• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEKUATAN KELEMAHAN

 Memiliki Lembaga Penilai Kesesuaian yang terakreditasi

 Kualitas layanan publik belum sepenuhnya memenuhi standard pelayanan

 Penguasaan teknologi di bidang litbangyasa sudah cukup memadai untuk dikembangkan

 Belum banyak mesin proses yang lengkap dan memadai berskala mini plant yang menunjang kegiatan riset terapan  Memiliki Laboratorium

proses yang potensial untuk dikembangkan

 Paradigma ASN yang belum berorientasi bisnis  Memiliki SDM yang

potensial untuk dikembangkan

 Kondisi peralatan yang dimiliki sebagian besar sudah lama dan butuh biaya pemeliharaan yang relatif besar

 Pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum yang fleksibel

ANCAMAN Strategi ST Strategi WT

 Hadirnya Laboratorium Uji milik Pemda Provinsi sebagai penentu dalam pengambilan keputusan kualitas lingkungan

 Mengembangan ruang lingkup yang tidak dimiliki oleh lab pesaing

 Pengadaan peralatan

 Target pasar Balai sejenis di Provinsi Lampung

 Pelayanan yang efisien dan terpadu sehingga dapat menurunkan harga dan memberikan

pelayanan satu atap  Kehati-hatian Industri

dalam penerapkan hasil litbangyasa  Perbanyak litbangyasa problem solving  Pesatnya Teknologi berdampak pada kecanggihan peralatan sementara Baristand masih menggunakan peralatan lama

40 | R e n s t r a 2 0 2 0 - 2 0 2 4

2. Strategi

Dari proses perumusan dan analisis lingkungan internal dan eksternal, maka didapatkan beberapa strategi. Strategi-strategi tersebut diharapkan bisa menjadi instrumen untuk menjalankan kebijakan yang telah dirumuskan. Berdasarkan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan, maka langkah strategis yang dapat dilakukan adalah:

Kebijakan I : Peningkatan kemampuan litbang yang memanfaatkan sumber daya alam lokal.

a. Sinergi dengan lembaga terkait. Lembaga-lembaga riset baik dari instansi daerah (Pemerintah Daerah Provinsi), Perguruan Tinggi maupun instansi pusat (LIPI dan BPPT) pernah melakukan kajian dan riset pada produk lokal dalam berbagai perspektif. Akan sangat optimal apabila kepakaran masing-masing lembaga tersebut dikolaborasikan.

b. Link to industry. Survey dan pendekatan ke industri khususnya industri kecil untuk menyerap sebanyak mungkin informasi dan memasarkan hasil-hasil litbang agar kegiatan litbangyasa memberi manfaat pada industri.

Kebijakan II : Peningkatan kemampuan litbang yang memecahkan permasalahan di industri.

a. Peningkatan sarana dan prasarana libangyasa dan layanan jasa. Peningkatan keahlian peneliti/perekayasa perihal teknologi proses sangat dikaitkan dengan pemahaman tentang proses produksi setidaknya pada skala IKM. Untuk itu permesinan yang merupakan replika peralatan proses produksi pada IKM perlu dimiliki dan dikuasai untuk kemudian ditingkatkan teknologinya.

b. Pemetaan kompetensi SDM.

Meletakkan kompetensi dasar masing-masing peneliti untuk selanjutnya membuat data base kompetensi dan merencanakan jenis kepakaran yang akan dimiliki masing-masing peneliti/perekayasa.

Kebijakan III: Peningkatan kapasitas kelembagaan dalam rangka penerapan standardisasi.

a. Link to media. Mengenalkan kepada masyarakat luas akan keberadaan Balai Riset dan Standardisasi Industri Bandar Lampung, dan karya yang telah dihasilkan dengan mengoptimalkan media sosial.

b. Peningkatan sarana dan prasarana libangyasa dan layanan jasa. Salah satu keunggulan Balai Riset dan Standardisasi Industri Bandar Lampung yaitu memiliki Lembaga Inspeksi Teknis yang tidak dimiliki instansi/lembaga lain di provinsi Lampung. Keunggulan ini harus diperkuat dengan modernisasi peralatan dan penambahan ruang lingkup baru seiring dengan semakin ketatnya regulasi. Selain itu, dalam rangka penguatan Lembaga Sertifikasi Produk oleh kementerian Perindustrian, akan berdampak pada penguatan lembaga Penguji yang menjadi pendukung utama penerapan standard (SNI).

c. Pemetaan kompetensi SDM.

Kemampuan teknis analis, inspektur, auditor, evaluator, dan petugas pengambil contoh, harus dipetakan untuk kemudian ditingkatkan mengimbangi perkembangan ruang lingkup kemampuan Lembaga Penilai Kesesuaian.

Kebijakan IV: Peningkatan kompetensi SDM Balai Riset dan Standardisasi Industri Bandar Lampung.

a. Link to Industry

Pendekatan ke industri dibutuhkan untuk memutakhirkan informasi dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh Peneliti dan Perekayasa. Dengan memahami permasalahan pada industri akan memberikan stimulus pada para peneliti/perekayasa untuk memahami dan memecahkan permasalahan tersebut. b. Pemetaan kompetensi SDM

Selain melalui diklat, pola pemagangan SDM Baristand ke industri bisa menjadi kiat yang efektif untuk mengenal teknologi dan permasalahan yang dialami industri. Ini akan menambah wawasan dan pemahaman SDM dan mencari alternatif permasalahan pada industri sejenis.

Selain itu kemampuan operasional administrasi dan tata kelola bagi para petugas administrasi harus selalu di mutakhirkan seiring perkembangan teknologi informasi.

Semua ini akan terlaksana dan efektif apabila kompetensi SDM masing-masing dipetakan dalam sebuah data base.

42 | R e n s t r a 2 0 2 0 - 2 0 2 4

3. Kerangka Regulasi

Agar program dan kegiatan Baristand terlaksana dan selaras dengan kebijakan dan strategi yang telah dirumuskan maka perlu adanya aturan dan ketetapan.

Tabel 3.4. Kerangka Regulasi Baristand Industri Bandar Lampung No. Kebutuhan Regulasi Urgensi Pembentukan Berdasarkan Evaluasi Regulasi Eksisting, Kajian dan Penelitian Seksi Penanggung Jawab

Seksi Terkait Target Waktu 1 Ketetapan Kepala Balai tentang Fokus Kemampuan Penelitian, Pengembangan dan Perekayasaan Baristand Industri Bandar Lampung

Hasil Kajian Kepala seksi Teknologi Industri Kepala Sub Bagian Tata Usaha 2020 2 Ketetapan Kepala Balai tentang pembentukan tim kajian kelayakan pengembangan kapasitas Lembaga Penilai Kesesuaian Temuan Audit Eksternal (KAN) Hasil kuesioner dan

survey pelanggan Kepala seksi Standardisasi dan Sertifikasi Kepala Sub Bagian Tata Usaha 2021 3 Ketetapan Kepala Balai tentang pembentukan tim penilai kompetensi SDM Jasa Teknis Baristand Industri Bandar Lampung Temuan Audit Eksternal (KAN) Kepala seksi Program dan Pengembanga n Kompetensi Kepala Sub Bagian Tata Usaha 2021 4. Kerangka Kelembagaan

Berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian No. 49/M-IND/PER/6/2006 tentang Organisasi dan Tata Laksana Balai Riset dan Standardisasi Industri, organisasi Balai Riset dan Standardisasi Industri Bandar Lampung dipimpin oleh Kepala Balai dan dibantu oleh satu Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan 4 Kepala Seksi. Selain itu juga Kepala Balai dibantu oleh kelompok Fungsional.

Gambar 3.1. Struktur Organisasi Baristand Industri Bandar Lampung KEPALA BALAI SUB BAGIAN TATA USAHA SEKSI TEKNOLOGI INDUSTRI SEKSI PROGRAM DAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI KOMPETENSI SEKSI STANDARDISASI DAN SERTIFIKASI SEKSI PENGEMBANGAN JASA TEKNIK KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

44 | R E N S T R A 2 0 2 0 - 2 0 2 4

BAB IV

Dokumen terkait