Kota Depok Tahun 2015-2019
D. Badan Lingkungan Hidup Susunan Organisasi
6.1.2 Analisa Kelembagaan
Pria : - org Wanita : - org <SMA : - org SMA : - org Diploma : - org S1 : - org S2 : - org S3 : - org 6.1.2 Analisa Kelembagaan
6.1.2.1 Analisa Keorganisasian Bidang Cipta Karya
Tujuan dari analisis keorganisasian adalah untuk mengetahui permasalahan keorganisasian bidang Cipta Karya yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk RPIJM bidang Cipta Karya. Analisis deskriptif keorganisasian bidang Cipta Karya di Kota Depok adalah sebagai berikut :
1. Struktur Organisasi
Struktur organisasi perangkat daerah yang menangani bidang Cipta Karya di Kota Depok sudah sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku untuk mendukung program pembangunan khususnya bidang Cipta Karya di Kota Depok.
Semua jabatan pada satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang terkait dengan bidang Cipta Karya telah terisi sehingga tidak ada perangkapan jabatan.
2. Tugas dan Fungsi Organisasi
Pembagian tugas dan fungsi antara satuan kerja telah merata demikian pula wewenang dan tanggungjawab sudah jelas.
Uraian tugas para pimpinan telah ada yang dirumuskan dalam SK Walikota sehingga telah jelas dan mampu menghindari kemungkinan tumpang tindih yang tidak perlu.
3. Faktor-Faktor Eksternal Yang Mempengaruhi Struktur Organisasi
Dari segi struktur organisasi pemerintah Kota Depok sangat dipengaruhi dan tergantung kepada pemerintah pusat, dalam arti sepenuhnya mengikuti pedoman yang diberikan oleh pemerintah pusat.
Luas wilayah dan bertambahnya jumlah penduduk serta kemampuan APBD Kota Depok sangat mempengaruhi struktur organisasi yang ada.
4. Permasalahan dalam Keorganisasian
Jumlah dan kualitas SDM yang mempunyai kemampuan di bidang Cipta Karya masih kurang dan tidak merata di semua satuan kerja.
Koordinasi eksternal antara lembaga terkait dengan bidang Cipta Karya masih kurang.
Dalam pengusulan pengadaan personil kepada instansi atasan senantiasa ditekankan persyaratan, khususnya latar belakang keahlian dan pendidikan namun sering terjadi alokasi yang kurang sesuai dengan yang diharapkan.
Seringnya terjadi mutasi khususnya SDM yang memiliki kemampuan di bidang ke Cipta Karyaan ke instansi di luar bidang ke Cipta Karyaan.
Pengadaan tenaga kontrak belum sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan dari instansi yang bersangkutan.
6.1.2.2 Analisa Ketatalaksanaan Kelembagaan Bidang Cipta Karya
Tujuan analisa ketatalaksanaan kelembagaan bidang Cipta Karya adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk RPIJM bidang Cipta Karya. Analisis deskriptif ketatalaksanaan bidang Cipta Karya di Kota Depok adalah sebagai berikut :
1. Perda penetapan organisasi pemerintah
Perda penetapan organisasi sudah menguraikan tugas pokok dan fungsi dari masing-masing dinas/unit kerja yang ada.
2. Mekanisme hubungan kerja internal dan eksternal
Koordinasi internal di dalam satuan kerja yang ada sudah dilakukan demikian pula halnya koordinasi eksternal antara satuan kerja terkait bidang Cipta karya namun perlu ditingkatkan lagi. 3. Acuan PP nomor 41 tahun 2007
Organisasi bidang ke Cipta Karyaan sudah mengacu pada PP nomor 41 Tahun 2007 dan semua sektor bidang Cipta Karya sudah masuk dalam struktur yang ada seperti bidang air minum, air limbah, persampahan, dan drainase
4. Permasalahan dalam ketatalaksanaan perangkat kerja daerah
Tugas, wewenang, dan tanggungjawab dari masing-masing unit kerja sudah jelas, namun dalam pelaksanaanya terkendala karena jumlah SDM yang terbatas dan kemampuan yang tidak merata. 5. Faktor eksternal yang mempengaruhi ketata laksanaan perangkat kerja daerah
Adanya tugas-tugas lain dari kepala daerah yang dibebankan kepada kepala satuan kerja di luar tugas pokok dan fungsinya.
Pada aspek institusi, lemahnya koordinasi antar instansi dan antar daerah otonom telah menimbulkan pola pengelolaan Kecitakaryaan yang kurang efisien, bahkan tidak jarang saling berbenturan.
Kota Depok Tahun 2015-2019
6.1.2.3 Analisa Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya
Tujuan analisis sumber daya manusia adalah untuk mengetahui permasalahan SDM bidang Cipta Karya yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk RPIJM bidang Cipta Karya. Analisis deskriptif sumber daya manusia bidang Cipta Karya di Kota Depok adalah sebagai berikut :
1. Ketersediaan SDM
SDM yang tersedia belum memenuhi kebutuhan baik dari segi jumlah maupun kualitas dalam satuan kerja perangkat daerah khususnya bidang Cipta Karya.
2. Permasalahan dalam manajemen SDM
Sering adanya droping SDM tidak sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan seperti keahlian dan latar belakang pendidikan;
Sering adanya mutasi SDM yang memiliki kemampuan di bidang Cipta Karya pindah ke satuan kerja yang tidak terkait dengan bidang Cipta Karya; dan
Reward bagi SDM yang berprestasi dan funishment kepada SDM yang melakukan kesalahan belum dijalankan sebagaimana mestinya.
3. Faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas SDM
Kurangnya pelatihan serta kemauan personil untuk mengembangkan diri dan berusaha untuk tau dan maju khususnya pada hal-hal terkait dengan pekerjaan yang baru; dan Adanya aturan dari pemerintahan pusat yang mewajibkan penerimaan pegawai yang
memprioritas tenaga honor untuk di jadikan PNS dan pengadaan tenaga medis dan tenaga guru.
6.1.2.4 Analisa SWOT Kelembagaan
Analisis SWOT kelembagaan merupakan suatu metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) di bidang kelembagaan. Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam matriks SWOT.
Strategi yang digunakan adalah bagaimana kekuatan mampu mengambil keuntungan dari peluang yang ada (strategi S-O); bagaimana cara mengatasi kelemahan untuk mengambil keuntungan dari peluang yang ada (strategi W-O); bagaimana kekuatan mampu menghadapi ancaman yang ada (strategi S-T); dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan untuk menjawab tantangan yang ada (strategi W-T).
Berdasarkan informasi serta analisis tentang keorganisasian, tata laksana dan SDM bidang Cipta Karya pada sub-bab sebelumnya, selanjutnya dapat dirumuskan Matriks Analisis SWOT Kelembagaan seperti pada Tabel 6.3.
Tabel 6. 3 Matriks Analisis SWOT Kelembagaan
Faktor Eksternal
Faktor Internal
PELUANG (O)
a. Adanya dukungan dana dari pusat dan provinsi untuk menunjang pengembangan sanitasi
b. Pengembangan SPAM untuk seluruh kota c. Adanya kemungkinan kerjasama dengan pengembang, khususnya pengembangan di perumahan baru
d. Dekat dengan Ibu Kota Negara (Jakarta)
e. Meningkatnya PAD
f. Kesempatan melibatkan CSR perusahaan swasta
g. Adanya kesempatan untuk mengikuti Bimtek/ pelatihan dari pusat terkait dengan tugas pokok dan fungsi h. Adanya kesempatan
mendapatkan bantuan hibah dari luar (Ausaid, INDII) i. Promosi perumahan
berwawasan lingkungan
ANCAMAN (T)
a. Bertambahnya jumlah penduduk
b. Law Inforcement dalam penegakan hukum terkait lingkungan.
c. Terbatasnya dana untuk allokasi bidang sanitasi d. Rendahnya tingkat partisipasi
masyarakat dalam bidang sanitasi
KEKUATAN (S)
a. Secara kelembagaan, lembaga yang ada dan terkait dengan bidang Cipta Karya mempunyai kewenangan yang kuat karena ditetapkan ber dasarkan Perda
b. Tersedianya dokumen perencanaan yg lengkap seperti RPJMD, RISPAM, SSK, SPPIP, RTBL, KSPD, SPM, Bisnis plan PDAM Kahuripan dll
c. Pembagian tugas dan fungsi antara satuan kerja telah merata demikian pula
wewenang dan
tanggungjawab sudah jelas d. Uraian tugas para pimpinan
telah ada yang dirumuskan dalam SK Bupati sehingga telah jelas dan mampu
a. Segera menyiapkan persaratan/dokumen yang dibutuhkan pemerintah pusat dan lembaga donor sebagai
persaratan untuk
mendapatkan bantuan hibah b. Meningkatkan sosialisasi
kepada masyarakat, pengembang terkait dengan isu2 lingkungan.
c. Memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada pegawai untuk mengikuti pelatihan/ bimtek
d. Meningkatkan disiplin dan motivasi kerja kepada pegawai dengan menerapkan sistem reward dan funishment
e. Penempatan personil yang tepat sesuai dengan keahlian
a. Meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat dan swasta dalam menanggulangi masalah sanitasi
b. Meningkatkan penegakan hukum bagi masyarakat dan badan hukum yang melakukan pelanggaran peraturan c. Campaign kepada para
pengambil keputusan (DPR) terkait dengan pendanaan sanitasi.
Kota Depok Tahun 2015-2019
menghindari tumpang tindih yang tidak perlu.
dan latar belakang pendidikan
KELEMAHAN (W)
a. Koordinasi external antara lembaga terkait bidang Cipta Karya masih kurang.
b. Dukungan dana APBD untuk operasi & pemeliharaan serta pembangunan sanitasi sangat kurang
c. SDM yang tersedia kurang memadai baik dari segi jumlah maupun kualitas khususnya dalam bidang Cipta Karya
d. Kurangnya sarana dan prasarana bidang Cipta Karya seperti belum dimilikinya IPLT, IPAL, kurangnya drainase serta masih rendahnya pelayanan air minum
e. Sering terjadi droping SDM yang tidak sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan f. Sering terjadi mutasi pegawai
ke satuan kerja diluar bidang Cipta karya
g. Pemberian reward bagi SDM yang berprestasi dan punishment kepada SDM yang melakukan kesalahan belum berjalan sebagaimana mestinya
a. Meningkatkan kinerja lembaga-lembaga yang terkait dengan bidang Cipta karya
b. Pengadaan pegawai yang memiliki pendidikan dan kemampuan di bidang Cipta Karya
c. Menerapkan reward dan funishment kepada pegawai. d. Menerapkan program karier
pegawai
e. Campaign kepada pengambil keputusan terkait (DPR dan eksekutip) terkait dengan isu2 lingkungan.
a. Meningkatkan kinerja pegawai dalam melasanakan fungsi koordinasi dan penyuluhan kepada masyarakat
b. Meningkatkan kinerja pembiayaan bidang Cipta karya dg memanfaatkan dana dari masyarakat, swasta/CSR, pemerintah pusat, dan lembaga donor dalam pengembangan sanitasi. c. Memperbaiki kinerja sistem
kepegawaian yang ada untuk mencegah allokasi pegawai yang tidak sesuai dengan kebutuhan serta mutasi yang tidak diinginkan.