersial.

b. Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan pengelolaan keuangan.

c. Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan akuntansi.

d. Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan pengelolaan perlengkapan.

e. Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan administrasi kekaryawanan,

ketatausahaan dan umum.

7. Unit Bisnis Gudang/Terminal Kargo.

Unit Bisnis Gudang Kargo merupakan unit organisasi tersendiri namun

masih dalam lingkup organisasi Kantor Cabang. Sumber Daya Manusia (SDM)

yang mengelola UBGK berasal dari internal perusahaan dan dapat juga berasal

dari eksternal perusahaan.

SDM yang berasal dari internal perusahaan adalah Karyawan PT (Persero)

Angkasa Pura II yang ditempatkan pada Unit Bisnis Gudang Kargo. Sedangkan

SDM yang berasal dari eksternal perusahaan merupakan karyawan outsourcing

yang dipekerjakan untuk kelancaran kegiatan operasional Unit Bisnis Gudang

Kargo.

7a. Sumber Daya Internal

1. Pimpinan Unit Bisnis Gudang Kargo;

Pimpinan Unit Bisnis Kargo merupakan atasan langsung dari Supervisor

Operasional Kargo dan Supervisor Administrasi dan Keuangan.

(41)

d. Perencanaan dan pengelolaan kegiatan Unit Bisnis Gudang Kargo secara

terpadu;

e. Pengembangan organisasi dan manajemen yang efektif, efisien dan

terkendali;

f. Pengusahaan serta pengembangan sarana dan prasana;

g. Penelaahan, pemantauan dan penyiapan kebijaksanaan pengelolaan

gudang kargo

Tugas dan tanggung jawabnya adalah:

a. Memimpin, mengurus dan mengelola Unit Bisnis Gudang Kargo secara

terpadu serta menguasai dan mengurus aset yang digunakan;

b. Merumuskan, menetapkan dan melakukan kebijakan unit bisnis berikut

kewajiban–kewajiban lainnya sesuai dengan kebijaksanaan dan petunjuk

yang telah ditetapkan oleh Direksi;

c. Menyusun laporan pertanggungjawaban dan perhitungan hasil kegiatan

usaha menurut cara dan waktu yang ditetapkan oleh Direksi;

d. Menyiapkan dan menelaah data dalam rangka perumusan kebijakan di

bidang pengelolaan gudang kargo;

e. Mengganti tugas-tugas Supervisor Operasional atau Supervisor

Administrasi dan keuangan jika berhalangan hadir;

f. Bertanggung jawab atas pengelolaan gudang kargo dan pencapaian sasaran

kerja secara langsung kepada Kepala Cabang PT (Persero) Angkasa Pura

(42)

2. Supervisor Operasional Kargo;

Fungsi utamanya adalah membantu pelaksanaan tugas-tugas Pimpinan Unit

Bisnis Gudang Kargo, antara lain:

a. Mengkoordinir pelaksanaan operasional Unit Bisnis Gudang Kargo;

b. Mengawasi pelaksanaan operasional Unit Bisnis Gudang Kargo;

c. Mengendalikan pelaksanaan operasional Unit Bisnis Gudang Kargo; dan

d. Melaksanakan tugas- tugas lain yang berkaitan dengan pengelolaan

kegiatan operasional Unit Bisnis Gudang Kargo.

Tugas dan tanggung jawabnya adalah:

a. Menyiapkan dan mengendalikan seluruh kegiatan operasional Unit Bisnis

Gudang Kargo sesuai dengan Sistem dan Prosedur Pengelolaan Unit

Bisnis Gudang Kargo;

b. Menyiapkan dan melaksanakan inspeksi, mengukur hasil kerja dan

mengendalikan produksi jasa, menetapkan target produksi serta penyiapan

bahan untuk rencana kerja setiap tahunnya;

c. Bertanggung jawab pada Pimpinan Unit Bisnis Gudang Kargo dan

Direksi.

d. Supervisor Operasional Kargo merupakan atasan langsung dari Petugas

Pemeriksa Kargo (Checker), Petugas Pengamanan Kargo (Security),

Operator Forklift, dan Porter.

3. Supervisor Administrasi dan Keuangan.

Fungsinya antara lain:

(43)

b. Pelaksanaan kegiatan ketatausahaan dan personalia,

c. Pelaksanaan administrasi perlengkapan,

d. Pencatatan dan pelaporan terhadap pendapatan dan biaya Unit Bisnis

Gudang Kargo.

Tugas dan tanggung jawabnya adalah:

a. Menyiapkan dan mempertanggungjawabkan pengelolaan administrasi dan

keuangan Unit Bisnis Gudang Kargo sesuai dengan standar keuangan yang

berlaku;

b. Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan ketatausahaan dan personalia;

c. Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan perlengkapan;

d. Menyiapkan dalam melaksanakan fungsi manajemen kontrol administrasi

dan keuangan serta menyiapkan rencana kerja anggaran dan realisasi

anggaran setiap tahunnya;

e. Menyiapkan dan membuat laporan pertanggungjawaban administrasi dan

keuangan Unit Bisnis Gudang Kargo;

f. Bertanggung jawab pada Pimpinan Unit Bisnis Gudang Kargo.

g. Supervisor Administrasi dan Keuangan merupakan atasan langsung dari

Kasir, Petugas Administrasi, dan Petugas Akuntansi.

7b. Sumber Daya Eksternal

1. Pemeriksa Kargo (Checker);

Fungsinya antara lain:

(44)

b. Pengecekan secara langsung proses dan persyaratan dalam setiap kegiatan

penanganan kargo sesuai dengan Sistem dan Prosedur Pengelolaan Unit

Bisnis Gudang Kargo;

c. Pelaksanaan tugas–tugas lain yang berkaitan dengan operasional Gudang

Kargo;

Tugas dan tanggung jawabnya adalah:

a. Melakukan pemeriksaan kelengkapan dokumen pengangkutan kargo.

b. Melakukan pemeriksaan fisik kargo.

c. Membuat dan menandatangani Berita Acara Serah Terima Kargo yang

ditandatangani bersama petugas Airline / Ground Handling.

d. Melakukan penimbangan setiap kargo dan mencatatnya dalam surat Bukti

Timbang Kargo (BTK) maupun pada Checklist Incoming Kargo.

e. Mencatat dengan lengkap dalam Checklist Kargo setiap kargo yang

masuk/keluar dari area gudang kargo.

f. Melakukan pengaturan penempatan kargo dalam gudang.

g. Melaporkan setiap kegiatan operasional penanganan kargo kepada

Supervisor Operasional Kargo.

h. Bertanggung jawab penuh kepada Supervisor Operasional Kargo.

2. Kasir

Fungsinya antara lain:

a. Penerimaan pembayaran jasa penanganan, penumpukan, administrasi per

SMU/AWB, sewa ruangan, dan konsesi pada Unit Bisnis Gudang Kargo;

(45)

Tugas dan tanggung jawabnya meliputi:

a. Menerima pembayaran jasa penanganan, penumpukan, dan administrasi per

SMU/AWB kargo;

b. Menerima pembayaran sewa ruangan dan konsesi;

c. Membuat Bukti Pembayaran Jasa Gudang Kargo;

d. Mencatat penerimaan dan pengeluaran uang pada Buku Penerimaan Kas dan

Buku Pengeluaran Kas;

e. Menutup Buku Penerimaan Kas pada saat pergantian tugas disertai

penyerahan uang dan menandatanganinya serta diketahui oleh Supervisor

Administrasi dan Keuangan;

f. Membuat berita acara penyerahan uang pada akhir hari atau awal hari

berikutnya dengan disertai penyerahan uang kepada Supervisor Administrasi

dan Keuangan;

g. Melaksanakan tugas–tugas lain yang berguna menunjang kegiatan pengelolaan

Unit Bisnis Gudang Kargo atas arahan dan petunjuk Supervisor Administrasi

dan Keuangan dan Pimpinan Unit Bisnis Gudang Kargo;

h. Kasir bertanggung jawab kepada Supervisor Administrasi dan Keuangan.

3. Petugas Administrasi

Fungsinya antara lain:

a. Menyiapkan, melaksanakan setiap kegiatan administrasi Unit Bisnis

Gudang Kargo;

b. Kegiatan ketatausahaan dan personalia;

(46)

d. Administrasi penjualan secara kredit (piutang)

e. Melaksanakan tugas-tugas lain yang berkaitan dengan Unit Bisnis Gudang

Kargo.

Tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

a. Pada bagian kargo muat / ekspor, petugas mempunyai tugas:

- Menerima Bukti Timbang Kargo (BTK) dari pengirim;

- Memastikan bahwa pengirim menuliskan identitas dengan benar;

- Membuat Nota Pengantar Pembayaran (NPP) dan menyerahkan

kepada pengirim (shipper) sebagai pengantar ke Kasir;

- Melakukan kompilasi dokumen kargo muat / ekspor (Laporan

Produksi) dan melaporkan hasilnya kepada Supervisor Administrasi

dan Keuangan;

- Melaporkan setiap perkembangan dan bertanggung jawab kepada

Supervisor Administrasi dan Keuangan dan Pimpinan Unit Bisnis

Gudang Kargo.

b. Pada bagian kargo tiba/impor, petugas mempunyai tugas sebagai berikut:

- Menerima dokumen kargo tiba/impor dari petugas Pemeriksa

(Checker);

- Membuat Tanda Terima Kargo (TTK), Nota Pengantar Pembayaran

(NPP) dan menyerahkan kepada Pengguna Jasa kargo sebagai

pengantar ke Kasir;

- Melakukan kompilasi dokumen kargo tiba / impor dan melaporkan

(47)

- Melaporkan setiap perkembangan dan bertanggung jawab kepada

Supervisor Administrasi dan Keuangan dan Pimpinan Unit Bisnis

Gudang Kargo.

c. Membuat analisa umur piutang pada setiap periode pelaporan dan

melakukan penagihan piutang kepada pengguna jasa sesuai jatuh tempo

yang ditetapkan.

4. Petugas Akuntansi

Fungsinya antara lain:

a. Pencatatan, pengklasifikasian dan pengelompokan penerimaan

pendapatan, pengeluaran, dan beban yang ada pada Unit Bisnis Gudang

Kargo;

b. Pencatatan (posting) pada jurnal yang sesuai;

c. Berkoordinasi dengan Bagian Akuntansi Kantor Cabang PT (Persero)

Angkasa Pura II.

d. Pelaporan Keuangan yang terkait dengan Unit Bisnis Gudang Kargo

sesuai dengan Standar Akuntansi yang berlaku umum.

Tugas dan tanggung jawabnya adalah:

a. Mencatat, mengklasifikasian dan mengelompokkan pendapatan dan biaya

(beban) sesuai dengan jenis pendapatan atas layanan yang telah ditetapkan;

b. Membuat jurnal yang sesuai dengan klasifikasinya;

c. Melakukan koordinasi dengan Bagian Akuntansi Kantor Cabang PT

(48)

d. Membuat laporan keuangan diantaranya Laporan Laba/Rugi, neraca, dan

laporan arus kas;

e. Laporan keuangan di kirim ke Cabang (Persero) Angkasa Pura II dan

ditanda tangani pula oleh Supervisor Administrasi dan Keuangan;

f. Teknis pencatatan akuntansi tertuang dalam manual akuntansi Unit Bisnis

Gudang kargo.

5. Pengamanan Kargo (Security Cargo)

Fungsinya antara lain:

a. Penyiapkan dan Pelaksanaan tugas-tugas pemeriksaan fisik serta

pengamanan dalam setiap kegiatan Gudang Kargo sesuai dengan Sistem

dan Prosedur Pengelolaan Unit Bisnis Gudang Kargo

b. melaksanakan tugas-tugas lain yang berkaitan dengan operasional Gudang

Kargo;

Tugas dan tanggung jawabnya meliputi:

a. Mengadakan pemeriksaan fisik kargo yang akan diberangkatkan secara

manual maupun dengan menggunakan peralatan pembantu seperti X-Ray,

Explosive Detector dan Hand Held Metal Detector.

b. Memastikan bahwa barang yang dimasukkan dalam gudang kargo dalam

keadaan yang tidak membahayakan keselamatan jiwa dan keamanan

penerbangan serta memenuhi persyaratan pengangkutan kargo udara.

c. Menjaga keamanan kargo selama berada di dalam gudang kargo dan pada

saat diserahkan kepada Pengguna Jasa.

(49)

e. Melarang orang atau kendaraan memasuki area gudang kargo tanpa ijin /

tidak memiliki Pas Ijin Masuk yang dikeluarkan oleh Penyelenggara

Bandar Udara.

f. Melaksanakan pengamanan dan pengawasan di dalam lingkungan / area

Gudang Kargo.

g. Melaksanakan penindakan apabila menemukan kejadian atau peristiwa

yang dapat membahayakan, mengancam penerbangan.

h. Melaksanakan koordinasi dengan petugas Pengamanan Penyelenggaran

Bandar Udara dan petugas Pengamanan pihak Airline / Ground Handling

serta Instansi terkait dalam tugas dan tanggung jawabnya masing-masing.

i. Melaporkan setiap kegiatan dan perkembangannya kepada Supervisor

Operasional Kargo dan Pimpinan Unit Bisnis Gudang Kargo.

j. Bertanggung jawab penuh kepada Supervisor Operasional Kargo dan

Pimpinan Unit Bisnis Gudang Kargo.

6. Porter

Fungsinya antara lain:

a. Menyiapkan dan melaksanakan tugas-tugas bongkar, muat dan pengaturan

kargo dalam Gudang Kargo sesuai dengan Sistem dan Prosedur

Pengelolaan Unit Bisnis Gudang Kargo

b. Melaksanakan tugas-tugas lain yang berkaitan dengan operasional Gudang

Kargo.

Tugas dan tanggung jawab petugas Porter meliputi:

(50)

b. Menjaga kondisi kargo dengan baik pada saat proses bongkar muat kargo.

c. Menyusunan kargo ke gerobak milik Airline/Ground Handling.

d. Menempatkan kargo ke dalam gudang kargo sesuai petunjuk dan arahan

Checker maupun Supervisor Operasional Kargo.

e. Melaporkan kepada Checker setiap kali ditemukan adanya kerusakan,

kejanggalan dan hal-hal yang mencurigakan pada saat proses bongkar

muat atau penyimpan kargo.

f. Menyusun/menempatkan peralatan kerja seperti Pallet, Hand Pallet pada

tempatnya setelah digunakan.

g. Bertanggung jawab penuh kepada Supervisor Operasional Kargo dan

Pimpinan Unit Bisnis Gudang Kargo.

C. Tata Kerja Unit Bisnis Gudang Kargo

1. Dalam menyelenggarakan tugas pokok Unit Bisnis Gudang Kargo, Pimpinan

Unit Bisnis Gudang Kargo wajib menerapkan prinsip-prinsip koordinasi,

integrasi dan sinkronisasi dengan unit kerja dan instansi lain di luar Unit

Bisnis Gudang Kargo.

2. Pimpinan Unit Bisnis Gudang Kargo memimpin dengan penuh tanggung

jawab dan dapat membina anggota Unit Bisnis Gudang Kargo dalam

(51)

3. Pimpinan Unit Bisnis Gudang Kargo wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk

Kepala Cabang PT (Persero) Angkasa Pura II dimana Unit Gudang Kargo

berada serta menyampaikan laporan berkala tepat pada waktunya.

4. Pimpinan UBGK bertanggung jawab secara langsung kepada Kepala Cabang.

5. Dalam melakukan tugasnya, Pimpinan Unit Bisnis Gudang Kargo wajib

berkoordinasi dan menyampaikan laporan berkala tepat pada waktunya kepada

Direksi PT (Persero) Angkasa Pura II.

Ketentuan lain-lain:

Pimpinan Bisnis Unit Gudang Kargo dan anggota yang berasal dari

internal PT (Persero) Angkasa Pura II diangkat dan diberhentikan oleh Direksi

sesuai dengan peraturan yang berlaku.

(52)

BAB IV

PENYAJIAN DATA DAN ANALISA DATA

A. Penyajian Data

Setelah diadakan penelitian di lapangan, kemudian dilakukan

pengumpulan data, maka diperoleh berbagai data tentang identitas responden

dalam kaitannya dengan hubungan pengembangan sumber daya manusia terhadap

produktivitas kerja karyawan pada kantor Unit Bisnis Terminal Kargo PT.

(Persero) Angkasa Pura II Polonia Medan.

Data-data yang diperoleh di lapangan sesuai dengan sampel penelitian

akan disajikan dalam bentuk-bentuk data seperti jenis kelamin, tingkat

pendidikan, umur dan masa kerja.

Sedangkan data-data yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner di

lapangan akan disajikan dalam data kuantitatif. Adapun kuesioner yang

disebarkan adalah sesuai dengan jumlah sampel responden yaitu sebanyak 47

lembar, dengan jumlah pertanyaan sebanyak 24 item (terdiri dari 12 item untuk

variabel X dan 12 item untuk variabel Y).

Untuk setiap pernyataan disediakan alternatif jawaban dengan nilai

sebagai berikut:

1. Untuk jawaban alternatif a, diberi nilai 3

2. Untuk jawaban alternatif b, diberi nilai 2

(53)

Setelah kuesioner disebarkan, kemudian kuesioner dikutip kembali, dan

ternyata jumlah angket yang diterima tetap seperti semula yaitu 47 lembar,

sehingga validasi hasil angket mencapai 100 persen.

Sebelum menganalisa data-data hasil penyebaran kuesioner terlebih dahulu

akan disajikan identitas responden yaitu:

Tabel 1

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No. Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

1.

2.

Laki-laki

Perempuan

38

9

81%

19%

47 100%

Sumber: Kantor Unit Bisnis Terminal Kargo PT. (Persero) Angkasa Pura II

Polonia Medan, 2007.

Berdasarkan Tabel 1 di atas, dapat diketahui bahwa dari 47 responden,

yang berjenis kelamin laki-laki adalah sebanyak 38 orang (81%) dan yang berjenis

kelamin perempuan sebanyak 9 orang (19%).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa karyawan Kantor Unit Bisnis

Terminal Kargo PT. (Persero) Angkasa Pura II Polonia Medan lebih banyak

(54)

Tabel 2

Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan No. Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase

1.

2.

3.

SMA/sederajat

Akademi/sederajat

S1/sederajat

20

24

3

43%

51%

6%

47 100%

Sumber: Kantor Unit Bisnis Terminal Kargo PT. (Persero) Angkasa Pura II

Polonia Medan, 2007.

Berdasarkan Tabel 2 di atas, dapat diketahui bahwa dari 47 responden,

yang tamatan SMA/sederajat adalah sebanyak 20 orang (43%), tamatan

Akademi/sederajat sebanyak 24 orang (51%), dan tamatan S1/sederajat sebanyak

3 orang (6%).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa karyawan Kantor Unit Bisnis

Terminal Kargo PT. (Persero) Angkasa Pura II Polonia Medan lebih banyak

tamatan Akademi/sederajat, kemudian diikuti tamatan SMA/sederajat dan

S1/sederajat. Ini disebabkan banyak di antara mereka memiliki tugas sebagai

(55)

Tabel 3

Distribusi Responden Berdasarkan Umur

No. Umur Frekuensi Persentase

1.

2.

3.

20-25

26-30

lebih dari 30

33

14

0

70%

30%

0%

47 100%

Sumber: Kantor Unit Bisnis Terminal Kargo PT. (Persero) Angkasa Pura II

Polonia Medan, 2007.

Berdasarkan Tabel 3 di atas, dapat diketahui bahwa dari 47 responden,

yang berusia 20-25 tahun adalah sebanyak 33 orang (70%), sedangkan yang

berusia 26-30 adalah sebanyak 14 orang (30%), dan tidak ada yang berusia lebih

dari 30 tahun.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa karyawan Kantor Unit Bisnis

Terminal Kargo PT. (Persero) Angkasa Pura II Polonia Medan lebih banyak

berusia 20-25 tahun. Ini disebabkan dibutuhkannya tenaga-tenaga muda yang

(56)

Tabel 4

Distribusi Responden Berdasarkan Masa Kerja No. Masa Kerja Frekuensi Persentase

1.

2.

3.

Kurang dari 1 tahun

1-5 tahun

Lebih dari 5 tahun

1

Sumber: Kantor Unit Bisnis Terminal Kargo PT. (Persero) Angkasa Pura II

Polonia Medan, 2007.

Berdasarkan Tabel 4 di atas, dapat diketahui bahwa dari 47 responden,

yang memiliki masa kerja kurang dari 1 tahun adalah sebanyak 1 orang (2%),

sedangkan yang memiliki masa kerja 1-5 tahun adalah sebanyak 46 orang (98%),

dan tidak ada memiliki masa kerja lebih dari 5 tahun.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa karyawan Kantor Unit Bisnis

Terminal Kargo PT. (Persero) Angkasa Pura II Polonia Medan lebih banyak

memiliki masa kerja 1-5 tahun. Ini disebabkan usia unit kargo baru 2 tahun dan

seluruh karyawan adalah perintis UBTK, kecuali 1 orang.

B. Analisa Data

Analisa data dari hasil penelitian terhadap pengaruh manajemen sumber

daya manusia terhadap produktivitas kerja karyawan pada Kantor Unit Bisnis

Terminal Kargo PT. (Persero) Angkasa Pura II Polonia Medan, 2007 akan penulis

(57)

hipotesa yang diajukan, penulis menggunakan rumus koefisien korelasi Product

Moment dari Karl Pearson.

1. Variabel Bebas

Terlebih dahulu penulis akan kemukakan kajian tentang data-data yang

diperoleh dari hasil angket, yang berhubungan dengan manajemen sumber daya

manusia yang merupakan variabel bebas seperti tabel berikut di bawah ini:

Tabel 5

Distribusi Responden Mengikuti Seminar di Luar Perusahaan

No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase

1.

2.

3. Ya

Kadang-kadang

Tidak

17

25

5

36,17%

53,19%

10,64%

47 100%

Sumber: Hasil jawaban responden dari pertanyaan no. 1

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa dari 47 responden, yang

menjawab “ya” adalah sebanyak 17 orang (36,17%), yang menjawab

“kadang-kadang” adalah sebanyak 25 orang (53,19%), dan yang menjawab “tidak” adalah

Gambar

Tabel 1
Tabel 2
Tabel 3
Tabel 4
+7

Referensi

Dokumen terkait

dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Bupati Bantul tentang Pembentukan Tim Koordinasi Teknis Persiapan Pengalihan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan

 Mengkoordinir dan bertanggung jawab terhadap semua kegiatan promosi kesehatan di wilayah kerja puskesmas.  Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan promosi

Alat Penukar Kalor berfungsi untuk mengubah temperatur dan fasa suatu jenis fluida dengan memanfaatkan proses perpindahan panas dari fluida bersuhu tinggi menuju

Sahabat MQ/ Anggota Tim Independen Kasus Bank Century yang dibentuk PDI Perjuangan/ Gayus Lumbuun dan Eva Kusuma Sundari mengatakan/ Pengambil kebijakan atas

Sahabat MQ/ DPRD Kota Yogyakarta/ akhirnya berhasil melakukan rapat pimpinan/ untuk menentukan jatah ketua/ dan wakil ketua 4 komisi/ yang ada di DPRD Kota Yogyakarta//

Etika Kepustakawanan: Suatu Pendekatan Terhadap Profesi dan Kode Etik Pustakawan.. Arsip Korespondensi : Penciptaan dan

Gambar 1.2 Penomoran definitif pada pembungks arsip.. Universitas

- dalam APT, return sekuritas dipengaruhi berbagai macam faktor yang bisa menjadi sumber risiko (tidak hanya beta saja).. ABRITAGE PRICING