• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Lingkungan .1 Kondisi Tapak

Dalam dokumen BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN (Halaman 25-36)

Gambar 4.34 Lokasi Tapak / Kampung Palbatu

Lokasi Kampung Batik palbatu terletak di Jl. Palbatu, Tebet, Jakarta Selatan. Kemudian untuk pembangunan kawasan pusat batik terletak pada lokasi yang sama. Pemilihan lokasi ini karena terletak berdekatan dengan Kampung Batik Palbatu sehingga memudahkan akses bagi para penduduk, pekerja dan juga wisatawan yang akan mengunjungi kawasan pusat batik dan juga Kampung Batik Palbatu.

Gambar 4.35 Lokasi dan Luasan Tapak

Kondisi tapak adalah sebagian tanah kosong dan juga perumahan. Berdasarkan keterangan yang di perolah dari tatakota jakarta lahan ini terbagi menjadi 2 bagian yang berfungsi sebagai Wsd / Wkc / D2. Yang dimaksud dengan WSD adalah Wisma Sedang, WKC adalah Wisma Kecil dan D2 adalah Deret dengan 2 lantai. Maka dari itu bangunan yang terdapat dalam tapak dapat beragam namum tetap sesuai dengan peruntukkan lahan yang diberlakukan oleh pemerintah Kota DKI Jakarta. Berikut ini adalah rincian dan perhitungan peruntukkan lahan secara lengkap :

• Peruntukkan Lahan : Wsd / Wkc / D2 Wisma Sedang / Wisma Kecil / Deret 2 Lantai

• Lokasi Tapak : Jl. Palbatu Tebet,Jakarta Selatan • • Luas Lahan KDB : 4840 m2 : 40%

Luas lantai dasar yang dapat dibangun : 40% x 4840 m2 = 1936 m2

• KLB : 2

Luas total bangunan yang dapat dibangun : 2 x 4840 m2 = 9680 m2

69

4.3.4 Pencapaian

Cara untuk memasuki tapak dan Kampung Palbatu dapat di akses melalui 2 jalan utama, yaitu Jl. Casablanca dan Jl. Prof. Dr. Sutomo. Kemudian terdapat Jl.Palbatu yang biasa digunakan sebagai akses utama menuju Kampung Batik Palbatu.

Gambar 4.36 Sirkulasi Kendaraan di Sekitar Tapak

Gambar 4.37 Sirkulasi Pejalan Kaki di Sekitar Tapak

Kedua jalan primer yaitu Jl. Casablanca dan Jl. Prof. Dr. Sutomo memiliki intensitas kepadatan lalu lintas yang cukup tinggi, terutama pada pukul 11 pagi sampai 3 sore yang biasa menyebabkan kemacetan dan polusi baik udara maupun suara. Begitu juga dengan jalan sekunder yaitu Jl. Palbatu yang kadang dijadikan jalan pintas bagi kendaraan yang berasal dari arah casablanca menuju tebet pada pukul 4 sore sampai 7 malam jalan ini terkadang

dipadati oleh kendaraan bermotor pada hari-hari tertentu seperti senin dan jumat.

4.3.5 Akses Kendaraan

Arah sirkulasi kendaraan pada jalan primer dan sekunder menjadi pertimbangan pemilihan jalur masuk ke dalam tapak. Berdasarkan pertimbangan terdapat 2 alternatif jalur masuk ke dalam tapak.

Pemilihan entrance untuk bangunan sarana kebudayaan harus mengutamakan kenyamanan dan keindahan pada saat memasuki bangunan agar image bangunan dapat terlihat dengan baik. Oleh karena itu pertimbangan yang di ambil pada saat penentuan jalur masuk ke dalam tapak berdasarkan kenyamanan dari pengguna jalan baik untuk kendaraan bermotor dan juga pejalan kaki.

71

Tabel 4.4 Perbandingan alternatif entrance ke dalam tapak

ALTERNATIF 1

Keuntungan Kekurangan

- Akses melalui jalan utama - Mendapat view ke arah jalan besar

Jl.Palbatu

- Akses mudah bagi kendaraan

- Sirkulasi kendaraan cukup menghabiskan sebagian tapak

- Akan terjadi crossing bagi lalu lintas dari arah jl. Casablanca

ALTERNATIF 2

Keuntungan Kekurangan

- Akses melalu jalan yang tidak padat - Akses dilalui angkutan umum

- Akses mudah bagi pejalan kaki

-Tidak bisa mendapat view ke arah jalan utama

Kesimpulan :

• Pemilihan entrance untuk kendaraan bermotor menggunakan alternatif 1 karena lebih mudah bagi kendaraan dan jalur keluar masuk kendaraan berada di jalan besar sehingga tidak menyebabkan kepadatan

• Pemilihan entrance bagi pejalan kaki menggunakan alternatif 2. Karena pejalan kaki lebih diutamakan dan membuat pejalan kaki dapat masuk langsung ke bagian dalam area bangunan.

4.3.6 Analisa Matahari

Gambar 4.38 Analisa Matahari

Matahari terbit dari bagian kanan tapak dan tenggelam di bagian kiri tapak. Sehingga dari arah matahari ini dapat dianalisa untuk kemudian menjadi acuan menetukan zoning dan juga orientasi pada masa bangunan. Berikut ini adalah hasil dari analisa dan menjadi 2 alternatif yang dapat di aplikasikan pada kawasan ini:

73

Tabel 4.5 Perbandingan alternatif zoning dan orientasi terhadap matahari

ALTERNATIF 1

Keterangan Kesimpulan

- Area komersil memanjang di sisi utara menonjolkan sisi komersil pada jalan

- Area Sanggar berada ditengah antara wisma dan komersil memiliki view yang sedikit

- Area Wisma berada di belakang memiliki view ke arah kampung palbatu

Alternatif 1 memiliki kelebihan dalam area komersil yang berada di jalan utama

Namun untuk karena area sanggar berada di tengah, memiliki view yang kurang baik

ALTERNATIF 2

Keterangan Kesimpulan

- Area komersil memanjang di timur sebagai lokasi yang paling menjual

-

- Area sanggar berada di bagian barat, karena memiliki fungsi untuk menjemur pada sore hari

- Area Wisma berada di belakang memiliki view ke arah kampung palbatu

Alternatif 2 mempunyai kelebihan dalam peletakkan area komersil di timur Area sanggar berada di barat sehingga seluruh bangunan mendapat sinar matahari barat

Kesimpulan :

• Alternatif ke 2 dipilih sebagai zoning utama bangunan. Karena posisi area komersil diutamakan di letakkan di bagian barat

• Area sanggar yang terkena matahari barat dapat ditanggulangi dengan meminimalisasi bukaan dan menggunakan shading sebagai fasad

4.3.7 Analisa Angin

Gambar 4.39 Analisa Angin

Di Kota Jakarta arah angin rata-rata berhembus dari barat laut menuju tenggara. Pada kawasan ini angin yang didapatkan dari arah barat laut adalah udara polusi yang di sebabkan oleh lalu lintas kendaraan pada flyover kasablanka yang terdapat pada bagian utara tapak.

Untuk itu perlu adanya penghijauan di sepanjang bagian utara tapak untuk memfiltrasi kualitas udara yang akan masuk ke dalam tapak dan bangunan dan juga sebagai penurun suhu udara di dalam tapak.

75

Tabel 4.6 Perbandingan alternatif dalam analisa angin

ALTERNATIF 1 Memberikan penghijauan sebagai filtrasi terhadap polusi udara Penghijauan juga berfungsi sebagai penurun suhu di dalam tapak ALTERNATIF 2 Memberikan bukaan pada bangunan agar angin dapat masuk dan keluar bangunan dengan mudah Memberikan shading dengan tanaman agar polusi udara yang masuk dapat di filtrasi

Dari kedua alternatif tersebut, yang paling memungkinkan untuk diterapkan adalah alternatif 1. Karena dengan adanya penghijauan disekitar tapak maka angin yang masuk ke dalam tapak akan terfiltrasi walaupun tidak seluruhnya dan juga sebagai penurun suhu didalam tapak.

4.3.8 Analisa Kebisingan

Gambar 4.40 Analisa Kebisingan

Kebisingan yang utama terjadi pada pagi hari hingga sore hari di Jl.Casablanca tepatnya di Flyover yang persis berada di sebelah utara tapak. Banyak lalu lintas kendaraan dan juga pada saat ini sedang terjadi pekerjaan pembangunan MRT pada jalan tersebut. Sehingga pada pagi dan sore hari dimana jumlah kendaraan bertambah terjadi kemacetan. Tetapi pada kemacetan hanya terjadi pada jalur dari dan menuju flyover casablanca dengan begitu jalan yang berada tepat di utara tapak tidak terjadi kemacetan.

Kemacetan juga kadang terjadi di Jl.Palbatu yang berada di sebelah selatan tapak. Tetapi kemacetan ini jarang terjadi, hanya pada saat-saat tertentu saja. Apabila terjadi kemacetan biasanya terjadi pada sore hari pada saat jam pulang kantor.

Selain kendaraan, sumber kebisingan juga terdapat di sebelah barat tapak karena terdapat kegiatan perkantoran dan banyak keluar masuk kendaraan besar seperti truk.

77

Tabel 4.7 Perbandingan alternatif dalam analisa kebisingan

ALTERNATIF 1 Memberikan area ruang komunal sebagai buffer Ruang komunal juga menjadi pembatas antara area hunian dengan area komersil ALTERNATIF 2 Menempatkan ruang komunal di bagian tengah bangunan yang dapat menjadi wadah berkumpul Bagian barat dijadikan parkir mobil agar tehindar dari kebisingan jalan raya

Dari kedua alternatif tersebut, alternatif kedua lebih memiliki pengaruh untuk menanggulangi kebisingan yang ada diluar tapak dan juga dapat memberikan ruang terbuka di dalam tapak. Ruang taman tersebut dibuat cukup besar dan memanjang agar dapat menjadi pemisah antara area yang memiliki kebisingan tinggi dan area hunian yang harus dihindarkan dari kebisingan baik dalam tapak ataupun dari luar tapak.

4.4 Analisa Manusia

Dalam dokumen BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN (Halaman 25-36)

Dokumen terkait