• Tidak ada hasil yang ditemukan

 c = Emisivitas pelat kaca

4.4 Analisa Grafik 1 Adsorber

Temperatur adsorber pada pengujian hari pertama, hari kedua, dan hari ketiga dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 4.3 Grafik temperatur adsorber hari pertama

Pada proses desorpsi hari pertama, temperatur awal tertinggi adalah 68,55 o

C berada pada titik 9 dan temperatur maksimum terjadi pada pukul 14.37 Wib yaitu 91,87 oC pada titik 9. Jadi, proses desorpsi berakhir pada pukul 17.07 Wib dengan temperatur rata-rata adsorber adalah 35,42 oC. Rata-rata radiasi matahari pada hari pertama ini adalah 464,11 W/m2 dengan rata-rata temperatur lingkungan adalah 31 oC.

Proses adsorpsi hari pertama yang dimulai pada pukul 17.07 Wib dengan temperatur tertinggi adsorber adalah 43,96 oC berada pada titik 9, temperatur terendah mencapai 25,13 oC pada titik 6 yaitu pada pukul 06.19 Wib dan pada pukul 06.34 temperatur adsorber kembali naik dengan temperatur rata-rata adalah 26,20 oC dan pada pukul 07.00 Wib temperatur rata-rata adsorber telah mencapai 27,23 oC, hal ini terjadi karena intensitas radiasi matahari telah meningkat yang diikuti naiknya temperatur lingkungan. Intensitas radiasi matahari pada pukul 07.00 Wib mencapai 106 W/m2 dengan temperatur

lingkungan adalah 23,4 oC. Maka dapat disimpulkan bahwa proses adsorpsi telah berhenti pada pukul 07.00 Wib.

Gambar 4.4 Grafik temperatur adsorber hari kedua

Pada proses desorpsi hari kedua, temperatur awal tertinggi adalah 41,35 oC berada pada titik 9 dan temperatur maksimum terjadi pada pukul 13.48 Wib yaitu 103.50 oC pada titik 9. Jadi, proses desorpsi berakhir pada pukul 17.38 Wib dengan temperatur rata-rata adsorber adalah 4140 oC. Rata-rata radiasi matahari pada hari kedua ini adalah 489,68 W/m2 dengan rata-rata temperatur lingkungan adalah 28,52 oC.

Proses proses adsorpsi hari kedua yang dimulai pada pukul 17.23 Wib dengan temperatur tertinggi adsorber adalah 53,66 oC berada pada titik 9, temperatur terendah mencapai 24,83 oC pada titik 6 yaitu pada pukul 06.08 Wib dan pada pukul 06.53 temperatur adsorber kembali naik dengan temperatur rata-rata adalah 26,61 oC dan pada pukul 07.30 Wib temperatur rata-rata adsorber telah mencapai 27,60 oC, hal ini terjadi karena intensitas radiasi matahari telah meningkat yang diikuti naiknya temperatur lingkungan. Intensitas radiasi matahari pada pukul 07.30 Wib mencapai 106 W/m2 dengan

temperatur lingkungan adalah 24 oC. Maka dapat disimpulkan bahwa proses adsorpsi telah berhenti pada pukul 07.30 Wib.

Gambar 4.5 Grafik temperatur adsorber hari ketiga

Pada proses desorpsi hari ketiga, temperatur awal tertinggi adalah 42,99 oC berada pada titik 9 dan temperatur maksimum terjadi pada pukul 14.23 Wib yaitu 96.53 oC pada titik 9. Jadi, proses desorpsi berakhir pada pukul 17.17Wib dengan temperatur rata-rata adsorber adalah 37.08 oC. Rata-rata radiasi matahari pada hari kedua ini adalah 432,78 W/m2 dengan rata-rata temperatur lingkungan adalah 30,19 oC.

Proses adsorpsi hari ketiga yang dimulai pada pukul 17.12 Wib dengan temperatur tertinggi adsorber adalah 40,23 oC berada pada titik 9, temperatur terendah mencapai 23,21 oC pada titik 7 yaitu pada pukul 06.23 Wib dan pada pukul 07.23 temperatur adsorber kembali naik dengan temperatur rata-rata adalah 24,70 oC dan pada pukul 08.30 Wib temperatur rata-rata adsorber telah mencapai 30,33 oC, hal ini terjadi karena intensitas radiasi matahari telah meningkat yang diikuti naiknya temperatur lingkungan. Intensitas radiasi matahari pada pukul 08.30 Wib mencapai 251,9 W/m2 dengan temperatur

lingkungan adalah 24,6 oC. Maka dapat disimpulkan bahwa proses adsorpsi telah berhenti pada pukul 08.30 Wib.

4.4.2 Kondensor

Temperatur kondensor pada pengujian hari pertama, hari kedua, dan hari ketiga dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 4.6 Grafik temperatur kondensor hari pertama

Gambar 4.6 merupakan grafik temperatur yang terjadi di kondensor pada hari pertama. Dari gambar grafik di atas temperatur paling tinggi pada kondensor terjadi pada titik 17 pukul 13.17 WIB yaitu 38.92C. Sedangkan temperatur paling rendah pada kondensor terjadi pada titik 17 pada jam 05.24 yaitu 24.13 C dimana letak titik termokopel tersebut berada diatas evaporator. Temperatur pada evaporator yang mempengaruhi titik 17 merupakan temperatur paling rendah.

Gambar 4.7 Grafik temperatur kondensor hari kedua

Gambar 4.7 merupakan grafik temperatur yang terjadi di kondensor pada hari kedua. Dari gambar grafik di atas temperatur paling tinggi pada kondensor terjadi pada titik 20 pada pukul 13.38 WIB. Sedangkan temperatur paling rendah pada kondensor terjadi pada titik 17 pada jam 07.33 dimana letak titik termokopel tersebut berada di atas evaporator. Temperatur pada evaporator yang mempengaruhi titik 17 merupakan temperatur paling rendah.

Gambar 4.8 merupakan grafik temperatur yang terjadi pada kondensor pada hari ketiga. Dari gambar grafik tersebut temperatur paling tinggi pada kondensor terjadi pada titik 17 pada pukul 16.28 WIB yaitu 41.23 C. Sedangkan temperatur paling rendah pada kondensor terjadi pada titik 17 pada jam 06.32 yaitu 21.30 C dimana letak titik termokopel tersebut berada di atas evaporator. Temperatur pada evaporator yang mempengaruhi titik 17 merupakan temperatur paling rendah.

Gambar 4.8 Grafik temperatur kondensor hari ketiga

4.4.3 Evaporator

Pengujian hari pertama dilakukan pada Tanggal 10 April 2014 pukul 09.02 WIB dan selesai pada tanggal 11 April 2014. Pada pengujian ini temperatur terendah saat proses desorpsi berlangsung pada evaporator yaitu 24,43C yang terdapat pada titik 4. Titik ini terdapat pada penampang bawah dari evaporator yang sekaligus bersinggungan langsung dengan air yang terdapat pada wadah penampung. Temperatur pada evaporator terus mengalami kenaikan secara perlahan. Pada pukul 13.02 WIB, temperatur rata-rata dari evaporator adalah 28.11 C dengan temperatur tertinggi 29,55 pada titik 16 dan temperatur terendah adalah 27.13 yang terdapatpada titik 5.

Gambar 4.9 Grafik temperatur evaporator hari pertama

Proses adsorpsi dimulai pada pukul 17.54 WIB dengan temperatur rata- rata adalah 27.86 C. Pada saat proses desorpsi berlangsung, temperatur di setiap titik yang terdapat pada evaporator mengalami penurunan secara perlahan. Pada pukul 1.04 WIB, temperatur rata rata evaporator adalah sebesar 19,46C dengan temperatur terendah terdapat pada titik 4 yaitu sebesar 18.36 C. Penrunan suhu ini terjadi secara terus manerus sampai proses adsorpsi berlangsung. Temperatur terendah pada pengujian hari pertama adalah sebesar 7.98 C yaitu pada pukul 7.09 WIB yang terdapat pada titik 4. Temperatur ini bertahan sampai proses adsorpsi berakhir yaitu pada tanggal 10 April 2014 pukul 09.04 WIB.

Pengujian hari kedua dimulai pada pukul 09.13 WIB dengan temperatur rata rata evaporator adalah 25.52. Temperatur minimum terdapat pada titik 4 yaitu 24.49 C. Titik ini terdapat pada penampang bawah dari evaporator yang sekaligus bersinggungan langsung dengan air yang terdapat pada wadah penampung. Pada pukul 14.13 WIB tempertur rata rata evaporator adalah 28.61C dengan temperatur tertinggi terdapat pada titik 2 yaitu 30.26C. proses desorpsi berakhir pada pukul 16.58 WIB dengan temperatur tertinggi adalah 30.81C yang terdapat pada titik 2.

Gambar 4.10 Grafik temperatur evaporator hari kedua

Proses adsorpsi dimulai pada pukul 17.33 WIB dengan temperatur rata- rata adalah 28.00 C. Pada saat proses desorpsi berlangsung, temperatur di setiap titik yang terdapat pada evaporator mengalami penurunan secara perlahan. Pada pukul 20.53 WIB temperatur rata rata evaporator adalah sebesar 13,77C dengan temperatur terendah terdapat pada titik 5 yaitu sebesar 12.80C. Penurunan suhu ini terjadi secara terus manerus sampai proses adsorpsi berlangsung. Proses adsorpsi berakhir pada pukul 09.13WIB dengan temperatur terendah pada pengujian hari kedua adalah sebesar 4.37C yang terdapat pada titik 4.

Pengujian hari ketiga dilakukan pada Tanggal 15 April 2014 pukul 08.43WIB dan selesai pada tanggal 16 April 2014. Pada pengujian ini temperatur terendah saat proses desorpsi berlangsung pada evaporator yaitu 26,79C yang terdapat pada titik 4. Titik ini terdapat pada penampang bawah dari evaporator yang sekaligus bersinggungan langsung dengan air yang terdapat pada wadah penampung. Temperatur pada evaporator terus mengalami kenaikan secara perlahan. Pada pukul 11.13 WIB, temperatur rata-rata dari evaporator adalah sebesar 28.57 C dengan temperatur tertinggi

29,29 C yang terdapat pada titik 1 dan temperatur tertinggi pada saat proses desorpsi berakhir adalah 30.59 yang terdapat pada titik 1.

Gambar 4.11 Grafik temperatur evaporator hari ketiga

Proses adsorpsi dimulai pada pukul 17.27 WIB dengan temperatur rata- rata adalah 27.71 C. Pada saat proses desorpsi berlangsung, temperatur di setiap titik yang terdapat pada evaporator mengalami penurunan secara perlahan. Pada pukul 21.02 WIB, temperatur rata rata evaporator adalah sebesar 13,37C dengan temperatur terendah terdapat pada titik 4 yaitu sebesar 11.83 C. Penurunan suhu ini terjadi secara terus manerus sampai proses adsorpsi berlangsung. Pada pukul 06.07 WIB temperatur terendah adalah sebesar 5.87 C . Temperatur terendah pada pengujian hari pertama berakhir adalah sebesar 5.27 C yaitu pada pukul 07.57 WIB yang terdapat pada titik 4. Temperatur ini bertahan sampai proses adsorpsi berakhir yaitu pada tanggal 16 April 2014 pukul 08.42 WIB.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait