• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab ini memuat tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan dan saran-saran yang dianggap penting bagi pihak yang membutuhkan.

25 BAB II

METODE PENELITIAN

2.1 Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode deskriptif dengan analisis data kualitatif, maka dari deskriptif adalah penelitian yang memusatkan perhatian pada masalah-masalah yang pada saat penelitian dilakukan (saat sekarang) atau masalah-masalah yang bersifat aktual. Menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki sebagaimana adanya diiringi dengan intervensi yang rasional dan akurat (Suryanto 2005: 17).

Jadi pemecahan masalah yang dilakukan dengan cara menggambarkan suatu keadaan dan status fenomena berdasakan fakta-fakta yang tampak sebagaimana adanya.

2.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) di JL.Jamin GintingNo.108 Kabanjahe Kabupaten Karo.

2.3Informan

Menurut Burhan Bungin, informan merupakan orang yang menguasai dan memahami data, informasi, ataupun fakta dari suatu objek penelitian. Dalam penelitian ini, yang menjadi informan adalah:

26

1) Informan Kunci

Merupakan mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan oleh peneliti. Adapun yang menjadi informan kunci penelitian ini adalah :

a. Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Kabupaten Karo,

b. Kepala Bidang Keluarga Berencana Dan Keluarga Sejahtera.

c. Sekretaris Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB)

2) Informan Tambahan

Merupakan mereka yang memberikan informasi walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial dan politik. Adapun yang menjadi informan tambahan dalam penelitian ini adalah pegawai/staff Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Kabupaten Karo ditambah dengan masyarakat Kabupaten Karo yang penentuannya dilakukan dengan menggunakan teknik sampling accident, yaitu teknik pengambilan informan secara kebetulan. Informan tersebut adalah orang-orang yang ditemui peneliti dan dianggap mengetahui permasalahan penelitian sehingga didapatkan informasi yang mendukung hasil penelitian.

27 2.4Teknik Pengumpulan Data

Data adalah rekaman atau gambaran atau keterangan suatu hal atau fakta. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data dapat dilakukan melalui data primer dan data sekunder.

1. Data Primer adalah data yang diperoleh si peneliti langsung dari objek yang diteliti. Data primer diperoleh melalui wawancara. Wawancara adalah proses komunikasi atau interaksi untuk mengumpulkan data informasi dengan cara tanya jawab antara peneliti dengan informan atau subjek penelitian.

2. Data Sekunder yaitu data yang diperoleh dari dokumen, publikasi yang sudah dalam bentuk jadi. Data sekunder diperoleh melalui :

a. Studi Kepustakaan, yaitu pengumpulan data yang

diperoleh dengan menggunakan berbagai literature seperti buku, majalah, dan berbagai bahan yang berhubungan dengan objek penelitian.

b. Dokumentasi, yaitu pengumpulan data yang diperoleh melalui pengkajian dan penelaahan terhadap catatan tertulis maupun dokumen-dokumen yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

28 2.5Teknik Analisis Data

Teknik analisa data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknikkualitatif,yaitu suatu teknik yang dilakukan dengan melakukan suatu penggolongan ataupun suatu pengklasifikasian data dan menganalisa data yang diperoleh, sehingga dapat digambarkan dengan jelas tentang objek yang diteliti dan kemudian dilakukan penarikan kesimpulan.

Ada beberapa aktifitas dalam analisis data yaitu :

1. Reduksi data

Reduksi dapat diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Dalam artian reduksi data adalah merangkum dan memfokuskan hal-hal yang penting dalam penelitian dengan mencari tema dan pola hingga memberikan gambaran jelas, dan mempermudah peneliti untuk mencari data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan.

2. Penyajian data

Penyajian data bermakna sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan penarikan tindakan. Penyajian data dilakukan untuk mempermudah peneliti memahami data yang diperoleh selama penelitian dibuat

29

dalam bentuk uraian atau teks yang bersifat naratif, bagan atau bentuk tabel.

3. Penarikan kesimpulan

Kesimpulan ini sebagai hipotesis, dan bila didukung oleh data maka akan dapat menjadi teori.

30 BAB III

DESKRIPSI LIKASI PENELITIAN

3.1Wilayah Kabupaten Karo

Kabupaten Karo terletak di dataran tinggi Tanah Karo dengan ibukota Kabanjahe yang terletak 77 km dari Kota Medan. Kabupaten Karo secara administratif terdiri dari 13 Kecamatan, 14 Kelurahan dan 248 Desa. Luas daerah Kabupaten Karo sekitar 2.127,25 ��2 yang terbentang di datran tinggi dengan ketinggian 600 - 1400 � diatas permukaan laut. Karena berada diketinggian tersebut Tanah Karo mempunyai iklim yang sejuk dengan suhu berkisar antara 16−17 ℃.

Kota yang terkenal di wilayah ini adalah Berastagi dan Kabanjahe. Berastagi merupakan salah satu kota turis di Sumatera Utara yang sangat terkenal dengan produk pertanian yang unggul. Salah satunya adalah buah jeruk dan produk minuman yang terkenal yaitu sebagai penghasil Markisa. Didataran tunggi Tanah Karo inilah bisa kita temukan indahnya nuansa alam pegunungan dengan udara yang sejuk dengan ciri khas daerah buah dan sayur. Di daerah ini juga bisa kita nikmati keindahan Gunung Sibayak dalam keadaan aktif berlokasi diatas ketinggian 2.172 � dari permukaan laut. Arti kata Sibayak adalah Raja. Berarti Gunung Sibayak adalah Gunung Raja menurut pengertian nenek moyang suku Karo.

Dilihat dari Geografi Kabupaten Karo terletak di dataran tinggi Pegunungan Bukit Barisan dan merupakan daerah Hulu Sungai. Wilayah

31

Kabupaten Karo adalah 2.127,25 ��2

atau 212.725 Ha atau 2,97% dari luas Provinsi Daerah Tinggi I Sumatera Utara, dan secara geografis

terletak diantara

2° 50 ������� − 3° 19 ���������� 97° 55 ������� −

98° 26 �������.

Batas - batas wilayah Kabupaten Karo adalah :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Langkat dan Deli Serdang

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Dairi dan Tapanuli Utara

3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Simalungun

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tenggara Kabupaten Karo terletak pada ketinggian 140 sampai dengan 1400 � diatas permukaan laut dengan perbandingan luas sebagai berikut :

1. Daerah ketinggian 140 sampai dengan 200 � diatas permukaan laut seluas 9.550 Ha (4,49%)

2. Daerah ketinggian 200 sampai dengan 500 � diatas permukaan laut seluas 11.373 Ha (5.35%)

3. Daerah ketinggian 500 sampai dengan 1000 � diatas permukaan laut seluas 79.215 Ha (37.24%)

32

4. Daerah ketinggian 1000 sampai dengan 1400 � diatas permukaan laut seluas 112.587 Ha (52.92%)

Penduduk asli yang mendiami wilayah Kabupaten Karo disebut Suku Bangsa Karo. Suku Bangsa Karo ini mempunyai adat istiadat yang sampai saat ini terpelihara dengan baik dan sangat mengikat bagi Suku Bangsa Karo sendiri. Penduduk Kabupaten Karo kuat berpegang kepada adat istiadat yang luhur, merupakan modal yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembangunan. Dalam kehidupan masyarakat Karo, idaman dan harapan yang ingin diwujudkan adalah pencapaian 3(tiga) hal pokok yang disebut Tuah, Sangap dan Mejuah-Juah.

Tuah berarti menerima berkah dari Tuhan Yang Maha Esa,

mendapat keturunan, banyak kawan dan sahabat, cerdas, gigih, disiplin dan menjaga kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup untuk generasi yang akan datang. Sangap berarti mendapat rejeki, kemakmuran bagi pribadi, bagi anggota keluarga, bagi masyarakat serta bagi generasi yang akan datang. Mejuah-juah berarti sehat sejahtera lahir batin, aman, damai, bersemangat serta keseimbangan dan keselarasan antara manusia dan manusia, antara manusia dan lingkungan dan antara manusia dengan Tuhannya. Ketiga hal tersebut adalah merupakan satu kesatuan yang bulat yang tidak dapat dipisah-pisahkan satu sama lain.

3.2 Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB)

33

Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) adalah merupakan unsur-unsur pendukung tugas Kepala Daerah. Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah dibidang Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana yang bersifat spesifik. Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana dipimpin oleh Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Karo berada di Jl. Djamin Ginting No.108 Kabanjahe Telp. (0628) 20484. Organisasi Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana terdiri dari :

a. Kepala Badan b. Sekretariat c. Bidang d. Sub Bagian e. Sub Bidang f. UPT Badan

g. Jabatan Fungisional pada UPT Sekretariat membawahi :

a. Sub Bagian Keuangan

34

Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera membawahi : a. Sub Bidang Keluarga Berencana

b. Sub Bidang Keluarga Sejahtera c. Sub Bidang Advokasi KIE Bidang Pemberdayaan Perempuan membawahi :

a. Sub Bidang Pemberdayaan Perempuan

b. Sub Bidang Pengembangan Partisipasi Peranan Perempuan Bidang Perencanaan membawahi :

a. Sub Bidang Perencanaan Program dan Pengendalian b.Sub Bidang Pengumpulan Data, Pengolahan dan Pelaporan

Pada Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana

dapat dibentuk Unit Pelaksana Teknis (UPT) untuk melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional dan kegiatan teknis penunjang yang mempunyai wilayah kerja satu atau beberapa Kecamatan dan Kelompok Jabatan Fungisional. Kelompok Jabatan Fungisional pada UPT terdiri dari sejumlah tenaga terampil dalam jenjang jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya.

3.2.1. Visi dan Misi Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB)

Adapun visi Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Karo Tahun 2010 - 2015 adalah :

"TERWUJUDNYA KESETARAAN GENDER DAN KELUARGA KECIL BERKWALITAS".

35

Untuk mewujudkan visi tersebut, Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Karo mempunyai misi yang merupakan serangkaian tindakan nyata yang harus diemban dan dilaksanakan. Untuk mencapai visi yang dimaksud Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Karo mempunyai misi sebagai berikut :

a. Mewujudkan Kesetaraan dan Keadilan Gender

b. Meningkatkan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak c. Mewujudkan Keluarga Kecil Berkualitas

d. Meningkatkan Sarana dan Prasarana KB

e. Meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) Aparatur dan

Masyarakat

f. Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga

g. Meningkatkan Peran Serta Masyarakat dalam Program KB

3.2.2. Tugas Pokok dan Fungsi

Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah dibidang Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana yang bersifat spesifik. Dalam melaksanakan tugas pokoknya, Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

36

b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan Pemerintah Daerah sesuai dengan lingkup tugasnya

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang Pemberdayaan

Perempuan dan Keluarga Berencana sesuai dengan lingkup tugasnya

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya

3.2.3. Struktur Organisasi dan Pejabat Struktural

Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Karo dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Karo No. 19 tahun 2008 Susunan Organisasi Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana terdiri dari :

1. Kepala Badan 2. Sekretaris

3. Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan 4. Kepala Bidang Data dan Perencanaan 5. Kepala Bidang Keluarga Berencana 6. Kasubbag Keuangan

7. Kasubbag Umum dan Kepegawaian 8. Kasubbag Pemberdayaan Perempuan 9. Kasubbag Partisipasi Perempuan

10.Kasubbag Pengumpulan, Pengelolaan dan Pelaporan Data 11.Kasubbid Perencanaan Program dan Pengendalian

37

12.Kasubbid Keluarga Berencana 13.Kasubbid Keluarga Sejahtera 14.Kasubbid Advokasi KIE

38

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA KABUPATEN KARO

Kepala Badan

Dr.Hartawaty

Sekretaris

Drs.R.Ebeneser Ginting

Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

Darwanta Tarigan SE

Sub Bagian Keuangan

Ristanatalia Br.Sinaga SE

Bidang Pemberdayaan Perempuan

Dra.Martiana Sitepu

Sub Bid Partisipasi Perempuan

Anita Purba

Bidang Data dan Perencanaan

Dra.Pestaria

Bidang KB dan Keluarga Sejahtera

B Maria Surbakti S.IP

Sub Bid Perencanaan

Lasmaria V Br.Sitorus

Sub Bidang Keluarga Berencana

Ripince Br.Sinaga

Sub Bidang Keluarga Sejahtera

Evi Arni Vera Tarigan SE

Sub Bidang Advokasi dan KIE

Drs.Pilemon Barus

Sub Bid Pemberdayaan Perempuan

Mola Malem

Sub Bid Data

Drs.Liston Tarigan

Tata Usaha UPT

Unit Pelaksana

Teknis

Kelompok Jabatan

Fungsional

39

BAB IV

PENYAJIAN DATA

Setelah melakukan penelitian dan pengumpulan data di lapangan melalui wawancara, dan observasi atau pengamatan secara langsung, maka diperoleh data dari informan penelitian dalam kaitannya dengan Implementasi Strategi Pengendalian Pertumbuhan Penduduk Pada Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) di Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo.

Adapun data-data yang disajikan terdiri dari dua bagian, yaitu data identitas informan dan data penelitian. Penyajian data mengenai karakteristik informan adalah untuk mengetahui spesifikasi (ciri-ciri khusus) yang dimiliki oleh informan yaitu meliputi jenis kelamin, dan pendidikan terakhir, seta pekerjaan/jabatan. Sedangkan penyajian data penelitian adalah data-data yang diperlukan untuk menjawab permasalahan penelitian.

4.1Identitas Informan

Informan yang ditentukan dalam penelitian ini adalah beberapa pegawai di Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) dan beberapa masyarakat yang datang ke badan terkait. Adapun karakter informan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

40

Tabel 3: Karakter Informan Berdasarkan Jenis Kelamin NO. Jenis Kelamin Frekuensi Persentasi

1 Laki-laki 4 66,6%

2 Perempuan 2 23,4%

Jumlah 6 100%

Sumber: Wawancara 2015

Dari tabel diatas dapat dilihat identitas informan berdasarkan jenis kelamin yaitu laki-laki 4 orang, dan perempuan 2 orang.

Tabel 4: Karakter Informan Berdasarkan Tingkat Pendidikan No. Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentasi

1 SD - - 2 SMP - - 3 SMA 1 16,6% 4 DIPLOMA/Sarjana 5 83,4% Jumlah 6 100% Sumber: Wawancara 2015

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa identitas informan berdasarkan pendidikan terakhir yaitu tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) tidak ada, sedangkan Sekolah Menengah Atas (SMA) sebanyak 1 orang dan pada tingkat Diploma dan Sarjana sebanyak 5 orang.

41 Pada bab ini penulis akan menyajikan deskripsi data yang diperoleh melalui penelitian dilapangan melalui metode-metode pengumpulan data yang disebutkan pada bab terdahulu, yakni observasi wawancara. Demikian juga halnya, permasalahan utama yang hendak dijawab dalam bab ini adalah bagaimana implementasi strategi pengendalian pertumbuhan penduduk pada Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) di Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo.

Dalam mengumpulkan data yang diperlukan untuk menjawab permasalahan secara mendalam, penulis pertama-tama mengawalinya dengan mengumpulkan berbagai dokumen dari Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Kabupaten Karo, dan kemudian melakukan sejumlah wawancara yang berhubungan dengan permasalahan penelitian skripsi ini.

Berikut ini akan disajikan hasil penelitian dilapangan, penelahaan dokumen-dokumen dari instansi terkait dan hasil wawancara yang dilakukan dengan beberapa informan, yang disusun berdasarkan penggunaan indikator implementasi strategi yang digunakan dalam penelitian ini.

Telah dikemukakan sebelumnya bahwa implementasi strategi mensyaratkan untuk menetapkan tujuan tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan sumberdaya sehingga strategi yang telah diformulasikan dapat dijalankan. Oleh karena itu, penulis melakukan wawancara tentang pemahaman strategi pengendalian pertumbuhan penduduk pada BPPKB dengan hasil sebagai berikut:

42 Pemahaman mengenai strategi pertama yang dilakukan oleh Ibu Dr. Hartawaty selaku Kepala BPPKB Kabupaten Karo;

"strategi pertama adalah Koordinasi, Keterpaduan, dan Kemitraan"

Strategi ini dilakukan dengan meningkatkan koordinasi, keterpaduan dan kemitraan dengan berbagai instansi pemerintahan, organisasi kemasyarakatan, LSM, dan swasta sejak tahap perencanaan sampai dengan evaluasi akhir. Koordinasi dan keterpaduan ini dimaksudkan untuk mengatur keseimbangan dan keselarasan bersama agar mempunyai sifat sinergetik dan daya ungkit yang luas kepada pelaksanaan Gerakan Keluarga Berencana Nasional. Koordinasi dan keterpaduan bersama dilakukan antara lain melalui forum rapat koordinasi pada setiap wilayah secara teratur, sehingga dapat saling tukar informasi bagi keterpaduan program yang dilakukan bersama.

Berikut pernyataan Ibu Dr. Hartawaty mengenai landasan hukum yang digunakan pada BPPKN Kabupaten Karo;

"Pada dasarnya BPPKB ini sendiri diadakan karena adanya Undang-Undang No. 52 tahun 2009 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga. Peraturan Presiden No. 62 tahun 2010 tentang Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. Kemudian dipertegas lewat Peraturan Daerah No. 7 tahun 2012."

Untuk mendapat gambaran yang lebih mendalam mengenai implementasi strategi pengendalian pertumbuhan penduduk di Kecamatan Kabanjahe, peneliti mengumpulkan data-data penelitiian berdasarkan indikator-indikator yang telah disebutkan sebelumnya dan dipaparkan sebagai berikut:

43

4.2.1. Struktur Birokrasi Pelaksanaan Kebijakan

Struktur birokrasi pelaksanaan kebijakan diukur dengan melihat rincian tugas dan prosedur yang ditetapkan untuk pelaksanaan tugas pegawai di Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana. Berikut adalah data-data yang dikumpulkan terkait rincian tugas di Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana:

Rincian Tugas Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana dikutip dari Rencana Strategi Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Karo periode 2011-2015:

1. Kepala Badan Perempuan dan Keluarga Berencana:

a. Mengumpulkan bahan dalam rangka penyusunan laporan atas pelaksanaan program kerja

b. Mengolah data dan bahan penyusunan laporan atas pelaksanaan program kerja

c. Menyusun laporan pelaksanaan program kerja dalam hal prosedur, mekanisme dan sistem kerja, capaian program dan kegiatan serta Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah sesuai dengan program d. Mempersiapkan penyajian dan informasi yang berkaitan dengan

kegiatan tugas untuk tujuan pelaporan dan bahan rapat koordinasi e. Menghimpun dan mempersiapkan bahan peraturan

perundang-undangan yang berhubungan dengan tugas pokok dan fungsi

f. Melakukan penyebarluasan informasi pelaksanaan kegiatan terkait dengan pelayanan publik

44 g. Mengkoordinasikan tugas kedinasan kepada bawahan sesuai

dengan bidang tugasnya masing-masing

h. Memberikan petunjuk dan bimbingan teknis serta melakukan pengawasan melekat pada bawahan

2. Sekretariat Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana:

a. Merencanakan, mengatur, membina, mengelola,

mengkoordinasikan, dan mengendalikan pelaksanaan tugas kesekretariatan meliputi urusan keuangan, umum, dan perlengkapan serta milik daerah pada SKPD maupun kepegawaian

b. Melakukan koordinasi dan singkronisasi perencanaan dan

perumusan program kerja Badan Berdasarkan program dan kegiatan masing-masing bidang, sub bidang dan sub bagian

c. Memberikan pelayanan teknis operasional dan pelayanan

administrasi sesuai dengan petunjuk atasan kepada seluruh bidang, sub bidang, dan sub bagian dalam lingkungan badan

d. Mengkoordinasikan pelaporan akuntabilitas kinerja program kegiatan masing-masing bidang dan sub bidang

e. Bertindak selaku Pejabat Pelaksanaan Teknis Kegiatan (PPTK) pada bidang tugasnya

f. Mengendalikan pendistribusian pelayanan naskah dinas dan mengkoordinasikan tugas-tugas bidang, sub bagian sesuai dengan petunjuk atasan

45 g. Memberikan petunjuk dan bimbingan teknis serta pengawasan

dalam rangka kelancaran penyelesaian pengelolaan naskah dinas h. Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan

2.1 Kepala Sub Bagian Keuangan:

a. Mempelajari Peraturan Perundang-Undangan yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan

b. Melakukan koordinasi, singkronisasi, dan memverifikasi usulan Rencana Kerja Anggaran masing-masing Bidang dan mengacu kepada Prioritas Plafon Anggaran (PPA)

c. Menghimpun dan memverifikasikan usulan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) masing-masing Bidang berdasarkan Rencana Kerja dan Anggaran

d. Menyiapkan dan menyampaikan usulan penerbitan Surat

Penyediaan Dana Satuan Kerja Perangkat Daerah (SPD-SKPD) berdasarkan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) kepada Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD)

e. Menghimpun dan menatausahakan Surat Penyedia Dana (SPD) yang diterbitkan Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD)

2.2 Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian:

a. Melaksanakan Penerimaan dan Pendistribusian naskah Dinas melalui pengelolaan kearsipan

b. Melaksanakan rencana pengadaan alat tulis kantor dan

46

c. Melaksanakan pengelolaan dan penyipan bahan pembinaan

kearsipan kepada Unit Kerja dilingkungan Badan

d. Melaksanakan penyiapan dan pengendalian dan penyiapan

administrasi perjalanan dinas pegawai

e. Melaksanakan urusan protokolan dan penyiapan rapat dinas

f. Melaksanakan pengelolaan perpustakaan, hubungan masyarakat dan pengdokumentasian kegiatan Badan

g. Melaksanakan pengurusan rumah tangga Dinas dan ketertipan dan keamanan kantor

h. Melaksanakan penyiapan bahan pembinaan kelembagaan dan

ketatalaksanaan di lingkungan Badan

i. Melaksanakan pendokumentasian Peraturan Perundang-undangan j. Melaksanakan penyusunan bahan evaluasi dan laporan kegiatan

sub bagian Umum dan Kepegawaian

k. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan

3. Kepala Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera:

a. Merencanakan, mengatur, membina, mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan tugas bidang Keluarga Berencana dan Bidang Advokasi KIE

b. Mengkoordinasikan tugas-tugas kedinasan kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing

47 c. Memberikan petunjuk dan bimbingan teknis serta melakukan

pengawasan melekat kepada bawahan

d. Menilai prestasi kerja bawahan sebagai bahan peritmbangan dalam meningkatkan perkembangan karier DP3

e. Menyusun dan memberikan laporan pertanggungjawaban tugas bidang kepada Kepala Badan melalui Sekretaris

3.1 Kepala Sub Bidang Keluarga Berencana:

a. Menyiapkan bahan penetapan kebijakan jaminan dan pelayanan Keluarga Berencana (KB), peningkatan partisipasi Pria, penanggulangan masalah kesehatan reproduksi, serta kesehatan Ibu dan anak

b. Penetapan dan pengembangan jaringan pelayanan Keluarga

Berencana (KB) dan kesehatan reproduksi, termasuk pelayanan Keluarga Berencana (KB) Di Rumah Sakit

c. Menyiapkan bahan penetapan perkiraan sarana pelayanan Keluarga Berencana (KB), sasaran peningkatan perencanaan kehamilan, sasaran peningkatan partisipasi pria, sasaran Unmet Need, sasaran penanggulangan kesehatan reproduksi, serta sasaran kelangsungan hidup ibu, bayi dan anak

d. Memberikan petunjuk dan bimbingan teknis serta pengawasan melekat pada bawahan

e. Menilai prestasi kerja bawahan sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan karier dan penilaian DP3

48 f. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan Sub Bidang berdasarkan

realisasi Program Kerja untuk bahan penyemprnaan program berikutnya

g. Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan kepada Kepala Bidang

3.2 Kepala Sub Bidang Keluarga Berencana:

a. Melaksanakan kemitraan untuk aksebilitas permodalan, teknologi dan manajemen serta pemasaran guna peningkatan Usaha Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS)

b. Melaksanakan peningkatan kualitas lingkungan keluarga

c. Menyiapkan bahan penetapan kebijakan dan pengembangan

penguatan pelembagaan keluarga kecil berkualitas dan jejaring program

d. Menyelenggarakan dukungan operasional penguatan pelembagaan keluarga kecil berkualitas dan jejaring program

e. Melaksanakan pedoman pelaksanaan penilaian angka kredit jabatan funsional penyuluhan Keluarga Berencana

f. Mendayagunakan bahan pelatihan sesuai dengan kebutuhan

program peningkatan kinerja Sumber Daya Manusia

g. Mengkoordinasikan tugas-tugas kedinasan kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing

h. Memberikan petunjuk dan bimbingan teknis serta melakukan pengawasan melekat kepada bawahan

49 i. Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang

3.3 Kepala Sub Bidang Advokasi KIE:

a. Menyiapkan bahan penetapan kebijakan dan pengembangan

Advokasi dan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE)

Dokumen terkait