6.1.2.1 Analisa Keorganisasian Bidang Cipta Karya
Tujuan dari analisis keorganisasian adalah untuk mengetahui permasalahan keorganisasian bidang Cipta Karya yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk RPIJM bidang Cipta Karya. Analisis deskriptif keorganisasian bidang Cipta Karya di Kota Depok adalah sebagai berikut:
1. Struktur Organisasi
Struktur organisasi perangkat daerah yang menangani bidang Cipta Karya di Kota Depok sudah sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku untuk mendukung program pembangunan khususnya bidang Cipta Karya di Kota Depok.
Semua jabatan pada satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang terkait dengan bidang Cipta Karya telah terisi sehingga tidak ada perangkapan jabatan.
2. Tugas dan Fungsi Organisasi
Pembagian tugas dan fungsi antara satuan kerja telah merata demikian pula wewenang dan tanggungjawab sudah jelas.
Uraian tugas para pimpinan telah ada yang dirumuskan dalam SK Walikota sehingga telah jelas dan mampu menghindari kemungkinan tumpang tindih yang tidak perlu.
3. Faktor-Faktor Eksternal Yang Mempengaruhi Struktur Organisasi
Dari segi struktur organisasi pemerintah Kota Depok sangat dipengaruhi dan tergantung kepada pemerintah pusat, dalam arti sepenuhnya mengikuti pedoman yang diberikan oleh pemerintah pusat.
Luas wilayah dan bertambahnya jumlah penduduk serta kemampuan APBD Kota Depok sangat mempengaruhi struktur organisasi yang ada.
4. Permasalahan dalam Keorganisasian
Jumlah dan kualitas SDM yang mempunyai kemampuan di bidang Cipta Karya masih kurang dan tidak merata di semua satuan kerja.
Koordinasi eksternal antara lembaga terkait dengan bidang Cipta Karya masih kurang. Dalam pengusulan pengadaan personil kepada instansi atasan senantiasa ditek ankan
persyaratan, khususnya latar belakang keahlian dan pendidikan namun sering terjadi alokasi yang kurang sesuai dengan yang diharapkan.
Seringnya terjadi mutasi khususnya SDM yang memiliki kemampuan di bidang ke Cipta Karyaan ke instansi di luar bidang ke Cipta Karyaan.
Pengadaan tenaga kontrak belum sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan dari instansi yang bersangkutan.
6.1.2.2 Analisa Ketatalaksanaan Kelembagaan Bidang Cipta Karya
Tujuan analisa ketatalaksanaan kelembagaan bidang Cipta Karya adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk RPIJM bidang Cipta Karya. Analisis deskriptif ketatalaksanaan bidang Cipta Karya di Kota Depok adalah sebagai berikut :
1. Perda penetapan organisasi pemerintah
Perda penetapan organisasi sudah menguraikan tugas pokok dan fungsi dari masing -masing dinas/unit kerja yang ada. Namun dalam implementasi tupoksi sering kali terjadi tumpang
tindih pelaksanaan tugas dan bahkan pada kasus penanganan air limbah tidak ada instansi yang menangani
2. Mekanisme hubungan kerja internal dan eksternal
Koordinasi internal di dalam satuan kerja yang ada sudah dilakukan demikian pula halnya koordinasi eksternal antara satuan kerja terkait bidang Cipta karya namun perlu diti ngkatkan lagi.
3. Acuan PP nomor 41 tahun 2007
Organisasi bidang ke Cipta Karyaan sudah mengacu pada PP nomor 41 Tahun 2007 dan semua sektor bidang Cipta Karya sudah masuk dalam struktur yang ada seperti bidang air minum, air limbah, persampahan, dan drainase
4. Permasalahan dalam ketatalaksanaan perangkat kerja daerah
Tugas, wewenang, dan tanggungjawab dari masing-masing unit kerja yang jelas dalam pelaksanaannya terkendala karena jumlah SDM yang terbatas dan kemampuan yang tidak merata.
5. Faktor eksternal yang mempengaruhi ketata laksanaan perangkat kerja daerah
Adanya tugas-tugas lain dari kepala daerah yang dibebankan kepada kepala satuan kerja di luar tugas pokok dan fungsinya.
Pada aspek institusi, lemahnya koordinasi antar instansi dan antar daerah otonom telah menimbulkan pola pengelolaan Kecitakaryaan yang kurang efisien, bahkan tidak jarang saling berbenturan.
6.1.2.3 Analisa Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya
Tujuan analisis sumber daya manusia adalah untuk mengetahui permasalahan SDM bidang Cipta Karya yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk RPIJM bidang Cipta Karya. Analisis deskriptif sumber daya manusia bidang Cipta Karya di Kota Depok adalah sebagai berikut :
1. Ketersediaan SDM
SDM yang tersedia belum memenuhi kebutuhan baik dari segi jumlah maupun kualitas dalam satuan kerja perangkat daerah khususnya bidang Cipta Karya.
2. Permasalahan dalam manajemen SDM
Penempatan SDM sering kali tidak sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan seperti keahlian dan latar belakang pendidikan;
Sering adanya mutasi SDM yang memiliki kemampuan di bidang Cipta Karya pindah ke satuan kerja yang tidak terkait dengan bidang Cipta Karya; dan
Reward bagi SDM yang berprestasi dan funishment kepada SDM yang melakukan kesalahan belum dijalankan sebagaimana mestinya.
3. Faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas SDM
Kurangnya pelatihan serta kemauan personil untuk mengembangkan diri dan berusaha untuk tau dan maju khususnya pada hal-hal terkait dengan pekerjaan yang baru; dan Adanya aturan dari pemerintahan pusat yang mewajibkan penerimaan pegawai yang
memprioritas tenaga honor untuk di jadikan PNS dan pengadaan tenaga medis dan tenaga guru.
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Depok Tahun 2015-2019
Tabel 6. 3 Permasalahan, Penyebab, dan Arahan Perbaikan Aspek Manajemen
No. Permasalahan Utama Penyebab Rencana Tindak
1 Produktivitas kerja karyawan belum optimal
o Penempatan personil belum sesuai dengan latar belakang pendidikan hanya didasarkan pada pengalaman.
o Pelatihan yang dilakukan masih
kurang sesuai dengan
kebutuhan
o Belum berjalannya sistem
reward and punishment
o Melakukan need assesment
terkait dengan penempatan karyawan
o Melakukan pelatihan-pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan o Merancang sistem reward and
punishment yang adil
Sumber : Hasil Analisa
6.1.2.4 Analisa SWOT Kelembagaan
Analisis SWOT kelembagaan merupakan suatu metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) di bidang kelembagaan. Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam matriks SWOT.
Strategi yang digunakan adalah bagaimana kekuatan mampu mengambil keuntungan dari peluang yang ada (strategi S-O); bagaimana cara mengatasi kelemahan untuk mengambil keuntungan dari peluang yang ada (strategi W-O); bagaimana kekuatan mampu menghadapi ancaman yang ada (strategi S-T); dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan untuk menjawab tantangan yang ada (strategi W-T).
Berdasarkan informasi serta analisis tentang keorganisasian, tata laksana dan SDM bidang Cipta Karya pada sub-bab sebelumnya, selanjutnya dapat dirumuskan Matriks Analisis SWOT Kelembagaan seperti pada Tabel 6.4.
Tabel 6. 4 Matriks Analisis SWOT Kelembagaan
Faktor Eksternal
PELUANG (O)
a. Adanya dukungan dana dari pusat dan provinsi untuk
menunjang pengembangan
sanitasi
b. Pengembangan SPAM untuk seluruh kota c. Adanya kemungkinan kerjasama dengan pengembang, khususnya pengembangan di perumahan baru
d. Dekat dengan Ibu Kota Negara (Jakarta) e. Meningkatnya PAD f. Kesempatan melibatkan CSR ANCAMAN (T) a. Bertambahnya jumlah penduduk
b. Law Inforcement dalam penegakan hukum terkait lingkungan.
c. Terbatasnya dana untuk allokasi bidang sanitasi
d. Rendahnya tingkat
partisipasi masyarakat dalam bidang sanitasi
Faktor Internal
perusahaan swasta
g. Adanya kesempatan untuk mengikuti Bimtek/ pelatihan dari pusat terkait dengan tugas pokok dan fungsi
h. Adanya kesempatan
mendapatkan bantuan hibah dari luar (sAIIG, dll)
i. Promosi perumahan
berwawasan lingkungan KEKUATAN (S)
a. Secara kelembagaan,
lembaga yang ada dan terkait dengan bidang Cipta Karya
mempunyai kewenangan
yang kuat karena ditetapkan ber dasarkan Perda
b. Tersedianya dokumen
perencanaan yg lengkap seperti RPJMD, RISPAM, SSK, SPPIP, RPKPP, RTBL, SPM, Bisnis plan PDAM Tirta Asasta dll
c. Pembagian tugas dan fungsi antara satuan kerja telah
merata demikian pula
wewenang dan
tanggungjawab sudah jelas d. Uraian tugas para pimpinan
telah ada yang dirumuskan dalam SK Walikota sehingga telah jelas dan mampu menghindari tumpang tindih yang tidak perlu.
a. Segera menyiapkan
persaratan/dokumen yang dibutuhkan pemerintah pusat dan lembaga donor sebagai
persaratan untuk
mendapatkan bantuan hibah b. Meningkatkan sosialisasi
kepada masyarakat,
pengembang terkait dengan isu2 lingkungan.
c. Memberikan kesempatan
seluas-luasnya kepada
pegawai untuk mengikuti pelatihan/ bimtek
d. Meningkatkan disiplin dan
motivasi kerja kepada
pegawai dengan menerapkan
sistem reward dan
funishment
e. Penempatan personil yang tepat sesuai dengan keahlian
dan latar belakang
pendidikan
a. Meningkatkan sosialisasi
kepada masyarakat dan
swasta dalam menanggulangi masalah sanitasi
b. Meningkatkan penegakan hukum bagi masyarakat dan
badan hukum yang
melakukan pelanggaran
peraturan
c. Advokasi kepada para pengambil keputusan (DPR) terkait dengan pendanaan sanitasi.
KELEMAHAN (W)
a. Koordinasi external antara lembaga terkait bidang Cipta Karya masih kurang.
b. Dukungan dana APBD untuk operasi & pemeliharaan serta
pembangunan sanitasi
khususnya air limbah, serta untuk penataan kawasan masih kurang
c. SDM yang tersedia kurang memadai baik dari segi jumlah maupun kualitas khususnya dalam bidang
a. Meningkatkan kinerja
lembaga-lembaga yang
terkait dengan bidang Cipta karya
b. Pengadaan pegawai yang memiliki pendidikan dan kemampuan di bidang Cipta Karya
c. Menerapkan reward dan funishment kepada pegawai. d. Menerapkan program karier
pegawai
e. Advokasi kepada pengambil
a. Meningkatkan kinerja
pegawai dalam melasanakan
fungsi koordinasi dan
penyuluhan kepada
masyarakat
b. Meningkatkan kinerja
pembiayaan bidang Cipta karya dg memanfaatkan dana dari masyarakat, swasta/CSR,
pemerintah pusat, dan
lembaga donor dalam
pembangunan sanitasi dan taman.
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Depok Tahun 2015-2019
Cipta Karya
d. Kurangnya sarana dan prasarana bidang Cipta Karya seperti belum dimilikinya IPAL, kurangnya drainase
serta masih rendahnya
tingkat pelayanan air minum e. Sering terjadi droping SDM yang tidak sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan f. Sering terjadi mutasi pegawai
ke satuan kerja diluar bidang Cipta karya
g. Pemberian reward bagi SDM
yang berprestasi dan
punishment kepada SDM yang melakukan kesalahan belum berjalan sebagaimana mestinya
keputusan terkait (DPR dan eksekutif) terkait dengan isu2 lingkungan.
c. Memperbaiki sistem
kepegawaian yang ada