• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dalam bab ini penulis membahas tentang sebab-sebab diterbitkannya SKP, kendala-kendala yang terjadi dalam penerbitan SKP serta upaya

dalam pemecahan masalah yang dilakukan oleh KPP terhadap kendala penerbitan SKP tersebut.

BAB V : Kesimpulan dan Saran

Dalam bab ini berisikan kesimpulan yang merupakan intisari yang mencakup seluruh objek pembahasan yang dibahas dalam PKLM yang bersumber dari hasil penelitian, serta saran yang menjadi hal-hal atau gagasan atau masalah yang dibahas dari objek pembahasan yang terdapat dalam laporan pelaksanaan PKLM.

BAB II

GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM

A. Sejarah Umum Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota

Sejarah umum dari Kantor Pelayanan Pajak dimulai pada masa penjajahan belanda, kantor pelayanan pajak bernama Belasting, yang kemudian setelah kemerdekaan berubah menjadi Kantor Inspeksi Keuangan. Kemudian berubah lagi menjadi Kantor Inspeksi Pajak dengan induk organisasinya Direktorat Jendral Pajak Keuangan Replubik Indonesia. Di Sumatera Utara pada Tahun 1976 berdiri tiga Kantor Inspeksi Pajak, yaitu:

a. Kantor Inspeksi Pajak Medan Selatan b. Kantor Inspeksi Pajak Medan Utara c. Kantor Inspeksi Pajak Pematang Siantar

Di tahun 1978 Kantor Inspeksi Pajak Medan Selatan dipecah menjadi dua yaitu Kantor Inspeksi Pajak Medan Selatan dan Kantor Inspeksi Pajak Kisaran. Untuk memudahkan pelayanan pembayaran pajak dari masyarakat, dan dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin cepat, maka didirikanlah kantor Inspeksi Pajak Medan Timur (sekarang Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur dan Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota). Dan untuk semakin memantapkan pelayanannya kepada masyarakat di dalam pelayanan pembayaran pajak, maka berdasarkan pada Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 267/KMK.01/1989, diadakanlah perubahan secara menyeluruh pada Direktorat

Jendral Pajak yang mencakup reorganisasi kantor inspeksi pajak yang diganti nama menjadi Kantor Pelayanan Pajak, yang sekaligus dibentuknya Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan.

Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur merupakan pecahan dari tiga kantor pelayanan pajak, yaitu:

1. Kantor Pelayanan Pajak Medan Selatan 2. Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat 3. Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara

Dan terhitung mulai tanggal 1 April 1994, Kantor Pelayanan Pajak berubah menjadi 4

wilayah kerja, yaitu:

1. Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur 2. Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat 3. Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara 4. Kantor Pelayanan Pajak Binjai

Dan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Replubik Indonesia Nomor 443/KMK.01/2001 tentang “Organisasi dan tata kerja kantor wilayah Direktorat Jendral Pajak” dimana Kantor Pelayanan Pajak di Kota Medan menjadi enam wilayah kerja, yaitu:

1. Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur, dengan ruang lingkup meliputi wilayah:

1.1.Kecamatan Medan Timur 1.2.Kecamatan Medan Area

1.3.Kecamatan Medan Tembung

2. Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat, dengan ruang Lingkup meliputi wilayah :

2.1.Kecamatan Medan Barat 2.2.Kecamatan Medan Sunggal 2.3.Kecamatan Medan Petisah 2.4.Kecamatan Medan Helvetia

3. Kantor Pelayanan Pajak Medan kota, dengan ruang lingkup meliputi wilayah: 3.1.Kecamatan Medan Kota

3.2. Kecamatan Medan Denai 3.3.Kecamatan Medan Johor 3.4. Kecamatan Medan Amplas

4. Kantor Pelayanan Pajak Medan Polonia, dengan ruang lingkup meliputi wilayah :

4.1.Kecamatan Medan Polonia 4.2.Kecamatan Medan Maimun 4.3.Kecamatan Medan Baru 4.4.Kecamatan Medan Tuntungan 4.5.Kecamatan Medan Selayang

5. Kantor Pelayanan Pajak Medan Belawan, dengan ruang lingkup meliputi wilayah:

5.2.Kecamatan Medan Marelan 5.3.Kecamatan Medan Labuhan 5.4.Kecamatan Medan Deli

6. Kantor Pelayanan Pajak Medan Binjai, dengan ruang lingkup meliputi wilayah:

6.1.Kecamatan Kutalimbarau 6.2.Kecamatan Hamparan Perak 6.3.Kecamatan Sunggal

6.4.Kecamatan Sibolangit 6.5.Kecamatan Pancur Batu 6.6.Kecamatan Labuhan Deli

Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota adalah sebagai institusi pemerintah yang mempunyai tugas pokok dalam menyelenggarakan urusan perpajakan . Karena pajak merupakan kontribusi wajib kepada negara yang berhutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang - undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat.

Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota berada di Gedung Keuangan Negara 1 lantai IV dan beralamat di jalan Diponegoro Nomor 30 A Medan . Adapun sejarah singkat dari Kantor Pelayanan Medan Kota adalah sebagai berikut :

1. Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota merupakan pecahan dari Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur yang berdasarkan kepada :

a. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 443/KMK.01/2001 tanggal 23 Juli 2001

b. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 58/KMK.01/2002 tanggal 26 Februari 2002

c. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 58/KMK.01/2002 tanggal 26 Februari 2002

2. Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 132/PMK.01/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jendral Pajak, Kantor Pelayanan Pajak (KPP) diseluruh jajaran Direktorat Jendral Pajak terdiri dari 3(tiga) jenis, yaitu :

2.1.KPP Wajib Pajak Besar yang terdiri dari KPP Wajib Pajak Besar Dua dan KPP Usaha Milik Negara.

2.2. KPP Madya yang terdiri dari KPP Penanaman Modal Asing, KPP Perusahaan Masuk Bursa, KPP Badan dan Orang Asing, KPP Madya. KPP Madya Medan, KPP Madya Palembang, KPP Madya Pekan Baru, KPP Madya Batam, KPP Madya Tangerang, KPP Madya Bekasi, KPP Madya Jakarta Pusat, KPP Madya Jakarta Barat, KPP Madya Jakarta Selatan, KPP Madya Jakarta Timur, KPP Madya Jakarta Utara, KPP

Madya Bandung, KPP Mdaya Semarang, KPP Madya Surabaya, KPP Madya Sidoarjo, KPP Malang, KPP Madya Balik Papan, KPP Madya

2.3. KPP Pratama

Beberapa karakteristik untuk setiap jenis KPP, Diantaranya dapat dijelaskan dalam pernyataan berikut ini :

a. Skala Wajib Pajak BUMN & WP b. Besar Nasional

c. WP Besar

d. Kanwil (Regional) e. WP Menengah

Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 131/PMK.01/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Keuangan yang telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 54/PMK.01/2007 dan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 132/PMK.01/2006 Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jendral Pajak sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 67/PMK.01/2008.

Sebagaimana lazimnya KPP yang menerapkan sistem administrasi perpajakan modern, KPP Pratama juga memiliki karakteristik-karakteristik : Organisasi berdasarkan fungsi, Sistem Informasi yang terintegrasi, Sumber Daya Manusia yang kompeten, sarana kantor yang memadai, tata kerja yang transparan, Penggabungan KPP, KPPBB, Prinsip Utama Penggabungan KPP,

KPPBB dan Karikpa adalah tidak menghilangkan tugas dan fungsi yang sebelumnya ada di masing-masing kantor tersebut tetapi membagi hasil seluruh tugas yang ada ke masing-masing seksi pada KPP Pratama sesuai dengan fungsinya . Seksi-seksi yang memiliki tugas dan fungsi yang sama digabung menjadi seksi yang ada di KPP Pratama.

Fungsi keberatan (terdapat pada Pasal 25 UU KUP dan Pasal 16 UU PBB), Pengurangan/penghapusan sanksi administrasi dan pembatalan ketetapan pajak (Psl.36 UU KUP) dan penghapusan PBB (Psl. 19 UU PBB) yang sebelumnya ada di KPP dan KPPBB, seluruhnya dialihkan ke Kanwil.

Fungsi Pemeriksaan yang sebelumnya dilaksanakan oleh KPP, Karikpa dan Kanwil, dilaksanakan oleh Pejabat Fungsional Pemeriksaan di KPP Pratama dan Kanwil, sedangkan fungsi bukti permulaan dan penyidikan yang semula dilaksanakan oleh Karikpa dan Kanwil, dilaksanakan oleh pejabat Fungsional dan Penyidikan di Kanwil.

B. Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah suatu rangkaian yang mewujudkan pola tetap dari hubungan hubungan diantara bidang kerja, namun orang mewujudkan kedudukan, wewenang dan tanggung jawab dalam sistem kerja sama. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota dikepalai oleh seorang Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama yang terdiri atas Sub Bagian Umum dan beberapa seksi yang dipimpin oleh masing-masing seorang kepala seksi. Struktur Organisasi yang digunakan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota adalah

struktur organisasi lini dan staf, yang dipimpin oleh seseorang Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jendral Pajak Sumatera Utara, dimana seluruh pegawai adalah Pegawai Negeri Sipil dibawah naungan Departemen Keuangan Negara Republik Indonesia. Deskripsi Tugas KPP Pratama Medan Kota Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Kota membawahi 1 (satu) subbagian dan 6 (enam) seksi, ditambah kelompok jabatan fungsional.

Adapun bidang-bidang yang ada di KPP Pratama Medan Kota antara lain adalah sebagai berikut :

1. Sub Bagian Umum

2. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan

3. Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI) 4. Seksi Pelayanan

5. Seksi Pengawasan dan Konsultasi (WASKON I, II, III,IV ) 6. Seksi Pemeriksaan

7. Seksi Penagihan

8. Kelompok Jabatan Fungsional

Adapun kegunaan dari struktur organisasi tersebut adalah: a. Memudahkan pelaksanaan kerja

b. Mempermudah pengawasan oleh pimpinan c. Membagi kegiatan kerja khusus pada tiap bagian

e. Mempermudah kerjasama dalam menuelesaikan suatu pekerjaan sesuai dengan rencana

C. Uraian Tugas dan Fungsi

Secara umum tugas Kepala Kantor dan masing-masing Kepala Seksi KPP Pratama Medan Kota adalah sebagai berikut:

1. Kepala Kantor

Mengingat KPP Pratama merupakan penggabungan dari KPP, KPPBB, dan

Karikpa maka kepala Kantor KPP Pratama mempunyai Tugas Mengkoordinasi Pelaksanaan penyuluhan, pelayanan dan pengawasan Wajib Pajak di bidang Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dan Pajak Tidak Langsung Lainnya dalam wilayah wewenangnya berdasarkan peraturan perundang undangan yang berlaku.

2. Subbagian Umum

Membantu dan menunjang kelancaran tugas kantor dalam mengkoordinasikan tugas dan fungsi pelayanan kesekretarian terutama dalam hal pengaturan kegiatan tata usaha dan kepegawaian, keuangan, rumah tangga serta perlengkapan.

3. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan

Membantu tugas Kepala Kantor mengkoordinasikan pelaksanaan dan penatausahakan pengamatan potensi perpajakan, pendapatan objek dan subjek pajak, penilaian objek pajak, dan kegiatan ekstensifikasi perpajakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

4. Seksi Pengolahan Data dan Informasi

Membantu tugas Kepala Kantor dalam mengkoordinasikan pengumpulan, pengolahan data, penyajian informasi perpajakan, perekaman dokumen perpajakn, urusan tata usaha angka penerimaan pajak, pelayanan dukungan teknis komputer, pemantauan aplikasi e-SPT dan e-Filling dan penyiapan laporan kinerja.

5. Seksi Pelayanan

Membantu tugas Kepala Kantor dalam mengkoordinasikan penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan, pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan pengolahan surat pemberitahuan dan surat lainnya, penyuluhan perpajakan, pelaksanaan registrasi WP, serta kerja sama perpajakan sesuai ketentuan yang berlaku.

6. Seksi Pengawasan dan Konsultan (WASKON I, II, III, IV)

Membantu tugas kepala kantor mengkoordinasikan pengawasan kepatuhan Wajib pajak (PPh, PPN, dan Pajak lainnya), bimbingan atau himbauan

kepada Wajib Pajak dan konsultasi teknis perpajakan, penyusunan profil Wajib Pajak, analisis kinerja wajib pajak dalam rangka melakukan intensifikasi, dan melakukan evaluasi hasil banding berdasarkan ketentuan yang berlaku. Dalam satu KPP Pratama terdapat 4 (empat) Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi yang pembagian tugasnya didasarkan pada cakupan wilayah (territorial tertentu).

7. Seksi Pemeriksaan

Membantu tugas kepala kantor mengkoordinasikan pelaksanaan penyusunan perencanaan pemeriksaan, pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan, penerbitan dan penyaluran surat perintah pemeriksaan pajak serta administrasi pemeriksaan perpajakan lainnya.

8. Seksi Penagihan

Membantu tugas kepala kantor mengkoordinasikan pelaksanaan dan penatausahaan penagihan aktif, piutang pajak, penundaan dan angsuran tunggakan pajak, dan usulan penghapusan pajak serta penyimpanan dokumen-dokumen penagihan.

9. Kelompok Jabatan Fungsional

Pejabat Fungsional terdiri dari Pejabat Fungsional Pemeriksaan dan Pejabat Fungsional Penilai yang bertanggung jawab secara langsung kepada Kepala KPP Pratama.Dalam melaksanakan pekerjaannya, Pejabat

Fungsional Pemeriksaan berkoordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan simplifikasi dengan Seksi Ekstensifikasi Perpajakan. Selain itu, teknologi informatika dan sistem informasi dimanfaatkan secara optimal.

D. Gambaran Pegawai / karyawan/ Anggota Personil

Daftar Pegawai KPP Pratama Medan Kota

1 Yan Santoso Purba Kepala Kantor KPP Pratama

2 Irwan Harefa Kepala Subbag SubBagian Umum

3 Eben Kennedy Simanjuntak Kepala Seksi Seksi Pengolahan Data dan Informasi

4 Agustinus Situmorang Kepala Seksi Seksi Pelayanan 5 Anieka Komarioseli Kepala Seksi Seksi Penagihan

6 Zulham Kepala Seksi Seksi Pemeriksaan

7 Gunawan Kepala Seksi Seksi Ekstensifikasi

Perpajakan

8 Simon Gomeri Sinambela Kepala Seksi Seksi Pengawasan dan Konsultasi I

9 Herlita Kepala Seksi Seksi Pengawasan dan

Konsultasi II

10 Rospita Tiurma Marpaung Kepala Seksi Seksi Pengawasan dan Konsultasi III

11 Syah Reza Emil Kepala Seksi Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV

12 Suyono Soeryodilogo Pemeriksa pajak Madya

Fungsional Pemeriksaan

13 Boston Samosir Pemeriksa Pajak Muda

14 Dwipa Hermawan Pemeriksa Pajak Muda

Fungsional Pemeriksaan

15 Ida Kata Ersada Pelaksana SubBagian Umum

16 M.Adly Ilyas Pelaksana SubBagian Umum

17 Elizabeth Sinaga Pelaksana SubBagian Umum

18 Meylin Yusiska Tambunan Pelaksana SubBagian Umum 19 Mayer Alponco Manurung Bendaharawan SubBagian Umum

20 Eli Nafsiah Pelaksana Seksi Pengolahan Data dan Informasi

21 Mesniato Pelaksana Seksi Pengolahan Data dan

Informasi

22 Enita Misri Lubis Pelaksana Seksi Pengolahan Data dan Informasi

23 Nora Charmine Pelaksana Seksi Pengolahan Data dan Informasi

24 Rizka Hadvina Zulhelmi Pelaksana Seksi Pengolahan Data dan Informasi

25 Petta Rosetta Pelaksana Seksi Pengolahan Data dan Informasi

26 Iin Arfiani Operator Console Seksi Pengolahan Data dan Informasi

Informasi 28 Zuniar Vileny Br.Hombing Pelaksana Seksi Pelayanan

29 Mitra Hayati Pelaksana Seksi Pelayanan

30 Tiambun Simanjuntak Pelaksana Seksi Pelayanan

31 Irwansyah Pelaksana Seksi Pelayanan

32 Saibah Hanum Pelaksana Seksi Pelayanan

33 Mastiur Pangaribuan Pelaksana Seksi Pelayanan

34 Saepudin Pelaksana Seksi Pelayanan

35 Jonni Dabukke Pelaksana Seksi Pelayanan

36 Yusup Pelaksana Seksi Pelayanan

37 Rudi Yanto Mangunsong Pelaksana Seksi Pelayanan 38 Darwin Mika Gultom Pelaksana Seksi Pelayanan 39 Yani Melanyi Sihombing Pelaksana Seksi Pelayanan

40 Dewi Dongoran Pelaksana Seksi Pelayanan

41 Dewi Septiani Bako Pelaksana Seksi Pelayanan 42 Eva Marlina Ginting Pelaksana Seksi Penagihan 43 T.Qivi Hady Daholi Pelaksana Seksi Penagihan

44 Parlindungan Juru Sita Seksi Penagihan

45 Hardi Suganda Juru Sita Seksi Penagihan

46 Susilawati Pelaksana Seksi Pemeriksaan

47 Mesta Sinaga Pelaksana Seksi Pemeriksaan

Perpajakan

49 Amansyah Pelaksana Seksi Ekstensifikasi

Perpajakan

50 Elmi Idawati Pelaksana Seksi Ekstensifikasi Perpajakan

51 Natalina Barus Pelaksana Seksi Pengawasan dan Konsultasi I

52 Rosi Orida Siregar Account Representative

Seksi Pengawasan dan Konsultasi I

53 Rudi Sihotang Account Representative

Seksi Pengawasan dan Konsultasi I

54 Wedi Simanjuntak Account Representative

Seksi Pengawasan dan Konsultasi I

55 Mora Gandi Ritonga Account Representative

Seksi Pengawasan dan Konsultasi I

56 Hamonangan Siringoringo Account Representative

Seksi Pengawasan dan Konsultasi I

57 Irene Simaremare Pelaksana Seksi Pengawasan dan Konsultasi II

58 Moch.Taufik Hidayat Account Representative

Seksi Pengawasan dan Konsultasi II

59 Farida Khairani Account Representative

Seksi Pengawasan dan Konsultasi II

60 Hariady Account Representative

Seksi Pengawasan dan Konsultasi II

61 Fergiwati Account

Representative

Seksi Pengawasan dan Konsultasi II

62 Tumpak Tinambunan Account Representative

Seksi Pengawasan dan Konsultasi II

63 Muhammad Muhajir Pelaksana Seksi Pengawasan dan Konsultasi III

64 Mohammad Aulia Nasution Account Representative

Seksi Pengawasan dan Konsultasi III

65 Parlindungan Sinurat Account Representative

Seksi Pengawasan dan Konsultasi III

66 Nurani Yuliyati Account Representative

Seksi Pengawasan dan Konsultasi III

67 Dany Santosa Account

Representative

Seksi Pengawasan dan Konsultasi III

68 Windu Hudaya Account

Representative

Seksi Pengawasan dan Konsultasi III

69 Lusy Sihombing Account Representative

Seksi Pengawasan dan Konsultasi III

70 Masita Ansyari Pelaksana Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV

Representative Konsultasi IV 72 Muhammad Idris Siregar Account

Representative

Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV

73 Santi Lia Sari Harahap Account Representative

Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV

74 P.Alex Valentino Sinaga Account Representative

Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV

75 Satrio Wicaksono Account Representative

Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV

76 Ebenezer Sitompul Pemeriksa Pajak Muda

Fungsional Pemeriksaan

77 Wilson Sitanggang Pemeriksa Pajak Muda

Fungsional Pemeriksaan

78 Munafri Pemeriksa Pajak

Muda

Fungsional Pemeriksaan

79 Agus Arifianto Pemeriksa Pajak Pelaksana Lanjutan

Fungsional Pemeriksaan

80 Martahan Ronald Pardede Pemeriksa Pajak Pelaksana Lanjutan

Fungsional Pemeriksaan

81 Verry Andrianto Pemeriksa Pajak Pelaksana Lanjutan

Fungsional Pemeriksaan

82 Andi Rahmatullah Pemeriksa Pajak Pertama

83 Abdullah Zuhdi Pemeriksa Pajak Pertama

Fungsional Pemeriksaan

84 Ahmad Fadri Kurnia Pemeriksa Pajak Pelaksana

Fungsional Pemeriksaan

85 Debby Fransisco Penilai PBB Pelaksana Fungsional Pemeriksaan

Sumber : Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota

E. Perbedaan Struktur Organisasi Lama dengan Struktur Organisasi Baru Pada Struktur organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota sebelumnya untuk masing-masing pajak dibuat secara terpisah, baik itu PPh, PPN, PPnBM, BPHTB, dan lain-lain. Sedangkan struktur organisasi KPP Pratama Medan Kota yang sekarang dibentuk dengan cara menggabungkan bagian-bagian pajak yang terpisah tersebut ke dalam setiap bagian, misalnya terdapat masalah pajak baik itu PPh, PPN, PBB, PPnBM, dan lain-lain, maka untuk menyelesaikan masalah yang ada tidak lagi di bagian pajak yang bersangkutan melainkan dapat konsultasi di bagian pengawasan dan konsultasi, begitu juga dengan bagian lainnya, sehingga pekerjaan pada setiap bagian lebih efektif dan efisien.

F. Jumlah WP Terdaftar s.d. Bulan 01 tahun 2011

Jumlah WP Terdaftar s.d Bulan 01 Tahun 2011

No

Status Record

Wajib Pajak

0 (ID) (UP) (UI) (PE) (PB) (PL) (NE) (DE)

Jumlah Normal . Update . Pendaftaran Baru Pindah Baru Pindah Lama Non Efektif Delete 1 WP Badan 0 0 8.603 2 WP OP 0 0 100.124 3 WP Bendahara 0 0 0 583 JUMLAH 11.262 0 4.873 0 78.691 599 802 5.711 7.372 109.310

BAB III

GAMBARAN DATA SURAT KETETAPAN PAJAK A. Dasar Hukum

Untuk lebih memahami gambaran tentang Surat Ketetapan Pajak (SKP) kita dapat melihat secara jelas dari peraturan yang mengatur tentang SKP tersebut, yaitu:

1. Pasal 1, pasal 13, pasal 15, pasal 16 dan pasal 36 Undang-Undang Ketentuan Umum Perpajakan Nomor 6 tahun 1983 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Ketentuan Umum Perpajakan Nomor 16 Tahun 2009

2. Pasal 1 pada angka 15 s.d. 19 berisikan tentang pengertian Surat Ketetapan Pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Tambahan, Surat Ketetapan Pajak Nihil, dan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar. Pada Pasal 13 tertulis dengan lengkap tentang SKPKB secara lebih mendalam mengenai jangka waktu, sanksi administrasi berupa bunga dan kenaikan, serta sanksi pidana. Pada Pasal 15 terdapat mengenai SKPKBT secara jelas, Pasal 16 tentang pembetulan Surat Tagihan Pajak serta Surat Ketetapan Ppajak, batasan waktu keputusan permohonan pembetulan, disertakan dengan aturan lainnya. Sedangkan pada pasal 36 terdapat penjelasan tentang pengurangan, penghapusan sanksi atau pembatalan Surat Ketetapan Pajak serta tata caranya.

3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 23/PMK.03/2008 s.t.d.t.d. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 83/PMK.03/2010 tentang Tata Cara Penerbitan Surat Ketetapan Pajak.

4. Peraturan Direktur Jendral Pajak Nomor: PER-5/PJ/2009 tentang Prosedur Penerbitan Surat Ketetapan Pajak.

5. Peraturan Direktur Jendral Pajak Nomor: PER-36/PJ/2010 tentang prosedur Penerbitan Kembali Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan dan/atau Surat Tagihan Pajak.

6. Surat Edaran Direktur Jendral Pajak Nomor: SE-03/PJ.75/1994 tentang Penerbitan Surat Ketetapan Pajak Sebagai Hasil Pemeriksaan dan Tindak Lanjut Penagihannya.

7. Peraturan Direktur Jendral Pajak Nomor: 25/PJ/2008 tentang bentuk dan isi Nota Perhitungan, Surat Ketetapan Pajak dan Surat Tagihan Pajak

8. Peraturan lainnya.

B. Pengertian Surat Ketetapan Pajak

Surat Ketetapan Pajak adalah surat ketetapan yang meliputi Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, Surat Ketetapan Pajak Nihil atau Surat Ketetapan Pajak Lebih bayar. Yang dimaksud dengan Surat Ketetapan Pajak adalah surat ketetapan pajak yang menentukan besarnya jumlah pokok pajak, kredit pajak, jumlah kekurangan

pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi administrasi, dan jumlah yang masih harus dibayar.

Berdasarkan metode Self Assesment meskipun Wajib Pajak(WP) telah diberikan kepercayaan untuk menghitung, memperhitungkan, menyetor dan melaporkan sendiri pajak yang terutang, Dirjen Pajak melalui aparatnya akan mengevaluasi perhitungan, perhitungan, pembayaran, dan pelaporan pajak yang telah dilakukan WP dengan melakukan penelitian, pemeriksaan, pemeriksaan ulang, dan/atau pemeriksaan bukti permulaan oleh unit pelaksana pemeriksaan dan penelitian.

Penelitian adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk menilai kebenaran pembayaran pajak dan pengisian Surat Pemberitahuan berdasarkan data perpajakan yang dimiliki atau diperoleh Direktur Jenderal Pajak untuk menerbitkan surat ketetapan pajak.

Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan, dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan suatu standar Pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

Pemeriksaan ulang adalah pemeriksaan yang dilakukan terhadap Wajib Pajak untuk jenis pajak dan Masa/Tahun Pajak yang telah diperiksa pada pemeriksaan sebelumnya. Sedangkan Pemeriksaan Bukti Permulaan adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mendapatkan bukti permulaan tentang adanya dugaan telah terjadi tindak pidana di bidang perpajakan. Dan Unit Pelaksana

Pemeriksaan adalah unit yang berada di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak yang berwenang melaksanakan Pemeriksaan, Pemeriksaan Ulang, atau Pemeriksaan Bukti Permulaan.

Apabila berdasarkan hasil pemeriksaaan atau berdasarkan keterangan lain didapatkan bukti bahwa jumlah pajak terutang yang dihitung dan dilaporkan dalam SPT tidak benar, misalnya pembebanan biaya ternyata melebihi yang sebenarnya, adanya data yang seharusnya dilaporkan tetapi tidak dilaporkan dalam SPT, maka Dirjen Pajak akan menetapkan jumlah pajak terutang yang semestinya menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Penetapan pajak itu akan dituangkan dalam Surat Ketetapan Pajak.

C. Jenis-jenis Surat Ketetapan Pajak Surat Ketetapan Pajak (SKP) meliputi:

1. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) adalah Surat Ketetapan Pajak yang menentukan besarnya jumlah pokok pajak, jumlah kredit pajak, jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi administrasi, dan jumlah yang masih harus dibayar; atau

2. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT) , yaitu surat ketetapan pajak yang menentukan tambahan atas jumlah pajak yang telah ditetapkan; atau

3. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) adalah surat ketetapan pajak menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit

pajak lebih besar daripada pajak yang terutang atau tidak seharusnya terutang; atau

4. Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN), yaitu surat ketetapan pajak yang

Dokumen terkait