• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI KERANGKA KELEMBAGAAN DAN REGULASI KOTA DEPOK - DOCRPIJM 0daa770506 BAB VIBab VI RPIJM Kota Depok 20152019

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB VI KERANGKA KELEMBAGAAN DAN REGULASI KOTA DEPOK - DOCRPIJM 0daa770506 BAB VIBab VI RPIJM Kota Depok 20152019"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

VI-1 Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)

Kota Depok Tahun 2015-2019

BAB VI

KERANGKA KELEMBAGAAN DAN REGULASI

KOTA DEPOK

6.1 Kerangka Kelembagaan

Pada pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya, untuk mencapai hasil yang optimal diperlukan kelembagaan yang solid dan berkualitas di mana dapat berfungsi sebagai motor penggerak dan pelaksana pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya secara berkelanjutan dalam ranga meningkatkan hajat hidup masyarakat. Kelembagaan dibagi dalam 3 komponen utama yaitu organisasi, tata laksana, dan sumber daya manusia. Organisasi sebagai wadah untuk melakukan tugas dan fungsi yang ditetapkan kepada lembaga sedangkan tata laksana merupakan sebagai motor yang menggerakan organisasi melalui mekanisme kerja yang diciptakan selain itu sumber daya manusia sebagai operator dari kedua komponen tersebut. Dengan demikian untuk meningkatkan kinerja suatu lembaga, penataan terhadap ketiga komponen harus dilaksanakan secara bersamaan dan sebagai satu kesatuan.

Beberapa kebijakan berikut merupakan landasan hukum dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas kelembagaan pemerintahan daerah dalam urusan keciptakaryaan :

1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah; 2. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah; 3. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Daerah; 4. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang RPJMN 2015-2019;

5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2010 Tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025;

6. Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional;

7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang Standar Pelayanan Minimum;

8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah;

9. Permendagri Nomor 57 tahun 2010 tentang Pedoman Standar Pelayanan Perkotaan; dan 10. Kepmen PAN Nomor 75 tahun 2004 tentang Pedoman Perhitungan Kebutuhan Peg awai

Berdasarkan Beban Kerja Dalam Rangka penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil.

6.1.1 Kondisi Kelembagaan Saat Ini

6.1.1.1 Kondisi Keorganisasian Bidang Cipta Karya

(2)

VI-2 selengkapnya mengenai kondisi keorganisasian instansi yang terkait dengan RPIJM bidang Cipta Karya dijelaskan di bawah ini.

A. Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Susunan Organisasi

Berdasarkan Peraturan Kota Depok Nomor 19 Tahun 2012 tentang Perubahan Ketiga Perda Nomor 8 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah Susunan Organisasi Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air terdiri dari kepala dinas yang membawahkan :

a. Sekretariat, membawahi 2 sub bagian terdiri dari : 1) Sub bagian umum;

2) Sub bagian perencanaan, evaluasi dan pelaporan; dan 3) Sub bagian keuangan.

b. Bidang jalan dan jembatan, membawahi 3 seksi terdiri dari : 1) Seksi pembangunan jalan dan jembatan;

2) Seksi pemeliharaan jalan dan jembatan; dan

3) Seksi bina teknik dan pengendalian jalan dan jembatan. c. Bidang jalan lingkungan, membawahi 3 seksi terdiri dari :

1) Seksi pembangunan jalan lingkungan; 2) Seksi pemeliharaan jalan lingkungan; dan

3) Seksi bina teknik dan pengendalian jalan lingkungan. d. Bidang sumber daya air, membawahi 3 seksi terdiri dari :

1) Seksi pembangunan sumber daya air; 2) Seksi pemeliharaan sumber daya air; dan

3) Seksi bina teknik dan pengendalian sumber daya air. e. Unit pelaksana teknis

f. Kelompok jabatan fungsional

(3)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Depok Tahun 2015-2019

Gambar 6. 1 Struktur Organisasi Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Depok

KEPALA DINAS

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

BIDANG JALAN DAN LINGKUNGAN

SEKSI PEMBANGUNAN JALAN DAN LINGKUNGAN

SEKSI PEMELIHARAAN JALAN DAN LINGKUNGAN

SEKSI BINA TEKNIK DAN PENGENDALIAN JALAN

DAN LINGKUNGAN BIDANG JALAN DAN

JEMBATAN

SEKSI PEMBANGUNAN JALAN DAN JEMBATAN

SEKSI PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATAN

SEKSI BINA TEKNIK DAN PENGENDALIAN JALAN

DAN JEMBATAN

SEKSI BINA TEKNIK DAN PENGENDALIAN SUMBER DAYA AIR BIDANG SUMBER DAYA

AIR

SEKSI PEMBANGUNAN SUMBER DAYA AIR

SEKSI PEMELIHARAAN SUMBER DAYA AIR

UPTD

SEKRETARIS

SUB BAG PERENCANAAN, EVALUASI DAN PELAPORAN

SUB BAG KEUANGAN SUB BAG

UMUM

(4)

Tugas Pokok dan Fungsi

Bidang-bidang pada Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air yang terkait langsung dengan RPIJM adalah Bidang Jalan Lingkungan. Berikut ini adalah uraian tugas pokok dan fungsi bidang tersebut. Bidang Jalan Lingkungan

Bidang jalan lingkungan mempunyai tugas melaksanakan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian terhadap kegiatan pengelolaan sarana dan prasarana permukiman, perumahan serta perencanaan teknik jalan lingkungan. Untuk menyelenggaraan tugas pokok, bidang jalan lingkungan mempunyai uraian tugas yaitu :

a. Penanganan jalan dan drainase lingkungan, perbaikan kawasan kumuh serta pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang bersifat mendesak;

b. Memimpin pelaksanaan tugas bidang jalan lingkungan yang meliputi sarana dan prasarana perumahan dan permukiman, dan teknik jalan lingkungan;

c. Menyusun program kerja bidang jalanlingkungan sesuai dengan Renstra Dinas;

d. Merumuskan data sebagai bahan penyelenggaraan kegiatan pengelolaan sarana dan prasarana permukiman, perumahan serta perencanaan teknik Jalan Lingkungan;

e. Melakukan pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan kegiatan pengeloaan sarana dan prasarana permukiman;

f. Melaksanakan penyusunan petunjuk teknis penyelenggaraan jalan lingkungan;

g. Melakukan koordinasi dalam melaksanaan pembinaan, pengawasan dan pengendalian kegiatan jalan lingkungan;

h. Menyiapkan bahan kebijakan pimpinan di bidang jalan lingkungan;

i. Merumuskan bahan pedoman dan petunjuk teknis penyelenggaraan jalan lingkungan; j. Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan;

k. Memantau pelaksanaan tugas bawahan; l. Mengevaluasi hasil kerja bawahan;

m. Memberikan motivasi bawahan dalam melaksanakan tugas;

n. Membuat, memaraf, menandatangani konsep naskah dinas sesuai dengan bidang tugas dan kewenangan yang dimilikinya berdasarkan peraturan yang berlaku;

o. Mengadakan koordinasi dengan para seksi di lingkungan dinas sesuai dengan bidang tugas dan kewenangan yang dimilikinnya berdasarkan peraturan yang berlaku;

p. Melaksanakann hubungan kerjasama dengan instansi terkait baik pusat, provinsi maupun kabupaten dan kota atas seijin kepala dinas;

q. Memberikan informasi, saran, dan pertimbangan kepada kepala dinas;

r. Membuat laporan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas kepada kepala dinas; s. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh pimpinan seusai dengan bidang tugasnya; dan t. Melaksanakan tugas lain yang diberikan kepala dinas sesuai dengan bidang tugasnya.

B. Dinas Tata Ruang dan Permukiman Susunan Organisasi

Berdasarkan Peraturan Kota Depok Nomor 19 Tahun 2012 tentang Perubahan Ketiga Perda Nomor 8 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah susunan organisasi Dinas Tata Ruang dan Permukiman terdiri dari :

a. Sekretariat, membawahi 2 sub bagian terdiri dari :

(5)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Depok Tahun 2015-2019

2) Sub bagian keuangan.

b. Bidang PemanfaatanRuang, membawahi 2 seksi, terdiri dari : 1) Seksi Pengukuran dan Survey; dan

2) Seksi Pemetaan.

c. Bidang Pengawasan dan Pengendalian, membawahi 2 seksi, terdiri dari : 1) SeksiPendataan Bangunan; dan

2) Penertiban Bangunan.

d. Bidang Permukiman dan Tata Bangunan, membawahi 2 seksi terdiri dari : 1) Seksi Perumahan dan Permukiman; dan

2) Seksi Tata Bangunan. e. Unit pelaksana teknis dinas f. Kelompok jabatan fungsional

Tugas dan Fungsi Pokok

Seluruh bidang pada Dinas Tata Ruang dan Permukiman terkait dengan penanganan bidang Cipta Karya. Selain itu terdapat UPT yang dibentuk khusus melalui Peraturan Walikota. Berikut ini adalah uraian tugas pokok dan fungsi bidang-bidang dan UPTD tersebut.

1) Bidang Pemanfaatan Ruang

Bidang pemanfaatan ruang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian urusan pemerintahan di bidang pemanfaatan dan penataan ruang berupa bangunan gedung dan lingkungan. Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Bidang Pemanfaatan ruang mempunyai fungsi :

a. Perumusan bahan kebijakan di bidang pemanfaatan ruang;

b. Penyusunan rencana kerja bidang pemanfaatan ruang mengacu pada rencana strategi dinas;

c. Penyelenggaraan urusan dan pelayanan umum di bidang pemanfaatan ruang;

d. Pembinaan, pengawasan pelaksanaan pengaturan, dan pembangunan dibidang pemanfaatan ruang;

e. Pengumpulan data sebagai bahan perumusan kebijakan teknis penyelenggaraan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian pemanfaatan ruang;

f. Pengkoordinasian dan penyelenggaraan pemanfaatan ruang;

g. Penyusunan laporan dan evaluasi kegiatan penyelenggaraan bidang pemanfaatan ruang: dan

h. Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan pimpinan sesuai dengan bidang tugasnya. Bidang pemanfaatan ruang terdiri dari 2 seksi, yaitu :

 Seksi pengukuran dan survey

Seksi Pengukuran dan Survey mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian urusan pemerintahan di bidang pemanfaatan ruang, pengukuran dan survey. Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebutpasal ini, Seksi Pengukuran dan Survey, mempunyai fungsi :

 Pelaksanaan penyusunan rencana kegiatan seksi pengukuran dan survey mengacu pada rencana kerja bidang pemanfaatan ruang;

(6)

 Pelaksanaan pengukuran dan survey lapangan dalam rangka pemberian rekomendasi pemanfaatan ruang;

 Pelaksanaan pengukuran dan survey lapangan dalam rangka identifikasi dan verifikasi lahan yang termasuk dalam kekayaan daerah;

 Pelaksanaan penghimpunan data spasial sebagai bahan penyelenggaraan kegiatan pemanfaatan ruang;

 Pelaksanaan pendidikan, pelatihan, penelitian serta pengembangan pengukuran dan survey;

 Pengembangan sistem informasi spasial dalam kerangka pengembangan informasi data spasial daerah;

 Pelaksanaan penghimpunan data sebagai bahan pelaksanaan penyelenggaraan kegiatan pengukuran dan survey;

 Penyusunan laporan dan evaluasi kegiatan seksi pengukuran dan survey; dan  Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan bidang

tugasnya.  Seksi pemetaan

Seksi pemetaan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian urusan pemerintahan di bidang pemetaan bangunan gedung dan lingkungan serta pemanfaatan ruang. Untuk menyelengaraakan tugas pokok tersebut, seksi pemetaan mempunyai fungsi :

 Penyusunan dan pelaksanaan rencana kegiatan seksi Pemetaan mengacu pada rencana kerja bidang pemanfaatan ruang;

 Perumusan bahan kebijakan teknis pemetaan penataan ruang dan lingkungan, pemanfaatan bangunan dan gedung;

 Pelaksanaan pemetaan penataan ruang dan lingkungan, pemanfaatan bangunan dan gedung sesuai dengan program pemanfaatan ruang wilayah kota dan kawasan strategis kota;

 Pelaksanaan kegiatan penghimpunan data spasial dan atribut data spasial bangunan, kawasan dan lingkungan sebagai bahan penyelenggaraan kegiatan pemanfaatan ruang maupun untuk kegiatan pengendalian pemanfaatan ruang;  Pelaksanaan koordinasi standarisasi pemetaan dan atribut data spasial dalam

kerangka pengembangan informasi data spasial daerah;

 Pelaksanaan penghimpunan data sebagai bahan penyelenggaraan kegiatan pemanfaatan tata ruang;

 Pelaksanaan teknis penyelenggaraan pemanfaatan tata ruang dan rencana teknis kawasan;

 Pelaksanaan koordinasi dalam penyelenggaraan pemanfaatan tata ruang;  Penyusunan laporan dan evaluasi kegiatan seksi pemetaan; dan

 Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan bidang tugasnya.

2) Bidang Permukiman dan Tata Bangunan

(7)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Depok Tahun 2015-2019

Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, bidang permukiman dan tata bangunan mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. Penyusunan rencana kerja bidang permukiman dan tata bangunan rencana strategi dinas; b. Perumusan bahan kebijakan di bidang perumahan, permukiman, dan tata bangunan; c. Penyelenggaraan urusan dan pelayanan umum di bidang perumahan, permukiman dan

tata bangunan;

d. Pelaksanaan pengawasan penyelenggaraan air minum;

e. Pembinaan pengawasan pelaksanaan pengaturan dan pembangunan di bidang perumahan, permukiman, dan tata bangunan;

f. Pengumpulan data sebagai bahan penyusunan kebijakan perencanaan, pengendalian , dan evaluasi permukiman dan tata bangunan;

g. Pelaksanaan penyusunan bahan petunjuk teknis perumahan dan permukiman serta tata bangunan;

h. Penyusunan laporan dan evaluasi kegiatan penyelenggaraan Bidang Pdermukiman dan Tata Bangunan; dan

i. Pelaksanaan tugas lainya yang diberikan pimpinan sesuai dengan bidang tugasnya Bidang permukiman dan tata bangunan, terdiri atas :

 Seksi perumahan dan permukiman

Seksi Perumahan dan Permukiman mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian urusan pemerintahan di bidang perumahan dan permukiman.Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, seksi Perumahan dan Permukiman mempunyai fungsi :

 Penyusunan rencana kerja seksi perumahan dan permukiman mengacu pada p ada rencana strategis bidang;

 Perumusan bahan penetapan kebijakan, strategi dan program kota di bidang pembiayaan pembangunan baru dan perbaikan perumahan

 Penyusunan Norma, Standard, Pedoman dan Manual (NSPM) kota bidang pembiayaan pembangunan baru dan perbaikan perumahan;

 Pelaksanaan, penerapan dan penyesuaian pengaturan instruyen pembiayaan dalam rangka penerapan sistem pembiayaan pembangunan baru dan perbaikan rumah;  Pelaksanaan fasilitas bantuan teknis bidang pembiayaan dan pemberdayaan pelaku

pasar perumahan bagi pembangunan baru dan perbaikan perumahan kepada para pelaku perumahan serta fasilitasi bantuan pembiayaan pembangunan dan pemilikan rumah serta penyelenggaraan rumah sewa;

 Pengendalian dan evaluasi penyelenggaraan bidang pembiayaan pembangunan baru dan perbaikan perumahan di tingkat kota;

 Pelaksanaan pembangunan baru, perbaikan, pemugaran, perluasan, pemeliharaan dan pemanfaatan perumahan swadaya;

 Pelaksanaan pembinaan hukum, peraturan perundang-undangan dan pertanahan untuk pembangunan baru pemugaran, perbaikan, perluasan, pemeliharaan, pemanfaatan perumahan;

 Pelaksanaan pengaturan, pembinaan dan pembangunan bidang air minum;

(8)

 Pelaksanaan pengembangan pelaku pembangunan perumahan, peran serta masyarakat dan sosial budaya bagi pembangunan baru, pemugaran, perbaikan, perluasan, pemeliharaan dan pemanfaatan perumahan;

 Pelaksanaan evaluasi terhadap penyelenggaraan pengembangan SPAM yang utuh di wilayahnya;

 Pelaksanaan pengawasan terhadap seluruh tapan penyelenggaraan pengembangaan SPAM yang berada di wilayah kota;

 Perumusan bahan kebijakan tentang pencegahan timbulnya perumahan kumuh di wilayah kota;

 Penyelenggaraan penanganan kawasan kumuh perkotaan di kota dengan rusunawa;  Pengawasan dan pengendalian permukiman kumuh di kota;

 Pelaksanaan evaluasi pelakasanaan program penanganan permukiman kumuh di kota;

 Pengawasan dan pengendalian atas pelaksanaan NSPK di kota;

 Pengumpulan data sebagai bahan penyelenggaraan pembinaan, pengawasan dan pengendalian kegiatan perencanaan tata ruang;

 Perumusan bahan kebijakan, pengkoordinasian dan pelaksanaan pembinaan, pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan perumahan dan permukiman;  Penyusunan laporan dan evaluasi kegiatan penyelenggaraan Seksi Perumahan dan

Permukiman; dan

 Pelaksanaan tugas lainya yang diberikan pimpinan sesuai dengan bidang tugasnya.

 Seksi tata bangunan

Seksi tata bangunan mempunyai tugas pokok melaksananakan urusan pemerintahan di bidang jasa konstruksi, urusan pemerintahan bidang pengembangan kawasan , dan pembinaan teknologi. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, seksi tata bangunan mempunyai fungsi yaitu :

 Penyusunan rencana kerja kerja seksi tata bangunan mengacu pada pada rencana strategis bidang;

 Pelaksanaan pengaturan bangunan gedung dan lingkungan;

 Pelaksanaan kebijakan pembinaan jasa konstruksi yang telah ditetapkan;  Pelaksanaan pemberdayaan jasa konstruksi;

 Pelaksanaan pembinaan teknologi dan industri pembangunan baru, pemugaran, perbaikan, dan pemeliharaan;

 Pemanfaatan pembinaan teknologi dan industri;

 Pengumpulan data sebagai bahan penyelenggaraan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian kegiatan pengendalian dan evaluasi tata bangunan serta standardisasi bangunan;

 Perumusan bahan kebijakan, pengkoordinasian, dan pelaksanaan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian penyelengggaraan evaluasi tata bangunan serta standardisasi bangunan;

 Penyusunan laboran dan evaluasi kegiatan penyelenggaraan seksi tata bangunan ; dan

(9)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Depok Tahun 2015-2019

3) Unit Pelaksana Teknis Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA) pada Dinas Tata Ruang dan Permukiman

Kedudukan UPT RUSUNAWA pada Dinas Tata Ruang dan Permukiman UPT Rusunawa adalah unsur pelaksana untuk menunjang operasional Dinas Tata Ruang dan Perrnukiman dal am melaksanakan sebagian urusan pemerintahan bidang perumahan di bidang pengelolaan rumah susun. UPT Rusunawa dipimpin oleh seorang Kepala UPT yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

Unsur Organisasi UPT:

Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya unsur organisasi UPT terdiri atas : a. Pimpinan adalah Kepala UPT;

b. Pembantu pimpinan adalah kasubag tata usaha; dan

c. Kelompok jabatan fungsional adalah petugas pengelola rumah susun dan jabatan fungsional umum.

Susunan Organisasi UPT terdiri dari: a. Kepala UPT;

b. Kepala sub bagian tata usaha; dan

c. Kelompok jabatan fungsional dan jabatan fungsional umum. Tugas Pokok dan Fungsi Unsur Organisasi

Kepala UPT mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagai berikut :

1. Kepala UPT mempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan, dan mengendalikan seluruh kegiatan UPT dalam melaksanakan sebagian urusan pemerintahan bidang perumahan di bidang pengelolaan rumah susun serta tugas pembantuan yang diberikan oleh kepala dinas.

2. Untuk melaksanakan tugas pokoknya, Kepala UPT mempunyai fungsi :

a. Penyusunan rencana kerja dan rencana kegiatan UPT dibidang pengelolaan rumah susun mengacu kepada rencana strategis dinas;

b. Pelaksanaan teknis pemanfaatan rumah susun;

c. Pelaksanaan kebijakan dan petunjuk teknis pemanfaatan rumah susun; d. Pemeliharaan rumah susun;

e. Pelaksanaan fasilitasi dalam penyelesaian hak dan kewajiban pengguna rusun; f. Pengadaan, penataan, dan pengoperasian rumah susun, pelaksanaan tugas lain yang

diberikan kepala dinas sesuai bidang tugasnya. Sub Bagian Tata Usaha

Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas pokok membantu Kepala UPT dalem pengelolaan urusan administrasi umum, kepegawaian, perencanaan, eveluasi dan pelaporan. Untuk menyelenggarakan tugas pokoknya, sub bagian tata usaha mempunyai fungsi :

a. Pelaksanaan penyiapan bahan penyusunan rencana kerja danrencana kegiatan UPT; b. Pelaksanaan penyelenggaraan urusan administrasi surat menyurat, kearsipan,

kepegawaian, dan keuangan;

(10)

d. Pelaksanaan pelayanan administrasi kepada kepala UPT dan seluruh satuan organisasi di lingkungan UPT;

e. Pelaksanaan penyusunan rencana anggaran UPT di bawah koordinasi sekretaris dinas; f. Pelaksanaan pengadaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana UPT;

g. Pelaksanaan pengadaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana Rusunawa;

h. Penghimpunan dan inventarisasi peraturan-peraturan/kebijakan yang berhubungan dengan Rusunawa;

i. Pelaksanaan penghimpunan data sebagai bahan penyusunan rancangan peraturan kebijakan yang berhubungan dengan tugas UPT;

j. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi atau pihak lain untuk kelancaran pelaksanaan tugas;

k. Pelaksanaan penyusunan dan penyampaian laporan kegiatan UPT secara berkala; dan l. Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala UPT sesuai bidang

tugasnya. Tata Kerja dari UPT

1. Hal-hal yang menjadi tugas pokok UPT merupakan satu kesatuan yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan.

2. Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi UPT sebagai Pelaksana. 3. Urusan pengelolaan Rusunawa.

4. Kegiatan operasionalnya diselenggarakan oleh jabatan fungsional umum dan kelompok. 5. Jabatan fungsional menurut bidang tugas masing-masing.

6. Kepala UPT berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala dinas melalui Sekretaris Dinas.

7. Kepala UPT dalam melaksanakan tugasnya wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan simplifikasi.

(11)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Depok Tahun 2015-2019

Gambar 6. 2 Struktur Organisasi Dinas Tata Ruang dan Permukiman Kota Depok SUB BAG UMUM

PERENCANAAN, EVALUASI DAN PELAPORAN

SEKRETARIS

UPTD RUSUNAWA KEPALA DINAS

SUB BAG KEUANGAN

BIDANG PENGAWASAN

DAN

SEKSI PENDATAAN BANGUNAN

SEKSI PENERTIBAN BANGUNAN

BIDANG PERMUKIMAN DAN TATA BANGUNAN

SEKSI PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

SEKSI TATA BANGUNAN

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

BIDANG PEMANFAATAN

RUANG

SEKSI PENGUKURAN

DAN SURVEY

(12)

C. Dinas Kebersihan dan Pertamanan Susunan Organisasi

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 06 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 08 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah, susunan organisasi Dinas Kebersihan dan Pertamanan terdiri dari :

a. Sekretariat, membawahi 2 sub bagian terdiri dari :

1) Sub bagian umum, perencanaan, evaluasi dan pelaporan; dan 2) Sub bagian keuangan.

b. Bidang sarana dan prasarana kebersihan, membawahi 2 seksi terdiri dari : 1) Seksi pengadaan sarana dan prasarana kebersihan; dan

2) Seksi pemeliharaan sarana dan prasarana kebersihan. c. Bidang pelayanan kebersihan, membawahi 2 seksi teridiri dari :

1) Seksi operasional pengangkutan sampah; dan 2) Seksi operasional pengelolaan sampah.

d. Bidang pertamanan, membawahi 2 seksi terdiri dari : 1) Seksi pemenfaatan pertamaman; dan

2) Seksi pemeliharaan pertamanan. e. Unit pelaksana teknis dinas

f. Kelompok jabatan fungsional Tugas Pokok dan Fungsi

Pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan yang terkait langsung dengan keciptakaryaan adalah Bidang Pelayanan Kebersihan, bidang Pertamanan, UPT TPA dan UPT IPLT. Berikut adalah uraian tugas pokok dan fungsi bidang dan UPT tersebut.

1) Bidang Pelayanan Kebersihan

Bidang Pelayanan Kebersihan mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan dan tugas pembantuan di bidang pelayanan kebersihan. Untuk menyelenggarakan tugas pokoknya, bidang pelayanan kebersihan mempunyai fungsi melaksanakan urusan bidang pekerjaan umum antara lain yaitu :

a. Pelaksanaan penyusunan rencana kerja bidang pelayanan kebersihan dan pertarnanan mengacu pada rencana strategi dinas;

b. Pelaksanaan pengaturan, pembinaan, pembangunan, dan pengawasan penyelenggaraan pelayanan air limbah dan persampahan;

c. Pelaksanaan pengumpulan data sebagai bahan kajian penyelenggaraan pembinaan, pengawasan dan pengendalian pelayanan kebersihan dan pertamanan;

d. Pelaksanaan penyusunan laporan dan evaluasi kegiatan penyelenggaraan bidang pelayanan kebersihan dan pertamanan; dan

e. Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan pimpinan sesuai dengan bidang tugasnya. Bidang Pelayanan Kebersihan terdiri atas :

 Seksi Operasional Pengangkutan Sampah

Seksi operasional pengangkutan sampah mempunyai tugas pokok rnelaksanakan urusan pemerintahan di bidang pengangkutan dan pengelolaan persampahan. seksi operasional pengangkutan sampah mempunyai fungsi :

(13)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Depok Tahun 2015-2019

pengelolaan sampah mengacu pada rencana kerja bidang pelayanan kebersihan;  Pelaksanaan pengumpulan data sebagai bahan kajian perumusan kebijakan teknis dan kelambagaan mengenai pengembangan PS persampahan di kota mengacu pada kebijakan nasional dan provinsi;

 Pelaksanaan pengendalian, pengawasan, dan pemberian rekomendasi ijin dan pengelolaan persampahan skala kota;

 Pelaksanaan pembinaan bantuan teknis, peningkatan kapasitas manajemen dan fasilitasi kerjasama dunia usaha dan masyarakat dalam penyelenggaraan pengembangan PS persampahan kota;

 Pelaksanaan pembiayaan pembangunan dan penyusunan rencana induk PS persampahan di kota;

 Peiaksanaan koordinasi, pengawasan, pengendalian, dan evaluasi kinerja pengembangan, penyelenggaraan operasional pengangkutan persampahan;

 Pelaksanaan penghimpunan data sebagai bahan pelaksanaan operasional pengangkutan sampah; dan

 Penyusunan laporan dan evaluasi kegiatan seksi operasionalpengangkutan sampah.

 Seksi Operasional Pengelolaan Sampah

Seksi operasional pengelolaan sampah mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan bidang pengeloiaan sampah. Untuk me!aksanakan tugas pokok tersebut, seksi operasional pengelolaan sampah mempunyai fungsi :

 Pelaksanaan rencana kegiatan seksi operasional pengelolaan sampah mengacu pada rencana kerja bidang pelayanan kebersihan;

 Pelaksanaan pengumpulan data sebagai bahan kajian perumusan kebijakan dan petunjuk teknis sesuai dengan NSPK serta kelembagaan penyelenggaraan pengembangan pengelolaan sampah di wilayah kota;

 Pelaksanaan pengendalian, pengawasan, dan pemberian rekomendasi penyelenggaraan pengelolaan sampah di wilayah kota;

 Pelaksanaan pembinaan pelayanan dan kerjasama dengan dunia usaha dan masyarakat serta penyelenggaraan bantuan teknis pada kecamatan, kelurahan serta kelompok masyarakat di wilayahnya dalam penyelenggaraan pengelolaan sampah;

 Pelaksanaan pembangunan, rencana induk, teknik operasional pengangkutan dan pengelolaan sampah dalam rangka memenuhi SPM dan penanganan bencana alam kota;

 Pelaksanaan pengendalian, pengawasan, monitoring, dan evaluasi pengembangan sampah di kota;

 Pelaksanaan penghimpunan data sebagai bahan penyelenggaraan kegiatan operasional pengelolaan sampah;

 Penyusunan laporan dan evaluasi kegiatan seksi operasional pengelolaan sampah; dan

(14)

2) Bidang Pertamanan

Bidang Pertamanan mempunyai tugas pokok melaksanakan kegiatan pemanfaatan dan pemeliharaan pertamanan. Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Bidang Pertamanan mempunyai fungsi :

a. Pelaksanaan penyusunan rencana kerja bidang pertamanan mengacu pada rencana strategis dinas;

b. Pelaksanaan pengumpulan data sebagai bahan kajian penyusunan kebijakan perencanaan, pengendalian, dan evaluasi bidang pertamanan;

c. Pelaksanaan penyusunan bahan petunjuk teknis pengelolaan pemanfaatan dan pemeliharaan pertamanan;

d. Pelaksanaan pembinaan, koordinasi, pengawasan dan pengendalian pemanfaatan dan pemeliharaan pertamanan;

e. Pelaksanaan penyusunan laporan dan evaluasi kegiatan penyelenggaraan bidang pertamanan;

f. Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan pimpinan sesuai dengan bidang tugasnya. Bidang Pertamanan, terdiri dari :

 Seksi Pemanfaatan Pertamanan

Seksi pemanfaatan pertamanan mempunyai tugas pokok melaksanakan kegiatan pemanfaatan pertamanan. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, seksi pemanfaatan pertamanan mempunyai fungsi :

 Pelaksanaan penyusunan rencana kerja seksi pemanfaatan pertamanan mengacu pada rencana strategis bidang;

 Pelaksanaan pengumpulan data sebagai bahan kajian penyelenggaraan pembinaan, pengawasan dan pengendalian kegiatan pemanfaatan pertamanan;  Pelaksanaan pembinaan, pengkoordinasian, pengawasan dan pengendalian

penyelenggaraan pemanfaatan pertamanan;

 Pelaksanaan pengumpulan data sebagai bahan kajian perumusan kebijakan dan petunjuk teknis penyelenggaraan pembinaan, pengawasan pengendalian pemanfaatan pertamanan;

 Pelaksanaan pengendalian, pengawasan dan pemberian rekomendasi ijin pemanfaatan taman;

 Pelaksanaan penyusunan laporan dan evaluasi kegiatan penyelenggaraan seksi pemanfaatan pertamanan;

 Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan pimpinan sesuai dengan bidang tugasnya.

 Seksi Pemeliharaan Pertamanan

Seksi pemeliharaan pertamanan mempunyai tugas pokok melaksanakan kegiatan pemeliharaan pertamanan. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, seksi pemeliharaan pertamanan mempunyai fungsi :

 Pelaksanaan penyusunan rencana kerja seksi pemeliharaan pertamanan mengacu pada rencana strategis bidang;

(15)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Depok Tahun 2015-2019

terhadap pemeliharaan pertamanan;

 Pelaksanaan pembinaan, pengkoordinasian, pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan evaluasi pemeliharaan pertamanan;

 Pelaksanaan pengumpulan data sebagai bahan perumusan kebijakan dan petunjuk teknis penyelenggaraan pembinaan, pe ngawasan pengendalian dan evaluasi pemeliharaan pertamanan;

 Pelaksanaan penyusunan laporan dan evaluasi kegiatan penyelenggaraan seksi pemeliharaan pertamanan; dan

 Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan pimpinan sesuai dengan bidang tugasnya.

3) Unit Pelaksana Teknis Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan

Kedudukan UPT Tempat pemprosesan Akhir (TPA) pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan adalah :

a) UPT TPA adalah unsur pelaksana untuk menunjang operasiona! dinas kebersihan dan pertamanan dalam melaksanakan sebagian urusan pemerintahan bidang pekerjaan umum di bidang pengelolaan TPA; dan

b) UPT/TPA dipimpin oleh seorang kepala UPT yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan.

Unsur Organisasi UPT

Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi, unsur organisasi UPT terdiri atas : a. Pimpinan adalah Kepala UPT;

b. Pembantu pimpinan adalah Kasubag Tata Usaha; dan

c. Kelompok jabatan fungsional adalah petugas pengelola Tempat Pemprosesan Akhir dan Jabatan Fungsional Umum.

Susunan Organisasi UPT terdiri dari : a. Kepala UPT;

b. Kepala sub bagian tata usaha; dan

c. Kelompok jabatan fungsional dan jabatan fungsional umum.

Tugas Pokok dan Fungsi Unsur Organisasi

Kepala UPT mempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan, dan mengendalikan seluruh kegiatan UPT dalam melaksanakan sebagian urusan pemerintahan bidang pekerjaan umum di bidang pengelolaan TPA serta tugas pembantuan yang diberikan oleh Kepala Dinas. Kepala UPT mempunyai fungsi :

a. Penyusunan rencana kegiatan UPT di bidang pengelolaan TPA mengacu kepada rencana strategis dinas;

b. Pengadaan dan pemeliharaan armada TPA;

c. Penyusunan kebijakan teknis urusan retribusi TPA;

d. Pembinaan, pengenalan, pemantauan, dan pengawasan TPA dan petugas TPA; e. Penyelenggaraan hubungan kerjasama kemitraan dengan pihak lain;

(16)

h. Pelaksanaan dan pengendalian distribusi pelayanan pengangkutan sampah; dan i. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan

bidang tugasnya.

Tugas pokok dan fungsi Sub Bagian Tata Usaha

Sub bagian tata usaha mempunyai tugas pokok membantu kepala UPT dalam pengelolaan urusan administrasi umum, kepegawaian, perencanaan, evaluasi, dan pelaporan. Untuk menyelenggarakan tugasnya, sub bagian tata usaha mempunyai fungsi :

a. Pelaksanaan penyelenggaraan urusan administrasi surat menyurat, kearsipan, kepegawaian, keuangan;

b. Pelaksanaan penyiapan bahan penyusunan rencana kerja dan rencana kegiatan UPT; c. Pelaksanaan penyelenggaraan tertib administrasi dan tertib kerja di seluruh satuan

organisasi di lingkungan UPT;

d. Melaksanakan pelayanan administrasi kepada Kepala UPT dan seluruh satuan organisasi di lingkungan UPT;

e. Pelaksanaan penyusunan rencana anggaran UPT di bawah koordinasi sekretaris dinas; f. Pelaksanaan pengadaan dan pemeliharaan perangkat dan prasarana UPT;

g. Pelaksanaan pengadaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana penerangan jalan umum;

h. Penghimpunan dan inventarisasi peraturan-peraturan, kebijakan yang berhubungan dengan penerangan jalan umum;

i. Pelaksanaan penghimpunan data sebagai arahan penyusunan rancangan peraturan/kebijakan yang berhubungan dengan tugas UPT;

j. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi atau pihak lain untuk kelancaran pelaksanaan tugas;

k. Pelaksanaan penyusunan dan penyampaian laporan kegiatan UPT secara berkala; dan l. Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh kepala UPT sesuai bidang

tugasnya.

Kelompok Jabatan Fungsional

a. Kelompok jabatan fungsional mernpunyai tugas pokok melaksanakan sebagian kegiatan UPT secara profesional sesuai dengan kebutuhan;

b. Kelompok jabatan fungsional dalam melaksanakan tugas pokok bertanggung jawab kepada kepala UPT.

c. Kelompok jabatan fungsional terdiri atas sejumlah tenaga dalam jenjang jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahlian dan keterampilan;

d. Setiap kelompok jabatan fungsional dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk diantara tenaga fungsional yang ada di lingkungan UPT;

e. Jumlah jabatan fungsional ditentukan berdasarkan sifat, jenis, kebutuhan dengan beban kerja; dan

(17)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Depok Tahun 2015-2019

Tata Kerja UPT :

a. Hal-hal yang menjadi tugas pokok UPT merupakan satu kesatuan yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan.

b. Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi UPT sebagai pelaksana urusan pengelolaan TPA sedangkan kegiatan operasionalnya diselenggarakan oleh jabatan fungsional umum dan kelompok jabatan fungsional menurut bidang tugas masing-masing.

c. Kepala UPT berada di bawah dan bertanggungjawab kepada kepala dinas melalui sekretaris dinas.

d. Kepala UPT dalam melaksanakan tugasnya wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi.

4) Unit Pelaksana Teknis Instansi Pengelolaan Limbah Terpadu (IPLT) pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan

Kedudukan UPT Instalasi Pengelolaan Limbah (IPLT) pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan adalah :

a. UPT IPLT adalah Unsur Pelaksana untuk menunjang operasional Dinas Kebersihan dan Pertamanan dalam melaksanaken sebagian urusan pemerintahan bidang pekerjaan umum dibidang pengelolaan limbah.

b. UPT IPLT dipimpin oleh seorang Kepala UPT yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan.

Unsur Organisasi UPT

Untuk melaksanakan tugas dan fungsi, unsur organisasi UPT terdiri atas : a. Pimpinan adalah Kepala UPT;

b. Pembantu Pimpinan adalah Kasubag Tata Usaha; dan

c. Kelompok Jabatan Fungsional adalah petugas pengelola limbah dan Jabatan Fungsional Umum.

Susunan Organisasi UPT terdiri dari : a. Kepala UPT;

b. Kepala Sub Bagian Tata Usaha; dan

c. Kelompok jabatan fungsional dan Jabatan Fungsional Umum. Tugas Pokok dan Fungsi Unsur Organisasi UPT

Kepala UPT mempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan, dan mengendalikan seluruh kegiatan UPT dalam melaksanakan sebagian urusan pemerintahan bidang kebersihan, di bidang pengelolaan IPLT serta tugas pembantuan yang diberikan oleh kepala dinas. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, kepala UPT mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. Penyusunan rencana kegiatan UPT di bidang pengelolaan IPLT mengacu kepada rencana strategis dinas;

b. Pengadaan dan pemeliharaan armada IPLT;

c. Penyusunan kebijakan teknis urusan retribusi IPLT;

d. Pembinaan, pengendalian, pemantauan, dan pengawasan IPLT dan petugas IPLT; e. Penyelenggaraan hubungan kerja sama kemitraan dengan pihak lain;

(18)

h. Pelaksanaan dan pengendalian retribusi pelayanan pengelolaan limbah; dan

i. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan bidang tugasnya.

Tugas pokok dan fungsi Sub Bagian Tata Usaha

Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas pokok membantu Kepala UPT dalam pengelolaan urusan administrasi umum, kepegawaian, perencanaan, evaluasi , dan pelaporan. Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, sub bagian tata usaha mempunyai fungsi :

a. Pelaksanaan penyiapan bahan penyusunan rencana kerja dan rencana kegiatan UPT; b. Pelaksanaan penyelenggaraan urusan administrasi surat menyurat, kearsipan,

kepegawaian, keuangan;

c. Pelaksanaan penyelenggaraan tertib administrasi dan tertib kerja di seluruh satuan organisasi di lingkungan UPT;

d. Pelaksanaan pelayanan administrasi kepada kepala UPT dan seluruh satuan organisasi di lingkungan UPT;

e . Pelaksanaan penyusunan rencana anggaran UPT di bawah koordinasi sekretaris dinas; f . Pelaksanaan pengadaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana UPT;

g. Penghimpunan dan inventarisasi peraturan-peraturan/kebijakan yang berhubungan dengan IPLT;

h. Pelaksanaan penghimpunan data sebagai bahan penyusunan rancangan peraturan kebijakan yang berhubungan dengan tugas UPT;

i . Pelaksanaan koordinasi dengan instansi atau pihak lain untuk kelancaran pelaksanaan tugas;

j . Pelaksanaan penyusunan dan penyampaian laporan kegiatan UPT secara berkala; dan k. Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala UPT sesuai bidang

tugasnya.

(19)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Depok Tahun 2015-2019

Gambar 6. 3 Struktur Organisasi Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Depok

KEPALA DINAS

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

SUB BAG PERENCANAAN, EVALUASI DAN PELAPORAN

SUB BAG KEUANGAN

SEKRETARIS

SUB BAG UMUM

BIDANG PELAYANAN KEBERSIHAN

SEKSI OPERASIONAL PENGANGKUTAN

SAMPAH

SEKSI OPERASIONAL PENGELOLAAN

SAMPAH BIDANG SARANA DAN

PRASARANA KEBERSIHAN

SEKSI PENGADAAN SARANA DAN

PRASARANA KEBERSIHAN SEKSI PEMELIHARAAN

SARANA DAN PRASARANA KEBERSIHAN

BIDANG PERTAMANAN

SEKSI PEMANFATAAN PERTAMANAN

SEKSI PEMELIHARAAN PERTAMANAN

(20)

D. Badan Lingkungan Hidup Susunan Organisasi

Berdasarkan Peraturan Kota Depok Nomor 19 Tahun 2012 tentang Perubahan Ketiga Perda Nomor 8 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah, susunan organisasi Badan Lingkungan Hidup terdiri dari Kepala Badan, yang membawahkan :

a. Sekretariat, membawahkan 2 sub bagian terdiri dari:

1) Sub bagian umum, perencanaan, evaluasi dan pelaporan; dan 2) Sub bagian keuangan.

b. Bidang perencanaan dan pemberdayaan lingkungan hidup terdiri dari : 1) Sub bidang perencanaan lingkungan; dan

2) Sub bidang pemberdayaan dan konservasi

c. Bidang pengawasan dan penataan lingkungan hidup terdiri dari : 1) Sub bidang pengawasan air dan udara; dan

2) Sub bidang pengawasan limbah B3 dan penataan hukum lingkungan. d. Unit pelaksana teknis; dan

e. Kelompok jabatan fungsional.

Tugas Pokok dan Fungsi

1) Bidang Perencanaan dan Pemberdayaan Lingkungan Hidup

Bidang perencanaan dan pemberdayaan lingkungan hidup mempunyai tugas pokok perumusan kebijakan teknis bidang perencanaan dan pemberdayaan lingkungan hidup. Untuk

menyelenggarakan tugas pokok tersebut, bidang perencanaan dan pemberdayaan lingkungan hidup mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. Pelaksanaan penyiapan perumusan kebijakan teknis dan penyusunan program kegiatan bidang perencanaan dan pemberdayaan lingkungan hidup serta konservasi mengacu pada Renstra BLH;

b. Pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang perencanaan, pemberdayaan lingkungan hidup, dan konservasi;

c. Perumusan kebijakan teknis, koordinasi dan pelaksanaan bidang perencanaan dan pemberdayaan lingkungan hidup meliputi dokumen perencanaan pembangunan, pemberdayaan, konservasi, keanekaragaman hayati, serta adaptasi dan mitigasi perubahan iklim; dan

d. Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan pimpinan sesuai dengan bidang tugasnya.  Sub bidang Perencanaan Lingkungan

Sub bidang perencanaan lingkungan mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan bidang lingkungan yang meliputi perencanaan pembangunan aspek lingkungan hidup. Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, sub bidang perencanaan lingkungan mempunyai fungsi :

(21)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Depok Tahun 2015-2019

 Pelaksanaan penilaian AMDAL dan UKL/UPL bagi jenis usaha dan/atau kegiatan yang mempunyai dampak penting terhadap lingkungan hidup kota, sesuai dengan standar, norma, dan prosedur yang ditetapkan oleh pemerintah;

 Pemberian rekomendasi AMDAL dan UKL/UPL;  Pemberian persetujuan SPPL;

 Pelaksanaan pengawasan terhadap pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup bagi jenis usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi AMDAL, UKL/UPL, dan SPPL dalam wilayah kota;

 Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan penerapan SNI dan standar kompetensi personil bidang pengelolaan lingkungan hidup pada skala kota;

 Penetapan Peraturan Daerah di bidang penerapan instrumen ekonomi untuk pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan kota;

 Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan penerapan instrumen ekonomi dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan untuk daerah yang bersangkutan;  Penyelenggaraan pelayanan di bidang pengendalian lingkungan hidup skala kota;  Pelaksanaan penyusunan dokumen lingkungan hidup skala kota; dan

 Penyediaan laboratorium lingkungan sesuai dengan kebutuhan daerah.  Sub bidang Pemberdayaan dan Konservasi

Sub bidang pemberdayaan dan konservasi mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan pelaksanaan kebijakan pengelolaan lingkungan hidup kota (Adipura), pemberdayaan masyarakat, Institusi pendidikan, LSM/LPM dalam pengelolaan lingkungan dan konservasi sumber daya alam, mitigasi bencana dan keanekaragaman hayati, pengendalian pencemaran dan penataan lingkungan. Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, sub bidang pemberdayaan dan konservasi mempunyai fungsi :

 Pelaksanaan penyusunan rencana kegiatan sub bidang pemberdayaan dan konservasi lingkungan mengacu pada program kerja bidang pemantauan;

 Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan penerapan sistem manajemen lingkungan, ekolabel, produksi bersih, dan teknologi berwawasan lingkungan yang mendukung pola produksi dan konsumsi yang berkelanjutan pada skala kota;

 Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup;  Pelaksanaan pembinaan sekolah berbudaya lingkungan;

 Pemberdayaan kemitraan lingkungan;

 Penyelenggaraan peringatan hari lingkungan hidup;

 Penetapan kriteria teknis baku kerusakan lingkungan hidup skala kota yang berkaitan dengan kebakaran hutan dan/atau lahan;

 Pelaksanaan penanggulangan kebakaran hutan dan/atau lahan skala kota;

 Pelaksanaan pengawasan atas pengendalian kerusakan dan/atau pencemaran lingkungan hidup yang berkaitan dengan kebakaran hutan dan/atau lahan yang berdampak atau diperkirakan dapat berdampak skala kota;

 Pelaksanaan pengendalian kerusakan dan/atau pencemaran lingkungan hidup yang berkaitan dengan kebakaran hutan dan/atau lahan skala kota;

(22)

 Penetapan kondisi lahan dan/atau tanah;

 Pelaksanaan pengawasan atas pengendalian kerusakan lahan dan/atau tanah akibat kegiatan yang berdampak atau yang diperkirakan dapat berdampak skala kota;  Pelaksanaan pengaturan pengendalian kerusakan lahan dan/atau tanah untuk

produksi biomassa skala kota;

 Pelaksanaan penanggulangan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan akibat bencana skala kota;

 Penetapan kawasan yang beresiko rawan bencana skala kota;

 Penetapan kawasan yang beresiko menimbulkan bencana lingkungan skala kota;  Pelaksanaan koordinasi dalam perencanaan konservasi keanekaragaman hayati skala

kota;

 Penetapan dan pelaksanaan kebijakan konservasi dan pemanfaatan berkelanjutan keanekaragaman hayati skala kota;

 Penetapan dan pelaksanaan pengendalian kemerosotan keanekaragaman hayati skala kota;

 Pelaksanaan pemantauan dan pengawasan pelaksanaan konservasi keanekaragaman hayati skala kota;

 Pelaksanaan penyelesaian konflik dalam pemanfaatan keanekaragaman hayati skala kota;

 Pelaksanaan pengembangan manajemen sistem informasi dan pengelolaan database keanekaragaman hayati skala kota;

 Pelaksanaan perlindungan daerah aliran sungai, situ dan sumber air;  Pelaksanaan pemeliharaan dan pengelolaan taman hutan raya; dan  Pelaksanaan pembangunan hutan kota.

2) Bidang Pengawasan dan Penataan Lingkungan Hidup

Bidang pengawasan dan penataan lingkungan hidup mempunyai tugas pokok penyusunan pelaksanaan kebijakan pengawasan dan penataan lingkungan hidup. Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, bidang pengawasan dan penataan lingkungan hidup mempunyai fungsi : a. Pelaksanaan penyiapan perumusan kebijakan teknis dan penyusunan program kegiatan

bidang pengawasan dan penataan lingkungan mengacu pada Renstra BLH;

b. Pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang pengawasan dan penataan lingkungan hidup;

c. Perumusan kebijakan teknis, koordinasi dan pelaksanaan Bidang Pengawasan dan Penataan lingkungan hidup meliputi pengawasan pengelolaan air, udara, B3 dan limbah B3, serta penataan hukum lingkungan;

d. Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan pimpinan sesuai dengan bidang tugasnya. Bidang Pengawasan dan Penataan Lingkungan Hidup, terdiri dari:

 Sub bidang Pengawasan Air dan Udara

Sub bidang pengawasan air dan udara mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan pelaksanaan kebijakan pengelolaan, pengawasan dan pengendalian kualitas air dan udara. Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, sub bidang pengawasan air dan udara mempunyai fungsi :

(23)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Depok Tahun 2015-2019

 Pelaksanaan pengelolaan kualitas air skala kota;  Penetapan kelas air pada sumber air skala kota;

 Pelaksanaan pemantauan kualitas air pada sumber air skala kota;  Pelaksanaan pengendalian pencemaran air pada sumber air skala kota;

 Pelaksanaan pengawasan terhadap penataan persyaratan yang tercantum dalam izin pembuangan air limbah ke air atau sumber air;

 Pelaksanaan pengaturan pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air skala kota;

 Pemberian rekomendasi perizinan pembuangan air limbah ke air atau sumber air;  Pemberian rekomendasi perizinan pemanfaatan air limbah ke tanah untuk aplikasi

pada tanah;

 Pelaksanaan pemantauan kualitas udara ambien, emisi sumber bergerak dan tidak bergerak skala kota;

 Pelaksanaan pengujian emisi gas buang dan kebisingan kenderaan bermotor lama secara berkala;

 Pelaksanaan koordinasi dan pelaksanaan pemantauan kualitas udara skala kota;  Pelaksanaan pengawasan terhadap penataan penanggung jawab usaha dan/atau

kegiatan yang dapat menyebabkan terjadinya pencemaran udara dari sumber bergerak dan tidak bergerak skala kota;

 Pelaksanaan pemantauan kualitas udara ambien dan dalam ruangan;

 Penetapan kebijakan pelaksanaan pengendalian pencemaran udara skala kota;  Penetapan kebijakan perlindungan lapisan ozon dan pemantauan skala kota;  Pelaksanaan pemantauan dampak deposisi asam skala kota; dan

 Penetapan kebijakan pelaksanaan pengendalian dampak perubahan iklim skala kota.  Sub bidang Pengawasan Limbah B3 dan Penataan Hukum Lingkungan

Sub bidang pengawasan limbah B3 dan Penataan Hukum Lingkungan mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan pelaksanaan kebijakan pengawasan limbah B3 dan penataan hukum lingkungan. Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, sub bidang pengawasan limbah B3 dan penataan hukum lingkungan mempunyai fungsi :

 Pelaksanaan penyusunan rencana kegiatan sub bidang pengawasan limbah B3 dan penataan hukum lingkungan mengacu pada program kerja bidang pengawasan dan penataan lingkungan hidup;

 Pelaksanaan pengawasan pengelolaan B3 skala kota;

 Pelaksanaan pengawasan pelaksanaan dan pengelolaan limbah B3 skala kota;  Penyelenggaraan izin pengumpulan limbah B3 pada skala kota kecuali minyak

pelumas/oli bekas;

 Pelaksanaan pengawasan pelaksanaan pemulihan akibat pencemaran limbah B3 pada skala kota;

 Pelaksanaan pengawasan pelaksanaan sistem tanggap darurat skala kota;

 Pelaksanaan pengawasan penanggulangan kecelakaan pengelolaan limbah B3 kota;  Penyelenggaraan izin lokasi pengolahan limbah B3;

 Penyelenggaraan izin penyimpanan sementara limbah B3 di industri atau usaha suatu kegiatan;

(24)

 Pelayanan pos pengaduan lingkungan hidup;

 Pelaksanaan penerapan paksaan pemerintah atau uang paksa terhadap pelaksanaan penanggulangan pencemaran skala kota pada keadaan darurat dan/atau keadaan yang tidak terduga lainnya;

 Pelaksanaan dan pemantauan penataan atas perjanjian internasional dibidang pengendalian dampak lingkungan; dan

 Pelaksanaan pemantauan pengendalian pelaksanaan konvensi dan protokol, penyelenggaraan pelayanan di bidang pengendalian lingkungan hidup.

(25)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Depok Tahun 2015-2019

Sumber: BLH Kota Depok, 2014

Gambar 6. 4 Struktur Organisasi Badan Lingkungan Hidup Kota Depok KELOMPOK

JABATAN FUNGSIONAL

KEPALA BADAN

BIDANG PERENCANAAN DAN

PEMBERDAYAAN

LINGKUNGAN HIDUP

SUB BIDANG PERENCANAAN

LINGKUNGAN

SUB BIDANG PEMBERDAYAAN DAN

KONSERVASI

SUB BAG UMUM PERENCANAAN, EVALUASI

DAN PELAPORAN

SUB BAG KEUANGAN SEKRETARIS

BIDANG PENGAWASAN DAN PENATAAN

LINGKUNGAN HIDUP

SUB BIDANG PENGAWASAN AIR DAN

UDARA

SUB BIDANG PENGAWASAN LIMBAH

(26)

6.1.1.2 Kondisi Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya

Penataan tata laksana merupakan salah satu prioritas program untuk peningkatan kapasitas kelembagaan. Tata laksana organisasi yang perlu dikembangkan adalah menciptakan hubungan kerja antar perangkat daerah dengan menumbuhkembangkan rasa kebersamaan dan kemitraan dalam melaksanakan beban kerja dan tanggung jawab bagi peningkatan produktifitas dan kinerja.

Secara internal, keorganisasian urusan pemerintah bidang keciptakaryaan, perlu mengembangkan hubungan fungsional sesuai dengan kompetensi dan kemandirian dalam melaksanakan tugas, fungsi dan wewenang untuk masing-masing bidang/seksi. Perlu dikembangkan juga hubungan kerja yang koordinatif baik antar bidang/seksi di dalam keorganisasian urusan keciptakaryaan maupun untuk hubungan kerja lintas dinas/bidang dalam rangka menghindari tumpang tindih atau duplikasi program dan kegiatan secara substansial dan menjamin keselarasan program dan kegiatan antar perangkat daerah.

Prinsip-prinsip hubungan kerja yang diuraikan di atas perlu dituangkan di dalam Peraturan Daerah tentang keorganisasian Pemerintah Kabupaten/kota, khususnya menyangkut tupoksi dari masing-masing instansi pemerintah bidang keciptakaryaan. Dengan mengacu pada Tabel 6.1, dapat dicantumkan penjabaran peran masing- masing instansi dalam pembangunan bidang Cipta Karya.

Tabel 6. 1 Hubungan Kerja Instansi Bidang Cipta Karya di Depok

No. Instansi Peran Instansi dalam Pembangunan Bidang Ck

a) Pengawasan dan pengendalian

pengelolaan sarana dan prasarana permukiman

b) Pembangunan jalan dan drainase lingkungan

Bidang Jalan Lingkungan

2 Dinas Tata Bangunan

dan Permukiman (DTBP)

a) Pengelolaan sarana dan prasarana perumahan dan

bangunan non perumahan; dan b) Pengelolaan pengawasan

bangunan non perumahan.

Bidang Pemanfaatan Ruang

a) Pengelolaan pengawasan bangunan perumahan dan non

perumahan.

b) Pendataan dan pengelolaan data bangunan perumahan dan non

perumahah

Bidang Pengawasan dan Pengendalian

a) Pengelolaan Rusunawa UPT Rusunawa

3 Dinas Kebersihan dan

Pertamanan

a) Pengelolaan pelayanan pengangkutan sampah; dan b) Pengelolaan persampahan skala

(27)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Depok Tahun 2015-2019

No. Instansi Peran Instansi dalam Pembangunan Bidang Ck

a) Pengelolaan TPA UPT TPA

a) Pengelolaan IPLT

b) Sosialisasi dan pembinaan

masyarakat

UPT IPLT

a) Pengelolaan pertamanan; dan b) Pengendalian, pengawasan dan

pemberian rekomendasi ijin pemanfaatan taman

Bidang Pertamanan

4 Badan Lingkungan Hidup

a) Pembinaan dan pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup

Bidang Perencanaan dan Pemberdayaan

Lingkungan Hidup

b) Pengendalian pencemaran air dan pemantauan kualitas air

Bidang Pengawasan dan

a) Pengelolaan dan pengembangan SPAM perpipaan

Direksi PDAM Tirta Asasta Kota Depok

6.1.1.3 Kondisi Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya

Keberhasilan pembangunan bidang cipta karya juga dipengaruhi oleh kesiapan sumber daya manusia yang mendukung. Untuk itu peningkatan kuantitas dan terutama kualitas SDM perlu mendapat perhatian. Sumber Daya Manusia yang menangani bidang Cipta Karya dirasakan masih kurang karena mempunyai kemampuan yang tidak merata. Demikian juga dari segi jumlah masih kurang oleh sebab itu satuan kerja yang menangani bidang Cipta Karya masih memperkerjakan tenaga kontrak untuk membantu tugas dan fungsi satuan kerja tersebut. Tingkat pendidikan yang ada mulai dari SD, SMP, SMA, S1 hingga S2. Tabel 6.2 menggambarkan kondisi dan komposisi pegawai dalam unit kerja bidang cipta karya.

Tabel 6. 2 Komposisi Pegawai dalam Unit Kerja Bidang Cipta Karya di Depok

Golongan Jenis Kelamin Latar Belakang JabataFungsional Pendidikan

Dinas Tata Ruang dan Permukiman

(28)

Golongan Jenis Kelamin Latar Belakang JabataFungsional Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (Bidang Sumber Daya Air)

Gol I : - org Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (Bidang Jalan Lingkungan)

Gol I : - org

Badan Lingkungan Hidup (Bidang Perencanaan dan Pemberdayaan Lingkungan Hidup)

Gol I : - org

BUMD PDAM Tirta Asasta Kota Depok

(29)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Depok Tahun 2015-2019

6.1.2 Analisa Kelembagaan

6.1.2.1 Analisa Keorganisasian Bidang Cipta Karya

Tujuan dari analisis keorganisasian adalah untuk mengetahui permasalahan keorganisasian bidang Cipta Karya yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk RPIJM bidang Cipta Karya. Analisis deskriptif keorganisasian bidang Cipta Karya di Kota Depok adalah sebagai berikut:

1. Struktur Organisasi

 Struktur organisasi perangkat daerah yang menangani bidang Cipta Karya di Kota Depok sudah sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku untuk mendukung program pembangunan khususnya bidang Cipta Karya di Kota Depok.

 Semua jabatan pada satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang terkait dengan bidang Cipta Karya telah terisi sehingga tidak ada perangkapan jabatan.

2. Tugas dan Fungsi Organisasi

 Pembagian tugas dan fungsi antara satuan kerja telah merata demikian pula wewenang dan tanggungjawab sudah jelas.

 Uraian tugas para pimpinan telah ada yang dirumuskan dalam SK Walikota sehingga telah jelas dan mampu menghindari kemungkinan tumpang tindih yang tidak perlu.

3. Faktor-Faktor Eksternal Yang Mempengaruhi Struktur Organisasi

 Dari segi struktur organisasi pemerintah Kota Depok sangat dipengaruhi dan tergantung kepada pemerintah pusat, dalam arti sepenuhnya mengikuti pedoman yang diberikan oleh pemerintah pusat.

 Luas wilayah dan bertambahnya jumlah penduduk serta kemampuan APBD Kota Depok sangat mempengaruhi struktur organisasi yang ada.

4. Permasalahan dalam Keorganisasian

 Jumlah dan kualitas SDM yang mempunyai kemampuan di bidang Cipta Karya masih kurang dan tidak merata di semua satuan kerja.

 Koordinasi eksternal antara lembaga terkait dengan bidang Cipta Karya masih kurang.  Dalam pengusulan pengadaan personil kepada instansi atasan senantiasa ditek ankan

persyaratan, khususnya latar belakang keahlian dan pendidikan namun sering terjadi alokasi yang kurang sesuai dengan yang diharapkan.

 Seringnya terjadi mutasi khususnya SDM yang memiliki kemampuan di bidang ke Cipta Karyaan ke instansi di luar bidang ke Cipta Karyaan.

 Pengadaan tenaga kontrak belum sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan dari instansi yang bersangkutan.

6.1.2.2 Analisa Ketatalaksanaan Kelembagaan Bidang Cipta Karya

Tujuan analisa ketatalaksanaan kelembagaan bidang Cipta Karya adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk RPIJM bidang Cipta Karya. Analisis deskriptif ketatalaksanaan bidang Cipta Karya di Kota Depok adalah sebagai berikut :

1. Perda penetapan organisasi pemerintah

(30)

tindih pelaksanaan tugas dan bahkan pada kasus penanganan air limbah tidak ada instansi yang menangani

2. Mekanisme hubungan kerja internal dan eksternal

Koordinasi internal di dalam satuan kerja yang ada sudah dilakukan demikian pula halnya koordinasi eksternal antara satuan kerja terkait bidang Cipta karya namun perlu diti ngkatkan lagi.

3. Acuan PP nomor 41 tahun 2007

Organisasi bidang ke Cipta Karyaan sudah mengacu pada PP nomor 41 Tahun 2007 dan semua sektor bidang Cipta Karya sudah masuk dalam struktur yang ada seperti bidang air minum, air limbah, persampahan, dan drainase

4. Permasalahan dalam ketatalaksanaan perangkat kerja daerah

Tugas, wewenang, dan tanggungjawab dari masing-masing unit kerja yang jelas dalam pelaksanaannya terkendala karena jumlah SDM yang terbatas dan kemampuan yang tidak merata.

5. Faktor eksternal yang mempengaruhi ketata laksanaan perangkat kerja daerah

Adanya tugas-tugas lain dari kepala daerah yang dibebankan kepada kepala satuan kerja di luar tugas pokok dan fungsinya.

Pada aspek institusi, lemahnya koordinasi antar instansi dan antar daerah otonom telah menimbulkan pola pengelolaan Kecitakaryaan yang kurang efisien, bahkan tidak jarang saling berbenturan.

6.1.2.3 Analisa Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya

Tujuan analisis sumber daya manusia adalah untuk mengetahui permasalahan SDM bidang Cipta Karya yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk RPIJM bidang Cipta Karya. Analisis deskriptif sumber daya manusia bidang Cipta Karya di Kota Depok adalah sebagai berikut :

1. Ketersediaan SDM

SDM yang tersedia belum memenuhi kebutuhan baik dari segi jumlah maupun kualitas dalam satuan kerja perangkat daerah khususnya bidang Cipta Karya.

2. Permasalahan dalam manajemen SDM

 Penempatan SDM sering kali tidak sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan seperti keahlian dan latar belakang pendidikan;

 Sering adanya mutasi SDM yang memiliki kemampuan di bidang Cipta Karya pindah ke satuan kerja yang tidak terkait dengan bidang Cipta Karya; dan

Reward bagi SDM yang berprestasi dan funishment kepada SDM yang melakukan kesalahan belum dijalankan sebagaimana mestinya.

3. Faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas SDM

 Kurangnya pelatihan serta kemauan personil untuk mengembangkan diri dan berusaha untuk tau dan maju khususnya pada hal-hal terkait dengan pekerjaan yang baru; dan  Adanya aturan dari pemerintahan pusat yang mewajibkan penerimaan pegawai yang

(31)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Depok Tahun 2015-2019

Tabel 6. 3 Permasalahan, Penyebab, dan Arahan Perbaikan Aspek Manajemen

No. Permasalahan Utama Penyebab Rencana Tindak

1 Produktivitas kerja

karyawan belum optimal

o Penempatan personil belum sesuai dengan latar belakang pendidikan hanya didasarkan pada pengalaman.

o Pelatihan yang dilakukan masih

kurang sesuai dengan

kebutuhan

o Belum berjalannya sistem

reward and punishment

o Melakukan need assesment

terkait dengan penempatan karyawan

o Melakukan pelatihan-pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan

o Merancang sistem reward and punishment yang adil

Sumber : Hasil Analisa

6.1.2.4 Analisa SWOT Kelembagaan

Analisis SWOT kelembagaan merupakan suatu metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) di bidang kelembagaan. Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam matriks SWOT.

Strategi yang digunakan adalah bagaimana kekuatan mampu mengambil keuntungan dari peluang yang ada (strategi S-O); bagaimana cara mengatasi kelemahan untuk mengambil keuntungan dari peluang yang ada (strategi W-O); bagaimana kekuatan mampu menghadapi ancaman yang ada (strategi S-T); dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan untuk menjawab tantangan yang ada (strategi W-T).

Berdasarkan informasi serta analisis tentang keorganisasian, tata laksana dan SDM bidang Cipta Karya pada sub-bab sebelumnya, selanjutnya dapat dirumuskan Matriks Analisis SWOT Kelembagaan seperti pada Tabel 6.4.

Tabel 6. 4 Matriks Analisis SWOT Kelembagaan

Faktor

b. Pengembangan SPAM untuk seluruh kota

c. Adanya kemungkinan

kerjasama dengan

f. Kesempatan melibatkan CSR

ANCAMAN (T)

a. Bertambahnya jumlah

penduduk

b. Law Inforcement dalam penegakan hukum terkait

lingkungan.

c. Terbatasnya dana untuk

allokasi bidang sanitasi

d. Rendahnya tingkat

partisipasi masyarakat dalam

(32)

Faktor Internal

perusahaan swasta

g. Adanya kesempatan untuk mengikuti Bimtek/ pelatihan dari pusat terkait dengan tugas pokok dan fungsi

h. Adanya kesempatan

mendapatkan bantuan hibah dari luar (sAIIG, dll)

i. Promosi perumahan

berwawasan lingkungan KEKUATAN (S)

a. Secara kelembagaan,

lembaga yang ada dan terkait dengan bidang Cipta Karya

mempunyai kewenangan

yang kuat karena ditetapkan ber dasarkan Perda

b. Tersedianya dokumen

perencanaan yg lengkap seperti RPJMD, RISPAM, SSK,

SPPIP, RPKPP, RTBL, SPM, Bisnis plan PDAM Tirta Asasta

dll

c. Pembagian tugas dan fungsi antara satuan kerja telah

merata demikian pula

wewenang dan

tanggungjawab sudah jelas

d. Uraian tugas para pimpinan telah ada yang dirumuskan dalam SK Walikota sehingga

telah jelas dan mampu menghindari tumpang tindih yang tidak perlu.

a. Segera menyiapkan

persaratan/dokumen yang dibutuhkan pemerintah pusat

dan lembaga donor sebagai

persaratan untuk

mendapatkan bantuan hibah

b. Meningkatkan sosialisasi

kepada masyarakat,

pengembang terkait dengan

isu2 lingkungan.

c. Memberikan kesempatan

seluas-luasnya kepada

pegawai untuk mengikuti pelatihan/ bimtek

d. Meningkatkan disiplin dan

motivasi kerja kepada

pegawai dengan menerapkan

sistem reward dan

funishment

e. Penempatan personil yang

tepat sesuai dengan keahlian

dan latar belakang

pendidikan

a. Meningkatkan sosialisasi

kepada masyarakat dan

swasta dalam menanggulangi

masalah sanitasi

b. Meningkatkan penegakan hukum bagi masyarakat dan

badan hukum yang

melakukan pelanggaran

peraturan

c. Advokasi kepada para pengambil keputusan (DPR)

terkait dengan pendanaan sanitasi.

KELEMAHAN (W)

a. Koordinasi external antara lembaga terkait bidang Cipta Karya masih kurang.

b. Dukungan dana APBD untuk operasi & pemeliharaan serta

pembangunan sanitasi

khususnya air limbah, serta

untuk penataan kawasan masih kurang

c. SDM yang tersedia kurang

memadai baik dari segi jumlah maupun kualitas

khususnya dalam bidang

a. Meningkatkan kinerja

lembaga-lembaga yang

terkait dengan bidang Cipta karya

b. Pengadaan pegawai yang memiliki pendidikan dan kemampuan di bidang Cipta

Karya

c. Menerapkan reward dan funishment kepada pegawai.

d. Menerapkan program karier pegawai

e. Advokasi kepada pengambil

a. Meningkatkan kinerja

pegawai dalam melasanakan

fungsi koordinasi dan

penyuluhan kepada

masyarakat

b. Meningkatkan kinerja

pembiayaan bidang Cipta

karya dg memanfaatkan dana dari masyarakat, swasta/CSR,

pemerintah pusat, dan

lembaga donor dalam

pembangunan sanitasi dan

(33)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Depok Tahun 2015-2019

Cipta Karya

d. Kurangnya sarana dan prasarana bidang Cipta Karya seperti belum dimilikinya IPAL, kurangnya drainase

serta masih rendahnya

tingkat pelayanan air minum e. Sering terjadi droping SDM yang tidak sesuai dengan

kebutuhan yang diperlukan f. Sering terjadi mutasi pegawai

ke satuan kerja diluar bidang

Cipta karya

g. Pemberian reward bagi SDM

yang berprestasi dan

punishment kepada SDM yang melakukan kesalahan belum berjalan sebagaimana mestinya

keputusan terkait (DPR dan eksekutif) terkait dengan isu2 lingkungan.

c. Memperbaiki sistem

kepegawaian yang ada

6.1.3 Rencana Pengembangan Kelembagaan

Berdasarkan strategi yang dirumuskan dalam analisa SWOT, maka dapat dirumuskan tiga kelompok strategi yaitu strategi pengembangan organisasi, strtegi pengembangan tata laksana, dan strtegi pengembangan sumber daya manusia. Berdasarkan strategi-strategi tersebut dapat dikembangkan rencana program pengembangan kelembagaan di Kota Depok seperti terlihat pada Tabel 6.5.

Tabel 6. 5 Permasalahan, Strategi, dan Indikasi Program Kelembagaan Bidang Cipta Karya

Permasalahan Strategi Indikasi Program

(5 tahun) Aspek Organisasi

a. Belum optimalnya manajemen bidang cipta karya mengikuti

sistem perencanaan,

pengorganisasian dan Monev, karena :

o Tidak meratanya

kemampuan pegawai serta kurangnya pelatihan/bimtek

khususnya terkait bidang keciptakaryaan.

o Keterbatasan anggaran

APBD di sektor cipta karya

o Adanya aparat daerah yang berprestasi pindah ke instansi lain

o Droping pegawai tidak

1. Meningkatkan kinerja manajemen

bidang ciptakarya dalam

perencanaan, pelaksanaan dan monev;

2. Meningkatkan jumlah pegawai

bidang cipta karya untuk mengikuti pelatihan dan bimtek keciptakaryaan;

3. Mengalokasikan dana APBD yang

ada didukung dengan sumber pendanaan lainnya seperti dari

APBD Provinsi, APBN Pusat, swasta melalui dana CSR serta lembaga donor untuk

meningkatkan pembangunan keciptakaryaan

a. Sosialisasi dan penyebar luasan semua dokumen

perencanaan yang ada (RPJMD, SSK, RISPAM, SPPIP, RPKPP, RTBL,

Gambar

Gambar 6.  1 Struktur Organisasi Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Depok
Gambar 6.  2 Struktur Organisasi Dinas Tata Ruang dan Permukiman Kota Depok
Gambar 6.  3 Struktur Organisasi Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Depok
Gambar 6.  4 Struktur Organisasi Badan Lingkungan Hidup Kota Depok
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pemeriksaan medis dinilai dengan skor yang dihitung dari jayvaban contoh atas 12 pertanyaan mengenai tinggi badan, berat badan, pemeriksaan perut, pemeriksaan

Berdasarkan pengamatan dan analisa yang dilakukan, hasil belajar dari pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I ini belum menunjukkan hasil yang memuaskan.

Upaya kesehatan lingkungan rumah sakit meliputi kegiatan yang kompleks yang memerlukan penanganan secara lintas program dan lintas sektor serta berdimensi multi disiplin, untuk itu

Dengan demikian daya ledak yang dihasilkan pada Kelompok-1 juga tinggi dibandingkan dengan kelompok-2, hal ini terbukti dari hasil lompatan atau tes akhir yang dihasilkan

Kohesi adalah gaya tarik menarik antarpartikel zat sejenis. Adhesi adalah gaya tarik menarik antar partikel yang tidak sejenis. Cembung dan cekungnya permukaan zat cair di dalam

Akan temuan penelitian ini menunjukkan bahwa informan dapat membaur dan mengapresiasi adanya perbedaan satu sama lain sehingga dapat menjalin hubungan dengan

“Faktor pendukung penggunaan media belajar wall chart dalam pengembangan kreatifitas belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih di MA Matholiul Huda Pucakwangi Pati adalah kesabaran,

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Laporan Akhir yang telah saya buat ini dengan judul “ Aplikasi RFID Sebagai Identifikasi pada Prototype Pengatur Solenoid Valve